BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau yang lebih dikenal dengan DKI Jakarta atau Jakarta Raya adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta yang terletak di bagian barat laut Pulau Jawa ini merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia, atau Jacatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). Jakarta memiliki luas daerah sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Di samping Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, kantor-kantor pusat perusahaan nasional banyak berlokasi di Jakarta. Perkembangan ekonomi membuat perkembangan perkantoran makin pesat yang berdampak pada bertambahnya jumlah populasi penduduk dan banyaknya perhotelan yang muncul. Dengan terbatasnya lahan kosong di Jakarta, menyebabkan munculnya gedung – gedung bertingkat di Jakarta dan berdampak pada penggunaan airtanah yang berlebih dan beban tanah yang ditanggung akibat bobot dari gedung – gedung bertingkat tersebut. Dari dampak – dampak tersebut akan terdapat permasalahan baru yaitu penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah merupakan suatu fenomena yang akhir - akhir ini menjadi sorotan yang serius dan menjadi bahan kajian bagi banyak peneliti. Kejadian ini banyak sekali terjadi di kota - kota besar yang merupakan kota maju yang memiliki industri yang cukup maju dan juga penduduk yang cukup padat, seperti di Jakarta. Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap penurunan muka tanah, maka beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah yaitu : pengambilan airtanah yang berlebihan, akibat bobot atau beban bangunan yang cukup besar (settlement), kompaksi alamiah, serta akibat gaya-gaya tektonik.
Penurunan muka tanah yang terjadi di wilayah Jakarta dapat memberikan dampak kerugian di sekitar wilayah terdampak seperti memperparah kejadian banjir, kerusakan pada bangunan seperti gedung - gedung dan rumah - rumah, serta kerusakan pada infrastruktur seperti jembatan dan jalan.
Dampak – dampak penurunan tanah tersebut dapat dipetakan dengan
menunjukkan titik – titik dampak yang terjadi akibat penurunan tanah. Sementara itu, penurunan tanah dari suatu wilayah dapat dipantau dengan menggunakan beberapa metode, baik itu metode-metode hidrogeologis (e.g. pengamatan level muka air tanah serta pengamatan dengan ekstensometer dan piezometer yang diinversikan kedalam besaran penurunan muka tanah) dan metode geoteknik, maupun metode-metode geodetik seperti survei sipat datar (Levelling), survei gaya berat mikro, survei GPS (Global Positioning System), dan InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar). Penurunan muka tanah biasanya bergerak sangat lambat dan nilai penurunannya sangat kecil (millimeter). Maka dibutuhkan suatu metode yang memiliki nilai ketelitian hingga milimeter agar dapat terlihat nilai penurunan dan arah vektor dari penurunan muka tanah tersebut, sehingga digunakan metode survey GPS dan Sipat Datar.
Metode survey GPS memiliki
lebih banyak keunggulan untuk dapat digunakan dalam studi penurunan muka tanah dibandingkan metode lainnya. Prinsip pemantauan penurunan muka tanah dengan survey GPS dan Sipat datar yaitu dengan menentukan nilai ketinggian secara teliti dari beberapa titik pada lokasi yang ditentukan menggunakan metode survey statik GPS berbasiskan penentuan posisi secara diferensial yang dilakukan secara periodik dengan interval waktu tertentu, dan metode spirit levelling. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan tinggi dari titik – titik tersebut dari survey yang satu ke survey berikutnya, maka karakteristik dan besar penurunan tanah akan dapat diketahui. Pemetaan dampak kerusakan akibat penurunan tanah di Jakarta yang menjadi topik dalam penelitian tugas akhir akan sangat dibutuhkan dalam hal memberikan informasi letak – letak kerusakan sekaligus informasi besar penurunan tanahnya sendiri, sehingga kedepannya akan berguna dalam pengaturan pengambilan airtanah, pengendalian banjir,
konservasi
lingkungan, pengambilan keputusan dalam pembangunan infrastruktur.
2
1.2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu : 1. Melaksanakan survey lapangan di wilayah terdampak untuk mengidentifikasi dampak kerugian secara fisik yang dihasilkan akibat penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta. 2. Menjelaskan mengenai pemanfaatan teknologi GPS untuk monitoring status terkini penurunan muka tanah di Jakarta. 3. Melaksanakan pemantauan penurunan muka tanah dengan metode survey GPS pada titik – titik GPS yang telah diukur sebelumnya di Jakarta. 4. Menggunakan data survey GPS penurunan tanah Jakarta pada tahun 2000, 2009, 2010, dan 2010. 5. Mengolah data dua kala survey GPS (tahun 2010 – 2011) dengan software ilmiah Bernese versi 5.0 . Dari hasil pengolahan didapatkan perubahan koordinat tinggi titik – titik pengamatan GPS sebagai besar penurunan tanah yang terjadi. 6. Menggunakan data survey sipat datar dari tahun 1978 - 2011 dan melakukan pengolahan data sipat datar dari tahun 2000 – 2011 untuk mendapatkan nilai penurunan tanah dari titik – titik pengamatan sipat datar. 7. Pemetaan dampak penurunan tanah dengan menggunakan peta dasar penurunan tanah periode 2000 – 2011. 8. Menganalisis hubungan penurunan muka tanah hasil GPS dan data sipat datar dengan penyebab terjadinya penurunan tanah dengan kondisi geologis Jakarta.
1.3
Maksud dan Tujuan
Maksud dari Tugas Akhir ini yaitu melakukan identifikasi dan pemetaan dampak yang muncul akibat fenomena penurunan muka tanah, disertai background peta penurunan muka tanah itu sendiri yang diperoleh dari hasil pengukuran teknologi GPS dan Sipat datar . Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini yaitu mengetahui pola pemetaan dampak penurunan tanah beserta besarnya penurunan muka tanah nya sendiri di wilayah Jakarta yang teraktual dari hasil survey GPS dan Sipat datar. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui korelasi penurunan muka tanah dengan dampak penurunan muka tanah yang terjadi, serta beberapa faktor penyebab. 3
1.4
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian pada penulisan Tugas Akhir ini yaitu : 1. Studi literatur dari buku – buku yang berkaitan dan browsing situs internet. 2. Melakukan survey lapangan untuk mengidentifikasi dampak kerugian yang diakibatkan oleh penurunan tanah tersebut di sekitar daerah terdampak. 3. Melakukan pelaksanaan survey GPS yang dilakukan pada wilayah Jakarta. 4. Melakukan pengadaan data sipat datar BMPP dari Dinas Pekerjaan Umum Jakarta yang dilakukan secara metoda sipat datar dan melakukan pengolahan data mendapatkan nilai penurunan tanah. 5. Melakukan pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak ilmiah Bernese versi 5.0 sehingga dihasilkan koordinat titik pengamatan GPS dan diketahui besar penurunan tanah yang terjadi. 6. Melakukan pembuatan peta penurunan tanah berdasarkan data penurunan tanah dari data olahan GPS dan Sipat datar. 7. Pembuatan peta dampak penurunan muka tanah di wilayah Jakarta. Secara umum, skema metodologi penelitian yang dilakukan penulis dalam penulisan tugas akhir ini seperti terlihat pada Gambar 1.1 berikut
4
Pemetaan Dampak Penurunan Tanah Jakarta
Survey GPS untuk Pemantauan Penurunan Muka Tanah
Survey GPS (Tahun 2000 - 2011)
Data Sipat Datar (Waterpass)
Tinggi Geodetik
Tinggi Sipat Datar (Tahun 2000 - 2011
Penurunan Muka Tanah
Penurunan Muka Tanah
Survey Lapangan
Peta Penurunan Muka Tanah
PETA DAMPAK PENURUNAN MUKA TANAH
Bangunan
Rob
Analisis
Infrastruktur
Daerah Tenggelam
Intrusi
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1.1 Skema Metodologi Penelitian
5
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah, ruang lingkup masalah, maksud dan tujuan penulisan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Wilayah Jakarta dan Karakteristiknya Bab ini berisikan tentang kondisi geomorfologi, geologi dan hidrogeologi wilayah Jakarta sebagai daerah penelitian serta dasar teori airtanah, dan penurunan muka tanah berikut metode yang dapat digunakan untuk memantau penurunan muka tanah dan penggunaan metode survey GPS dan Sipat datar (Sipat datar) untuk pemantauan penurunan tanah di wilayah Jakarta. Bab 3 Pengolahan Data Bab ini membahas mengenai pengolahan data GPS menggunakan software ilmiah Bernese versi 5.0 dan pengolahan data sipat datar Sipat datar, memberikan hasil pengolahan data.
Bab 4 Hasil dan Analisis Analisis terhadap hasil pengolahan. Kemudian pembuatan peta dampak penurunan muka tanah serta mengidentifikasi dampak akibat penurunan muka tanah terkait kondisi infrastruktur, perluasan genangan banjir, rob. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini memuat kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang didapat untuk menjadi pertimbangan lebih lanjut.
6