1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu modal terpenting guna membuat suatu bangsa kuat adalah bidang kesehatan. Kesehatan dipengaruhi oleh ...
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu modal terpenting guna membuat suatu bangsa kuat adalah bidang kesehatan. Kesehatan dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi. Ketika perkembangan zaman dan teknologi semakin maju, bidang kedokteran memanfaatkannya untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya, berupa peralatan berteknologi tinggi maupun dalam hal mengkonsultasikan kesehatan pasiennya. Permasalahan yang dihadapi pihak medis adalah kesulitannya dalam melayani konsultasi mengenai penyakit diabetes. Sedangkan dari segi pasien terdapat tiga penyebab utama, penyebab pertama adalah paradigma pasien yang mengatakan bahwasannya dirinya sehat sedangkan pada kenyataannya pasien mengetahui bahwa dirinya memiliki resiko penyakit tersebut dalam keluarga. Penyebab kedua adalah pasien mengetahui bahwa dirinya terkena penyakit tersebut namun karena merasa penyakit tersebut adalah salah satu penyakit yang mematikan pasien mengalami ketakutan untuk melakukan konsultasi. Penyebab ketiga adalah pasien mengetahui penyakit tersebut dan sudah mengkonsultasikannya dengan dokter yang tepat, namun dalam pola makan maupun pola hidup pasien kurang mengikuti saran dokter yang apabila ditelusuri dapat menimbulkan berbagai penyakit baru. Berdasakan berbagai permasalahan tersebut, maka diusulkan untuk membangun sebuah aplikasi pengambilan keputusan bagi penderita diabetes. Aplikasi ini menawarkan berbagai pertanyaan yang biasa diutarakan seorang dokter guna mendiagnosa apakah pasien tersebut menderita diabetes, maupun tidak. Pada nantinya untuk proses diagnosis akan di bantu menggunakan metode Naïve Bayes. Metode Naïve Bayes ini membantu kita dalam menentukan probabilitas seorang pasien dengan gejala tertentu dapat di katakan terkena Diabetes Mellitus atau tidak terkena Diabetes Mellitus berdasarkan 12 gejala sebagai indikator kunci dari
15
Diabetes Mellitus. Pokok utama yang disorot selain diagnosis dalam aplikasi ini adalah mengatur pola asupan kalori harian bagi penderita. Sistem ini akan memberikan berbagai rekomendasi menu sehat yang dapat memaksimalkan kesehatan tubuh penderita dan berbagai keterangan yang tentunya dapat mematahan berbagai mitos kesehatan diabetes yang berkembang dimasyarakat. Selain itu aplikasi ini akan memiliki fungsi pengingat waktu obat yang berguna bagi penderita yang diharuskan mengkonsumsi obat.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang yang sudah diutarakan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah, diantaranya adalah : 1. Bagaimana cara menyediakan fasilitas diagnosis bagi penderita diabetes tanpa harus bertemu dokter? 2. Bagimana cara menyediakan fasilitas bagi penderita dalam mengatur setiap kalori yang masuk kedalam tubuh? 3. Bagaimana cara menyediakan fasilitas informasi mengenai menu makan yang baik untuk penderita diabetes? 4. Bagaimana cara menyediakan fasilitas pengingat bagi penderita diabetes yang diharuskan mengkonsumsi obat maupun pengingat waktu makan? 5. Bagaimana cara menyediakan informasi mengenai berbagai mitos dan fakta diabetes?
1.3 Tujuan Adapun tujuan pembuatan aplikasi ini adalah : 1. Menyediakan simulasi diagnosa pasien melalui berbagai pertanyaan tentang berbagai keluhan yang biasa dikeluhkan pasien. 2. Menyediakan fasilitas guna mengatur asupan kalori setiap harinya. 3. Menyediakan fasilitas informasi mengenai menu makanan yang baik dikonsumsi bagi penderita diabetes.
16
4. Menyediakan fasilitas pengingat bagi penderita yang di haruskan mengkonsumsi obat maupun waktu untuk makan. 5. Menyediakan fasilitas mitos dan fakta mengenai diabetes yang berguna memberikan wawasan pada penderita.
1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah aplikasi ini adalah: 1. Perancangan aplikasi ini disesuaikan dengan anjuran klasifikasi Diabetes Mellitus (DM) yang dianjurkan oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) yang sesuai dengan anjuran klasifikasi Diabetes Mellitus (DM) American Diabetes Association (ADA) 1997. 2. Diagnosis yang diberikan berdasarkan anjuran oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 3. Aplikasi ini tidak dapat diperbaharui jika ada perubahan diagnosis maupun perubahan perhitungan jumlah kalori. 4. Perhitungan diagnosa menggunakan metode Naive Bayes. 5. Tahapan pembuatan aplikasi berdasarkan metode Prototype sampai pada tahap Deployment, Delivery and Feedback 6. Pengembangan aplikasi tidak sampai tahap maintenance.
1.5 Definisi Operasional Aplikasi pengambilan keputusan ini merupakan sarana diagnosis non medis untuk mengetahui keadaan penderita atau bukan penderita DM (Diabetes Mellitus). Aplikasi ini memiliki fitur, diagnosis yang disampaikan berupa serangkai pertanyaan mengenai keluhan yang di alami penderita, penghitungan kalori yang dibutuhkan tubuh, media pengingat minum obat maupun waktu makan, informasi mengenai mitos maupun fakta mengenai DM (Diabetes Mellitus). Aplikasi pengambilan keputusan ini digunakan oleh penderita maupun bukan penderita DM (Diabetes Mellitus). Aplikasi ini dapat digunakan tanpa memerlukan koneksi internet.
17
1.6 Metode Pengerjaan Metode yang digunakan pada aplikasi adalah Prototype.
Gambar 1.6-1 Metode Prototype [12]
Berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan dengan metode prototype : 1. Communication Pada tahap ini developer bertemu dengan user untuk berkomunikasi tentang kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk membangun software tersebut dan mendokumentasikannya. User yang dimaksud adalah pihak medis dan penderita maupun bukan penderita. Kebutuhan terpenting guna membangun aplikasi berupa berbagai macam gejala yang dirasakan oleh penderita, pengumpulan data menggunakan metode kuisioner yang berisi mengenai 12 keluhan dan akan diisi oleh 62 koresponden (Terlampir). Selain itu ada kebutuhan akan perhitungan kalori (Terlampir). 2. Quick Plan Setelah berkomunikasi dengan user, developer secara cepat membuat perencanaan untuk membangun software yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh user dan mendokumentasikannya. Rancangan ini
18
menjadi dasar pembuatan prototype. Dalam perencanaan model proses bisnis digunakan Flowmap. 3. Modeling Quick Design Setelah melakukan perencanaan secara cepat, developer mulai melakukan permodelan perancangan secara tepat berupa timeline, rancangan antar muka (interface design), rancangan database dan mendokumentasikannya. Dalam perancangan database digunakan Entity Relational Diagram (ERD) sebagai rancang model, serta pembuatan mockup desain interaksi pengguna sebagai rancang model user interface. 4. Construction of Prototype Pada tahap ini developer membangun aplikasi yang sesuai dengan data yang telah dikumpulkan pada tahap-tahap sebelumnya. Prototype bertindak sebagai mekanisme untuk mengidentifikasi spesifikasi-spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Jika terdapat kesalahan dalam proses pembuatan aplikasi maka pada tahap inilah saatnya memperbaiki kesalahan yang ada pada saat pembangunan aplikasi. Semua proses pada pembangunan dan perbaikan yang terjadi juga akan didokumentasikan. 5.
Deployment, Delivery and Feedback Setelah pembentukan prototype, maka selanjutnya akan diserahkan kepada user dan kemudian user akan melakukan evaluasi terhadap prototype tersebut. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut sudah benar-benar sesuai dengan kebutuhan user atau belum. Jika masih ada kekurangan, maka pembangunan aplikasi akan diulang dari tahap awal yaitu