BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi suatu bangunan terkadang
dijumpai terjadinya segregasi. Segregasi merupakan pemisahan antara bahanbahan pembentuk beton dan dapat menyebabkan terjadinya retak-retak halus setelah pengecoran, sambungan antar pengecoran kurang rapat dan lain sebagainya. Hal tesebut sebaiknya diperbaiki untuk mencegah terjadinya kerusakan di masa mendatang, disamping itu juga untuk menghasilkan finishing yang bagus. Untuk memperbaiki kerusakan tersebut salah satu metode yang dapat dilakukan adalah grouting. Grouting merupakan proses pengisian material pada suatu rongga beton. Rongga tersebut dapat berasal dari retakan beton, sambungan, lubang angkur, lubang tendon pada beton pra tegang dan lain sebagainya. Pengisian material pada rongga dimaksudkan agar rongga tersebut menjadi lebih stabil sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur tersebut. Salah satu hal yang paling mendasar sebagai persyaratan bahan grauting adalah kemampuan mengalir. Maksud dari kemampuan mengalir adalah bahan tersebut dapat mengisi celah-celah yang akan diisi oleh graut tersebut. Pada saat pelaksanaan tidak jarang dijumpai graut mengalami masalah proses hidrasi lebih cepat dari yang direncanakan. Jika proses hidrasi semen terjadi lebih cepat maka bahan graut tersebut sudah tidak dapat digunakan karena kemampuan mengalirnya sudah menurun sehingga pada saat pemompaan campuran graut tidak dapat mengalir dengan baik. Disamping itu kuat tekan dan kuat tarik yang direncanakan tidak sesuai dengan beton yang akan diisi. Untuk mengatasi masalah kemampuan mengalir, kuat tekan dan kuat tarik, beberapa waktu yang lalu telah dilakukan penelitian tentang pengaruh kemampuan mengalir graut pasta dan graut mortar dengan berbagai variasi 1
campuran dan fas terhadap nilai kuat tekan dan kuat tarik dengan menggunakan metode corong alir di Universitas Gadjah Mada oleh Meiyarto (2013) dan Solehudin (2013). Sedangkan untuk mengatasi masalah proses hidrasi semen lebih cepat telah dilakukan penelitian pada beton oleh Asworth (1965) di Liverpool University, Satyarno (2003a), Satyarno (2003b) dan Sintawati (2002) di Universitas Gadjah Mada. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa gula pasir sebagai bahan tambah yang dapat menunda hidrasi semen, meningkatkan workabilitas, serta meningkatkan kuat tarik dan kuat tekan. Perlu adanya inovasi penelitian yang menggabungkan dua penelitian di atas. Penelitian tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran besarnya pengaruh gula pasir pada berbagai variasi campuran graut pasta dan graut mortar dan fas terhadap kemampuan mengalir, nilai kuat tekan dan kuat tarik dengan metode corong alir. Nantinya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan graut pasta dan graut mortar yang akan digunakan sesuai kebutuhan di lapangan.
1.2
Rumusan Masalah Persyaratan utama graut adalah kemampuan mengalir. Semakin encer maka
semakin mudah graut mengalir begitu sebaliknya. Namun, dalam pelaksanaannya di lapangan terkadang kita menjumpai campuran graut yang terlalu kental. Hal tersebut menjadi salah satu kendala pada saat proses pemompaan graut, sehingga setelah bahan dipompa tidak dapat mengalir dengan baik dan akhirnya tidak dapat mengisi celah-celah beton yang akan diisi. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka dilakukanlah penelitan yang berkaitan dengan bagaimana pengaruh kemampuan mengalir jika pada campuran graut pasta dan graut mortar dengan berbagai berbagai variasi campuran dan fas yang diberi bahan tambah gula pasir untuk menunda proses hidrasi semen. Penelitian tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran seberapa besar
2
pengaruhnya bahan tambah gula pasir terhadap bahan graut pasta dan graut mortar. Sehingga hasilnya nanti dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan bahan graut yang akan digunakan sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada di lapangan.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh bahan tambah gula pasir terhadap waktu alir graut pasta dan graut mortar, 2. Untuk mengetahui pengaruh bahan tambah gula pasir terhadap nilai kuat tekan dan kuat tarik graut pasta dan graut mortar, 3. Untuk mengetahui pengaruh gula pasir terhadap waktu pengerasan graut pasta dan graut mortar, 4. Untuk mengetahui pengaruh gula pasir terhadap kemampuan mengalir bahan graut pasta dan graut mortar.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat. Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh bahan tambah gula pasir terhadap waktu alir graut pasta dan graut mortar dengan agregat halus gradasi kasar, 2. Memberikan informasi dan gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan bahan tambah gula pasir pada graut pasta dan graut mortar dengan agregat halus gradasi kasar, 3. Memberikan informasi dan gambaran mengenai nilai kuat tekan dan kuat tarik graut dengan bahan tambah gula pasir pada graut pasta dan graut mortar dengan agregat halus bergradasi kasar sehingga dapat diketahui pekerjaan yang cocok menggunakan graut tersebut dengan kuat tekan yang dihasilkan.
3
1.5
Batasan Penelitian Adapun batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pasir dengan gradasi kasar mhb 3,31 yang berasal dari Gunung Merapi; 2. Semen yang digunakan untuk pengujian graut pasta adalah Semen tipe Portland Pozolan Cement dan Portland Composite Cement dengan merek dagang Semen Gresik, Semen Holcim dan Semen Tigaroda kemasan 40 kg. Sedangkan untuk pengujian graut mortar menggunakan semen tipe Portland Pozolan Cement dengan merk dagang Semen Gresik kemasan 40 kg. 3. Gula yang digunakan adalah gula pasir dari pabrik lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Pabrik Gula Madukismo dengan merek dagang MK dan kadar gula pasir yang digunakan sebesar 0,2% dari berat semen; 4. Perbandingan volume adukan graut untuk mortar menggunakan campuran 1 semen : 0,5 pasir; 1 semen : 1 pasir; 1 semen : 1,5 pasir; dan 1 semen : 2 pasir; 5. Benda uji kuat tekan graut pasta dan graut mortar untuk masing-masing campuran dengan fas terkecil yang masih memenuhi syarat uji alir dan bahan tambah gula pasir berukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm dilakukan pada umur 7 hari, 28 hari dan 90 hari; 6. Benda uji kuat tarik graut pasta dan graut mortar untuk masing-masing campuran dengan fas terkecil yang masih memenuhi syarat uji alir dan bahan tambah gula pasir berbentuk menyerupai angka 8; 7. Fas yang digunakan memiliki ketelitian 0,05; 8. Alat uji waktu alir menggunakan corong alir; 9. Tinjauan difokuskan hanya pada sifat fisik dan mekanik bahan graut pasta dan graut mortar akibat adanya perbedaan perlakuan; 10. Tinjauan kimia tidak terlalu detail, dijabarkan agar dapat mendukung penjelasan perubahan sifat fisik dan mekanis; dan 11. Tinjauan ekonomi tidak diperhitungkan karena akan memasukkan faktorfaktor yang kompleks.
4
1.6
Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh gula pasir terhadap semen ataupun beton
sebagai retarder sebenarnya telah banyak dilakukan diberbagai negara. Namun untuk penelitian tentang mortar sebagai bahan graut dengan bahan tambah gula pasir belum pernah dilakukan sebelumnya. Sedangkan penelitian tentang mortar sebagai bahan graut pernah dilakukan, hanya saja penelitian tersebut belum menggunakan bahan tambah khususnya bahan tambah gula pasir. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan dan kemajuan pengetahuan di bidang ketekniksipilan.
5