BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan bisnis dalam dunia industri mengalami pertumbuhan dengan pesat di Indonesia. Berbagai macam industri sudah banyak menunjukkan perkembang yang meningkat dalam melakukan persaingan yang semakin ketat saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 menurut sumber harian kompas (13 November 2013). Persaingan sering terjadi antar industri yang sama, misalnya industri yang bergerak dibidang makanan. Industri makanan merupakan salah satu industri yang mendapat peluang yang sangat besar untuk terus berkembang sehingga banyak industri sejenis bersaing untuk memberikan kualitas yang memuaskan kepada pelanggan. Setiap perusahaan dituntut untuk bekerja dengan lebih efektif dan efisien dalam menghadapi persaingan yang lebih ketat untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Perusahaan selalu mempunyai persediaan bahan baku dalam melakukan proses produksi. Persediaan bahan baku merupakan salah satu masalah yang penting bagi perusahaan, karena tanpa adanya persediaan bahan baku maka perusahaan akan dihadapkan pada sebuah resiko yaitu tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Persediaan bahan baku akan selalu mengalami perubahan sesuai dengan proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan bersangkutan. Sangat penting bagi perusahaan untuk merencanakan operasional produksi dengan tepat supaya dapat meminimalisir biaya-biaya yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Kesalahan dalam menentukan peramalan persediaan bahan baku akan berpengaruh terhadap keuntungan
perusahaan
yang
tidak
optimal
dan
ketidakefisienan
dalam
mengendalikan persediaan bahan baku yang mengakibatkan persediaan bahan baku menjadi berlebihan atau mengalami kekurangan, hal ini akan berdampak pada laba perusahaan menjadi tidak maksimal. Kelemahan perusahaan biasanya terjadi apabila persediaan bahan baku sudah berlebihan (over stock), hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya penyimpanan yang besar, kerusakan pada bahan baku yang dipengaruhi faktor kimiawi, dan penurunan harga pasar. Kelancaran proses produksi ditentukan oleh ada atau tidak adanya persediaan bahan baku. Apabila persediaan bahan baku tidak ada maka perusahaan tidak dapat melakukan
1
2
proses produksi sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan bila persediaan bahan baku tersedia maka perusahaan dapat memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai. Kesalahan penetapan persediaan terjadi karena perusahaan tidak memiliki model atau sistem yang tepat dalam perusahaan untuk mengendalikan persediaan, misalnya Forecasting dan Inventory Control. Sistem atau model tersebut akan sangat berpengaruh bagi perusahaan untuk dapat membuat keputusan yang berdampak pada keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. Perusahaan dapat meminimalisir harga dengan mengendalikan biaya produksi agar memperoleh laba yang optimal. Biaya produksi dapat dikendalikan perusahaan dengan cara melakukan peramalan penjualan produk pada periode berikutnya yang dijadikan perusahaan sebagai pengambilan keputusan dalam menentukan persediaan bahan baku. Peramalan penjualan biasanya dijadikan perusahaan sebagai metode untuk mencapai profit yang maksimal dan sebagai dasar perencanaan produksi agar tidak terjadi over production yang mengakibatkan stok barang menumpuk maupun under production yang mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan dalam menjual produknya. Hasil dari peramalan penjualan akan berguna bagi perusahaan untuk menentukan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan produksi maupun biaya-biaya lainnya didalam perusahaan. Biaya produksi berhubungan dengan persediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan produksi. Perusahaan harus cermat dalam hal persediaan bahan baku agar tidak terjadi hambatan pada saat kegiatan produksi sedang berlangsung. Persediaan bahan baku yang tidak cermat dapat mengakibatkan kegiatan produksi tidak berjalan dengan lancar dan produksi berhasil dilakukan tidak tepat pada waktunya. Sebaliknya, persediaan bahan baku yang mengalami kelebihan stok akan mengakibatkan pembengkakan biaya persediaan didalam kegiatan produksi. Apabila hal itu terjadi, perusahaan akan mengalami kerugian seperti profit yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai perusahaan dan pelanggan akan berpindah ke perusahaan lain karena tidak mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari perusahaan. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, manajer yang bertanggung jawab pada bagian persediaan harus mengatur dan menetapkan secara tepat kebutuhan bahan baku yang akan digunakan dalam kegiatan produksi agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan persediaan pada saat proses produksi sedang
3
berlangsung. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan cara yang tepat bagi perusahaan dalam mengontrol persediaan bahan bakunya. Persediaan bahan baku merupakan komponen dasar bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan produksi. Namun, yang sering terjadi diperusahaan pada umumnya adalah kesulitan dalam memperkirakan permintaan pelanggan pada periode berikutnya. Persediaan bahan baku baik dalam keadaan kelebihan maupun kekurangan akan membawa dampak buruk buruk bagi perusahaan karena berpengaruh pada pengeluaran biaya yang besar oleh perusahaan. PT. Sederhana ABA dan Mitra adalah sebuah perusahaan yang mengelola restoran masakan Padang yang didirikan oleh Haji Bustaman pada tahun 2013. Restoran masakan Padang ini sudah dikenal oleh kalangan masyarakat yang sering disebut Restoran Sederhana yang ada sejak tahun 1972. Restoran Sederhana memproduksi berbagai makanan khas Indonesia khususnya daerah Padang. Didalam restoran ini terdapat menu yang paling diminati oleh pelanggan, yakni Rendang Daging. Makanan tersebut merupakan salah satu favorit bagi pelanggan sehingga menjadikan makanan ini paling laku dari makanan lainnya yang tersedia di Restoran Sederhana. Rendang Daging sendiri merupakan produk asli yang berasal dari bukit tinggi yang berbahan utama daging sapi dan merupakan menu paling populer yang dikenal masyarakat. Restoran Sederhana sudah memiliki berbagai cabang yang tersebar diseluruh pulau indonesia dan beberapa diluar indonesia, seperti Plaju di daerah Palembang, Rantau Prapat di daerah Medan, Bukit Tinggi di daerah Padang dan Malaysia yang berada diluar indonesia. Pusat dari perusahaan ini terletak pada pulau jawa di daerah DKI Jakarta, berikut juga cabang-cabang yang dibuka oleh perusahaan juga terdapat pada daerah Jakarta, misalnya Cipulir, Cinere, Rawamangun, Melawai, Benhil, Kebon Kacang dan masih banyak lagi. Dari berbagai cabang yang telah dibuka oleh pemilik perusahaan, penulis akan melakukan sebuah penelitian terhadap salah satu cabang yakni, Restoran Sederhana yang berlokasi didaerah Cipulir. Dalam menjalankan sebuah perusahaan akan selalu ada permasalahan dalam proses produksi yang ditentukan oleh persediaan yang dimiliki, yaitu persediaan bahan baku. Perusahaan sering kali mengalami kesulitan dalam menetapkan persediaan bahan baku berdasarkan proses produksi, oleh karena itu perusahaan harus dapat menetetapkan persediaan bahan baku yang diperlukan agar tidak terjadi penumpukan persediaan digudang (over stock). Dalam menyediakan bahan baku,
4
perusahaan harus terlebih dahulu merencanakan berapa jumlah bahan baku yang harus dibeli dengan menghitung forecasting dan inventory. Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi dalam jangka panjang perusahaan harus membeli bahan baku dalam jumlah yang besar dan menyimpannya di gudang. Pembelian bahan baku dalam jumlah yang besar dapat menguntungkan perusahaan karena akan mengatasi masalah kehabisan bahan baku. Sementara itu jumlah persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berakibat pada membengkaknya biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin besar barang yang ada di gudang, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk penyimpanannya. Perusahaan juga harus mengetahui kapan akan melakukan pemesanan ulang demi menghindari kehabisan stok bahan baku, oleh karena itu perusahaan penting untuk melakukan pengawasan atas persediaan bahan baku. Kegiatan ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi penggunaan dalam persediaan bahan baku. Tetapi perlu diketahui bahwa hal ini tidak dapat menghilangkan sama sekali resiko yang timbul akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, melainkan hanya mengurangi resiko sekecil mungkin. Persediaan yang optimal merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan bahan baku. Persediaan yang optimal ini memerlukan perencanaan berapa besar bahan baku yang harus dibeli, kapan bahan baku dibeli agar proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan baku.
Gambar 1.1 Grafik Data Rendang Daging Periode Des’13 – Nov’14 Sumber: PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir
5
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan dapat diketahui kendala yang sedang dihadapi oleh perusahaan yakni, belum mampu mengelola persediaan bahan baku dengan baik, oleh karena itu penulis melakukan penelitian untuk dapat mengatasi kendala yang ada pada PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir. Dari permasalahan yang muncul perusahaan membutuhkan solusi yang sebaiknya diambil untuk mengefesiensikan jumlah pemesanan produk dan memaksimalkan profit perusahaan, maka dari itu penulis memberikan alternatif dengan menggunakan metode peramalan dan persediaan yang mencakup EOQ, EOI dan Min-Max yang merupakan metode yang tepat untuk membantu perusahaan dalam menetapkan proses pengendalian bahan baku sehingga perusahaan dapat meminimalisir biaya persediaan untuk mendapatkan bahan baku yang optimal (Siti Nur Fadillah, 2008). Dari latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian terhadap PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir untuk mengetahui proses pengendalian bahan baku dengan mengeluarkan biaya yang minimum, oleh karena itu penulis memiliki judul penelitian “ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA PT. SEDERHANA ABA DAN MITRA CABANG CIPULIR”.
1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian yang dilakukan penulis di PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir hanya sebatas dibagian operasional yaitu untuk bagian peramalan penjualan dan persediaan produk Rendang Daging yang berbahan utama daging sapi.
1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terdapat beberapa identifikasi masalah yang akan dibahas, anatara lain: 1. Metode apakah yang paling tepat antara Naive Method, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend dan Trend Method untuk meramalkan penjualan pada periode berikutnya di PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir? 2. Berapakah jumlah pemesanan produk yang ekonomis pada PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir?
6
3. Metode persediaan apakah yang dapat memberikan biaya total paling minimum bagi PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir dengan membandingkan metode EOQ, EOI dan Min-Max?
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui metode yang paling tepat antara Naive Method, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend dan Trend Method untuk meramalkan penjualan pada periode berikutnya di PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir. 2. Untuk mengetahui jumlah pemesanan produk yang ekonomis pada PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir. 3. Untuk Mengetahui metode persediaan yang dapat memberikan biaya total paling minimum bagi PT. Sederhana ABA dan Mitra Cabang Cipulir dengan membandingkan metode EOQ, EOI dan Min-Max.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan penulis berdasarkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah untuk melakukan riset ilmiah ke dunia nyata dan mengkaji dalam bentuk tulisan dengan baik.
2. Bagi Perusahaan Untuk membantu perusahaan menetepkan persediaan bahan baku dengan mengeluarkan biaya yang minimum untuk dapat mengoptimalkan keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan pelanggan.
3. Bagi Pembaca Untuk membantu pembaca sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam melakukan penelitian sejenis.
7
1.6 State of The Art
Nama Pengarang Sanny, Haryadi
Lim;
Judul Jurnal
Hasil Penelitian
Sarjono, Forum Ilmiah Volume 10, hasil Nomor
2,
Mei
“Peramalan
2013, mengunakan
enam
Jumlah metode forecasting maka
Siswa/I
Sekolah didapat hasil MAD dan
Menengah
Atas MSE yang terkecil yaitu
Menggunakan Metode
perhitungan
Enam pada
metode
Linear
Forecasting” Regresion dengan MAD
tahun 2013p.198-208.
sebesar
46,7289
dan
MSE sebesar 3.436,682, sehinga
untuk
perhitungan selanjutnya dapat mengunakan hasil metode
forecasting
Linear
Regresion,
dengan
peramalan
jumlah
siswa
tahun
ajaran 2011/2012 sebesar 603
siswa.
perhitungan manual
Hasil secara maupun
mengunakan pendekatan QM
for
windows,
hasilnya tidak berbeda jauh, tetapi tetap ada perbedan,
dimana
perbedan tersebut terjadi karena
masalah
pembulatan
pada
perhitungan
manual,
sedangkan pada program
8
QM for windows tidak ada pembulatan. Syntetos, A A; Boylan, J The E; Disney, S M
Journal
of
Operational
the Bidang
perencanaan
Research persediaan
dan
Society Volume 60, May peramalan
telah
01605682, mengalami
kemajuan
2009,
ISSN
“Forecasting
for luar biasa selama 50
Inventory Planning: A 50- tahun terakhir. Telah ada Year
Review”
tahun perkembangan
2009p.149-160.
metodologi signifikan,
yang antara
munculnya dinamik,
lain
sistem teori
kontrol
dan metode peramalan statistik. Perkembangan ini
telah
dicerminkan
dari aplikasi perangkat lunak
baru,
yang
mencerminkan pentingnya perencanaan persediaan
dan
peramalan dalam situasi praktek. Marie, Eriyatno;
Iveline
Anne; Asian
Transactions
on Desain Adaptif Model
Arkeman, Engineering Volume 01, PPIC Industri Makanan
Yandra; Daihani, Dadan Issue 04, September 2011, memiliki submodel PPIC Umar
ISSN 2221-4267, “Model berkolaborasi Design
of
Model
Adaptive PPIC karena PPIC sub-
Production Planning adn fungsi cerdas dan adaptif Inventory Control (PPIC) yang
mampu
in
kinerja
the Food
Industry” meningkatkan
tahun 2011p.13-22.
industri makanan untuk
9
keperluan
sistem
produksi yang efektif dan efisien. Kriteria kinerja yang
diukur
adalah
meminimalkan kesalahan dalam
perkiraan
permintaan, produksi
biaya minimisasi,
memaksimalkan utilisasi produksi, meminimalkan biaya persediaan bahan baku,
meminimalkan
makespan
dan
meminimalkan
waktu
tempuh. Mardalena;
Sarjono, INASEA,
Haryadi
“Analisis Metode
Peramalan Pengendalian
Linear
dan Regression
memiliki
Persediaan tingkat
kesalahan
pada PT. Renovo Gallery” terkeccil Tahun 2013.
dibandang
dengan
lima
metode
lainnya
serta
metode
EOQ merupakan model yang memberikan Total Cost
terkecil
dibandingkan EOI dan Min-Max. Fadillah,
Siti
Andreas; Zahedi
Nur; INASEA
Volume
9 pemesanan bahan baku
Nomor 2, Oktober 2008, CCO adalah (1) Jumlah “Metode
Pengendalian pesanan
Persediaan Bahan Baku CCO
bahan yang
baku paling
Crude Coconut Oil yang optimal pada perusahaan Optimal Pada PT. PSE” adalah 2770 mT setiap
10
tahun 2008p.138-153.
pesanannya, Pemesanan bahan baku CCO pada perusahaan harus dilakukan ketika persediaan mencapai titik pemesanan
kembali,
yaitu 486 mT, Setelah mensimulasikan ketiga
metode
pengendalian persediaan, didapat
total
biaya
persediaan yang paling minimum
adalah
simulasi
yang
menggunakan EOQ,
yaitu
metode Rp
3.578.692.875, Dari hasil perbandingan antara total biaya persediaan dengan rumus
dan
dengan
simulasi, tetaplah
metode
EOQ
yang memberikan total biaya yang paling rendah dan
kemudian
diikuti
oleh metode EOI dan metode Min-Max. Dari perbandingan total biaya persediaan antara metode usulan
dan
metode
sistem berjalan, metode EOQ dapat meminimasi total biaya persediaan di
11
perusahaan
dari
Rp
21.028.894.830,menjadi
Rp
4.371.019.395,-
saja,
Metode EOQ dapat menjawab perusahaan
kebutuhan dalam
meminimasi total biaya persediaan tahunannya.
12