1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Salah satu kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses pembelajaran membutuhkan konsentrasi belajar. Tanpa konsentrasi belajar, maka peristiwa belajar itu sesungguhnya tidak ada atau tidak berlangsung. Permasalahan yang ada pada mahasiswa adalah mereka sering kurang mampu berkonsentrasi atas apa yang dipelajarinya. Entah memikirkan pekerjaan rumah, orang lain, sesuatu yang akan dikerjakan, dll. Salam (2004: 12) menyatakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan menyampingkan semua hal lain yang berhubungan. Konsentrasi merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam diri setiap manusia yang berfungsi untuk pengambilan pelajaran maupun keputusan. Akibat dari ketidak konsentrasian mahasiswa, maka hasil belajar pun tentu sangat rendah atau tidak optimal. Berdasarkan penelaahan para ahli
pendidikan, penyebab rendahnya
kualitas dan prestasi belajar seseorang, sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampuan orang tersebut untuk dapat melakukan konsentrasi belajar. Padahal,
2
bermutu atau tidaknya suatu kegiatan belajar atau optimalnya hasil belajar seseorang sangat bergantung pada intensitas kemampuan konsentrasi belajar dirinya. Slameto (2003: 54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah: 1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. 2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar diri individu. Menurut Hamalik (2001: 194) belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku dan lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar. Di mana lingkungan belajar terdiri dari: a. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya. b. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat, baik kelompok besar atau kelompok kecil. c. Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar. d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat, mendeskripsikan dan memprediksi hubungan dan pengaruh antara faktor lingkungan terhadap konsentrasi belajar mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada mahasiswa angkatan 2013 karena aktivitas perkuliahan mereka yang padat dituntut untuk serius dan fokus untuk belajar, maka dibutuhkan konsentrasi yang lebih karena pada masa inilah banyak faktor yang mempengaruhi mereka, baik dari luar maupun dari dalam diri mereka sendiri.
3
Selain itu, pada masa inilah seorang mahasiswa harus bisa menyikapi bagaimana mereka melakukan pilihan dalam menggunakan waktu luangnya maupun terkait dengan apa-apa yang dikonsumsinya karena mereka tidak ada yang mengawasi dan pengaruh interaksi mereka dengan mahasiswa lain atau dengan masyarakat sekitar. Misalnya, mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013 beberapa diantaranya mengikuti organisasi kemahasiswaan yang memiliki program kerja, sehingga anggotanya memiliki kegiatan organisasi yang padat sesuai dengan program kerjanya. Oleh karena itu, mereka harus bijak menyikapinya supaya konsentrasi belajar mereka tidak terganggu, serta mereka berada pada situasi harus memilih mendahulukan kepentingan organisasi atau perkuliahannya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013)”.
1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah variabel apa yang paling berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013.
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan untuk mengarahkan agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Untuk itu peneliti membatasi masalahnya, yaitu: a. Analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. b. Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013.
4
c. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor fisiologis, psikologis, keluarga dan teman, tempat tinggal, akademik dan organisasi, yang mempengaruhi konsentrasi belajar mahasiswa.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor lingkungan terhadap konsentrasi belajar mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas MIPA USU angkatan 2013 yang diinterpretasikan melalui analisis jalur.
1.5 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Dapat menambah wawasan peneliti dan pembaca tentang analisis jalur. 2. Dapat menambah referensi bagi pembaca dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang. 3. Dapat menambah wawasan peneliti dan pembaca sekalian dalam proses mendapatkan data di lapangan melalui penelitian survei. 4. Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam menghadapi kondisi lingkungan yang sering dihadapi dalam pencapaian belajar yang baik.
1.6 Tinjauan Pustaka Analisis jalur (Path Analysis) adalah keterkaitan hubungan/ pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat di mana peneliti mendefinisikan secara jelas bahwa suatu variabel akan menjadi penyebab variabel lainnya yang biasanya disajikan dalam bentuk diagram. Di dalam diagram ada gambar panah-panah yang menunjukkan arah pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan tanda panah satu arah. Teknik analisis jalur (Path Analysis) pertama kali dikembangkan oleh Sewall Wright pada tahun 1939 (Noor, 2011: 225). Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis jalur digunakan untuk
5
melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/ reciprocal). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen yang dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel dependen yang disebut variabel endogen (Endogenous). Menurut Riduwan dan Engkos (2007: 116) pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: a. Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen (variabel penyebab X) terhadap sebuah variabel endogen (variabel akibat Y), misal: X1
Y.
b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen, misal: X1
X2.
Menurut Sarwono (2007: 2) sebelum melakukan analisis jalur, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linier dan aditif. 2. Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari sumber yang sama. 3. Variabel residual (yang tidak diukur) tidak boleh berkorelasi dengan salah satu variabel dalam model. 4. Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah. 5. Adanya rekursivitas, artinya semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping). 6. Terdapat ukuran sampel yang memadai.
1.7 Metodologi Penelitian 1. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung dari sampel yang diteliti, yang diperoleh melalui survei menggunakan kuesioner/ angket dan pengukuran variabelnya menggunakan skala likert.
6
2. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari kuesioner yang diisi oleh responden, maka dilakukan tahap pengolahan data meliputi: a. Editing, yaitu meneliti jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh responden, apakah telah sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner. b. Tabulasi, yaitu memberikan skor terhadap jawaban responden berdasarkan skala pengukuran yang telah ditentukan. c. Menguji validitas dan reliabilitas data hasil kuesioner. d. Melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. 3. Analisis Data a. Uji asumsi: normalitas dan multikolinearitas. b. Merumuskan dan menggambarkan diagram jalur dengan persamaan strukturalnya. c. Menghitung koefisien korelasi antar variabel. d. Menghitung koefisien jalur. e. Menghitung koefisien determinasi. f. Menguji koefisien jalur: a) Untuk melihat pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen digunakan Uji t. b) Untuk melihat pengaruh variabel eksogen secara keseluruhan terhadap variabel endogen digunakan Uji F. g. Model analisis jalur. h. Kesimpulan.