BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat di era globalisasi saat ini. Teknologi informasi dan sistem informasi telah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan mulai dari skala kecil sampai skala besar. Teknologi Informasi dan sistem informasi dapat membantu perusahaan untuk mengefektifkan
dan
mengefisiensikan
proses
bisnis
perusahaan
sehingga
memperoleh keuntungan kompetitif dalam bersaing serta membantu perusahaan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Internet juga berkembang dengan pesat. Internet memungkinkan bisnis, organisasi, pemerintah, dan individu untuk dapat saling berkomunikasi dalam berbagai cara .Menurut Shelly dan Velmaart (2011: 11),Internet adalah kumpulan di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan individu. Dengan berkembangnya internet, saat ini dikembangkan perangkat – perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur teknologi yang berkembang pun terasa bukan lagi sekedar pelengkap semata namun sudah menjadi kebutuhan, salah satunya di dunia penjualan. Coupey(2001: 169), Internet dapat digunakan untuk mengembangkan penglihatan tentang kebutuhan pelanggan dan tindakan pesaing. Sebagai tambahan, pemasar dapat menggunakan internet untuk mengawasi perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi kelangsungan aksi dari strategi yang telah ditetapkan. Teknologi yang berkembang pesat menyediakan sarana pendukung penjualan yang lebih atraktif bagi perusahaan. Salah satu sarana pendukungnya adalah ecommerce. E-commerce merupakan salah satu bentuk transaksi perdagangan yang paling banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi (Fudji, 2011). Banyak perusahaan penjualan di luar negeri yang sudah mengaplikasikan sistem e-commerce. Begitu pula dengan sistem perusahaan penjualan di negara kita, semuanya perlahan – lahan memulai e-commerce dan menyebarkan informasi secara atraktif sebagai alat bantu promosi. 1
2 Dengan mengaplikasikan e-commerce, dan dukungan media teknologi, menjadikan proses penjualan dilakukan secara lebih mudah, efesien dan interaktif antara customer dan perusahaan. Hal inilah yang ingin dicapai oleh Boston Betta, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan ikan betta splendens atau yg lebih dikenal dengan ikan cupang. Perkembangan bisnis produk perikanan nonkonsumsi termasuk komoditas ikan hias di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek
yang
menjanjikan
secara
ekonomi. Hal
ini
dapat
dilihat
dari
meningkatnya nilai perdagangan produk perikanan nonkonsumsi, dengan capaian pada tahun 2011 adalah 565 milyar rupiah dari target sebesar 350 milyar rupiah (161,43 %) dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 1,4 trilyun rupiah dari target sebesar 1 trilyun rupiah, sementara capaian pada tahun 2013 adalah 1,789 trilyun rupiah dari target 1,5 trilyun rupiah. Dari 17 komoditas yang ditangani oleh Direktorat
Pengembangan
Produk
Nonkonsumsi,
Ditjen
P2HP nilai
perdagangan produk nonkonsumsi terbesar pada tahun 2012 adalah ikan hias sebesar Rp. 815,4 milyar rupiah atau (58 %) dan mutiara dengan nilai sebesar Rp. 183 milyar rupiah atau 13 persen. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi budidaya ikan hias pada tahun 2012 mencapai 938 juta ekor. Pada tahun 2013, dari target produksi sebesar 1,1 miliar ekor, sampai dengan bulan Desember 2013 tercapai 1,04 miliar ekor atau94,26 %. Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Propinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta. Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Database, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar US$21,015 juta, atau 8,12% dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$258,8 juta, sehingga Indonesia menempati posisi kelima di bawah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia. Ada beraneka ragam ikan hias di Indonesia yang bernilai ekonomi cukup tinggi, salah satunya adalah Ikan Cupang (Betta splendens). Cupang adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah dari beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal luas dan digemari oleh masyarakat dari anak-
3 anak, remaja, orang tua, pria maupun wanita karena ikan tersebut memiliki penampilan yang sangat menarik perhatian, fisik yang cantik, beraneka ragam warna yang indah dan dapat dikonteskan. Penggemar ikan cupang hias bukan hanya di indonesia saja tetapi juga tersebar di seluruh dunia antara lain di Asia Tenggara, Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Latin. Hal ini terbukti seringnya diselenggarakan berbagai event kontes ikan cupang (Betta Splendens) di berbagai negara di benua tersebut. Boston Betta berawal dari kesenangan memelihara dan membudidayakan ikan cupang. Setelah mendalami bidang ini lebih lanjut ada peluang usaha yang sangat besar yg masih belum banyak diminati, dimana ikan cupang bisa manjadi salah satu komoditas eksport Indonesia. Selama ini, penjualan dan transaksi jual-beli dilakukan melalui perantara email , media sosial dan website jual-beli. Dengan besarnya pengguna internet di Indonesia, maka penjual ikan cupang di dunia maya terus bertambah setiap harinya, yang berarti bertambahnya pesaing. Dengan semakin banyaknya pesaing dan besarnya peminat ikan cupang yg tersebar di seluruh dunia, maka diperlukanan aplikasi berbasis web untuk membantu semua proses penjualan. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan tidak hanya membantu transaksi jual beli, tetapi juga dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Dengan bantuan teknologi dan e-commerce, tentu akan sangat membantu pemasaran produk – produk dari Boston Betta agar bisa lebih dikenal masyarakat luas, dan memudahkan masyarakat dalam membeli produk – produk dari Boston Betta.
1.2 Formulasi Masalah Masalah yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimana proses penjualan yang telah dijalankan pada Boston Betta secara eletronik? 2. Bagaimana rancangan yang baik untuk membuat sistem pemasran berbasis web tersebut?
4 1.3 Ruang Lingkup Skripsi ini berfokus pada perancangan website e-commerce dan penelitian ini memiliki ruang lingkup: 1. Analisis sistem penjualan Boston Betta. Melakukan analisis hanya pada sistem penjualan yang sedang berjalan di Boston Betta. 2. Informasi produk dan pembelian berbasis web. Membuat rancangan yang menampilkan informasi produk, harga produk, dan cara pembayaran 3. Sistem pembayaran berbasis web. Merancang sistem untuk memfasilitasi proses konfirmasi pembayaran yang dilakukan secara transfer bank. 4. Tidak membahas keamanan jaringan dan pembayaran.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak di capai dari penulisan skripsi ini adalah: -
Menganalisis sistem penjualan Boston Betta.
-
Merumuskan strategi bisnis untuk Boston Betta.
-
Merancang website e-commerce untuk Boston Betta.
Manfaat yang hendak di capai dari penulisan skripsi ini adalah: Bagi perusahaan : -
Mendapatkan rancangan website e-commerce yang bisa digunakan untuk memperluas dan meningkatkan penjualan.
-
Mendapat informasi dari hasil analisa SWOT dan dapat digunakan untuk menentukan strategi penjualan.
Bagi Penulis: -
Mendapat
kesempatan
untuk
mengimplementasiakan
teori
mengenai
pengembangan e-Commerce berbasis website kedalam dunia bisnis. -
Mendapat pengalaman dalam melakukan perancangan website.
Bagi Pembaca; -
Dapat menjadikan skripsi ini sebagai masukan dalam pengembangan sistem e-Commerce.
5 -
Dapat memperdalam pengetahuan mengenai e-Commerce .
1.5 Metode Penelitian -
Metode pengumpulan data: 1. Melakukan Observasi. Melakukan observasi secara langsung apa yamg dibutuhkan perusahaan. 2. Studi Pustaka. Metode ini digunakan sebagai penyusunan landasan teori, dalam mendukung dan menjelaskan bab-bab selanjutnya.
Dilakukan
dengan membaca buku referensi, maupun literatur-literatur yang tersedia. 3. Wawancara. Berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka mengumpulkan data-data sebagai referensi dari penyelesaian masalah yang ada. 4. Kuisioner. Menyebarkan kuisioner kepada para pelanggan dari Boston Betta untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. -
Metode analisis: 1. Analisis SWOT
-
Metode perancangan : Setelah melakukan analisa dan diperolehnya berbagai informasi mengenai usulan- usulan yang sebaiknya dilakukan dalam perancangan , maka selanjutnya dirancanglah sebuah rancangan website terstruktur yang terdiri atas: 1. Perancangan spesifikasi website. 2. Perancangan user interface.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, serta metodologi dan sistematikan penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi. BAB 2 LANDASAN TEORI
6 Bab ini menjelaskan teori-teori dasar serta teori-teori pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam melakukan perancangan. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Bab ini membahas dan menganalisis system yang sedang berjalan pada Boston Betta. Pada bab ini juga dibahas sejarah dan latar belakang perusahaan secara singkat. BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini membahas analisa data dan menyajikan hasil dari rancangan website e-commerce. Penganalisaan menyangkut struktur website ecommerce dan mekanisme jalanya website e-commerce. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan tentang hal-hal penting yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang diberikan untuk skripsi dan pengembangan lebih lanjut.