BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai berumur + 3 minggu dilakukan pemindahan tanaman bibit ke lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dikenal dengan istilah transplanting. Sistem tanam benih langsung (tabela) adalah penanaman tanaman padi tanpa melalui pesemaian dan pemindahan bibit. Budidaya tanam benih langsung padi pada dasarnya dapat dibedakan atas dua pilihan teknologi, yaitu tanam benih langsung secara merata (broad cast) pada areal pertanaman dan tanam benih langsung dalam larikan (on ows).. Tanam benih langsung ( tabela ) pada padi sawah di Indonesia termasuk teknologi yang baru dipraktekkan. Akan tetapi teknologi ini sebenarnya telah lama dikenal oleh petani – petani kita terutama untuk budidaya padi gogo atau gogo rancah. Tabela merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tabela adalah singkatan dari Tanam benih padi secara langsung, dimana benih padi langsung disebar di lahan budidaya tanpa melalui proses penyemaian terlebih dahulu. Cara ini berbeda denga budidaya padi sistem pindah tanam atau transplanting, dalam hal pembibitannya. Kegiatan lainnya relatif sama. Dalam sistem pindah tanam, benih padi disemaikan terlebih dahulu di lahan yang terpisah dengan lahan budidaya. Dengan demikian, dibutuhkan tenaga untuk persiapan lahan semai, penyebaran benih, pencabutan bibit yang sudah siap tanam (dalam Bahasa Jawa: ngarit), dan tenaga tanam. Ditambah lagi tenaga transportasi untuk memindah bibit dari lokasi penyemaian menuju ke lokasi budidaya, karena seringkali lahannya berjauhan. Dalam tabela tenaga untuk melakukan kegiatankegiatan tersebut tidak ada. Jadi dengan tabela dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja yang tentunya dapat mengurangi biaya produksi jika menggunakan tenaga kerja upahan atau buruh tani.
Sistem tabela telah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai suatu sistem tradisional budidaya padi gogo atau gogo rancah yang dilakukan di tanah kering yang telah diolah. Sedangkan tabela dilakukan pada sawah berlumpur yang telah diolah secara sempurna. Sistem tabela telah umum digunakan di luar negeri di daerah dengan irigasi terjamin. Salah satu dasar dikembangkannya teknologi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi produksi, terutama efisiensi didalam penggunaan tenaga kerja tanam. Disamping itu , teknologi ini juga memiliki beberapa kelebihan antara lain memperpendek umur panen dan dapat meningkatkan hasil panen. Jadi sistem tabela sangat cocok diterapkan pada lahan yang beririgasi baik, tidak mudah kebanjiran, dan pengolahan tanahnya harus sempurna, dimana kondisi tanah benar-benar gembur dan rata. Jika dapat diterapkan, akan mendapatkan keuntungan lain selain dapat menghemat tenaga kerja, yaitu umur tanaman padi tabela lebih cepat sekitar 15 hari dibandingkan tanaman padi sistem pindah-tanam. Hal ini karena pada sistem tabela, tanaman padi tidak mengalami stagnasi pertumbuhan. Keuntungan lainnya, sistem perakarannya lebih cepat berkembang sehingga mampu berkompetisi dengan gulma untuk memperoleh unsur hara di dalam tanah. Hal ini karena sistem perakarannya tidak terbenam dalam tanah, maka mudah menyerap udara untuk bernafas. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa memahami cara sistem tanam benih langsung (TaBeLa). 2. Mahasiswa mengetahui budidaya tanam benih langsung. 3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan sistem tanam benih langsung pada lahan pertanian.
BAB 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Etika Lingkungan dengan judul acara” Budidaya tanam padi dengan sistem Jajar Legowo “ dilaksanakan di Agrotechnopark Jubung pada tanggal 14 April 2013, pukul 07.00 sampai selesai. 3.2 Cara Kerja 1. Melaksanakan kegiatan berkelompok dengan jumlah anggota setiap kelompok 4-5 orang. 2. Melakukan observasi lapang dengan pengawasan dan bimbingan asisten Laboratorium Fisiologi Tumbuhan. 3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi bagi setiap kelompok sesuai topik pilihan yang disediakan. 4. Menyusun hasil studi lapang dalam sebuah laporan dengan format yang telah diberikan oleh pembimbing praktikum dan disajikan dalam presentasi dengan slide show.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis penutupan tanah oleh vegetasi : Jenis Vegetasi
Tajuk saling berhubungan (100%-60%)
Pohon (>5 m) Semak (0,5-5m)
Herba Vegetasi tanpa pembuluh
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
√ √ √ √ -
Tajuk tidak
Tajuk tidak
saling
saling
berhubungan
berhubungan
(60%-25%) √ √ -
(25%-10%) √ -
>10%
-
5. Analisis jenis vegetasi penutup tanah : Jenis Vegetasi 1 2 Pohon 3 (>5 m) 4 Semak (0,5-5m)
1 2 3 4 1
Herba
Vegetasi tanpa pembuluh
2 3 4 1 2 3 4
Macam Nama Vegetasi Frekuensi 1 Trembesi 10% 1 Kedondong 10% Beringin, Palem, Melinjo, 4 30% Ketapang Herba daun lebar, Kangkung, 3 85% Herba daun sempit Herba daun lebar, Kumis kucing, 3 75% Herba daun sempit 2 Herba daun lebar, Rumput teki 40% 1 Herba berdaun lebar 70% -
6. Kelas lereng lapang : Kelas Lereng 1 4 2 2 3 4 4 7. Klasifikasi drainase
Kemiringan Lereng (%) 26 - 45 9 – 15 9 - 15
Kondisi Drainase 1 2 3 4
(Permeabilitas) Sangat Jelek Sedang Sedang
Keterangan Curam Landai Landai
Bobot 1 4 4
8. Kondisi erosi
1 2 3 4
Jenis Erosi Erosi Parit Erosi Permukaan Erosi Permukaan
Tingkat Erosi Sedang Diabaikan Diabaikan
Kode S SR SR
Bobot 2 0 0
4.2 Pembhasan Untuk mengatasi menurunnya hasil dari kualitas tanaman padi
perlu
dilakukan alternatif teknik budidaya lain misalnya tekhnologi budidaya tanaman padi dengan menggunakan sistem tabela atau tabur benih langsung. Pada sistem tabela ini, sebelum benih ditabur ke lapangan terlebih dahulu di kecambahkan di dalam karung yang basah selama 2 hari sampai calon akarnya kelihatan, kemudian barulah dimasukkan langsung ke dalam lubang-lubang yang dibuat terlebih dahulu menggunakan kayu sederhana (tugal) yang berfungsi sebagai alat pembuat lubang dan sekaligus untuk mengatur jarak tanam. Sebelumnya lahan perlu diairi sampak agak basah tetapi tidak sampai menggenang atau becek sehingga mempermudah pembuatan lubang-lubang tanam. Adapun beberapa keuntungan budidaya padi dengan sistem tabela diantaranya : (a) sistem tabela memastikan jarak tanam lebih tepat dan teratur sehingga produksi yang diperoleh petani lebih banyak 500–1000 kg gabah kering per hektar bila dibandingkan dengan sistem persemaian. Konsekuensi yang diperoleh dari jarak tanam yang teratur akan mengurangi kompetisi untuk mendapatkan faktor-faktor produksi antar tanaman. Yang terpenting adalah bahwa jarak tanam yang tepat dan teratur akan menyebabkan Leaf Area Indeks (LAI) yang optimum karena semua lapisan daun sempurna sehingga proses fotosintesis tanaman dapat berlangsung secara optimal. Keadaan inilah yang dapat menunjang kenaikan produksi lebih tinggi pada sistem budidaya padi dengan menabur benih langsung tanpa melewati proses persemaian. (b) sistem tabela menyebabkan tanaman terhindar dari proses transpirasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kelayuan saat kekurangan air , (c) tanaman terhindar dari stagnasi
(d) tanaman terhindar dari proses penggabungan akar yang biasa terjadi saat transplanting sehingga banyak akar yang rusak dan putus dan (e) Dengan sistem tabela kebutuhan tenaga kerja penanam untuk luasan 1 hektar adalah lima orang tenaga kerja dengan waktu + 4 jam sehingga besar biaya akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan budidaya sistem persemaian. Disamping memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, sistem budidaya padi secara tabela ini juga memiliki beberapa kelemahan/kekurangan diantaranya (a) Sistem tabela hanya dapat digunakan pada musim kemarau. Bila digunakan pada saat musim penghujan benih yang dimasukkan ke dalam lubang akan keluar dan tersebar kemana-mana menyebabkan jarak tanam menjadi tidak teratur, (b) Dengan sistem tabela, karena air dimasukkan lebih awal pada saat akan membuat lubang, dapat menyebabkan biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih awal. Ada 3 ( tiga ) macam cara tanam benih langsung yang biasa dilakukan, yaitu : a.
Sistem sebar rata
b.
Sistem sebar dalam alur / barisan ( tabela jarak tanam satu arah )
c.
Sistem tegel ( tabela dengan jarak tanam 2 arah ) Beberapa hal perlu diperhatikan dalam sistem tanam benih lansung yaitu
sebagai berikut : 1.
Pengolahan Tanah ⋅
Pengolahan tanah harus dilakuka sempurna ( seperti persemaian / hingga melumpur )
⋅
Permukaan tanah harus rata, sehingga tidak ada genangan air.
⋅
Dibuat palir – palir ( saluran ); tergantung kondisi lahan, semakin buruk drainase, jarak antar saluran semakin rapat.
2.
Persemaian Benih ⋅
Sebelum tanam, benih direndam selama 24 jam dan benih yang mengambang dibuang.
⋅
Setelah 24 jam, benih ditiriskan selama 12 jam, pada tempat yang teduh, atau ditutup karung.
⋅
Tanda benih siap tanam jika telah sedikt keluar calon akar.
⋅
Benih yang dibutuhkan 25 – 30 kg / ha.
3.
Tanam ⋅
Sebelum tanam, tanah harus pada kondisi yang macak – macak.
⋅
Tanam dapat dilakukan dengan alat tanam benih langsung ( ATABELA / Seeder ) atau secara manual dengan menggunakan alat bantu caplak untuk membuat alur.
⋅ 4.
Jangan menabur benih jika diperkirakan akan turun hujan. Perawatan Setelah Tanam
⋅
Diusahakan kondisi air setelah tanam hingga umur 7 hari tetap macak – macak, jangan sampai kering. Atau dengan pengaturan pengairan. Maksudnya, bila pagi ini benih ditanam, subuh keesokan hari nya, sawah diairi, kemudian sekitar pukul 13.00 air dikeluarkan. Subuh berikutnya diairi kemmbali, siang dikeringkan. Demikian terus selama 7 hari. Cara ini ternyata dapat menekan tumbuhnya gulma.
⋅
Dan setelah umur kurang lebih 2 minggu perawatan sama seperti pada tanaman pindah.
⋅
Pemupukan
⋅
Dosis pemupukan disesuaikan rekomendasi setempat atau berdasarkan hasil analisa tanah.
⋅
Untuk Urea tablet diberikan pada umur 20 – 27 hari setelah tanam, dengan cara membenampan pada alur antara tanaman padi.
6.
Pengendalian Gulma ⋅
Pengendalian gulma dilakukan dengan mengkombinasikan cara mekanik dan kimiawi.
⋅
Dapat digunakan herbisida pra tumbuh yang sesuai atau herbisida pasca tumbuh.
⋅
Herbisida pra tumbuh disemprotkan 2 – 3 hari sebelum tanam. Untuk herbisida pasca tumbuh, 3 hari setelah tabur. Penggunaannya harus TEPAT sesuai dosisnya.
⋅
Pengaturan air pengairan.
⋅
Walaupun telah menggunakan herbisida, bila terlihat ada gulma yang tumbuh, perlu dilakukan penyiangan, dengan menggunakan sorok.
7.
Pengendalian Tikus ⋅
Benih dapat dicampur dengan pestisida ( seed treatment) sebelum ditanam.
⋅
Penggunaan pagar plastik dan penggunaan perangkap.
⋅
Gropyokan sebelum tanam secara serempak.
⋅
Pola tanam serempak.
8.
Panen dan Pasca panen ⋅
Usahakan panen tepat waktu masak.
⋅
Gunakan sabit bergerigi alat yang tajam
⋅
Perontokan gabah sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pedal / power treser untuk mengurangi kehilangan hasil.
⋅
Penjemuran hingga kadar air 14 %.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Sistem tanam benih langsung (tabela) adalah penanaman tanaman padi tanpa melalui pesemaian dan pemindahan bibit. 2. Ada 3 ( tiga ) macam cara tanam benih langsung yang biasa dilakukan, yaitu : ⋅
Sistem sebar rata
⋅
Sistem sebar dalam alur / barisan ( tabela jarak tanam satu arah )
⋅
Sistem tegel ( tabela dengan jarak tanam 2 arah ).
3. Keuntungan dan Kelemahan sistem tanam benih langsung. Keuntungan ⋅
istem tabela menyebabkan tanaman terhindar dari proses transpirasi.
⋅
tanaman terhindar dari stagnasi
⋅
sistem tabela memastikan jarak tanam lebih tepat dan teratur
Kelemahan ⋅
Sistem tabela hanya dapat digunakan pada musim kemarau.
⋅
Dengan sistem tabela, karena air dimasukkan lebih awal pada saat akan membuat lubang, dapat menyebabkan biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih awal.
5.2 Saran Sebaiknya Mahasiswa lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh nara sumber, agar dapat memahami praktikum ini.