1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan daerah perkotaan pada dasarnya
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor manusia, faktor aktivitas manusia, dan faktor pergerakan manusia (Tamin, 2000). Ketiga faktor tersebut akan mendorong terjadinya perkembangan kebutuhan ruang yang ditunjukkan dengan adanya perubahan penggunaan lahan. Selanjutnya perkembangan kebutuhan ruang tersebut juga akan disertai dengan semakin meningkatnya interaksi antar ruang kegiatan yang dicerminkan oleh peningkatan intensitas pergerakan penduduk. Kegiatan pergerakan inilah yang disebut kegiatan perangkutan, yaitu kegiatan yang terjadi karena adanya perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Seiring dengan peningkatan pergerakan barang dan orang, maka tuntutan dalam penyediaan jaringan jalan semakin meningkat pula, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan jaringan jalan tersebut tentunya harus mampu mengimbangi peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang relatif lebih cepat. Bila tidak terdapat keseimbangan, seringkali akan menimbulkan masalah lalu lintas. Jika kapasitas jalan tetap, sedangkan jumlah pemakai jalan meningkat, maka akan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Masalah kemacetan lalu lintas seringkali terjadi pada kawasan yang mempunyai intensitas kegiatan dan penggunaan lahan yang tinggi. Selain itu, kemacetan lalu lintas terjadi karena volume lalu lintas tinggi yang disebabkan bercampurnya lalu lintas menerus (through traffic), lalu lintas regional dan lokal. Bilamana sifat kemacetan lalu lintas tersebut merupakan suatu kejadian yang rutin, akibatnya bukan saja akan mempengaruhi ketidakefisienan penggunaan sumber daya, tetapi juga dapat mengganggu kegiatan di lingkungan yang ada. Selain itu, berdampak luas pula terhadap kelancaran kegiatan sosial ekonomi kota. Untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas di daerah perkotaan, diperlukan intervensi ahli perencana perangkutan yang secara
2
keilmuan dapat menemukan dan mencari berbagai alternatif pemecahan masalah lalu lintas. Menurut Richard Barrett dalam Setiawan (1993), terdapat tiga tingkatan dasar dari perencanaan perangkutan di daerah perkotaan, yaitu: 1. Perencanaan Operasional, meliputi perencanaan persimpangan jalan, marka jalan, pembatasan parkir, penyeberangan jalan, dan lain-lain. 2. Perencanaan Taktis, yaitu pengembangan pola sirkulasi lalu lintas, penentuan prioritas rute angkutan umum, penentuan daerah pejalan kaki, dan lain-lain. 3. Perencanaan Strategis, yang berkaitan dengan perencanaan struktur dan kapasitas jaringan jalan serta sistem angkutan umum, penataan guna lahan dan keterhubungan perangkutan dan keseimbangan antara permintaan dan penyediaan angkutan umum. Kota Bandung sebagai simpul jasa distribusi memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Di sisi lain intensitas pelayanan Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar. Kedua hal tersebut berimplikasi pada tingginya mobilitas penduduk, barang dan jasa. Kegiatan dan aktivitas ekonomi yang tinggi memberikan suatu potensi bagi perkembangan sebuah kota. Dengan demikian Kota Bandung yang terus berkembang akan dihadapkan dengan permasalahan perkotaan diantaranya permasalahan trasportasi. Jalan Cihampelas yang terletak di Bandung bagian barat merupakan jalan kolektor sekunder yang menghubungkan bagian utara dan pusat kota Bandung. Lokasi kawasan yang sangat strategis serta adanya kegiatan perdagangan dan jasa yang sangat berkembang secara intensif pada daerah ini, telah menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat niaga penting di Kota Bandung. Permasalahan yang dihadapi oleh kawasan Jalan Cihampelas sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Bandung diantaranya adalah padatnya arus pergerakan kendaraan dan pejalan kaki yang semakin lama semakin bertambah besar, karena adanya peningkatan jumlah penduduk dan kendaraan di Kota Bandung, serta intensitas kegiatan di kawasan tersebut, sedangkan prasarana
3
pergerakan yang disediakan relatif tidak bertambah. Permasalahan-permasalahan di atas berujung pada terjadinya tingginya tingkat kemacetan di daerah ini.
1.2
Rumusan Persoalan Persoalan empiris yang ada saat ini di kawasan Jalan Cihampelas yaitu
besarnya tingkat kemacetan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh prasarana pergerakan yang ada tidak mampu mendukung jumlah arus pergerakan yang melewati daerah ini sehingga pada akhirnya mengakibatkan timbulnya tingkat kemacetan yang tinggi. Berdasarkan persoalan yang terjadi di lapangan, maka muncul sebuah persoalan penelitian yaitu belum adanya upaya-upaya penanganan persoalan lalu lintas untuk mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi di kawasan Jalan Cihampelas. Untuk dapat menjawab persoalan penelitian tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem transportasi yang terdiri atas subsistem jaringan, subsistem pergerakan, dan subsistem aktivitas yang ada di Jalan Cihampelas.
1.3
Tujuan dan Sasaran Studi Berdasarkan latar belakang dan rumusan persoalan di atas, maka studi
ini bertujuan untuk memberikan beberapa usulan tindakan untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas di kawasan Jalan Cihampelas agar tingkat pelayanan jalan dapat diperbaiki. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran-sasaran dari studi ini, yaitu: 1. Teridentifikasinya kondisi subsistem jaringan Jalan Cihampelas 2. Teridentifikasinya kondisi subsistem pergerakan yang melewati Jalan Cihampelas 3. Teridentifikasinya kondisi subsistem aktivitas yang ada di Jalan Cihampelas 4. Teridentifikasinya persoalan-persoalan pada masing-masing subsistem tersebut 5. Terumuskannnya beberapa solusi penanganan persoalan lalu lintas di Jalan Cihampelas
4
6. Terhitungnya biaya yang diperlukan untuk melaksanakan solusi penanganan persoalan lalu lintas di Jalan Cihampelas.
1.4
Ruang Lingkup Ruang lingkup studi terdiri atas dua bagian, yaitu lingkup materi dan
lingkup wilayah.
1.4.1
Lingkup Materi Fokus pembahasan dalam studi ini dititikberatkan pada kajian studi
sistem transportasi yang dibatasi pada sub sistem jaringan, sub sistem pergerakan, dan sub sistem aktivitas yang ada di Jalan Cihampelas. Setelah melakukan analisis terhadap ketiga sub sistem terbut, kemudian selanjutnya memberikan alternatif penanganan persoalan lalu lintas.
1.4.2
Lingkup Wilayah Wilayah yang menjadi bagian utama dalam lingkup studi adalah
kawasan Jalan Cihampelas yang merupakan tempat terkonsentrasinya berbagai kegiatan perdagangan dan jasa. Batas-batas wilayah studi adalah sebagai berikut: - Utara
: Jalan Bapak Husen
- Selatan
: Jalan Pasteur
- Barat
: Bangunan Kegiatan Perdagangan dan Jasa
- Timur
: Perumahan Penduduk
Sedangkan wilayah eksternal dari studi penelitian ini yaitu kawasan Jalan Cipaganti dan sekitarnya, Jalan Sukajadi dan sekitarnya, serta Jalan Pasteur. Pemilihan wilayah studi yang hanya mengambil beberapa ruas Jalan Cihampelas saja didasarkan kepada konsentrasi kegiatan perdagangan dan jasa yang tinggi pada ruas-ruas tersebut, sehingga peneliti tidak mengambil seluruh Jalan Cihampelas sebagai wilayah studi. Ruas jalan yang dijadikan wilayah studi yaitu penggal Jalan Bapak Husen-Prof. Eyckman dan Jalan Prof. Dr. Eyckman-Pasteur, untuk selanjutnya kedua penggal jalan ini tetap disebut sebagai Jalan Cihampelas, seperti terlihat pada Gambar 1.1.
5
6
7
1.5
Metodologi Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu metode analisis dan metode pengumpulan data.
1.5.1
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei, baik survei primer
dengan melakukan pengamatan dan perolehan data langsung di lapangan, maupun survei sekunder dengan melakukan pencarian data pada instansi-instansi terkait, serta studi literatur untuk mendapatkan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Survei Primer a. Pengamatan untuk melakukan pengukuran kondisi geometrik jalan. b. Pengamatan kondisi eksisting guna lahan dan bentuk-bentuk gangguan samping terhadap kondisi lalu lintas. c. Melakukan traffic counting untuk memperoleh data volume lalu lintas. Waktu pengumpulan data volume kendaraan dibagi tiga bagian yaitu pagi hari (07.00-09.00), siang hari (12.00-15.00), dan sore hari (17.00-20.00) pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Waktuwaktu tersebut diambil karena diasumsikan merupakan jam-jam puncak (peak hours). d. Melakukan pedestrian counting untuk memperoleh data volume pergerakan pejalan kaki. Waktu pengumpulan data volume pejalan kaki dibagi tiga bagian yaitu pagi hari (07.00-09.00), siang hari (12.00-15.00), dan sore hari (17.00-20.00) pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. 2. Survei Sekunder a. Studi literatur Kegiatan ini dilakukan untuk mencari dan menggali informasi mengenai
permasalahan-permasalahan
transportasi
perkotaan, serta bagaimana cara penanggulangannya.
di
daerah
8
b. Survey instansi Kegiatan ini dilakukan untuk mencari dokumen rencana atau laporan hasik pekerjaan yang mencakup data-data rencana pengembangan kota, karakteristik jaringan jalan, kapasitas jalan, dan sebagainya. 1.5.2
Metode Analisis Dalam studi ini, analisis yang dilakukan adalah berupa analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif yang dilakukan yaitu berupa analisis deskriptif terhadap sistem transportasi yang terdapat di koridor Jalan Cihampelas. Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan berupa: a. Analisis VCR Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan koridor Jalan Cihampelas. Analisis ini dilakukan dengan cara menghitung kapasitas jalan dan kemudian dibandingkan dengan volume pergerakan yang terjadi, sehingga diperoleh nilai VCR. b. Analisis kecepatan Kecepatan yang dihitung yaitu kecepatan arus bebas dan kecepatan perjalanan. Analisis yang dilakukan terhadap kecepatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kecepatan arus bebas dan perjalanan yang dapat dicapai oleh kendaraan ketika melewati Jalan Cihampelas. Dari hasil analisis terhadap VCR dan kecepatan ini maka dapat ditentukan pula Level of Service (LOS) dari koridor Jalan Cihampelas, sehingga pada akhirnya dapat diketahui tingkat pelayanan koridor jalan ini. c. Analisis perhitungan kebutuhan parkir Analisis ini dilakukan dengan membandingkan jumlah ruang parkir yang dibutuhkan
di
sepanjang
Jalan
Cihampelas,
yang
kemudian
dibandingkan dengan jumlah ruang parkir yang ada saat ini. Perhitungan terhadap kebutuhan parkir dilakukan dengan membagi jumlah luas seluruh lantai setiap bangunan, kemudian dikalikan dengan standar
9
masing-masing guna lahan tersebut. Standar parkir yang digunakan yaitu berdasarkan Perda DKI Jakarta No. 7 tahun 1991. d. Analisis terhadap bangkitan dan tarikan pergerakan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bangkitan dan tarikan pergerakan yang ada di Jalan Cihampelas, dengan cara mengalikan jumlah luas seluruh lantai setiap bangunan dengan standar trip rate berdasarkan BNI City dalam Susanti (1997).
Untuk memudahkan pemecahan masalah, peneliti menyusun sistematika kerangka berpikir seperti terlihat pada Gambar 1.2. Sedangkan lingkup sasaran studi dapat dilihat pada Tabel I.1.
1.6
Sistematika Pembahasan Penyusunan laporan tugas akhir ini terdiri atas 5 bab, dengan perincian
masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan persoalan, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup penelitian yang terdiri dari lingkup materi dan lingkup wilayah, serta metodologi yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS MENGENAI SISTEM TRANSPORTASI Bab ini berisi tentang tinjauan-tinjauan teoritis dari para ahli mengenai sistem transportasi dan penanganan terhadap persoalan lalu lintas.
BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS Bab ini berisi tentang gambaran kawasan Jalan Cihampelas yang mencakup gambaran umum Kota Bandung, kebijakan dan kedudukan Jalan Cihampelas dalam lingkup Kota Bandung, serta karateristik Jalan Cihampelas.
10
BAB 4 ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI JALAN CIHAMPELAS DAN USULAN PENANGANANNYA Bab ini memaparkan penjelasan mengenai analisis terhadap sub sistem jaringan, sub sistem pergerakan, dan sub sistem aktivitas, serta permasalahannya. Kemudian pada akhir bagian ini, akan dipaparkan mengenai beberapa usulan penanganan terhadap persoalan lalu lintas di Jalan Cihampelas dan biaya pengelolaan jalannya.
BAB 5 KESIMPULAN Bab ini berisi tentang beberapa temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi, dan studi lebih lanjut yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini.
11
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Studi
Pertumbuhan dan perkembangan daerah perkotaan Bandung
Tingginya arus pergerakan orang dan barang
Prasarana transportasi tidak bertambah
Timbulnya masalah kemacetan lalu lintas LATAR BELAKANG Memberikan beberapa usulan tindakan untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas di kawasan Jalan Cihampelas TUJUAN STUDI 1. Teridentifikasinya kondisi subsistem jaringan Jalan Cihampelas 2. Teridentifikasinya kondisi subsistem pergerakan yang melewati Jalan Cihampelas 3. Teridentifikasinya kondisi subsistem aktivitas yang ada di Jalan Cihampelas 4. Teridentifikasinya persoalan-persoalan pada masing-masing subsistem tersebut 5. Terumuskannya beberapa solusi penanganan persoalan lalu lintas di Jalan Cihampelas 6. Terhitungnya biaya yang diperlukan untuk melaksanakan solusi penanganan persoalan lalu lintas SASARAN STUDI
Analisis subsistem jaringan
Analisis subsistem pergerakan
Analisis subsistem aktivitas
Analisis Biaya Pengelolaan jalan
Analisis Permasalahan
Skenario penanganan persoalan lalu lintas
ANALISIS Kesimpulan
Rekomendasi
12
Tabel I.1 Lingkup Sasaran Studi No 1
Sasaran Teridentifikasinya kondisi subsistem jaringan Jalan Cihampelas
2
Teridentifikasinya kondisi subsistem
Ruang Lingkup - Karakteristik Jalan Cihampelas - Karakteristik pergerakan
pergerakan yang melewati Jalan
yang melewati Jalan
Cihampelas
Cihampelas
Kebutuhan Data
Teknik Survei
Teknik Analisis
- Kondisi geometrik jalan
- Pengamatan lapangan
- Kapasitas Jalan Cihampelas
- Survei sekunder
- Volume dan kecepatan
- Pengamatan lapangan
- Analisis deskriptif
- Traffic counting
- Analisis VCR
- Survei sekunder
- Analisis trip rate
kendaraan - Bangkitan dan tarikan
- Analisis deskriptif
- Analisis kebutuhan
pergerakan - Aktivitas angkutan umum
parkir
- Sistem parkir 3
Teridentifikasinya kondisi subsistem aktivitas yang ada di Jalan
- Karakteristik aktivitas yang ada di Jalan Cihampelas
Teridentifikasinya persoalanpersoalan pada masing-masing subsistem tersebut
pedagang kaki lima
- Pengamatan lapangan
- Analisis deskriptif
- Survei sekunder
- Aktivitas guna lahan
Cihampelas 4
- Aktivitas pejalan kaki dan
- Permasalahan pada setiap subsistem
- Kondisi dan karakteristik subsistem jaringan - Kondisi dan karakteristik subsistem pergerakan - Kondisi dan karakteristik subsistem aktivitas
- Pengamatan lapangan - Survei sekunder
- Analisis deskriptif
13
4
5
Terumuskannnya beberapa solusi
- Usulan penataan terhadap
penanganan persoalan lalu lintas di
permasalahan transportasi
Jalan Cihampelas
di Jalan Cihampelas
Terhitungnya biaya yang diperlukan untuk melaksanakan solusi penanganan persoalan lalu lintas di Jalan Cihampelas
Sumber: Hasil analisis, 2007.
- Biaya penanganan persoalan lalu lintas
- Hasil analisis dan pengamatan lapangan - Standar pembiayaan belanja daerah
- Survei sekunder
- Analisis biaya pengelolaan jalan
14