BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) memiliki arti yang luas. Umumnya, TI berarti aplikasi yang dijalankan komputer dan media telekomunikasi lainnya yang digunakan untuk mengolah, menyimpan, dan mengirim data. TI umumnya terdiri dari beberapa komputer dan beberapa perangkat keras lainnya. Komputer digunakan sebagai environtment aplikasi yang berjalan dan sumber data atau yang biasa disebut sebagai basis data. Sedangkan perangkat lainnya umumnya merupakan pendukung aplikasi yang tertanam di komputer dalam menjalankan tugasnya. TI juga merupakan salah satu bagian yang dibutuhkan dalam sebuah instansi/organisasi. Di dalam sebuah instansi, TI dapat digunakan untuk menyimpan dan mengolah data-data tentang berbagai bidang di dalam instansi tersebut. Pada perguruan tinggi, umumnya TI digunakan untuk merekam presensi perkuliahan serta menyediakan data-data yang dibutuhkan seperti daftar absen hingga materi kuliah. Dalam penerapan dan pembangunannya, TI menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Untuk pembelian perangkat saja terkadang mencapai angka ratusan juta rupiah. Itu belum termasuk biaya untuk pengembangan aplikasi dll. Terutama biaya pengembangan aplikasi yang hingga saat ini tidak dapat dianggap sebagai biaya yang kecil. Berdasarkan hasil eksplorasi berbagai media, Perguruan tinggi juga harus memenuhi beberapa kriteria untuk menerapkan TI di tempatnya. Beberapa kriteria tersebut adalah kemampuan personil perguruan tinggi dalam mengoperasikan TI, kecepatan dan frekuensi pemakaian internet di kalangan pegawai dan mahasiswa, ada atau tidaknya perangkat pendukung, dan jumlah pegawai/mahasiswa yang menganggap bahwa perlunya sebuah TI untuk mendukung aktivitas perkuliahan.
1
Jika kriteria ini tidak dipenuhi, maka yang terjadi adalah TI tidak akan berfungsi seperti yang diharapkan. Demi mendapatkan ukuran kesiapan tersebut, diperlukan sebuah aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur kesiapan perguruan tinggi dalam menerapkan TI. Diharapkan pendukung tersebut dapat mengukur tingkat kesiapan perguruan tinggi dalam menerapkan TI di tempatnya.
1.2 Rumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan dalam Proyek Akhir ini adalah bagaimana cara mengukur kesiapan implementasi TI dari perguruan tinggi dan mengubahnya menjadi angka-angka nilai kesiapan dengan bantuan komputer dan aplikasi.
1.3 Tujuan Tujuan Proyek Akhir ini adalah membangun aplikasi untuk mengukur kesiapan implementasi TI dari perguruan tinggi dan mengubahnya menjadi angka-angka nilai kesiapan.
1.4 Batasan Masalah 1. Perguruan tinggi yang dijadikan contoh pengukuran adalah Telkom University. 2. Model pengukuran Framework CID tool selain HEAM (Higher Education Ereadiness Assessment Model).
1.5 Definisi Operasional Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna.
2
Kesiapan implementasi TI adalah sebuah ukuran dimana proses yang berjalan di sebuah intansi dinilai dapat mengimplementasikan TI atau tidak. Kesiapan implementasi memiliki beberapa kriteria yang menyangkut SDM yang berada di instansi, kondisi instansi dll. Umumnya TI tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya jika TI diimplementasikan tanpa memperdulikan kesiapan instansi. HEAM adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesiapan implementasi TI dari instansi pendidikan tinggi seperti univesitas.
1.6 Metode Pengerjaan Metode yang diterapkan dalam pembangunan sistem ini adalah Rapid Application Development (RAD). RAD dipilih menjadi metode pengerjaan karena beberapa alasan yaitu : 1. RAD merupakan metode pembangunan sistem dengan waktu terpendek. 2. RAD cocok untuk pembangunan sistem berskala kecil 3. RAD menyajikan aplikasi untuk dicoba/ di-tes dalam fase apapun. Sehingga pengguna
dapat
memberi
feedback
tentang
apa
yang
akan
ditambahkan/dikurangi pada saat pembangunan sistem. Berikut adalah gambaran metode RAD
Gambar 1-1. Model RAD [11]
3
RAD itu sendiri terdiri atas beberapa fase yaitu : 1.
Perancangan Kebutuhan Sistem dan Requirements.
Semua kebutuhan sistem serta requirements akan dirumuskan pada fase ini. Mulai dari apa fungsi sistem, kebutuhan perangkat keras, kebutuhan data, dll. Disini juga akan dilakukan pengumpulan data yang terkait mengenai e-readiness, HEAM model serta bentuk kasar dari pertanyaan- pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan pada responden. 2.
Desain dan Pembangunan
Desain dan Pembangunan akan dilakukan secara bersamaan. Nantinya akan dilakukan beberapa kali pertemuan dengan beberapa dosen atau aktor terkait yang nantinya akan menggunakan aplikasi untuk meminta pendapatnya serta masukan mengenai kekurangan dari apa yang telah dibuat. Desain dan pembangunan akan dilakukan sesuai mockup yang telah disetujui beserta fungsionalitasnya. Akan tetapi, pada setiap proses desain dan pembangunan, developer akan mengikutsertakan pendapat pengguna serta masukan-masukan yang membangun dari pengguna Nantinya pendapat dan masukan tersebut akan diterima oleh developer untuk ditindak langsung kepada sistem demi memenuhi kenyamanan dan kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi. 3.
Implementasi dan Cutover
Implementasi Cutover adalah fase dimana sistem yang dibangun dianggap selesai dan akan diimplementasikan. Tentunya developer akan tetap mendengarkan masukan pengguna dan melakukan perbaikan pada bug-bug yang terjadi di sistem.[11]
4
1.7 Jadwal Pengerjaan Berikut adalah jadwal pengerjaan dari sistem pengukur kesiapan implementasi TI (e-readiness). Tabel 1-1 Jadwal Pengerjaan Pengerjaan
April 1
2
Mei 3
4
1
2
Juni 3
4
1
2
3
Perancangan Kebutuhan Sistem Desain dan Pembangunan Implementasi dan Cutover Pembuatan Dokumentasi
5
4