BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Keselamatan lalu lintas didefinisikan sebagai kondisi dimana pengguna jalan
terhindar dan jauh dari adanya kecelakan. Menurut Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda. Organisasi kesehatan dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yaitu WHO (2004) mencatat 1,2 juta jiwa meninggal dunia dalam kecelakaan jalan raya setiap tahunnya dan 50 juta orang korban kecelakaan mengalami luka serius maupun catat tetap. Kondisi demikian dalam catatan WHO, jumlah angka korban kecelakaan 85% terjadi di negara- negara dengan pendapatan rendah dan sedang. Di Indonesia lebih dari 25.000 jiwa meninggal pada tahun 2013 dan angka rata- rata meninggal dunia adalah 80 orang per hari. Data WHO (2009) menyatakan 91% angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas terjadi di negara- negara dengan pendapatan rendah dan sedang, adanya peningkatan 6% dari tahun 2004 hingga 2009 dalam kurun waktu 5 tahun. Dengan angka kecelakaan yang tinggi, diperlukan usaha untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan mengurangi angka kematian akibat lalu lintas. Jalan tol merupakan salah satu prasarana jalan yang sangat penting untuk membantu dan mendukung pertumbuhan ekonomi, memudahkan akses pergerakan perjalanan yang baik serta mendukung jaringan jalan yang handal. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 tahun 1978, jalan tol adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum dan merupakan satu kesatuan sistim dalam jaringan jalan umum serta harus merupakan alternatif lintas jalan umum yang telah ada, yang kepada para pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol. Jalan tol Cawang-Tomang-Cengkareng (CTC) atau yang biasa disebut tol dalam kota (Intra Urban Tollways) merupakan jalan tol yang dioperasikan oleh PT. Jasa Marga, jalan tol dalam kota ini dibagi menjadi dua bagian yaitu tol CawangTomang dan tol Cengkareng (Sedyatmo). Jalan tol Cawang-Tomang dioperasikan secara
bertahap
1
pada
2
tahun 1987 dengan panjang 23,55 km yang menghubungkan daerah Cawang, Grogol, dan Pluit. Data dari PT. Jasa Marga (Persero) selaku perencana, pembangun dan pengoperasian jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi menunjukan bahwa angka lalu lintas harian rata- rata (LHRR) pada tahun 2010 sebanyak 538.707 dan pada tahun 2013 sebanyak 568.863. Adanya peningkatan lintas harian rata- rata yaitu sebanyak 30.156 dalam kurun waktu 4 tahun. Jalan tol Prof Dr. Sedyatmo merupakan jalan tol penghubung ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dioperasikan pada tahun 1987 dengan panjang 14,30 km. Untuk pertumbuhan lalu lintas harian rata- rata (LHRR) tahun 2010 pada jalan tol Prof Dr. Sedyatmo adalah 159.841 dan pada tahun 2013 adalah 204.338 menurut data dari PT. Jasa Marga. Peta lokasi jalan tol Cawang-Tomang-Cengkareng dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Peta Jalan Tol Cawang-Tomang-Cengkareng (Sumber : http://www.jasamarga.com) Jalan tol dalam kota memiliki jumlah kecelakaan lalu lintas tertinggi dibandingkan dengan jalan tol yang lain. Menurut data kecelakaan pada annual report PT. Jasa Marga tahun 2008. Tingkat kecelakaan jalan tol dalam kota menempati urutan terbanyak kedua dengan 264 kejadian kecelakaan setelah urutan terbanyak pertama 930 kejadian kecelakaan di jalan tol Jakarta-Cikampek. Jumlah kecelakaan jalan tol Cawang-Tomang-Cengkareng (CTC) setiap tahunnya terus meningkat dan peningkatan kecelakaan ini disebabkan oleh berbagai
3 faktor yang mempengaruhi. Kecelakaan dapat disebabkan oleh faktor pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), faktor kendaraan dan faktor lingkungan.Kecelakaan diakibatkan oleh kombinasi dari beberapa faktor perilaku buruk dari pengemudi ataupun pejalan kaki, jalan, kendaraan, cuaca buruk ataupun pandangan yang buruk (Pignataro, 1973 dalam Simanungkalit R. dkk, 2011). Penelitian di lakukan pada jalan tol CTC untuk mengetahui karakteristik kecelakaan,
mengidentifikasi
faktor-
faktor
penyebab
kecelakaan
dan
mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan (black site) serta pengaruhnya terhadap tingkat dan jumlah kejadian kecelakaan.
1.2
Identifikasi Masalah Masalah- masalah yang menjadi faktor utama dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut : a.
Banyaknya peristiwa kecelakaan yang merenggut korban dan kerugian material.
b.
Fungsi dan tujuan dipasangkan rambu- rambu lalu lintas di jalan tol belum sepenuhnya di ketahui oleh pemakai jalan tol.
c.
Pengetahuan masyarakat mengenai kewajiban dan hak berkendara di jalan tol kurang.
d.
Ketidaktauhan masyarakat akan letak lokasi daerah dan titik rawan kecelakaan di jalan tol cabang Cawang-Tomang-Cengkareng (CTC).
e.
Identifikasi penanganan kecelakaan dan daerah rawan kecelakaan (black site) belum baik.
f.
Besar jumlah biaya kecelakaan sering kali tidak diketahui oleh korban kecelakaan secara pasti.
g.
Adakah presentasi hubungan yang besar antara tingkat kecelakaan dan geometrik jalan tol.
1.3
Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh masalah- masalah sebagai berikut :
a.
Lokasi penelitian dilakukan di jaringan jalan tol CTC, mulai dari STA 03+000 CL di kali Cipinang sampai dengan STA 34+000 di Bandara Soekarno-Hatta.
4 b.
Data sekunder di dapat dari data kecelakaan lalu lintas yang digunakan dalam lingkup penelitian di dapat dari data PT. Jasa Marga dalam kurun waktu 4 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga 2013.
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Untuk menganalisis dan menentukan lokasi titik kecelakaan (black spot) dan daerah rawan kecelakaan (black site) di jalan tol Cawang-TomangCengkareng.
b.
Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan yang tinggi di jalan tol Cawang-Tomang-Cengkareng.
c.
Untuk mengetahui dan menganalisis penanganan kecelakaan pada jalan tol Cawang-Tomang-Cengkareng.
d.
Untuk menganalisis besarnya biaya kecelakaan (accident cost) di jalan tol Cawang-Tomang-Cengkareng.
e.
Untuk mengetahui hubungan geometrik jalan dengan tingkat kecelakaan (Accident rate)
1.5
Metodologi Penelitian Untuk
menganalisa
tingkat
kecelakaan
dan
penyebab
kecelakaan,
menentukan daerah rawan kecelakaan serta menentukan biaya kerugian kecelakaan digunakan beberapa metode, anatara lain : a.
Metode Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) dan metode Departemen Perhubungan untuk menentukan ruas jalan rawan kecelakaan lalu lintas (black site), accident frequency method dan accident rate untuk analisis dan pembuktian daerah rawan kecelakaan.
b.
Metode cusum (cumulative summary) untuk menentukan titik rawan kecelakaan (black spot). Pembagian segmen stasioning pada perhitungan cusum ditentukan setiap 100 (seratus) meter. Perhitungan titik rawan kecelakaan (black spot) menggunakan satu lokasi ruas jalan paling rawan terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan tol CTC.
c.
Metode The Gross Output (Human Capital) oleh Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2013 untuk perhitungan biaya kecelakaan. Data perhitungan di dapat dari PT. Jasa Marga dalam 5 tahun terakhir yaitu tahun 2009 hingga tahun 2013.
5
1.6
Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini diuraikan dalam beberapa bab yang terdiri dari :
•
Bab 1 Pendahuluan Bab 1 berisikan latar belakang, identifikasi masalah yang menjadi faktor utama dilakukannya penelitian, lingkup penelitian, tujuan dan manfaat yang didapat dari penelitian, metodologi dan sistematika penulisan penelitian.
•
Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 berisikan landasan teori mengenai pengertian kecelakaan, klasifikasi kecelakaan, pengertian jalan tol, hubungan jalan tol dengan penyebab kecelakaan serta teori metode yang yang akan digunakan pada penelitian.
•
Bab 3 Metodologi Bab 3 berisikan metode
penelitian yang digunakan untuk penulisan
penelitian, dan langkah- langkah pengeraan penelitian. •
Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab 4 akan dimasukan data kecelakaan (data sekunder) yang di dapat, kemudian data dibandingkan dengan hasil data dari responden pengguna jalan tol CTC. Selanjutnya, melakukan perhitungan biaya kecelakaan dan pembahasan atas pencegahan kecelakaan lalu lintas di jalan tol CTC.
•
Bab 5 Kesimpulan dan Saran Pada bab 5 akan dituliskan mengenai kesimpulan yang di dapat dan saran berdasarkan hasil yang didapat, serta upaya penurunan tingkat kecelakaan dan peningkatan keselamatan lalu lintas di jalan tol CTC.
1.7
Hipotesa Kesimpulan sementara yang di dapat adalah faktor penyebab kecelakaan
terbesar adalah faktor manusia dan dugaan sementara daerah rawan kecelakaan di ruas jalan tol CTC terdapat di ruas jalan tol Cengkareng menuju bandara SoekarnoHatta.