BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada era modernisasi ini, penggunaan teknologi jaringan dalam setiap bidang merupakan bagian dari kebutuhan dalam hidup manusia, terutama dalam mempermudah manusia melakukan aktifitas. Salah satu cara pemanfaatan teknologi jaringan adalah dengan pembuatan sistem keamanan. Dengan memanfaatkan teknologi diharapkan meningkatkan keamanan ke tingkat selanjutnya Penggunaan teknologi jaringan sudah dianggap sebagai salah satu solusi yang ada dalam masalah, baik bidang sistem informasi maupun bidang-bidang yang lain, termasuk bagian keamanan. Dikarenakan teknologi memiliki banyak keunggulan dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pemakai. Media keamanan dengan menggunakan basis teknologi jaringan sudah sangat umum dipakai dalam implementasi keamanan suatu lingkungan. Dengan keamanan berbasis teknologi jaringan, dapat menambah, meningkatkan dan melengkapi fitur keamanan sebagai salah satu basis perancangan keamanan jaringan. Sekarang, CV Kursata Properti Indonesia ingin memberikan inovasi yang akan diterapkan kepada cluster yang akan dijual, untuk mendukung kenyamanan antara CV Kursata, pemilik tanah, dan konsumen yang nantinya akan membeli properti. CV Kursata dan pengembang tanah menginginkan sebuah sistem keamanan yang berbasis teknologi jaringan karena produk properti dengan nama cluster “The Foreland Residence” yang berada di daerah Tanjung Barat Jakarta Selatan tergolong cluster baru dengan harga tinggi, sehingga membutuhkan keamanan yang lebih baik dari cluster sebelumnya. Keamanan
yang
diterapkan
pada
cluster
umumnya
masih
bersifat
konvensional, mulai identifikasi pada saat di pos penjagaan, proses dan campur tangan dari penjaga yang berbeda, pemberian kartu terhadap warga diluar cluster, kunci standard dan kunci gembok dari masing-masing individu terhadap rumah yang ditempatinya, penjagaan yang tidak selalu berkeliling cluster dan penjaga yang terkadang berkumpul hanya di suatu titik cluster, dan faktor luasnya cluster sehingga keamanan konvensional ini tidak efektif untuk
1
2 keamanan suatu rumah, ditambah memang desain dari cluster yang tanpa pagar. Berdasarkan data yang didapatkan berdasarkan survey dari marketing CV. Kursata dan beberapa penjaga setempat dari 3 proyek yang telah diselesaikan oleh CV. Kursata, yaitu Griya Torina Jatiasih, Bella Vista Pondok Gede, dan Griya Torina Keranji Jagakarsa. Rasio pencurian dalam sebulan sebanyak 1-3 kali dalam sebulan pada bulan Agustus sampai September. Faktor permasalahan tambahan dari informasi 3 cluster tersebut adalah peluang tindakan kriminal baik dari internal seperti warga sekitar cluster atau penjaga yang berniat melakukan kejahatan, dan eksternal seperti warga diluar cluster yang paham dengan kondisi lingkungan cluster yang memiliki peluang untuk dapat melakukan tindak kejahatan seperti pencurian. Peluang tersebut diperparah dengan beberapa kondisi seperti, hari-hari libur nasional, mudik tahunan, libur karena acara keagamaan seperti idul fitri dan natal, dan lingkungan cluster yang sepi sehingga tindak kriminal menjadi lebih mudah Berdasarkan data yang dihimpun website cnnindonesia.com(2015), kasus-kasus pencurian kerap terjadi di Jakarta sepanjang 2014 hingga akhir januari 2015, Angka kasus pencurian dengan kekerasan (curas) mencapai 904 kasus. Sementara kasus pencurian disertai pemberatan (curat) sebanyak 3.515 kasus. Tindak pencurian kendaraan bermotor (curanmor) sebanyak 3.162 kasus. Berkaca dari data statistik terakhir BPS DKI Jakarta, ada lima kelurahan di Jakarta yang memiliki angka indeks kerawanan keamanan paling tinggi, yakni Kali Baru (Jakarta Utara), Kampung Rawa (Jakarta Pusat), Galur (Jakarta Pusat), Penjaringan (Jakarta Utara), dan Kampung Melayu (Jakarta Timur). Berdasarkan data yang diperoleh dari CNN Indonesia, CV Kursata ingin meningkatkan keamanan dengan pengaplikasian keamanan yang sebelumnya dirasakan para warga masih rentan dan sederhana. Proses kejahatan baik internal dan eksternal inilah yang ingin Kursata hindari sehingga tidak menimbulkan kerugian dan keresahan. Ada banyak produk-produk yang dapat diaplikasikan kepada sistem keamanan. Sistem keamanan menggunakan sidik jari, kelebihan dari sistem sidik jari adalah harga yang murah, lalu banyaknya otentikasi pengenalan sidik jari sehingga data menjadi lebih akurat, data mudah di olah dan id dari sidik jari
3 tersebut tidak bisa dipalsukan, digandakan, atau diberikan kepada orang lain. Kekurangannya adalah sensor pada mesin sidik jari tidak bisa mengenali sidik jari yang basah dan rusak. Lalu mesin sidik jari yang bisa kadaluarsa, dan rusak karena pemakaian atau human error karena kontak langsung dengan mesin, permukaan sensor yang kotor, atau lampu sensor mati. Dan adanya nilai konstan yang dapat diterima oleh mesin sidik jari. Lalu sistem keamanan jaringan menggunakan voice recognition. Kelebihannya adalah mempermudah aktifitas untuk lock unlock karena cepat. Namun kekurangan dari mesin voice recognition adalah tidak ideal di tempat yang bising, sukar menerima suara karena input yang diterima haruslah sama dengan pengguna, baik dari intonasi dan pelafalan, dan sangat sensitif terhadap perbedaan suara. Terakhir sistem keamanan jaringan menggunakan RFID. Kelebihannya adalah selalu melancarkan sinyal atau frekuensi tertentu sampai menerima sinyal sesuai frekuensinya, Dapat di olah, data yang ditampung lebih banyak dari pada alat bantu lainnya. Ukuran yang sangat kecil, bentuk dan desain yang fleksibel, pembacaan informasi yang mudah. Kekurangannya dalah kekacauan informasi jika terdapat lebih dari 1 chip RFID dalam 1 alat pembaca, informasi yang diterima salah, gangguan frekuensi yang dipengaruhi oleh frekuensi lain dan privasi seseorang akan otomatis akan berkurang karena informasi dapat diterima orang lain jika orang tersebut memiliki alat pembaca RFID. Pihak CV. Kursata membutuhkan aplikasi sistem keamanan dengan rencana berbasis Android sesuai survei penggunaan smartphone Android di Indonesia, berdasarkan survei penggunaan Android di Indonesia dari data website tekno.kompas.com(2014). Pengguna Android naik dari 37,75% ke angka 43,75% di pertengahan tahun 2014 dan sistem operasi lain turun dari 51,11% ke angka 45,61%, dan juga memanfaatkan internet dalam proses pencegahan
kriminalitas
untuk
mengurangi
kerugian-kerugian
yang
ditimbulkan kepada konsumen, serta meningkatkan efektivitas keamanan dimasa depan. Proses pencegahan kriminalitas yang dimaksud untuk melindungi aset-aset rumah yang terletak dalam rumah tersebut.
4 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi: 1. CV. Kursata dan pengembang “The Foreland Residence” menginginkan keamanan dengan mengubah keamanan yang konvensional menjadi keamanan dengan memanfaatkan teknologi jaringan, Raspberry Pi dan smartphone untuk sistem penguncian rumah untuk upaya pencegahan tindakan kriminal yang bisa terjadi pada produk yang mereka jual.
1.3
Ruang Lingkup Untuk
membatasi
arah
dari
penulisan
skripsi
sehingga
tidak
menyimpang, maka dibuatlah ruang lingkup. Batasan-batasan yang akan dibahas: 1. Media transmisi data menggunakan media koneksi Wifi dan Bluetooth. 2. Database Management System (DBMS) yang digunakan adalah MySQL. 3. Perangkat mini computer sebagai perantara yang digunakan adalah Raspberry Pi 2 Model B. 4. Fokus penelitian adalah tersampainya data di Database server, sehingga terdaftar dan dapat mengakses pintu serta fungsi lock unlock 5. Smartphone yang digunakan berbasis Android Lollipop
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah
dan
meningkatkan
keamanan
rumah
dari
sistem
konvensional yang menggunakan kunci menjadi sistem teknologi penguncian berbasis Android. 2. Memberikan keamanan individual kepada suatu rumah didalam cluster. Manfaat yang didapatkan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Para pemilik dapat memantau siapa saja yang telah membuka pintu didalam rumahnya. 2. Selain memantau, para pemilik saja yang mempunyai akses kontrol penuh untuk penguncian rumah yang ditempatinya.
5 1.5
Metodologi Penelitian Metode yang kami implementasikan didalam penulisan meliputi 2 bagian metode yaitu:
1.5.1 Metode Pengembangan dan Pengumpulan Data Metode yang digunakan saat mengembangkan dan mengumpulkan data menggunakan UML dan fact finding. UML sangat tepat digunakan saat membuat aplikasi dengan orientasi berbasis objek. Sementara fact finding digunakan untuk memahami dokumentasi untuk mendapatkan pemahaman tentang
data
menggunakan
di
lapangan,
kuisioner,
dan
masalah
didalam
perusahaan,
prototyping.Penelitian
penelitian
dilakukan
untuk
membandingkan antara produk yang dibuat dengan produk yang sudah ada, selain itu kuisioner digunakan untuk menanyakan ke beberapa pengguna yang berpotensi untuk mendapatkan user requirement dan feedback. Terakhir, prototyping digunakan untuk membuat dan mencoba produk itu sendiri.
1.5.2 Metode Perancangan Aplikasi Metode perancangan yang kami gunakan adalah metode Extreme Programming (XP). Dengan tahapan dari perancangan aplikasi yang dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap Planning, Design, Coding, dan Testing (Pressman, Software Engineering: A Practitioner's Approach, 2010) 1. Planning Memahami kasus dan permasalahan serta informasi cluster dan dukungan dari kuisioner, data observasi, hardware dan software yang dibutuhkan yang berfungsi sebagai membantu analisa dan memahami dan memenuhi kebutuhan orang-orang yang tinggal dalam cluster. 2. Design Tahap design adalah tahap perancangan dari sistem penguncian automasi yang akan dibuat. Pada tahap ini akan memanfaatkan Personal Area Network (PAN) (Bluetooth) Peer-to-Peer sebagai koneksi antara smartphone dengan Raspberry Pi, dan memanfaatkan Wireless Local Area Network (WLAN(Wi-fi) dan Client-Server
6 sebagai login Android ke dalam server Database, MySQL sebagai tools me-manage Database. 3. Coding Untuk sinkronisasi sistem penguncian automasi berjalan dengan baik antara hardware dan software, maka untuk penggerak soleneda Raspberry Pi akan dibuat sebuah fungsi menggunakan bahasa pemrograman Python, sementara perintah sistem buka tutup kunci yang ada di dalam smartphone Android akan dibuat menggunakan aplikasi B4A dengan bahasa pemrograman Visual Basic. Akan dilakukan tahap testing untuk memastikan apakah yang dibuat telah sesuai dengan tahap planning. 4. Testing Pada tahap testing, sistem penguncian automasi rumah sudah siap di uji coba oleh konsumen apakah sudah sesuai keinginan apa tidak. Jika sudah sesuai maka sistem penguncian automasi rumah akan langsung diberikan kepada client dan diterapkan di cluster.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini disusun dalam 5 bab, dimana di setiap bab tersebut akan dibagi lagi menjadi beberapa sub-bab yang akan dibahas dengan lebih detail. Berikut sistematika dari setiap bab beserta deskripsi singkatnya:
Bab 1: PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum penulisan skripsi, yang berupa latar belakang penulisan, ruang lingkup pelaksanaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode yang digunakan untuk menulis skripsi serta sistematika penulisan skripsi.
Bab 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab kedua ini akan membahas tentang teori-teori dasar yang menjadi acuan dan teori-teori lainnya yang mendukung penulisan skripsi ini.
7 Bab 3: METODOLOGI Bab ini akan membahas tentang penggunaan metodologi yang dipilih, sistem jaringan yang sedang berjalan, pengumpulan data, analisis data dan identifikasi masalah serta perancangan topologi jaringan yang baru untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Bab 4: HASIL DAN PEMBAHASAN Yang akan dibahas dalam bab ini adalah hasil simulasi rancangan jaringan yang baru sesuai dengan masalah yang dihadapi dan evaluasi hasil rancangan dengan simulasi.
Bab 5: SIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penulisan skripsi disertai dengan saran.
8
9