BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia yang telah dikaruniai oleh Allah SWT dengan akal pikiran banyak memiliki potensi yang inovatif dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Kemampuan berpikir manusia terletak pada otaknya. Namun dalam pemanfaatan otaknya terkadang manusia tidak menggunakannya secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian para ahli neurologi, bahwa secara garis besar otak manusia terbagi atas dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Manusia pada umumnya mengoptimalkan salah satunya saja. Sangat jarang manusia yang mampu dan mau memanfaatka kemampuan otak kiri dan otak kanan secara bersamaan dalam melakukan sebuah inovasi. Potensi pemanfaatan otak kiri yaitu cara berpikir secara logis dan sistematis, dikenal dengan paradigma glass box. Sebuah paradigma yang pada umumnya dimiliki oleh para ilmuan. Dan sebaliknya potensi pemanfaatan otak kanan yang disebut sebagai paradigm black box, lebih sering dilakukan oleh para seniman. Masing – masing memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri, dalam menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan ummat. Kemampuan seseorang dalam mengoptimalkan otak kirinya atau paradigm glass box, maka
implementasinya dalam bersikap diantaranya menyangkut masalah perkembangan
Intelegensi intelligence quotient (IQ), pusat perkembangan logika dan rasio (seperti matematika), berpikir sacara sistematis, bahasa verbal, berpikir linear dan terstruktur, berpikir analisis dan bertahap (http://www.alodokter.com/apa-yang-membedakan-otak-kiri-dan-otak-kanan). Paradigm Black Box berhubungan dengan sifat keseluruhan, intuitif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan, kinestetik. Pembagian aktivitas ini melahirkan label bahwa seniman berotak kanan sedangkan ilmuwan adalah orang-orang otak kiri. Maka manusia pun seolah terbagi dikotomis, orang otak kiri dan orang otak kanan. Betulkah? Jangan pernah menggolongkan Albert Einstein sebagai orang berotak kiri. Ia adalah manusia jenius yang berhasil menggali dan memaksimalkan fungsi kedua belahan otaknya, sehingga melahirkan teori relativitas yang luar biasa itu. Awalnya Einstein membiarkan otak belahan kanan melakukan aktivitas 1
imajinasi
tentang
sebuah
perjalanan
di
permukaan
matahari
(http://indonesiaindonesia.com/f/127690-teori-otak-kiri-otak-kanan/). Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis akan memaparkan bagaimana cara mengoptimalkan cara berpikir yang potensial. Yaitu, cara berpikir manusia dalam menghasilkan suatu karya yang maha dahsyat dengan memadukan paadigma glass box dan paradigm black box.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah bagaimana mengoptimalkan antara paradigm glass box dan paradigm black box secara bersamaan dan menjadikannya sebagai satu kesatuan untuk menghasilkan potensi inovasi bagi manusia. 1.3 Tujuan Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini berdasarkan latar belakang sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Memahami Paradigma Glass Box 2. Memahami Paradigma Black Box 3. Mengetahui cara mengoptimalkan paradigm Glass Box dan Black Box secara paralel 4. Mengetahui potensi inovasi hasil perpaduan Glass Box dan Black Box
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensi Manusia Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang dibekali akal, jasmani dan rohani sebagai bekal dan potensi untuk menjadi khalifah yang baik di muka bumi. Akal yang dimiliki manusia ini menjadi tanggung jawab untuk digunakan sebaik – baiknya untuk berkreasi yang hasilnya dapat memberikan manfaat yang sebsesar – besarnya bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan alam sekitarnya. Anugerah jasmani/fisik yang dimilikinya harus digunakan untuk melakukan sesuatu atau berinteraksi dalam hidup bermasyarakat yang sesuai dengan fungsinya dan tidak melanggar norma - norma yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya dengan adalah bekal rohani, manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya melalui ketekunan beribadah sesuai
dengan
agam
dan
kepercayaan
masing
–
masing
yang
dianutnya
(http://listiantikahfiana.blogspot.co.id/2012/09/). Secara kodrati sifat kodrati manusia adalah sebagai makhluk individu sekaligus makhluk social. Sebagai makhluk individu, manusia tercipat dengan kepribadian, keunikan, kekurangan dan kelebihan masing – masing. Sementara sebagai makhluk social, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Selain sifat kodrati, manusia juga memiliki kedudukan kodrat yaitu sebagai makhluk priadi dan sebagai makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi, manusia mempunyai hak dan kewajiban dan sebagai mahkluk Tuhan, manusia berkewajiban dalam beribadah kepada Allah SWT yang mana segala sesuatu tindakan manusia akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah. Berdasarkan hakekat dan kodrati manusia tersebut di atas, maka dalam diri manusia selalu mempunyai pola piker, pengharapan atau cita – cita serta kehendak untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik dengan cara berkreasi secara inovatif (http://www.gudangmakalah.com/2015/01/). Sesungguhnya kekuatan dahsyat manusia terletak pada otaknya. Potensi manusia otak untuk menciptakan, menyimpan, dan belajar boleh dikatakan tidak terbatas. Selam hidup, manusi hanya memiliki sebagian kecil saja dari kemampuan berpikir otak tersebut. Secara garis besar pembagian otak manusia terdiri atas dua bagian yaitu kemampuan otak kiri dan kemampuan otak kanan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.. Manusia pada umumnya, memberdayakan secara tidak seimbang kedua pembagian otak tersebut. Ada manusia yang dalam kehidupannya 3
memberdayakan otak kiri saja dan ada juga manusia yang hanya didominasi otak kanannya saja. Hanya sebagiann kecil dari manusia yang dapat memberdayakan kedua bagia otak tersebut secra seimbang (http://www.pelatihanspiritual.com/2012/02/). Otak berfungsi mengatur seluruh fungsi tubuh, dan yang bertanggungjawab atas semua kegiatan yang kita lakukan. Menciptakan peradaban, seni, ilmu, dan bahasa merupakan hasil kerja otak manusia.
Gambar 2.1 Pembagian Otak Kiri dan Otak Kanan (https://faizafikar.wordpress.com/2010/05)
Manusia yang lebih dominan menggunakan otak kanan cenderung dalam aktivitasnya lebih kreatif untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Mereka lebih banyak mengendalikan intuisi dan lebih cepat menangkap gambaran keseluruhan situasi. Singkatnya, orang yang lebih memberdayakan otak kanannya, sikap hidupnya tidak detail oriented. Sebaliknya, manusia yang cenderung lebih memberdayakan otak kirinya, lebih memilih alas an untuk sesuatu yang lain. Mereka menggunakan logika asional untuk mengidentifikasi segala permasalahan dan selanjutnya berpikir tentang bagaimana cara mengatasinya. Pada intinya, orang semacam ini berpikir secara detail oriented. Seacara umum dalam masyarakat orang yang mengoptimalkan tak 4
kiri adalah para saintis dan orang mengoptimalkan otak kanan adalah para seniman (http://tipssehatonline.web.id/perbedaan-cara-berfikir-otak). 2.2 Sains dan Paradigma Glass Box Sains adalah bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambarantentang struktur dari suatu system alami maupun system yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku system tersebut (http://www.gudangmakalah.com/2015/01/). Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak
bahwa
karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas (http://s4p4r54.blogspot.co.id/2013/11/). Fenomena sains dalam kehidupan sehari – hari dikaji secara sistematis oleh para saintis yang populernya dikenal sebagai paradigm glass box . Secara filosofi , glass box merupakan kotak kaca yang transparan dan bening, membawa teori objectife ,rasional, logis dan sistematis . Seperti halnya computer, otak menerima umpan permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analistis, sintetis dan evaluative sehingga mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan. Beberapa karakteristik paradigm glass box adalah sebagai berikut : 1. Sasaran, variable, dan kriteria ditetapkan sebelumnya. 2. Mengadakan analisis sebelum melakukan pemecahan masalah. 3. Mencoba mensintetiskan hal – hal yang didapat secara sitematis 4. Mengevaluasi secara logis.
Sementara hal – hal yang dapat dilakukan pada glass box, terkait dengan cara bepikir yang berdasarkan pada kemampuan berpikir otak kiri yang mengutamakan segala sesuatunya secara rasional yaitu : 1. Splittable Design Problems, pemasalahan dapat dipilah – pilah menjadi bagian – bagian. Setiap masalah dapat diselesaikan baik secara seri maupun secara parallel. 2. Unsplittable Design Problems, kebalikan dari poin pertama. Hal ini terjadi karena fungsi – fungsi – fungsi tidak dialokasikan secara terpisah akan tetapi menyebar 5
secara kompleks dan tidak terprediksi dalam suatu susunan yang terintegrasi secara ketat. 3. Circularity, tujuan metodologi perancangan tidak terlalu sirkular akan tetapi lebih linear. 4. Linearity, masalah – masalah dikonversikan menjadi satu bagan system desain dengan cara mendesain komponen – komponen yang standar. Sumber : http://www.slideshare.net/astridcintya/glass-box-astrid 2.3 Seni dan Paradigma Black Box Menurut bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurut istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti. Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran (http://www.gudangmakalah.com/2015/01). Seni juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia (human activity), yaitu proses kegiatan manusia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi, dengan sentuhan seni, teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia tidak sekadar menjadi alat, tetapi juga bernilai indah. Contohnya pesawat terbang sebagai karya tekonolgi tidak hanya berkembang dari sisi kualitas kemampuan mesin, dan ketahanannya tetapi juga berkembang semakin estetik, baik
dalam
bangunan
body,
model,
interior
pesawat,
warna,
dan
sebagainya
(http://s4p4r54.blogspot.co.id/2013/11/makna-sains-teknologi-dan-seni). Jiwa dan kreatifitas seni yang dimiliki oleh para seniman didasari pada paradigm Black Box, yaitu metode berpikir intuitif dan disebut pula sebagai imaging. Ciri utama dari paradigma black box antara lain : Sasaran desain tidak ditentukan secara pasti dan bisa berubah sesuai perkembangan pikiran desainer maupun masukan data.
6
Keputusan desainer dikendalikan oleh masukan data terakhir tentang masalah yang dihadapi, juga masukan dari kasus – kasus lain yang hamper sama atau analogi ditambah dari masukan dari pengalaman desainer sendiri. Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan terdahulu, dominan berdasarkan pengalaman, ilham, wangsit atau mimpi atau trial and error. Keputusan desainer dapat diambil lebih cepat tetapi bersifat acak dengan mengabaikan sementara kelaziman yang belaku di kalangan masyarakat. Dalam benaknya, desainer mencerna dan dan memanipulasi citra yang merepresentasikan struktur persoalan secara menyeluruh, kemudian dengan cara yang sering tidak dapat diduga mentransformasikan masalah rumit menjadi sederhana dan sekaligus menghasilkan keputusan akhir. Untuk melaksanakan pendekatan dengan metode black box , seorang desainer dituntut untuk memiliki pengalaman serta referensi yang banyak serta daya piker yang tajam, meliputi kecepatan berpikir, flesibilitas berpikir dan orisinalitas berpikir. Langkah – langkah pemikiran desainer dalam proses eksplorasi black box antara lain berupa analogi, aplikasi, spekulasi dan intuisi. Sumber : http://www.slideshare.net/arzaltaher/
7
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Reinterpretasi Gab antara Ilmu Sains dan Seni Berdasarkan pemikiran orang awam atau masyarakat secara umum, ilmu sains dan seni adalah dua sisi yang memiliki gab. Para saintis mengklaim bahwa ilmu yang mereka milikilah yang paling dominan dalam memajukan peradaban manusia. Di sisi lain, para seniman merasa bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini membutuhkan nilai estetika yang tentu saja didominasi oleh ilmu seni. Masing – masing merasa mengungguli satu sama lain. Akan tetapi tak jarang bahkan ilmu seni mendapat sudut pandang yang levelnya di bawah ilmu sains. Namun, pada hakekatnya tidaklah demikian karena satu sama lain saling melengkapi dan saling menyokong dalam memajukan peradaban manusia dari waktu ke waktu. Sains dan seni dalam Islam merupakan kesatupaduan (unitas) antara nilai kewahyuan dan kreatifitas kemanusiaan dalam mengembangkan potensi alam semesta. Proses pengembangan dan wujud dari puncak kemampuan semua ini selalu disebut sebagai peradaban. Kesemua fenomena di kalangan masyarakat Islam dalam mewujudkan hal ini, adalah sebagai sesuatu yang khas yang menunjukkan bahwa Islam sendiri adalah sebagai bagian dari sistem peradaban dunia. Karena dalam banyak hal, Islam memiliki sejumlah doktrin yang selalu mengarahkan pada semua penganutnya untuk mewujudkan kemampuan masing-masing semaksimal mungkin dalam aspekaspek kebudayaan. Seperti semua seni Islam murni, apakah itu bentuk-bentuk arsitektur masjid, sya’ir-sya’ir alegoris sufi, dan sebagainya sampai pada bentuk-bentuk dan model alat pengembangan sains, astrobel, dan sebagainya kesemuanya bermuara sebagai bentuk-bentuk pengabdian pada nilai-nilai ilahiyah. Dengan demikian semua bentuk-bentuk sains dan seni dalam Islam secara keseluruhannya juga memanifestasikan pada pemanfaatan fasilitas alam semesta, yang secara tidak langsung juga memang berasal dari Allah SWT. Sehingga hampir tidak ada ruang untuk menjelaskan bahwa, berbagai bentuk sains dan seni dalam Islam bersifat secular atau terpisah dari pertanggungjawaban (para kreatornya) terhadap Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Ahli dalam semua
hal
“wa
fauqo
kulli
dzi
‘ilmin
‘aliim”(QS
(https://ajirudin533.wordpress.com/pandangan-sains-dan-teknologi-dalam-islam/).
8
Yusuf)
Berdasarkan pandangan Islam sejak dahulu hingga sekarang atau bahkan sampai akhir zaman, maka masyarakat masa kini harus melakukan reinterpretasi gab antara seni dan sains karena keduanya adalah merupakan satu kesatuan. Sebuah hasil karya manusia dalam bidang teknologi tidak terlepas dari nilai estetika dan factor sains di dalamnya. Jadi keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 3.2 Memadukan Paradigma Glass Box dan Paradigm Black Box Seseorang yang hebat secara akademis, pada umumnya sangat kuat dalam logika, kata, daftar, angka, linearitas, analisis dan sejenisnya yang merupakan hasil paradigma Glass Box. Adapun orang yang memiliki paradigma black box lebih menangani irama, imajinasi, warna, angan – angan, kesadaran ruang, gambaran menyeluruh dan dimensi Para ilmuan hebat memanfaatkan otak kiri secara optimal dan para senima kuat mengoptimalkan otak kanan. Paradigma Glass Box , memiliki banyak keunggulan tersendiri dalam berkreasi begitupula dengan paradigm Black Box juga memiliki karakteristik tersendiri dalam menciptakan suatu karya seni. Sebenarnya tidaklah mustahil seseorang dapat mengoptimalkan kerja otak kiri dan otak kanan secara parallel. Akan tetapi untuk mencapai kesemuanya itu, terkadang harus melalui suatu latihan walaupun pada dasarnya ada manusia yang secara alami telah dapat memanfaatkan kedua cara berpikir tersebut secara bersamaan. Khusus untuk manusia yang membutuhkan latihan dalam mengoptimalkan cara berpikir glass box dan black box, berbagai tips telah dilakukan orang. Di samping dapat terjadi secara natural, manusia dapat pula merangsang cara berpikir secara seimbang antara glass box dan black box. Berikut ada beberapa tips yang dapat dilakukan, yaitu: (1) Tingkatkan kualitas anda dalam beribadah “Padahal Allah Swt menciptakan umat manusia dan jin dengan tujuan agar keduanya selalu menghambakan diri dan hanya menyembah kepada – Nya semata. Ini adalah kewajiban diatas kewajiban yang tidak bisa ditawar – tawar lagi. ”Wama khalaktul jin wal insa illa liyakbudun.” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah – Ku.” (QS Az Zariayat:56) Selain menjalankan perintah ayat ini, hendaknya sesorang juga mendekatkan diri kepada Allah, memujinya, mengembara(demi ilmu dan agama), ruku, sujud, mencegah dari kemungkaran 9
dan menyuruh berbuat ma’ruf dan tidak lupa berdoa, insya Allah degan cara ini bisa mempermudah untuk memanfaatkan apa yang kita miliki terutama otak. (2) Disiplin Sikap disiplin wajib dalam segala hal, seseorang harus benar-benar memanfaatkan aktifitasnya. Ada 3 hal yang tak pernah didapatkan kembali: (a)
kata yang telah di ucapkan
(b) waktu yang telah lewat (c)
momentum yang diabaikan.
Oleh karena itu, manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Mengisi waktu luang dengan sesuatu yang membuat otak kanan dan kiri anda bekerja. (3) Mendegar musik-musik yang lembut Dari hasil penelitian para ahli menujukan bahwa dengan mendegar musik-musik yang lembut dapat membantu dalam mengimbagi fungsi otak kanan dan kiri, contohnya membaca not dan memainkan alat musik, atau seseorang cukup mendegarkanya. (4) Olahraga yang teratur Melakukanlah olahraga secara teratur karena bisa mencegah penurunan fungsi otak. Tim peneliti dari Beckman Institute, university of Illinois, Amerika Serikat, me-review beberapa penelitian tentang hubungan olahraga dengan fungsi otak. Mereka menemukan bahwa aerobik bisa meningkatkan kerja otak dan menambah volume jaringan pada otak. Selain aerobik, berjalan juga cukup efektif mengoptimalkan kerja otak. Berjalan minimal tiga kali dalam seminggu selama 3050 menit. Tidak hanya membuat badan menjadi sehat, kerja otak seseorang semakin maksimal (http://otakkiridankanan.blogspot.co.id/2013/01/cara-mengelola-otak-kiri-dan-kanan.html)
3.3 Potensi Inovasi Hasil Akulturasi Glass Box dan Black Box Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, cara berpikir black box dan glass box adalah dua cara berpikir yang saling mendukung secara mutual. Artinya, ada masalah-masalah yang hanya dapat diselesaikan melalui model kotak hitam (kreativitas, pemecahan baru, ide orisinal), ada pula yang hanya dapat diselesaikan melalui kotak kaca (optimasi, kalkulasi, kuantifikasi). Akan tetapi, ada masalah tertentu yang memerlukan kombinasi kedua cara berpikir ini. Memaksakan model kotak kaca untuk memecahkan masalah yang menuntut kreativitas tinggi berarti melakukan sebuah „pembingkaian pikiran‟ (framing of mind), yang melalui pikirannya diaktifkan secara parsial 10
(misalnya nalar semata, rasa semata, dst.) sehingga menghasilkan pegetahuan parsial, seperti „pengetahuan rasional‟ (Piliang, Y.A, 2013). Akulturasi Glass Box dan Black Box secara seimbang akan melahirkan inovasi yang luar biasa dari seseorang. Karena pada hakekatnya ilmuan yang hebat terdahulu seperti Leonardo de Vinci, merupakan seseorang ilmuan yang memiliki paradigma perpaduan antara Glass Box dan Black Box. Di zaman sekarang bukan berarti tidak ada lagi manusia yang memiliki perpaduan paradigm tersebut. Hanya saja masih terbatas dan masih sangat langka. Namun jika ada, maka akan menghasilkan buah karya yang maha dahsyat. Sebagai contoh sebuah inovasi hebat buah karya hasil perpaduan paradigm glass box dan black box di zaman modern adalah Pagani. Pagani adalah nama sebuah industri mobil dari Itali yang bukan merupakan industri yang bersifat pabrikan secara massal melainkan hanya membuat mobil super dalam produksi terbatas sesuai pesanan yang ada. Konseptor di balik Pagani Automobili adalah seorang kelahiran Argentina, 10 Nopember 1955 yang bernama Horacio Pagani. Sejak kecil dia bercita-cita jika besar nanti ingin menciptakan sebuah mobil super sekelas Ferrari dan sejenisnya. Dalam perjalanan hidupnya Horacio Pagani pernah terlibat dalam menyumbangkan karya-karyanya di beberapa perusahaan Super Car seperti Lamborghini, Ferrari, serta beberapa proyek pengembangan mobil sport hingga pada akhirnya dia sendiri mendirikan Pagani Automobili yang melahirkan karya mobil : Pagani Zonda dan Pagani Huayra. Sepertinya hal ini cukup menjadi alasan mengapa dia menganut cara berpikir dari seorang maestro serta penemu seperti Leonardo Da Vinci. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya detail dari karya yang dihasilkannya sangat sarat bermuatan karya seni sekaligus bercita rasa teknologi tinggi dan modern. Pernah suatu ketika Horacio Pagani ditanya tentang bentuk kaca spionnya yang unik dari produk Huayra-nya, yang kemudian dijawabnya bahwa bentuk spion itu didapatinya dari inspirasi bentuk tas belanja wanita. Bahkan untuk mendapatkan bentuk yang benar-benar memuaskan imajinasi seninya, Horacio cukup betah untuk berjam-jam berada di sebuah ruangan yang kosong, dan hanya ditemani prototype mobil dan sebuah kursi untuk mengamati serta mereview setiap hasil karyanya. Namun Horacio bukanlah seorang seniman yang hanya mengunggulkan dunia seni tanpa menyentuh ranah teknologi atas keberadaan sebuah karya mobil super seharga puluhan milyar. 11
Dia tahu persis bahwa dibalik karya seni-nya haruslah berbekal teknologi yang berbeda dari karya mobil super lainnya. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan bahan untuk kelengkapan bodi mobil, kemampuan dan kehandalan tenaga mesin, serta teknologi aerodinamis yang mencomot dari teknologi pesawat terbang. Dari perpaduan 2 (dua) hal ini : dunia seni dan ranah teknologi, sekiranya dapat menjadi satu acuan bahwa dunia pikiran imajinasi (black box), dan keberadaan dunia pikiran logika (glass box) setidaknya telah melengkapi tentang bagaimana seorang Horacio dalam menciptakan sebuah maha karya dalam dunia otomotif. Berdasarkan contoh seorang Horacio Pagani, maka telah terbukti bahwa seseorang yang mampu memadukan paradigm glass box dan black box, akan sangat inovatif dalam menciptakan sebuah karya yang tentunya sarat dengan nilai estetika dan kecanggihan teknologi.
12
BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan tujuan yang akan dicapai pada penulisan makalah ini, maka penulis dapat menyimpulan bahwa : 1. Paradigma glass box merupakan kotak kaca yang transparan dan bening, membawa teori objectife ,rasional, logis dan sistematis . Cara berpikir dengan menerima umpan permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analistis, sintetis dan evaluative sehingga mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan.
2. Paradigm Black Box berhubungan dengan sifat keseluruhan, intuitif, sintesis, integrasi, emosi, interpersonal, perasaan, kinestetik serta
merupakan suatu manisfestasi dan
pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktivitas. 3. Berbagai tips dapat dilakukan untuk mengetahui cara mengoptimalkan paradigm glassbox dan black box secara parallel. 4. Potensi inovasi hasil perpaduan Glass Box dan Black Box dapat dibuktikan oleh seorang Horacio Pagani yang sangat inovatif dalam menciptakan sebuah karya yang tentunya sarat dengan nilai estetika dan kecanggihan teknologi.
13