BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam jaringan komputer, banyaknya client yang mengakses dan mengambil data pada server dalam waktu yang berurutan, dapat mengakibatkan server menjadi sibuk. Server yang sibuk terkadang mengalami beberapa kendala, misalnya kegagalan atau kerusakan device, hal ini bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada sebuah server. Salah satu device yang mungkin mengalami kegagalan atau kerusakan adalah hard disk yang digunakan sebagai media penyimpanan. Kerusakan hard disk biasanya terjadi karena adanya batas kecepatan dari fisik hard disk dalam membaca dan menyimpan data, maupun rusaknya fisik dari hard disk tersebut. Bila terjadi kerusakan pada hard disk dapat berakibat pada data-data seperti file penting yang ada, maupun data multimedia lain yang penting tidak dapat diakses. Hal ini berakibat buruk bila terjadi pada sebuah sever perusahaan atau instansi, maupun sebuah home server. Untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan atau kerusakan hard disk, diperkukan sebuah sistem yang dapat menjaga semua data-data yang ada pada server, tetap tersedia dan dapat selalu diakses. Ada beberapa sistem yang dapat menjaga data-data yang ada pada sebuah server, seperti Disk Cloning atau RAID 1. Dalam permasalahan yang ada RAID 1 lebih dapat digunakan, karena RAID 1 lebih otomatis, sedangkan Disk Cloning berjalan secara manual dalam melakukan back up data. Hal ini menjelaskan bahwa RAID 1 tetap membuat sistem berjalan sehingga server tidak perlu dimatikan untuk memperbaiki disk yang rusak, sehingga data-data tetap tersedia dan dapat diakses. RAID 1 merupakan salah satu dari sistem RAID. Sistem RAID merupakan sistem yang dapat menjaga data pada hard disk dan meningkatkan kinerja hard disk. RAID merupakan sebuah teknik atau mekanisme yang menggabungkan beberapa storage disk yang memiliki kemampuan Fault Tolerance, dan dapat meningkatkan kinerja dari hard disk. RAID memiliki beberapa tingkatan yang fungsinya berbeda, dan memiliki RAID kombinasi yang terdiri dari dua level RAID. Salah satu tingakatan RAID adalah RAID level 1 atau RAID 1 sering disebut dengan disk mirroring dimana
1
data yang disimpan diduplikasi atau disalin secara berurutan ke hard disk yang lain sebagai mirror-nya, sehingga memberikan perlindungan data dan toleransi terhadap kesalahan. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan yang ada, proyek akhir ini dibuat dengan judul “Pencegahan Kemungkinan Kehilangan Data Hard disk dengan RAID 1 untuk diImplementasikan pada Server NAS” sebagai salah satu cara dalam mengurangi kemungkinan kehilangan data dan kegagalan hard disk dan pada implementasinya nanti RAID 1 akan dikombinasikan dengan RAID 0, menjadi RAID 1+0, RAID 0 merupakan disk striping yang meningkatan kinerja disk dalam membaca dan menulis data untuk menambah kecepatan waktu akses dan transfer data pada NAS server.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, berikut ini adalah beberapa permasalahan yang akan di bahas dalam proyek akhir ini. 1.
Bagaimana cara mengurangi kemungkinan kehilangan dan kerusakan data yang tersimpan pada hard disk?
2.
Bagaimana cara menyediakan server penyimpanan yang mempunyai kinerja dan kehandalan dalam menyediakan data agar selalu tersedia dan dapat diakses?
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai berikut. 1.
Membangun sebuah sistem RAID 1 untuk mengurangi kemungkinan kehilangan dan kerusakan data pada hard disk.
2.
Membangun sebuah server NAS menggunkan sistem RAID 1, dan dikombinasikan dengan RAID 0 menjadi RAID 1+0 atau RAID 10.
1.4 Batasan Masalah Adapun batasan-batasan masalah dalam proyek akhir ini, yaitu.
2
1.
Membangun sistem RAID 1 yang akan digunakan pada media penyimpanan hard disk.
2.
Tidak membangun RAID 0, tetapi pada implementasinya RAID 1 akan dikombinasikan dengan RAID 0 menjadi RAID 10.
3.
Membuatt sistem RAID berbasis software RAID.
4.
Tools yang digunakan untuk membuat sistem software RAID adalah mdadm.
5.
Menggunakan PC server.
6.
Sistem Operasi yang digunakan adalah Linux Ubuntu.
7.
Layanan file sharing yang digunakan dalam server NAS adalah CIFS atau SAMBA.
8.
Dalam implementasi NAS server layanan yang dibuat adalah mode share pada SAMBA.
9.
Dalam pembuatan software RAID pada proyek akhir ini menggunakan hard disk SATA.
10. Tools yang digunakan dalam pengujian Benchmark adalah Bonie++.
3
1.5 Definisi Operasional 1.
RAID adalah
kepanjangan dari
“Redundant Array
of
Independent
(Inexpensive) Disk” sebuah teknik atau mekanisme menggabungkan beberapa storage disk yang memiliki kemampuan fault tolerance di mana kerusakan salah satu disk tidak berpengaruh pada kinerja komputer, dan dapat meningkatkan kinerja dari hard disk. RAID digunakan untuk integritas data, koreksi kesalahan, meningkatkan peforma dan menambah kapasitas penyimpanan [1]. 2.
RAID level 1 merupakan disk mirroring. Data yang disimpan diduplikasi atau disalin secara berurutan ke hard disk lain sehingga memberikan perlindungan data, toleransi kesalahan atau redudancy. Membutuhkan minimal dua hard disk atau kelipatannya dalam membangun RAID 1 [1].
3.
File server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan sebuah layanan penyimpanan data. Untuk mengontrol komunikasi dan pertukaran data yang ada pada sebuah jaringan komputer [2].
4.
NAS (Network Attached Storage) adalah sebuah server media penyimpanan yang telah dikonfigurasikan, terdiri dari satu atau lebih server internal, kapasitasnya telah dikonfigurasi. NAS disediakan untuk menjadi file server. NAS terdiri dari hard disk yang umumnya telah dilengkapi oleh sistem RAID [2].
4
1.6 Metode Pengerjaan Berikut ini merupakan tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan pada pengerjaan proyek akhir. 1. Analisis Kebutuhan Proses
mendapatkan
kebutuhan
penggunaan
permasalahan yang terjadi, serta memilih solusi
sistem
berdasarkan
jenis sistem yang akan
digunakan. Mempelajari penyebab kerusakan pada hard disk serta mempelajari sistem yang ada pada server. Dengan cara study literature untuk mempelajari permasalahan yang ada tentang sistem yang akan dibangun dalam proyek akhir ini, bersumber dari buku, artikel dan sumber-sumber lainnya. 2. Perancangan Proses merancangan sistem yang akan dibangun pada proyek akhir ini. Merancang sistem RAID 1 yang akan dibangun dan diimplemetasikan pada server NAS. Perancangan berdasarkan dari analisis kebutuhan yang ada untuk merancang arsitektur, topologi sistem, perangkat keras maupun perangkat lunak yang akan digunakan dan juga perancangan pengujiannya. 3. Implementasi Membangun sistem RAID 1 yang akan diimplementasikan di server NAS dan menggabungkannya dengan sistem RAID 0 menjadi RAID 1+0. Sistem RAID dan server NAS yang dibangun, akan disesuaikan dengan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya pada tahap perancangan. 4. Pengujian Menguji sistem RAID 1 yang telah dibangun dan diimplementasikan pada server NAS sesuai dengan perancangan pengujian yang telah dibuat pada tahap perancangan. Dengan cara menyimulasikan kerusakan atau kegagalan yang terjadi pada hard disk. Pengujian sistem RAID 1 dilakukan untuk mengetahui apakah sistem RAID 1 telah berkerja atau tidak.
5
1.7 Jadwal Pengerjaan Berikut ini merupakan jadwal pengerjaan proyek akhir, yang dimulai dari tahap analisis kebutuhan sampai tahap dokumentasi, dijelaskan secara lengkap dengan tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Jadwal Pengerjaan
Jadwal Pengerjaan
Waktu Pengerjaan Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Analisis Kebutuhan Perancangan Sistem Implementasi Pengujian Dokumentasi
6