BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saat ini perubahan zaman yang semakin cepat dan tak menentu menyebabkan kebutuhan dan keinginan manusia harus di sesuaikan dengan perubahan tersebut. Bidang industri yang di jalankan juga semakin beraneka ragam dan maju seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan dan permintaan manusia. Indeks manufaktur Indonesia pada Agustus 2012 tumbuh di level tercepat dalam 10 bulan terakhir menurut Purchasing Managers Index (PMI, 2012), menunjukkan indeks manufaktur Indonesia berada di level 51,6 pada bulan Agustus, atau naik dibandingkan level 51,4 pada Juli 2012. Banyak jenis industri baru yang bermunculan untuk memenuhi dan menjawab kebutuhan manusia yang terus berubah tersebut, ada industri yang harus gulung tikar karena dianggap sudah kuno dan tidak terlalu di butuhkan lagi, tetapi ada juga industri yang tetap harus di pertahankan karena keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh manusia. Salah satu industri yang masih sangat di butuhkan manusia adalah industri sepatu. Hal inilah yang mendasari Footwear Distributors and Retailers of America (FDRA) untuk menyatakan komitmennya berinvestasi dan melakukan diversifikasi sourcing produksi alas kakinya dari China ke Indonesia dengan akan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dapat menghambat kerja sama perdagangan dan investasi antara industri sepatu Indonesia dan Amerika Serikat. Hal tersebut disampaikan Presiden FDRA, Matt Priest, saat bertemu dengan Atase Perdagangan Indonesia di Washington DC, Ni Made Ayu Marthini. Posisi ini menjadikan FDRA sebagai mitra penting bagi industri serta usaha kecil dan menengah (UKM) alas kaki khususnya sepatu di Indonesia, sehingga pemain dalam industri ini akan semakin banyak bermunculan. (Kompas, 2011) Sepatu sudah sejak lama menjadi bagian dalam hidup manusia mengingat fungsi utamanya yang sangat berguna bagi manusia, yaitu melindungi kaki pemakainya. Tapi tak hanya itu saja, seiring perkembangan zaman, fungsi sepatu berkembang sesuai dengan bentuk dan jenisnya. Ada sepatu yang di design untuk olahraga, sepatu kerja, 1
2
sepatu jalan, dan high-heels yang banyak di gunakan wanita, sepatu koki, sepatu boot dan lain- lain. Semua jenis sepatu itu memiliki fungsinya masing- masing. Semua jenis sepatu membutuhkan sol karet sebagai bahan baku utamanya. Sol karet di pasang pada bagian alas sepatu yang berfungsi sebagai peredam gaya yang di lakukan oleh kaki. Sol sepatu membuat pemakaian sepatu tidak mengalami kelicinan dan membantu gerakan kaki. Jenis sol sepatu di sesuaikan dengan kebutuhan dari fungsi sepatu tersebut. Seperti jenis sol sepatu olahraga dengan sol sepatu kerja pasti berbeda. Sol sepatu olahraga pasti di rancang lebih kuat menahan gesekan dan gaya yang lebih kuat. Bahkan untuk sol sepatu olahraga, di bedakan lagi sesuai jenis olahraganya, seperti sol sepatu lari berbeda dengan sol sepatu tenis. Bahan utama pembuatan sol sepatu pada umumnya adalah karet. Alasannya karena sifat karet yang tahan lama, anti slip, ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap bahan kimia tertentu, dan lain- lain. Selain awet, kelebihan sol sepatu dari karet yaitu sifatnya yang ringan sehingga meleluasakan pemakainya untuk bergerak bebas. Selain karet, ada beberapa bahan sol sepatu lain, seperti sol sepatu berbahan kulit yang sering di pakai pada sepatu-sepatu mahal, sol berbahan polyurethane, dan sol sepatu berbahan TPR yang sering di gunakan sebagai lapisan flexible pada sol sepatu kulit. Kegiatan operasional di dalam perusahaan merupakan masalah yang sangat rentan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba atau profit yang diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi produksi, maka apabila proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan dapat tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka biaya perusahaan tersebut akan menjadi besar dan tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Sedangkan kelancaran proses produksi itu sendiri dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam proses produksi. Salah satu masalah yang biasanya dihadapi perusahaan adalah proses pengendalian persediaan bahan baku yang tidak optimal, di mana seringkali terjadi kelebihan dan kekurangan persediaan yang secara tidak langsung meningkatkan pengeluaran biaya sehingga perlu diterapkan suatu model pengendalian persediaan. Jadi, dapat dilakukan perhitungan terhadap hal-hal sehubungan dengan persediaan seperti jumlah pemesanan bahan baku yang optimal, berapa kali dalam setahun bahan baku tersebut harus dipesan atau tiap berapa hari bahan baku tersebut harus dipesan.
3
Kesalahan dalam penetapan investasi perusahaan pada persediaan akan menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Investasi yang terlalu besar pada persediaan, akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan mentah yang dibeli maupun barang yang sudah diproduksi. Biaya ini berubah – ubah sesuai dengan besar kecilnya bahan yang disimpan. Semakin besar jumlah biaya yang disimpan maka semakin besar pula biaya penyimpanan. Begitu juga sebaliknya jika investasi pada persediaan terlalu kecil maka juga dapat menekan keuntungan perusahaan, hal ini disebabkan karena akibat perusahaan kehabisan persediaan yang meliputi hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi, dan proses produksi yang tidak efisien. Kesalahan penetapan investasi tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu tidak adanya model atau sistem yang tepat di dalam perusahaan seperti, sistem peramalan atau estimasi persediaan yang tepat (forecasting) dan sistem pengendalian persediaan yang tepat / economic order quantity (EOQ). Selain itu Simulasi Monte Carlo juga digunakan untuk mengetahui jumlah pesanan yang optimal bagi perusahaan agar tidak terjadi tingkat persediaan barang yang terlalu tinggi, namun juga tidak mengalami kerugian akibat tidak dapat memenuhi permintaan. Dengan sistem tersebut akan berpengaruh terhadap semua pengambilan keputusan operasional di dalam perusahaan. Keputusan operasional
sangat
berpengaruh pada laba yang nantinya akan dicapai oleh perusahaan. PT. Artha Prima Sukses Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan sol sepatu dimana dalam operasionalnya memerlukan perencanaan dan pengendalian dalam bahan bakunya. Dalam tahap memproduksi sol sepatu, tentunya PT. Artha Prima Sukses Makmur juga membutuhkan perancangan inventory yang tepat dalam perusahaan untuk memaksimalkan proses produksi sol sepatu tersebut. Perusahaan ini harus melakukan forecasting dan menghitung persediaan inventory mengenai ketersediaan bahan baku pembuatan sol sepatu ini agar tidak terjadi penyendatan produksi akibat kurang perhitungan pada jumlah dan stok bahan baku produksi. Pada awalnya perusahaan selalu memproduksi sol sepatu berdasarkan stock akhir bulan lalu dan sesuai perkiraan. Perusahaan tidak mengetahui berapa kuantitas yang pasti akan diminta setiap bulannya karena perusahaan tidak pernah meramalkan permintaan pada periode berikutnya. Permintaan terhadap sol sepatu
4
sering mengalami kekurangan dibanding dengan persediaan sol sepatu yang ada (stock out), dan terkadang sering mengalami kelebihan stock (overstock).
Tabel 1.1 Data Permintaan TPR dan Penjualan Sol Sepatu pada Periode Oktober 2012 – September 2013 Bulan
Permintaan TPR
Okt 2012 Nov2012 Des 2012 Jan 2013 Feb 2013 Mar2013 Apr 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 Sept2013
30.000 Kg 28.000 Kg 30.000 Kg 30.000 Kg 32.000 Kg 28.000 Kg 23.000 Kg 28.000 Kg 23.000 Kg 36.000 Kg 37.000 Kg 25.000 Kg
Permintaan Sol Sepatu (Pasang) 86.702 78.329 84.717 96.546 98.419 70.582 60.852 82.498 64.166 114.516 115.422 68.398
Sisa 3.297 5.670 5.283 (6.546) 2.418 13.416 8.148 1.500 4.983 (6.516) (4.422) 6.600
Hal tersebut menunjukkan belum dapat memproduksi secara tepat terlihat dari masalah yang terjadi
dengan sering terjadinya kekurangan dan kelebihan
kuantitas persediaan bahan baku pada saat produksi. Perusahaan tidak tahu berapa kuantitas atau jumlah yang pasti untuk memesan bahan baku ke supplier. Apabila kuantitas bahan baku tidak dapat mengikuti permintaan di pasar, maka perusahaan tidak dapat memproduksi barangnya dengan maksimal. Hal tersebut akan mengurangi kepuasan produsen sepatu untuk mengambil sol sepatu tersebut karena terjadinya kekurangan stock barang jadi, atau terjadinya switching cost, dimana para konsumen berpindah ke pihak lain untuk mencari perusahaan competitor lainnya. Masalah tersebut berkaitan dengan belum
adanya
persediaan
bahan
baku pengaman pada saat memproduksi sol sepatu. Perusahaan tentu juga harus mengetahui kapan perusahaan harus memesan bahan baku dan menetapkan persediaan pengaman agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Begitu juga sebaliknya, apabila persediaan mengalami kelebihan stock, maka biaya perusahaan akan bertambah dan perusahaan tidak bisa memaksimalkan labanya dengan optimal. Dengan begitu, dapat disimpulkan mempunyai
model
yang
tepat
bahwa
perusahaan
belum
dalam perencanaan,dan pengendalian bahan
baku dalam produksi sol sepatu tersebut.
5
Dari permasalahan yang ada di dalam perusahaan tersebut, maka perlunya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Forecasting, EOQ (Economic Order Quantity), ROP (Reorder Point), Safety Stock (SS) dan simulasi Monte Carlo untuk memaksimalkan fungsi persediaan yang ada dan mengefisiensikan biaya tanpa mengabaikan kepuasan konsumen dan memaksimalkan profit di dalam perusahaan. Hal ini berkaitan dengan peramalan kebutuhan perusahaan pada periode berikutnya, kuantitas pemesanan, dan frekuensi pembelian bahan baku, sehingga dapat tercapai secara efisisensi persediaan bahan baku
yang tepat dalam
diperusahaan itu sendiri.
1.2 Identifikasi Masalah 1. Jenis Metode Peramalan apakah yang tepat berdasarkan permintaan produsen sepatu berdasarkan nilai MAD dan MSE pada PT Artha Prima Sukses Makmur? 2. Berapa kuantitas yang optimal dengan metode EOQ pada saat pemesanan bahan baku pada PT Artha Prima Sukses Makmur? 3. Bagaimana perbandingan perhitungan Simulasi Monte Carlo dengan EOQ dan penerapannya dengan data aktual?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menentukan Metode Peramalan yang tepat terhadap permintaan produsen sepatu berdasarkan nilai MAD dan MSE pada PT Artha Prima Sukses Makmur. 2. Perusahaan dapat mengetahui kuantitas yang optimal dengan metode EOQ pada saat pemesanan bahan baku pada PT Artha Prima Sukses Makmur. 3. Untuk mengetahui perbandingan perhitungan Simulasi Monte Carlo dengan EOQ dan penerapannya dengan data aktual.
1.4 Manfaat Penelitian 1). Manfaat bagi perusahaan : a. Sebagai masukan bagi perusahaan agar dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan efisiensi permintaan persediaan. b. Sebagai pedoman jika dikemudian hari perusahaan akan melakukan pengembangan sistem persediaan.
6
2). Manfaat Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang ilmu manajemen persediaan b. Memberikan pembelajaran tentang metode peramalan, EOQ dan simulasi Monte Carlo. c. Pengaplikasian teori yang pernah didapat pada perkuliahan kedalam penelitian secara langsung.
3). Manfaat Bagi Pembaca Lain a. Sebagai panduan atau petunjuk dalam pembelajaran tentang manajemen persediaan dan metode Simulasi Monte Carlo. b. Sebagai sarana pengetahuan dan informasi pada pembaca yang ingin mendalami pengetahuan tentang peramalan, EOQ dan model Simulasi Monte Carlo.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Analisa permasalahan dilakukan hanya pada bahan baku sol sepatu di lingkungan perusahaan seperti pabrik sebagai titik produksi, gudang sebagai titik persediaan, dan kantor sebagai titik manajemen. Persediaan menjadi titik penelitian utama dalam hubungannya dengan penelitian yang bertujuan memprediksi permintaan persediaan pada perusahaan PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR. Agar hasil yang didapat dari penelitian sesuai dengan tujuan penelitian akan ditentukan batasan – batasan yang jelas dari proses penelitian yaitu : 1) Penilitan dilakukan pada gudang barang milik PT. Artha Prima Sukses Makmur. 2) Penelitian dilakukan pada pabrik milik PT. Artha Prima Sukses Makmur. 3) Penelitian dilakukan pada kantor milik PT. Artha Prima Sukses Makmur.
7
1.6. State of the Art Tabel 1.2 State Of The Art Metode
Judul Jurnal
Nama Pengarang
Hasil
Forecasting
Management Expose Volume 8, No. 17, September 2008, ISSN 1410-8631, “Analisis Peramalan Penjualan pada PT. Multi Megah Mandiri” tahun 2008p.60-78.
Haryadi Sarjono;Yulia Agustina; Arko Pujadi
Berdasarkan metode peramalan moving average, metode double moving average, metode exponential smoothing,danmetode exponential smoothing with trend yang digunakan didapatkan hasil yang tingkat kesalahan terkecil yaitu terdapat pada metode exponential smoothing dengan MAD = 15,67 (alpha 0,1) dan MSE = 366,10 (alpha 0,5).
Forecasting
Industrial Management + Data Systems Volume 108, 2008, ISSN 02635577, “Assessing Forecast Model Performance in an ERP Environment” tahun 2008p.677-697.
Catt, Peter M; Barbour, Robert H; Robb, David J
Jurnal ini menunjukkan bahwa praktisi harus memilih model peramalan berdasarkan karakteristik deret waktu historis, seperti tingkat, tren, musiman dan sejarah penjualan yang tersedia. Selain itu, juga ditunjukkan bahwa praktisi sebaiknya menilai model persaingan berdasarkan CFE (Cost of Forecast Error) dan pengukuran statistik kesalahan peramalan serta praktisi harus memastikan tujuan komersial peramalan tercapai.
8
Tabel 1.3 State Of The Art (Lanjutan) Metode
Judul Jurnal
Forecasting The Journal of the dan Inventory Operational Research Society Volume 60, May 2009, ISSN 01605682, “Forecasting for Inventory Planning: A 50-Year Review” tahun 2009p.149-160.
Economic Order Quantity (EOQ)
Proceedings of the World Congress and Computer Science 2011 Vol II WCECS 2011, October 19 – 21, 2011, San Francisco, USA The Modification of EOQ Model under the Spare Parts Discrete Demand: A Case Study of Slow Moving Items
Nama Pengarang Syntetos, A A; Boylan, J E; Disney, S M
Sakon Wongmongkolrit Bordin Rassameethes (2011)
Hasil Bidang perencanaan persediaan dan peramalan telah mengalami kemajuan luar biasa selama 50 tahun terakhir. Telah ada perkembangan metodologi yang signifikan, antara lain munculnya sistem dinamik, teori kontrol dan metode peramalan statistik. Perkembangan ini telah dicerminkan dari aplikasi perangkat lunak baru, yang mencerminkan pentingnya perencanaan persediaan dan peramalan dalam situasi praktek.
Hasil perhitungan pada produk Auxiliary contact 1no+1nc menunjukkan, optimal lot size = 3,698 unit, actual lot size = 4 unit, actual purchasing = 12 unit, dan safety stock = 9 unit. ROP dilakukan apabila persediaan mendekati safety stock. Hasil perhitungan pada produk Battery (for PLC)menunjukkan, optimal lot size = 0,667 unit, actual lot size = 1 unit, actual purchasing = 8 unit, safety stock = 16 unit.
9
Tabel 1.4 State Of The Art ( Lanjutan) Metode
Judul Jurnal
Nama Pengarang
Hasil apabila persediaan mendekati safety stock. Hasil perhitungan pada produk Under voltage coil menunjukkan, optimal lot size = 1,569 unit, actual lot size =2 unit, actual purchasing = 4 unit, safety stock = 6 unit. ROP dilakukan apabila persediaan mendekati safety stock.
Economic
Persediaan Bahan
Nunung
Perkiraan demand selama
Order
Baku Optimum
Nurhasanah;
satu tahun ke depan, dengan
Quantity
dengan Metode
Richard Perdana
menerapkan simulasi
(EOQ) dan
Economic Order
Gunawan
Montecarlo maka hasil
Simulation
Quantity Pada Es
penelitian taraf pemesanan
Monte Carlo
Chika Home Industry
optimum yang didasarkan pada rata-rata demand Es Chika selama satu tahun ke depan adalah sebagai berikut. EOQ untuk santan kara 60 karton dengan perkiraan total cost sebesar Rp 13,280,000. EOQ untuk susu kental manis 40 karton dengan perkiraan total cost sebesar Rp 9,169,000. EOQ untuk air mineral 59 gallon, perkiraan total cost sebesar Rp 3,631,000. Dengan
10
menerapkan Economic Order Quantity–Model, maka perusahaan dapat menetapkan taraf pemesanan optimum bahan baku yang dibutuhkan selama proses produksi untuk periode mendatang.