BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang Pos Indonesia adalah salah satu perusahan BUMN yang bergerak di
bidang layanan surat menyurat yang menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Vitalnya peran layanan surat menyurat ini membuat Pos Indonesia pun harus hadir hingga jauh di pelosok dan wilayah-wilayah terluar yang berbatasan dengan Negara lain, seperti papua dan Kalimantan. Itu sebabnya, dikutub utara yang jarang dihuni penduduk pun, pemerintah tak abai menyediakan jasa pengiriman surat. “kantor pos wajib menyediakan layanan jasa pos disetiap daerah yang ada kode posnya,”tutur beliau (sumber: Majalah Revolusi Industri Pos Dunia Dan Strategi Transformasi Pos Indonesia ). Dalam perkembangan selanjutnya, orang pun dengan mudah dapat mengirim berbagai objek multimedia dalam bentuk teks, gambar, audio dan video melalui fasilitas Multimedia Message Service (MMS) via telepon seluler. Lalu perubahan bergerak kian cepat secara ekponsial ketika jejaringan sosial atau social media mulai berkibar. Kehadiran media sosial seperti Facebook dan Twitter telah mengubah cara hidup manusia dan menggeser peran bisnis surat-menyurat. Kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup yang begitu pesat pada akhirnya memang menggerus bisnis pengiriman surat yang selama ini digeluti Pos Indonesia. Jumlah pengiriman surat menurun sangat tajam. Sepanjang 2001-2009, penurunannya rata-rata 11 persen pertahun. Ucapan kartu Lebaran yang biasanya membludak saat Hari Raya Idul Fitri pun merosot tajam. “Contohnya di Surabaya,” kata Direktur Operasi Surat Pos Ismanto. ”Dulu rata-rata 200 ribu kartu dikirimkan setiap lebaran, sekarang hanya 50ribu kartu.” Murahnya biaya perangko, yang hanya Rp 1.500 untuk pengiriman surat ke seluruh wilayah Indonesia, tidak lagi cukup mengundang minat publik. Masyarakat kini condong lebih memilih media lain, seperti SMS, telepon, Chatting atau e-mail yang lebih praktis untuk berkomunikasi. Meski begitu, disisi lain, kemajuan teknologi mendatangkan peluang bisnis yang tidak kecil. (sumber: Majalah Revolusi Industri Pos Dunia Dan Strategi Transformasi Pos Indonesia) 1
Perkembangan teknologi membuat Pos Indonesia harus mencari sebuah peluang bisnis baru jika ingin terus bertahan yaitu salah satunya adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi itu sendiri yaitu melihat sebuah fenomena yang lagi marak di masyarakat yaitu bisnis online dan belanja online yang biasa disebut dengan bisnis e-commerce. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di bidamg e-commerce. Maraknya belanja onlne atau e-commerce belakangan ini mendonhkrak pertumbuhan industry logistik, hal inilah yang seharusnya di lihat oleh Pos Indonesia sebagai peluang bisnsis yang harus dikembangkan. Karena seperti yang kita ketahui Pos Indonesia adalah sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang layanan jasa courier yang memiliki titik layanan diseluruh Indonesia yang tidak di miliki oleh perusahaan swasta lainnya dan bahkan perusahaan swasta juga meminta bantuan Pos Indonesia untuk melakukan pengiriman ke daerah pelosok. Apabila Pos Indonesia tidak memanfaatkan peluang bisnis tersebut maka perusahaan swastalah yang akan mengambil peluang tersebut dan menjadikan Pos Indonesia semakin terpuruk dan ditinggalkan oleh masyarakat. Berdasarkan data Frost & Sullivan (2014) hingga akhir tahun 2014 market size logistic di Indonesia mencapai sekitar Rp 1.800 triliun, setara dengan APBN 2014 (Rp 1.816,7). Angka itu tercapai dengan estimasi pertumbuhan bisnis logistic ditanah air tahun 2014, diperkirakan sekitar 14,7% (Majalah SWA 30 November 2014). Hal ini dapat dilihat pada table 1.1 bahwa
pertumbuhan
industry logistic di Indonesia sangat perkembang pesat dan akan terus bertumbuh seiring munculnya perusahaan-perusahaan swasta lainnya yang ingin menikmati peluang bisnis yang sangat menjanjikan ini.
2
Tabel 1.1 Jenis Pengiriman
Tahun 2014 (ton)
Kenaikan (%) dari tahun 2013
Udara
1,34 juta
15,3
Laut
1,04 miliar
4,3
Darat
25,5 juta
8,5
Pertumbuhan Industri Logistik di Indonesaia pada tahun 2014 Sumber : Majalah SWA 30 November 2014 Seiring peningkatan kebutuhan jasa logistik, model bisnis logistik pun terus berkembang, untuk itu perusahaan–perusahaan logistik ramai–ramai berusaha menyediakan jasa one stop solution dan membangun positioning sebagai third party logistic company (3PL). Mekanisme model bisnis 3PL, perusahaan pengguna biasanya menyerahkan pekerjaan logistik sejak barang keluar dari pabrik hingga ke tingkat gudang distributor atau gudang peritel. Contoh, untuk perusahaan kosmetik, perusahaan 3PL bisa menangani pengiriman barang dari pabrik, masuk ke gudang si perusahaan logistik, dan kemudian dikirim ke bagian stok di ritel seperti Carrefour dan Giant. Di dalam gudang milik perusahaan logistik itu biasanya juga ada proses penambahan nilai, termasuk dengan melakukan sortir dan pengemasan bila diperlukan. Contoh perusahaan yang melakukan 3PL antara lain: Wira Logistic, Ceva, DHL Supply Chain dan Kamadjaja Logistik, Pos Logistik Indonesia. (Majalah SWA 30 November 2014) Berdasarkan riset SWA, shipping disemarakkan Damco Indonesia, Meratus Line, NYK Line Indonesia, OOCL, Tanto Intim Line dan Temas Line. Mayoritas pemain besar bisnis ini perusahaan asing atau campuran, seperti OOCL yang berasal dari Cina, NYK yang berafiliasi dengan Jepang, dan Damco dari Eropa. Shipping lokal yang bisnisnya mengglobal diwakili Samudera Shipping. Di kategori kargo, pemain besarnya antara lain Garuda Cargo International dan TNT (PT Skypak International). Untuk layanan trucking yang menonjol adalah Dunia Express Transindo (DET) dan Puninar Jaya. Sedangkan layanan freight forwarding ada APL Logistics, CKB Logistics dan Kamadjaja Logistics. Lalu,
3
warehousing & distribution dimarakkan oleh Ceva Logistics, DHL, Linfox Logistics dan YCH Indonesia. Pelaku bisnis kurir dan ekspres yang kondang tergolong pemain kawakan. Sebut saja, Cardig Express Nusantara, FedEx/RPX, JNE, TNT, TIKI, dan Pandu Siwi. (Majalah SWA 30 November 2014) Jumlah pelaku bisnis logistik terus bertambah, tidak hanya pemain lokal, tetapi juga perusahaan asing, mulai dari perusahaan kelas kecil hingga perusahaan besar bertarung di bisnis logistik. Lihat pada third party logistic kurang-lebih ada 50-60 perusahaan, freight forwarding ada 2.000 perusahaan, transporter menurut Organda ada 3.000 dan perusahaan kurir menurut Asperindo ada 1.200 perusahaan. Sampai saat ini dapat dikatakan bahwa PT Pos Indonesia masih tetap sebagai salah satu perusahaan jasa dengan jaringan distribusi terbesar di Indonesia. PT Pos Indonesia memiliki outlet sendiri sebanyak 4.067, disamping itu sudah membuat channel distribusi baru atau agen. Angka yang tercatat ada sekitar 12ribu agen-agen pos diseluruh Indonesia disetiap kecamatan, komposisi sebaran outlet sekitar 46% dipulau jawa dan 54% diluar pulau jawa. Berbagai bisnis pun bisa dilakukan oleh Pos Indonesia, tidak hanya surat, paket dan jasa keuangan tapi juga mengoptimalkan sumber-sumber bisnis baru seperti logistik, property dan e-commerce. (majalah SWA juni 2014) Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil menyatakan, Pos Indonesia berpotensi besar untuk masuk ke sektor e-commerce. Terlebih, saat ini industri e-commerce sedang tumbuh sangat tinggi. "Yang jadi masalah mau dibawa ke mana PT Pos ke depan. Dari Pak Rudi sebagai Menkominfo melihat yang paling berpotensi sebenarnya PT Pos masuk ke ecommerce," kata Sofyan saat dijumpai usai rapat bersama Rudiantara dan Plt Dirut PT Pos Poernomo, di kantornya, Jakarta, Jumat (16/10/2015).(okezone.com diakses pada 1/5/2016). Menurut beliau, sangat penting melakukan reformasi untuk PT Pos khususnya di bidang logistik. Apalagi jaringan PT Pos dianggap sangat luas di seluruh Indonesia. "Kalau enggak gitu, nanti perusahaan ecommerce bikin logistik sendiri untuk mengantar. Mereka antar sendiri atau gunakan Go-jek. Tapi PT Pos kan jaringannya sangat luas. Ini harus dilihat masih kurang termanfaatkan," jelasnya. Sementara itu, Menteri Komunikasi dan
4
Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan, PT Pos memang memiliki kapasitas dan kompetensi yang luar biasa untuk bergerak di sektor e-commerce. (okezone.com diakses pada 1/5/2016). Bapak Ryan selaku staff yang mengurusi bagian Dukungan Eksternal Public Relations Pos Indonesia membenarkan bahwa dengan menjamurnya ecommerce di Indonesia, Pos Indonesia memanfaatkan hal tersebut sebagai peluang bisnis. Dan menurut beliau masyarakat Indonesia masih memiliki minat besar dalam menggunakan layanan jasa pos Indonesia hal ini terlihat dari pendapatan Pos Indonesia ang pada tahun ini sudah hamper mencapai 5 triliun , dan revenue sampai pada bulan juni sudah hamper mencapai 200 miliar. Dalam waancara awal yang dilakukan peneliti, beliau memverifikasi kepada peneliti bahwa sebenarnya core bisnis ataupun bisnis inti dari pos Indonesia masih tetap dilaksanakan yaitu bisnis parsel ( biasa disebut surat dan paket) tetap menjadi tujuan utama tapi versifikasi usaha lain tetap kita lakukan dan di kembangkan seperti sebentar agi akan launching Mypos yaitu aplikasi seperti gojek , Cuma menurut Bapak Ryan mypos lebih mengarah untuk pemerataan ekonomi. Bapak Ryan juga mengatakan kepada peneliti bahwa Pos Indonesia juga akan launching MyPos sebagai salah satu layanan yang akan mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran angsuran kredit apapun, dan juga mempermudah dalam melacak barang yang dikirim. Berikut penuturuan beliau saat diwawancarai “sekarang bentar lagi kita akan louncing mypos yaitu aplikasi seperti gojek, Cuma e.. lebih untuk mengarah untuk pemerataan ekonomi, jadi nanti itukan instruksi dari jokowi, termasuk paket kebijakan ekonomi yang ke-9 kemaren jadi pos Indonesia diminta membantu untuk melakukan penyetaraan ekonomi melalui apa, melalui jaringan yang di miliki ole pos Indonesia”. (pada tanggal 3 agustus 2016) Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa tidak ada pilihan, Pos Indonesia jika ingin tetap bertahan dan tidak menjadi perusahaan yang perlahan gulung tikar karena tergerus perkembangan teknologi, harus segera melakukan transformasi bisnis dan melebarkan sayapnya kelahan-lahan baru. Karena seiring menjamurnya tren belanja online atau biasa disebut e-commerce, dan juga kehadiran new media
5
seperti media sosial yang memudahkan orang dalam berinteraksi dan berkirim informasi menjadikan Pos Indonesia yang bergerak di bidang surat menyurat harus berani mengambil langkah lain karena tidak dapat mempertahankan bisnis konfensionalnya saja yang hanya berfokus kepada surat menyurat karena hal ini sangat berdampak kepada pendapatan yang akan terus mengalami penurun apabila Pos Indonesia tetap mempertahankan bisnis konfensionalnya saja. Pos Indonesia harus melihat trens e-commerce sebagai peluang bisnis baru untuk di kembangkan. Diharapkan dengan adanya publisitas yang tepat, mampu membentuk realitas yang diinginkan perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan citra dimata publik.terumana untuk membangun kembali citra positif dimata masyarakat terutama dalam realisasi transformasi bisnis yang dilakukan oleh Pos Indonesia yang ingin menjadi raksasa logistic dari timur. Karena tuntutan persaingan ini, public relations Pos Indonesia diharapkan mampu membuat program-program yang menarik dalam mengambil tindakan secara terencana dan rutin dalam upaya mempertahankan, menciptakan, dan meningkatkan pemahaman bersama antara organisasi dan media massa melalui peran ini. Peneliti melihat bahwa Media relations sebagai salah satu strategi yang tepat untuk dilakukan oleh Public Relations Pos Indonesia dalam membangun kembali citra yang sempat terpuruk dimata masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan menjalin kerja sama dengan berbagai media massa itu sangat penting dan bisa dikatakan sangat vital karena publikasi dengan media massa menjangkau keseluruh kalangan masyarakat. Terlebih lagi kepercayaan publik menjadi sumber kekuatan utama bagi setiap perusahaan dengan beragam kegiatannya, termasuk yang menikmati monopoli dan diproteksi oleh pemerintah. Dengan kata lain, perusahaan bisa eksis dan berkembang tidak lain karena adanya kepercayaan dari publiknya, yang merupakan kekuatan internal dan eksternal penentu hidup matinya perusahaan tersebut. Hubungan antara Public Relations dan media massa atau pers dapat disebut sebagai Media Relations. Menurut Jefkins dalam Darmastuti (2012:42) media relations adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu informasi Public relations dalam rangka
6
menciptakan pemahaman dan pengetahuan bagi khalayak dari organisasi yang bersangkutan. Meski press relations (media relations) sering kali di identikan dengan pers media cetak, namun kegiatan press relations sebenarnya tidak hanya terkait dengan media cetak saja namun dengan semua media massa ( radio, televisi, dan internet). Tujuan utama dari media relations adalah terciptanya kepercayaan dalam diri masyarakat (Stakeholder) terhadap perusahaan atau organisasi tersebut. Untuk mencapai tujuan utama ini, praktisi Public Relations membutuhkan media massa untuk menjangkau stakeholder-nya yang bersifat masif dan berada di tempat yang terpisah-pisah. Berdasar alur berpikir inilah maka dibutuhkan hubungan yang baik antara Public Relations dengan wartawan supaya pesan yang di buat oleh praktisi public relations tersebut dapat dipublikasikan oleh media massa dan sampai kepada masyarakat.. Mengutip pendapat Jhon Vivian (2008) dalam Darmastuti, (2012:203), menyatakan bahwa media relations di dalam bagian Public Relations memiliki paling tidak tiga tanggung jawab fungsional. Relasi ekternal, relasi internal, dan relasi media. Hubungan ini harus di bina agar tidak ada miss communication di kemudian hari. Disini peneliti lebih berfokus untuk meneliti relasi public relations Pos Indonesia dengan media. Dalam
meningkatkan keberhasilan strategi media relations maka
diperlukan kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan tersebut. Secara garis besar, kegiatan media relations itu dibagi menjadi dua, yaitu acara-acara media relations (event) dan tulisan media relations. Pesan yang disampaikan dalam tulisan Media Relations dapat dipublikasikan dalam bermacam-macam bentuk tulisan. Bentuk publikasi dalam kegiatan Media Relations tersebut salah satunya adalah penulisan dalam bentuk berita (news). Pada
akhirnya,
dalam
penelitian
skripsi
ini,
peneliti
hendak
mendeskripsikan media relations yang di lakukan oleh bagian Public Relations Pos Indonesia dalam mempublikasikan
tranformasi bisnis menjadi Raksasa
Logistik dari Timur. Dalam kasus ini peneliti lebih berfokus kepada strategi media
7
relations yang dilakukan yaitu Press Conference, Media Visit dan Press Tour yang dilakukan oleh bagian Public Relations Pos Indonesia.
1.2
Fokus penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang penulis buat mengenai Media
Relations yang dilakukan oleh Pos Indonesia dapat di rumuskan permasalahan yang akan di teliti yaitu “Analisis Media Relations yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia
dalam membangun citra positif di mata masyarakat mengenai
transformasi bisnis menjadi Raksasa Logistik dari Timur”. Adapun pertanyaan mengenai penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana eksistensi Pos Indonesia pada saat ini serta citra yang ingin dibangun oleh Pos Indonesia? 2. Strategi media relations seperti apa yang di lakukan oleh public relations Pos Indonesia dalam membangun citra positif ? 1.3
Tujuan penelitian
Merujuk pada permasalahan penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui eksistensi Pos Indonesia pada saat ini dan juga untuk mengetahui citra yang ingin di bangun oleh Pos Indonesia. 2. Untuk mengetahui strategi media relations yang dilakukan oleh public relations PT Pos Indonesia dalam membangun citra sebagai raksasa logistic dari timur. 1.4
Manfaat penelitian 1. Kegunaan secara teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau gagasan demi mengembangkan ilmu komunikasi, serta dapat menambah literatur ilmiah yang berkaitan dengan ilmu komunikasi di bidang PR.
8
2. Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi divisi Humas Pos Indonesia dalam menggunakan strategi media relations dalam membangun citra positif dimata masyarakat dalam masa transformasi bisnis. 3. Kegunaan Umum Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi yang
berguna
sebagai
dasar
pemikiran
ataupun
sebagai
bahan
pertimbangan dan masukan bagi pihak yang berkepentingan dan tertarik terhadap bahasan ini, guna penelitian atau kepentingan lainnya. 1.5
Tahapan Penelitian 1. Pencarian fenomena Penelitian ini diawali dengan pencarian fenomena yang terjadi di sekitar peneliti, dalam hal ini adalah revitalisasi (perubahan dan penyehatan perusahaan) Badan Usaha Milik Negra (BUMN). Hal tersebut dapat dikatakan sebagai fenomena karena program revitalisasi ini menyeluruh dilakukan oleh setiap BUMN di Indonesia agar dapat bersaing dengan pemain swasta. Dalam pembahasan fenomena ini, peneliti berfokus kepada bagaimana media relations yang dilakukan Pos Indonesia dalam mempublikasikan revitalisasi
kepada pihak eksternal perusahaan
(masyarakat) mengenai transformasi bisnis Pos Indonesia yang berfokus mengembangkan dan melebarkan sayap bisnis dibidang logistik, layanan finansial,
telekomunikasi,
retail,
bahkan property meski
layanan
pengiriman surat dan paket tetap dipertahankan sebagai bisnis inti
2.
Penentuan kasus Kasus yang dipilih dari fenomena yang muncul adalah revitalisasi yang dilakukan oleh Pos Indonesia, khususnya revitalisasi di bidang SDM dan transformasi bisnis . pemilihan kasus ini berdasarkan bidang keilmuan peneliti yakni Ilmu Komunikasi yang juga membahas komunikasi
9
eksternal perusahaan (Kepada masyarakat). Dalam proses transformasi bisnis ini, peneliti meninjau strategi media relations eksternal yang dilakukan PT. Pos Indonesia untuk membangun kembali citra positif dimata masyarakat yang sempat terpuruk. 3. Proposal penelitian Disusun untuk mendeskripsikan signifikasi Media Relations yang dilakukan oleh Public Relations Pos Indonesia dalam mempublikasikan realisasi transformasi bisnis perusahaan sebagai bahasan dalam penelitian. Proposal penelitian juga dilengkapi dengan teori-teori yang mendukung konsep komunikasi eksternal dalam bentuk strategi media relations, khususnya pada proses revitalisasi (perubahan dan penyehatan perusahaan) serta mempublikasikan transformasi bisnis Pos Indonesia. Dalam pembuatan proposal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara: a. Pengumpulan data 1. Wawancara dengan manager Public Relations Pos Indonesia 2. Wawancara dengan staff Public Relations bagian eksternal Pos Indonesia. 3. Wawancara dengan karyawan Pos Indonesia bagian Public relations 4. Observasi langsung dan pengambilan data dari lapangan 5. Menelaah teori-teori yang relevan. b. Mengidentifikasi data Data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, diidentifikasi untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai tujuan yang di inginkan. c. Tahap Akhir Penelitian a. Menyajikan data dalam bentuk deskripsi b. Menganalisa data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
10
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dalam rangka observasi dilaksanakan oleh penulis di
PT. Pos Indonesia pada divisi Public Relations meliputi kegiatan media relations. Lokasi observasi penelitian dilakukan di PT. Pos Indoneisa Jl. Anggrek raya no 59a bandung. Tabel 1.2 Waktu Penelitian April
No
Mei
Juni
Juli
Agustus September October
Kegiatan 1.
Penyusunan skripsi BAB I – III
2.
Pengumpulan data
3.
Analisis data
4.
Penyelesaian data dan Penyusunan skripsi BAB IV – V
5.
Sidang Akhir skripsi
Sumber : olahan peneliti
11
1.7
Sistematikan Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Pada bab ini akan di jelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini peneliti mengemukakan teori yang menjadi dasar dalam penelitian. Dalam penjabaran teori ini, peneliti menjelaskan tentang pendekatan yang akan dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini. Peneliti juga menjelaskan strategi media relations, aspek-aspek yang terdapat didalamnya, yang akan dipakai dalam penelitian ini, lebih lanjut peneliti akan mengkaitkan semua teori-teori dasr yang dipakai dalam penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini, peneliti menjabarkan defenisi konseptual dari penelitian ini. Selanjutnya dalam bab ini peneliti juga menjelaskan jenis penelitian yang akan dilakukan, sumber data yang akan digunakan, metode pengumpulan data, dan juga teknik analisis data yang akan dipakai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Dalam bab ini peneliti juga mengemukakan tentang tinjauan umum PT. Pos Indonesia yang menjadi objek penelitian skripsi ini. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan meliputi hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan hasil penelitian serta uraian pembahasan secara garis besar yang memuat gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian, serta pembahasan dan analisis hasil penelitian tentang strategi media relations dalam mempertahankan citra. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang penulis peroleh dari hasil penelitian pada bab IV. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
12