BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setelah sekian lama bergantung pada minyak bumi, Indonesia memasuki babak baru yaitu era gas. Produksi minyak bumi yang terus merosot, menjadikan gas sebagai komoditas yang paling diburu saat ini. Gas menjadi salah satu andalan pendapatan negara dan penggerak perekonomian. Hal itu diutarakan Dirjen Migas Kementerian ESDM (energi dan sumber daya mineral) A. Edy, produksi minyak Indonesia pada tahun 1970-an mencapai lebih dari 1 juta barel per hari dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor minyak. Saat itu, gas belum menjadi salah satu sumber daya alam yang dilirik. Situasinya kini berubah. Produksi gas terus meningkat, seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memerlukan banyak gas. Produksi gas Indonesia, selain digunakan untuk ekspor, juga memenuhi kebutuhan dalam negeri. Presentase gas untuk domestik tahun 2012 mencapai 45,4%, sedangkan ekspor 46,2%. Produksi gas untuk domestik, selain untuk industri, juga digunakan untuk listrik, transportasi dan rumah tangga. Khusus pengembangan gas non-konvensional seperti CBM (Coal Bed Methane). CBM adalah gas metana (gas alam) yang dihasilkan selama proses pembatubaraan dan terperangkap dalam batubara. CBM dikenal juga sebagai ‘sweet gas’, karena sedikitnya kandungan sulfur (dalam bentuk hidrogen sulfida).
1
2
Berikut adalah jumlah produksi gas bumi dari tahun 2004 – 2012:
Gambar 1.1 Produksi gas bumi tahun 2004 - 2012
Sumber daya Indonesia termasuk peringkat 5 dunia dengan jumlah lebih dari 450 TCF (Triliun Cubic Feet). Hingga saat ini, telah ditandatangani 54 kontrak kerja sama CBM. Sementara untuk shale gas, kontrak kerja sama pertamanya akan dilakukan pada pertengahan Mei 2013, pada ajang Konvensi dan Konferensi IPA ke 37 di Jakarta Convention Centre. Dalam mengembangkan gas non-konvensional ini, diperlukan dukungan teknologi, infrastruktur dan investasi dari dalam dan luar negeri. Untuk itu, pemerintah memberikan insentif dan bagi hasil yang menarik serta berbagai kebijakan yang ramah kepada investor. Ada empat penyebab utama permasalahan gas Indonesia saat ini. Pertama, minimnya infrastruktur gas. Kedua, ekspor yang terlalu tinggi. Ketiga, kebijakan energy mix yang kurang tepat. Keempat, ketidakpastian pasokan dari produsen dan distributor. Pertama, minimnya infrastruktur gas. Kenaikan permintaan gas gagal diantisipasi dengan instalasi jaringan pipa transmisi dan distribusi yang memadai. Alhasil, banyak daerah di Indonesia yang belum tersambung oleh jaringan pipa (contoh Jawa Tengah). Seperti yang disebutkan di atas, Indonesia selama berpuluh-puluh tahun adalah negara eksportir gas, sehingga pembangunan jaringan pipa gas tidak berkembang. Minimnya infrastruktur ini menyebabkan supplier kesulitan untuk
3
memasok gas ke konsumen. Kedua, tingginya ekspor gas. Ekspor gas Indonesia mencapai 44% dari total produksi gas nasional. Pada awalnya, tingginya tingkat ekspor disebabkan permintaan dalam negeri yang masih sedikit, sehingga produksi gas alam diarahkan untuk pembeli luar. Ketiga adalah kebijakan pemerintah yang kurang tepat. Pemerintah Indonesia mencoba penggunaan gas (konversi minyak ke gas)
disaat
infrastruktur
dan persediaan
gas
belum
memadai.
Keempat,
ketidakpastian pasokan dari produsen dan distributor. Saat ini yang dikeluhkan oleh konsumen gas adalah ketidakpastian pasokan gas. Sumber : kementrian energi dan sumber daya mineral.
PT. SURYA ARTHA CHANYA, didirikan pada tahun 1995 sebagai anak perusahaan dari PT. SURYA ARTHA MATRA yang berada di Jl. Raya Parung Km.42. Kemang Kabupaten Bogor. Bidang usaha ini adalah Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji yang, lini bisnis PT. SURYA ARTHA CHANYA adalah mengisi tabung gas elpiji 3kg, mendistribusikan gas elpiji ke berbagai agen.
Terkait dengan resiko operasional, PT. SURYA ARTHA CHANYA kerap mengalami losses. Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor resiko operasional. Kerentanan resiko ini menjadi sesuatu yang paling utama menjadi perhatian bagi PT. SURYA ARTHA CHANYA.
PT SURYA ARTHA CHANYA sangat memahami mengenai pentingnya manajemen resiko operasional agar perusahaan mampu bersaing dan bertahan di dalam persaingan. Penanganan resiko operasional ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mengoptimalkan kegiatan dari perusahaan agar semakin efektif dan efisien.
Suatu pendekatan alternatif yang penulis gunakan untuk mengukur potensi kerugian operasional adalah dengan mempergunakan distribusi Generalized Pareto Distribution (GPD). Dengan menggunakan metode ini, penulis dapat mengukur besarnya pembebanan modal resiko operasional, sehingga kemudian penulis dapat memberikan penanganan lebih lanjut mengenai masalah kerugian tersebut.
4
1.2 Ruang Lingkup 1. Resiko operasional yang dominan. 2. Potensi kerugian daalam perusahaan.
1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka identifikasi masalah yang akan diteliti, yaitu : 1) Apakah resiko operasional yang paling dominan terjadi pada PT. SURYA ARTHA CHANYA? 2) Berapa besar kemungkinan resiko operasional yang paling dominan yang terjadi pada PT. SURYA ARTHA CHANYA? 3) Berapa besar kemungkinan resiko operasional yang paling dominan yang melebihi ambang batas (threshold) pada PT. SURYA ARTHA CHANYA? 4) Berapa besar potensi kerugian dari resiko operasional (Value at-Risk) dan potensi kerugian operasional yang melebihi Value at-Risk (Expected Short Fall) yang paling dominan pada PT. SURYA ARTHA CHANYA
1.4 Tujuan Penelitian 1) Mengetahui seberapa besar kemungkinan resiko operasional yang paling dominan yang melebihi ambang batas (treshhold) pada PT. SURYA ARTHA CHANYA. 2) Mengetahui jenis resiko operasional yang paling dominan yang terjadi pada PT.SURYA ARTHA CHANYA. 3) Mengetahui seberapa besar kemungkinan resiko operasional yang paling dominan yang melebihi ambang batas (threshold) pada PT. SURYA ARTHA CHANYA. 4) Mengetahui seberapa besar potensi kerugian dari resiko operasional (Value at-Risk) dan potensi kerugian operasional yang melebihi Value at-Risk (Expected Short Fall) yang paling dominan pada PT. SURYA ARTHA CHANYA
5
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi PT. SURYA ARTHA CHANYA, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini
dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan dan pembuatan kebijakkan sehubungan dengan pengelolaan resiko operasional. b. Bagi penulis, agar memahami tentang pengelolaan resiko operasional dan akan sangat bermanfaat apabila penulis terjun ke sektor industri. Selain itu juga akan berguna di sektor-sektor lain karena setiap perusahaan pasti memiliki proses operasional.
1.6 State Of The Art / Tinjauan Pustaka No
Nama Penulis
Nama Jurnal
Judul Jurnal
Keterangan
1
AIshizaka,
Journal of the
Journal of the
Dalam jurnal ini di
Balkenborg,
Operational
Operational
tuliskan bahwa
Research
Research
menggunakan
Society (2011)
Society (2011)
metode ekonomi
and T.Kaplan
eksperimental untuk menguji seberapa baik Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai sistem pendukung dalam masalahuntuk mencar keputusan yang sebenarnya. 2
Ummi Zuhara,
JURNAL
Penggunaan
Jurnal ini
M.Sjahid
SAINS DAN
Metode VaR
menyatakan bahwa
SENI ITS Vol.
(Value at Risk)
Pengukuran
1, No. 1,
dalam
resiko merupakan
Akbar Haryono
&
6
(Sept. 2012)
Analisis Risiko
hal yang sangat
Investasi Saham
penting berkaitan
dengan
dengan investasi
Pendekatan
dana yang cukup
Generalized
besar, sehingga
Pareto
dapat mengurangi
Distribution
terjadinya kerugian
(GPD)
berinvestasi. Salah satu metode yang berkembang pesat dan sangat populer dipergunakan saat ini ialah Value at Risk (VaR). pengukuran risiko dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Generalized Pareto Distribution (GPD).
3
Keith L.
Public Choice
Voting for
Dalam jurnal ini
Dougherty ·
(2012)
Pareto
pareto digunakan
optimality: a
membandingkan
multidimension
aturan suara
al analysis
mutlak dan
Julian Edward
keputusan mayoritas dalam kemampuan mereka untuk menghasilkan Pareto alternatif
7
optimal terbaik 4
Jelena
Yugoslav
Quantile
Jurnal ini
JOCKOVIĆ
Journal of
Estimation for
mengenai
Operations
the Generalized
Distribusi Pareto
Research
Pareto
Generalized
22 (2012)
Diatribution
(GPD) yang
With Aplication
banyak digunakan
to Finance
untuk pemodelan ekses atas ambang batas yang tinggi
5
Ernest H.
Operations
The Analytic
Jurnal ini
Forman
Research
Hierarchy
membahas
Process - An
mengenai Analytic
exposition
Hierarchy Process (AHP) yang memiliki tujuan sebagai berikut: 1. untuk membahas mengapa AHP merupakan metodologi umum untuk berbagai keputusan dan aplikasi lainnya, 2. untuk menyajikan deskripsi singkat tentang aplikasi yang sukses dari AHP