BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk berinvestasi, salah satunya adalah dengan berinvestasi di pasar modal, pasar modal adalah tempat yang memperjualbelikan berbagai jenis instrumen keuangan jangka panjang, salah satu instrumen keuangan yang paling disukai oleh investor adalah saham. Membeli saham merupakan salah satu pilihan yang bisa digunakan untuk investasi, banyak orang ingin berinvestasi dalam bentuk saham karena saham menawarkan banyak keuntungan, tetapi hal lain yang harus diketahui selain menawarkan banyak keuntungan saham juga berisiko. Saham menjadi salah satu jenis investasi yang paling diminati, dapat dilihat dari perkembangan saham yang dari tahun ke tahun semakin meningkat karena tingginya permintaan akan investasi saham. Untuk mengetahui bagaimana pergerakan saham secara global apakah mengalami peningkatan atau penurunan maka dapat dilihat dari kondisi saham di Asia dan Pasifik. Kondisi indeks harga saham di Asia dan Pasifik dari tahun 2005 hingga tahun 2014 secara umum terus mengalami peningkatan walaupun di beberapa kondisi terjadi penurunan yang disebabkan oleh krisis global, tetapi secara keseluruhan hingga akhir tahun 2014 telah terjadi peningkatan sebesar 150% jika dibandingkan dari kondisi indeks harga saham di awal yaitu pada tahun 2005. Sedangkan untuk kondisi indeks harga saham di Indonesia, secara umum kondisinya lebih fluktuatif dan tidak stabil. Dari tahun 2005 hingga tahun 2007 terjadi peningkatan di indeks harga saham Indonesia, namun pada tahun 2008 dan tahun 2011 pada saat terjadinya krisis global terjadi penurunan pada indeks harga saham, indeks harga saham di Indonesia tidak stabil karena kondisi pasar saham di Indonesia ruang lingkupnya lebih kecil jika dibandingkan dengan saham Asia Pasifik, jadi setiap ada pergerakan indeks harga saham rentan akan perubahan, misalnya saja pada saat terjadinya krisis global di luar negeri, hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan indeks harga saham di Indonesia.
1
2 Berikut ini adalah contoh gambaran perdagangan saham di Asia dan Pasifik dari tahun 2005 sampai tahun 2014.
Gambar 1.1 Grafik Saham Asia dan Pasifik Sumber: telegraph.co.uk (2015)
Dapat dilihat dari Gambar 1.1 diatas bahwa perdagangan saham di Asia dan Pasifik secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai tahun 2014, walaupun pada tahun 2008 terjadi penurunan yang sangat drastis hal ini disebabkan oleh krisis di Amerika yang tidak hanya mempengaruhi perdagangan saham di Asia dan Pasifik tetapi juga di dunia. Gambar diatas juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan tren saham dalam kondisi yang baik karena mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, diluar penurunan karena alasan tertentu. Saham terbagi menjadi beberapa sektor berdasarkan jenis usaha dan yang akan digunakan dalam analisis ini adalah saham di sektor telekomunikasi yang ada di Indonesia, saham telekomunikasi khususnya di Indonesia menjadi salah satu saham yang paling dimininati karena saham perusahaan telekomunikasi menawarkan keuntungan yang besar bagi investor, hal ini dapat terjadi karena pengguna jasa telekomunikasi di Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga keuntungan perusahaan juga semakin meningkat. Peningkatan pengguna ini terjadi karena pada saat ini hampir semua orang menggunakan berbagai media telekomunikasi, sehingga
3 keberadaan jasa penyedia jaringan telekomunikasi sangat diperlukan untuk menyeimbangi peningkatan penggunaan berbagai sarana komunikasi tersebut.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan perkembangan telekomunikasi di dunia:
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Telekomunikasi di Dunia Sumber: Itu.int (2015)
Dari Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pengguna telekomunikasi dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga banyak orang berkeinginan untuk mendirikan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi karena tertarik dengan keuntungan yang akan diperoleh mengingat besarnya jumlah pengguna jasa telekomunikasi. Namun untuk menjadi salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terkemuka bukanlah hal yang mudah, karena dalam menjalankan bisnis ini diperlukan modal yang sangat besar karena perusahaan harus melakukan investasi infrastruktur. Untuk dapat mengembangkan bisnis telekomunikasi tersebut biasanya perusahaan melakukan go public untuk mendapatkan tambahan modal. Perusahaan go public atau dikenal dengan perusahaan terbuka adalah perusahaan yang memiliki saham terdaftar dan dijual di pasar saham. Penjualan saham ini dimaksudkan agar mendapatkan
tambahan
modal
untuk
pengembangan
perusahaan.
Saham
telekomunikasi yang sudah go public yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah saham tiga perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk.
4
Gambar 1.3 Pengguna Jasa Telekomunikasi di Indonesia Sumber: techinasia.com (2014)
Ketika melakukan investasi saham ada hal yang menjadi pertimbangan bagi investor, yaitu resiko saham. Investor pada umumnya selalu mencari investasi saham yang mampu memberikan return dalam jumlah yang besar dengan resiko yang seminimal mungkin. Namun, dengan membeli saham yang masuk di kategori likuid bukan berarti memberikan jaminan keuntungan yang besar dan terbebas dari resiko saham. Untuk itu ada baiknya jika calon investor juga mengetahui bagaimana cara mengetahui fluktuasi saham dengan melihat seberapa volatil nya suatu saham karena volatilitas dapat membantu memprediksi resiko saham. Resiko saham terjadi karena pergerakan saham sangat tidak konstan, harga saham dapat berubah sewaktu waktu. Besar nya pergerakan antara fluktuasi harga saham yang tertinggi dan terendah dinamakan volatilitas. Saham mempunyai volatilitas yang tinggi karena nilai rata-rata dan varian yang tidak konstan, sehingga diperlukan sebuah model yang dapat digunakan untuk mengestimasi perilaku data dengan volatilitas yang tinggi, yaitu Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity model (GARCH). Untuk
mengetahui
seberapa
volatil
saham
di
perusahaan
PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. Xl Axiata Tbk maka penulis melakukan penelitian analisis volatilitas saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. Xl Axiata Tbk dengan menggunakan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity model (GARCH).
5 1.2 Identifikasi Masalah 1. Seberapa volatil saham di perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan menggunakan model analisis Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity model (GARCH) 2. Seberapa volatil saham di perusahaan PT. Indosat Tbk dengan menggunakan model analisis Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity model (GARCH) 3. Seberapa volatil saham di perusahaan PT. XL Axiata Tbk dengan menggunakan model analisis Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity model (GARCH) 4. Seberapa volatil saham telekomunikasi di Indonesia dengan menggunakan model analisis Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity model (GARCH)
1.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis time series harga saham dari 3 perusahaan telekomunikasi yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk. Data yang digunakan adalah harga penutupan harian saham dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui seberapa volatil harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
2.
Untuk mengetahui seberapa volatil harga saham PT. Indosat Tbk
3.
Untuk mengetahui seberapa volatil harga saham PT. XL Axiata Tbk
4.
Untuk mengetahui seberapa volatil harga saham telekomunikasi di Indonesia
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk memberikan informasi kepada calon investor
2.
Untuk memberikan rekomendasi kepada para investor dalam menentukan pilihan ketika ingin membeli saham
6 3.
Memberikan referensi untuk penelitian lebih lanjut
1.6 State Of The Art Pada state of the art ini penulis mengambil beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan, contoh yang diambil berupa jurnal internasional dan nasional mengenai volatilitas dan GARCH.
Tabel 1.1 State Of The Art No 1.
Judul
Metode
Hasil
Adaptasi
Modeling Stock
Penelitian ini menguji
Yang
Market Volatility
model volatilitas saham
diadaptasi
Using GARCH
keuangan tiga ekuitas
adalah model
Approach on the
yang terdaftar di Bursa
yang
Efek Ghana (GSE)
digunakan
dengan menggunakan uji
untuk
stasioner, dan GARCH
menentukan
analisis
dan hasil nya adalah
volatilitas
model
terdapat volatilitas di tiga
dan landasan
GARCH
ekuitas perusahaan dari
teori.
Ghana Stock Exchange, Akoto Yaw Omari-Sasu, Nana Kena Frempong, Maxwell Akwasi Boateng, dan
Kuantitaif,
Richard Boadi.
model GARCH dalam
International
estimasi volatilitas.
Journal of Business and Management.
2.
Modeling
Kuantitaif,
Jurnal ini meneliti model
Yang
Volatility in the
analisis
volatilitas nilai tukar
diadaptasi
Gambian
model
pada data nilai tukar di
adalah model
Exchange Rates:
GARCH
Gambian dengan cara
yang
menggabungkan
digunakan
An ARMA-
7 Tabel 1.1 State Of The Art (lanjutan) No
Judul
Metode
Hasil
Adaptasi
GARCH
model ARMA dan
untuk
Approach,
GARCH dengan
menentukan
Sambujang
menggunakan data nilai
volatilitas
Marreh,
tukar euro dan dolar di
dan landasan
Olusanya E
Gambian dari tahun
teori.
Olubusoye, dan
2003 - 2013 dan hasil
John M kihoro.
dari penelitian ini
International
membuktikan bahwa
Journal of
distribusi pengembalian
Economic and
nilai tukar dan
Finance.
volatilitas yang sangat konstan di Gambian.
3.
Jurnal ini membahas
Yang
Inflation Volatility analisis
masalah volatilitas
diadaptasi
in Australia,
model
inflasi di Australia
adalah
Akhand Akhtar
GARCH
dengan menggunakan
landasan teori
Hossain.
data inflasi CPI dari
dan hasil
Economic Paper.
tahun 1949-2013 untuk
penelitiannya
menyelidiki proporsi
.
Inflation and
Kuantitaif,
dari hubungan timbal balik antara inflasi dan inflasi volatilitas, dengan menggunakan model GARCH dan hasil yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara inflasi dan inflasi volatilitas.
8 Tabel 1.1 State Of The Art (lanjutan) No 4.
Judul
Metode
Analisis
Kuantitaif,
Hasil
Adaptasi
Penelitian ini
Yang
Volatilitas Saham analisis
menganalisis return dan
diadaptasi
Perusahaan
Go model
volatilitas saham.
adalah model
Public
dengan ARCH
Tujuannya adalah
yang
Metode
ARCH- GARCH
mencegah terjadinya
digunakan
GARCH,
risiko dan membantu
untuk
Khoiru Liummah
dalam pengambilan
menentukan
Ayu Nastiti, dan
keputusan. Penelitian
volatilitas
Agus Suharsono.
ini menggunakan
dan landasan
Jurnal Sains dan
metode ARCH dan
teori
Seni ITS.
GARCH menggunakan
Yang
data perusahaan di
diadaptasi
Bursa Efek Indonesia
adalah model
(BEI) yaitu saham PT
yang
Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dari tanggal 1 Februari 2011 - 31 Januari 2012, Hasil yang diperoleh adalah return saham ANTM, BBCA dan SMGR memiliki sifat heteroskedasticity sedangkan saham ASII
digunakan untuk menentukan volatilitas dan landasan teori
9
No
Judul
Tabel 1.1 State Of The Art (lanjutan) Metode Hasil
Adaptasi
dan UNTR telah homoskedasticity. Model volatilitas yang diperoleh yaitu saham ANTM memiliki model GARCH (1.1) dan saham SMGR memiliki model ARCH (1). Berdasarkan plot conditional variance (volatilitas) diketahui bahwa saham SMGR memiliki potensi resiko leboh tinggi daripada saham ANTM. 5.
Penerapan Model
Kuantitaif,
Penelitian ini menguji
Yang
GARCH
analisis
saham Indeks Saham
diadaptasi
(Generalized
model
LQ 45 melalui
adalah model
Autoregressive
GARCH
penerapan model
yang
Conditional
GARCH. Hasil analisis
digunakan
Heteroscedasticit
menunjukkan bahwa
untuk
y) Untuk Menguji
pada data harga
menentukan
Pasar Modal
penutupan harian saham volatilitas dan
Efisien di
indeks LQ 45 terdapat
Indonesia (Studi
unsur
pada Harga
heteroskedastisitas.
Penutupan
Penerapan model
(Closing Price)
GARCH(1,1)
Indeks Saham LQ
menunjukkan bahwa
45 Periode 2009-
pada data harga
2011), Wenty
penutupan harian saham
landasan teori.
10 Tabel Tabel 1.1 State Of The Art (lanjutan) Judul Metode Hasil
No
Yolanda
pada indeks LQ 45
Eliyawati R,
periode 2009-2011,
Rustam Hidayat,
harga pada periode 3
dan Devi Farah
hari dan 4 hari
Azizah.
sebelumnya adalah
Jurnal
yang paling
Administrasi
berpengaruh. Efisiensi
Bisnis (JAB).
pasar modal di Indonesia termasuk lemah ditunjukkan oleh return harga saham yang mengalami volatilitas. Dengan mengetahui pergerakan harga sekuritas di masa lalu tidak dapat diterjemahkan ke dalam prediksi yang akurat tentang harga saham di masa yang akan datang
Adaptasi