BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para usahawan diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut dan mampu menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal. Perusahaan harus memaksimalkan pemakaian sumber daya yang dimiliki agar dapat berproduksi secara optimal, meminimumkan pemborosan dan melakukan produksi yang efisien dan efektif. Perusahaan harus dapat merencanakan pengalokasian biaya – biaya secara tepat, khususnya biaya produksi, karena biaya produksi berkaitan dengan harga pokok produksi. Apabila biaya produksi tinggi maka harga pokok produksi menjadi tinggi sehingga harga jual menjadi relatif mahal. Sebaliknya, apabila biaya produksi rendah, maka harga pokok produksi menjadi rendah sehingga mengakibatkan harga jual menjadi murah dan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba yang optimal. CV Gantar Buana Selaras merupakan salah satu industri manufaktur yang bergerak di bidang Garment dan Souvenir. Lokasi perusahaan berada di jalan alamanda raya no.11 Cibeunying, Bandung. Salah satu produk souvenir yang diproduksi oleh CV Gantar Buana Selaras adalah flashdisk. Flashdisk yang diproduksi memiliki banyak variasi, seperti flashdisk kartu, kulit, kayu, karet dan lain-lain. Dalam menentukan harga pokok produksi, perusahaan masih menggunakan metode tradisional dan dalam menentukan biaya overhead perusahaan masih menggunakan estimasi. Hal tersebut sangat tidak efektif dan efisien, karena bahan baku dan biaya overhead setiap jenis flashdisk berbeda dan akan berpengaruh terhadap biaya produksinya. Maka dari itu, CV Gantar Buana Selaras harus menggunakan metode yang tepat untuk menentukan biaya produksi.
1
Metode Activity Based Costing merupakan metode perhitungan biaya produksi yang tepat digunakan pada perusahaan manufaktur seperti CV Gantar Buana Selaras, karena perusahaan dapat mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk setiap produk melalui analisis setiap aktivitas atau cost pool, dan dapat menghasilkan biaya produksi yang akurat. Maka dilakukan perancangan aplikasi perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode ABC costing dengan harapan dapat membantu perhitungan biaya produksi dan pelaporan kegiatan produksi pada perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas selama proses produksi. b. Bagaimana cara untuk menentukan biaya produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing. c. Bagaimana membuat hasil catatan akuntansi yang terdiri dari jurnal, buku besar serta membuat laporan biaya produksi setiap bulannya.
1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai berikut. a. Dapat mengklasifikasikan biaya-biaya berdasarkan aktivitas selama proses produksi. b. Membuat aplikasi yang dirancang untuk menentukan biaya produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing. c. Dapat menyajikan catatan akuntansi yang terdiri dari jurnal, buku besar serta menghasilkan laporan biaya produksi.
2
1.4 Batasan Masalah Untuk memperjelas ruang lingkup dalam pembahasan proyek akhir ini perlu adanya batasan – batasan masalah yang akan diuraikan sebagai berikut. a. Data biaya yang di input-kan hanya biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya produksi sesuai dengan klasifikasi biaya berdasarkan aktivitas produksi. b. Aplikasi ini hanya menampilkan jurnal biaya produksi. c. Aplikasi ini hanya sampai pada laporan biaya produksi.
1.5 Definisi Operasional Aplikasi perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing adalah sebuah aplikasi yang dapat menghitung biaya produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing dan menghasilkan laporan biaya produksi, sehingga perhitungan biaya produksi di dapat secara akurat karna metode ini menelusuri biaya melalui aktivitas yang dilakukan selama proses produksi.
1.6 Metode Pengerjaan Metodelogi yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini adal ah metodelogi terstruktur Software Development Life Cycle (SDLC) dengan metode waterfall. karena metode ini memiliki struktur yang jelas dalam setiap tahapannya dan aplikasi ini memerlukan proses berkelanjutan.
3
Berikut adalah gambar waterfall model [1] .
Sistem / Rekayasa Informasi Analisis
Desain
Pengodean
Pengujian
Gambar 1- 1 Tahapan Waterfall
a. Analisis, yaitu melakukan proses pengumpulan data dengan cara sebagai berikut. 1) Wawancara Melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara ke perusahaan untuk memperoleh informasi tentang biaya produksi yang terjadi dan penyajian laporan akuntansi. 2) Studi kepustakaan Melakukan studi kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang bersumber pada buku pedoman, literatur yang disusun oleh para ahli, yang ada hubungannya dengan maksud dan tujuan masalah yang diperlukan dalam penulisan dan pembuatan aplikasi. b. Desain, yaitu melakukan proses pengimplementasian kebutuhan dan rancangan fungsionalitas yang didapat dari tahap pertama ke dalam bentuk Flow Map dan Data Flow Diagram (DFD) sebagai diagram yang menggambarkan aliran data dari proses bisnis dan Entity – Relationship Diagram (E-RD) sebagai diagram yang menggambarkan relasi antar entitas yang digunakan dalam database.
4
c. Pengodean, yaitu melakukan proses coding atau pembuatan code dengan menggunakan PHP dan database MySQL yang mengacu pada proses desain dan perancangan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. d. Pengujian, yaitu melakukan proses pengujian terhadap aplikasi yang telah dibangun, bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang terdapat pada aplikasi tersebut.
1.7 Jadwal Pengerjaan Jadwal pengerjaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut. Tabel 1- 1 Jadwal Pengerjaan 2014 Kegiatan
2015
Desember 1
2
3
Januari 4
1
2
3
Februari 4
1
2
3
Maret 4
1
2
3
April 4
1
2
3
Mei 4
1
2
3
4
Analisis Desain Pengodean Pengujian
5