1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, hal ini karena jalan memiliki peran penting dan strategis untuk mendorong distribusi barang dan jasa, sekaligus mobilitas penduduk. Kebutuhan akan jalan raya yang baik, nyaman, dan ekonomis adalah syarat mutlak guna memenuhi peningkatan sarana dan prasarana transportasi, oleh karena itu pembangunan prasarana transportasi jalan merupakan sektor yang diprioritaskan, baik untuk pembangunan konstruksi jalan baru maupun pemeliharaan. Jenis campuran beraspal di Indonesia ada 3 (tiga) jenis (Spesifikasi Umum Kementerian PU 2005), yaitu Latasir (lapis tipis aspal pasir/Sand Sheet), Lataston (lapis tipis aspal beton/Hot Rolled Sheet), dan Laston (lapis aspal beton/Asphalt Concrete).
Latasir ditujukan untuk jalan dengan beban lalulintas ringan dan
khususnya pada daerah dimana agregat kasar sulit diperoleh. Lataston merupakan campuran beraspal panas yang terbuat dari agregat yang bergradasi senjang. Sedangkan Laston adalah lapis permukaan atau lapis pondasi yang terdiri atas lapis aus (Asphalt Concrete-Wearing Course), Laston lapis permukaan antara (Asphalt Concrete - Bearing Course) dan Laston lapis pondasi (Asphalt ConcreteBase). Pada umumnya Laston ditujukan untuk jalan dengan lalulintas tinggi. Lataston (lapis tipis aspal beton) merupakan lapis perkerasan permukaan jalan dengan campuran bergradasi senjang yang terdiri dari aspal, agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengisi (filler). Campuran Lataston (Hot Rolled Sheet) berasal dari Hot Rolled Asphalt (HRA) yang berasal dari Inggris dan mengacu pada spesifikasi BS.549-1973, kemudian dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia. Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri dari dua jenis campuran, HRS Pondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus (HRS-Wearing Course, HRS-WC) serta ukuran maksimum agregat masing-
2
masing campuran adalah 19 mm. HRS-Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar lebih besar daripada HRS-WC (Spesifikasi Umum Kementerian PU 2005). Campuran Lataston bergradasi senjang akan mempunyai fraksi agregat yang berukuran sedang semakin berkurang, sehingga campuran aspal tidak akan seragam, hal ini mengakibatkan rongga campuran semakin terbuka dan diisi oleh aspal yang mempunyai temperatur tinggi. Dalam proses pencampuran dan penghamparan, aspal yang berbentuk cair akan meleleh ke bawah dan mengalami kesulitan seperti binder drainage, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan bahan pengisi (filler), sehingga campuran dapat menyerap aspal dengan baik karena filler memberikan peranan penting dalam meningkatkan fleksibilitas dan durabilitas campuran. Filler yang mengisi rongga diantara agregat
akan
meningkatkan
kerapatan
dan
stabilitas
campuran.
Untuk
mendapatkan konstruksi lapis keras yang memenuhi standar, diperlukan persyaratan kadar filler yang sesuai, karena dimungkinkan akan terjadi perubahan karakteristik campuran jika dalam campuran tersebut mempunyai kadar filler yang berbeda. Penelitian ini menggunakan zeolit alam sebagai filler dengan ukuran lolos saringan nomor 200 (0,075 mm). Penggunaan zeolit dimaksudkan untuk memodifikasi campuran perkerasan Lataston sehingga dapat menekan biaya saat pelaksanaan konstruksi, karena biaya pengolahan debu batu relatif lebih tinggi daripada penggunaan zeolit sebagai filler. Ukuran serbuk zeolit yang kecil dapat mengisi rongga-rongga antara butiran agregat yang mengisi campuran suatu perkerasan jalan. Berdasarkan hasil penelitian Affandi dan Hadisi (2011), kandungan air dalam zeolit merupakan media untuk menambah nilai viskositas aspal pada temperatur 120°C sehingga nilai viskositas aspal dapat tercapai sesuai standar. Potensi sumber daya zeolit alam di Indonesia sangat besar, disamping itu zeolit juga memiliki banyak manfaat dan kelebihan seperti yang telah dipaparkan di sebelumnya. Potensi zeolit yang besar tersebut melatarbelakangi penulis untuk
3
mengadakan penelitian ini, dengan tujuan mengetahui perbedaan kinerja campuran Lataston yang menggunakan filler zeolit dibandingkan dengan campuran yang menggunakan filler abu batu. Penelitian ini dilakukan dengan harapan potensi zeolit tersebut dapat dikelola dan dikembangkan dalam mendukung sektor infrasturktur, khususnya konsturksi perkerasan jalan baik untuk peningkatan permukaan jalan maupun pekerjaan pemeliharaan rutin jalan. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk : a. Mengetahui pengaruh zeolit sebagai filler terhadap karakteristik dari campuran HRS-Base yang menggunakan aspal modifikasi elastomer. b. Mengetahui komposisi optimum campuran aspal dengan menggunakan zeolit dan abu batu sebagai filler. c. Melakukan perancangan dengan menggunakan zeolit sebagai filler pada campuran HRS-Base. 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya berupa : a. Sebagai referensi dalam merancang campuran Hot Rolled Sheet Base Course (HRS – Base) yang menggunakan aspal modifikasi elastomer. b. Memberikan informasi pemanfaatan zeolit sebagai alternatif filler yang dapat digunakan sebagai material konstruksi pada perkerasan jalan. c. Meningkatkan nilai tambah zeolit sebagai filler pada lapisan perkerasan jalan. d. Memperbaiki karakteristik campuran aspal. e. Mendorong peneliti lainnya untuk melakukan penelitian tahap lanjut dengan pemanfaatan zeolit. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi dalam lingkup bahasan sebagai berikut: a.
Material (agregat kasar, halus, abu batu, dan zeolit) yang digunakan sebagai bahan perkerasan berasal dari provinsi DIY dan sekitarnya.
4
b.
Aspal yang digunakan dalam campuran perkerasan adalah aspal modifikasi elastomer dengan brand Aspal Starbit E-55 dari perusahaan PT. Bintang Djaja, Cilacap, Jawa Tengah.
c.
Jenis perkerasan yang diteliti adalah campuran HRS-Base (Hot Rolled SheetBase) dan perencanaan campuran mengacu pada Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010 (revisi 2) serta Revisi SNI 031737-1989.
d.
Standar pengujian karakteristik agregat dan aspal yang digunakan adalah Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010 (revisi 2), Standar Nasional Indonesia (SNI), American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), American Society for Testing Materials (ASTM), Asphalt Institute, dan British Standart (BS).
e.
Perencanaan campuran HRS-Base mengacu pada Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010 (revisi dua) dan Revisi SNI 031737-1989.
f.
Perencanaan campuran beraspal panas menggunakan metode Marshall untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum (KAO) dari campuran HRS-Base.
g.
Pengujian laboratorium pada kondisi Kadar Aspal Optimum (KAO) campuran terdiri dari : 1) Pengujian Marshall 2) Pengujian Perendaman Marshall (Marshall Immersion) 3) Pengujian Kuat Tarik Tidak Langsung (Indirect Tensile Strength/ITS) 4) Analisa kimia dan analisa biaya pada modifikasi filler tidak dilakukan.
1.5 Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut : a.
Kedati, A., 2005, melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kadar Zeolit Sebagai Filler Terhadap Campuran Aspal Beton, dengan tujuan penelitian menentukan
besar
kadar
aspal
optimum
yang
digunakan
dengan
menggunakan zeolit sebagai filler. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
5
bahwa serbuk zeolit hanya dapat digunakan sebagai filler pada pembuatan aspal beton dalam persentase lebih kecil dari abu batu. Campuran yang paling baik adalah dengan variasi (1:3) dengan kadar aspal optimum 6,875%. b.
Hurley, G. C. & Prowell, B. D., 2005, melakukan penelitian dengan judul Evaluation of Aspha-Min® Zeolite For Use In Warm Mix Asphalt. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan studi laboratorium untuk menentukan penerapan Aspha-min® pada proses konstruksi perkerasan aspal jalan dan kondisi
lingkungan
yang
biasa
ditemukan
di
Amerika Serikat, termasuk kinerja campuran pada lalu lintas tinggi dan pada kondisi temperatur tinggi. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa Penambahan Aspha-min® zeolit menurunkan rongga udara dalam campuran, hal tersebut mengindikasikan penurunan kadar aspal optimum, dan penambahan zeolit tidak meningkatkan potensi rutting suatu campuran aspal. c.
Afandi, F. & Hadisi, H., 2012, melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Aktivasi Zeolit Alam Sebagai Bahan Penurunan Temperatur Campuran Beraspal Hangat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kadar Air Optimum dalam zeolit dengan berbagai metode Aktivasi. Kesimpulan yang didapat melalui penelitian ini adalah metode aktivasi zeolit alam untuk bahan penurun temperatur campuran beraspal hangat lebih baik menggunakan metode aktivasi secara kimia dan tanpa dipanaskan pada proses pengkondisian, yang ditunjukkan dengan penyerapan kadar air yang paling tinggi.
d.
Pangaraya, D.K., 2014, melakukan penelitian dengan judul Kajian Laboratorium Penggunaan Aspal Starbit E-55 Modifikasi Polimer pada Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik dari campuran aspal beton – lapisan aus bergradasi halus yang menggunakan aspal Starbit E-55 modifikasi polimer. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa nilai karakteristik lapis perkerasan AC-WC bergradasi halus yang menggunakan aspal Starbit E-55 lebih tinggi dibandingkan dengan karakteristik lapis perkerasan AC-WC bergradasi halus yang menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70.
6
e.
Apriadi, W.K., 2014, melakukan penelitian dengan judul Perancangan Laboratorium pada Campuran Hot Rolled Sheet-Base (HRS-Base) dengan Menggunakan Aspal Pen 60/70 dan zeolit alam sebagai filler.
Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan terhadap filler zeolit dan aspal modifikasi polimer elastomer, maka letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu perbedaan jenis pengujian yang dilakukan dan perbedaan jenis campuran yang digunakan. Penelitian ini menggunakan material aspal modifikasi elastomer dan filler zeolit, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja campuran seperti Marshall Properties dan Kuat Tarik Tidak Langsung dalam campuran HRS-Base. 1. 6 Hipotesis Penelitian ini dilandasi oleh suatu hipotesis, ditolak atau diterimanya hipotesa tersebut ditentukan oleh hasil akhir penelitian. Penelitian ini bisa saja berbeda atau sesuai dengan hipotesis yang dibuat. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan aspal yang telah dimodifikasi menggunakan polimer elastomer sintesis akan mampu meningkatkan ketahanan aspal terhadap deformasi permanen pada suhu tinggi tanpa merugikan sifat-sifat aspal pada suhu rendah, dan dengan penambahan filler zeolit pada campuran HRS-Base dapat meningkatkan kualitas campuran yang lebih baik, yang memenuhi karakteristik Marshall, seperti stabilitas, flow, dan Marshall Quotient.