BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara saat ini mengalami perubahan yang cukup berarti. Dalam kacamata kesehatan, pola hidup dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan secara umum semakin membaik. Selain itu dukungan program kesehatan pemerintah untuk akses kesehatan masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini menjadi pendorong utama bagi perkembangan industri farmasi nasional.Menurut data Business Monitor Internasional (BMI) Proporsi Belanja Kesehatan dan PDB Indonesia pada 2010 sebesar 2,1%. Total belanja kesehatan di Indonesia tumbuh rata – rata sebesar 14,1% per tahun 2007 dari Rp 86 triliun. Sedangkan pertumbuhan pasar farmasi di indonesia pada 2007 – 2011 tumbuh rata – rata 13% per tahun. Pada Tahun 2011 pasar farmasi di indonesia diperkirakan mencapai Rp 43,1 triliun atau meningkat 12% menjadi Rp 48,3 triliun pada tahun 2012. Bedasarkan jenis obat, Obat Etikal masih menjadi kontributor terbesar untuk pasar farmasi Indonesia yakni sebesar 58,1% dengan nilai Rp 25 triliun pada tahun 2011 dan pertumbuhan rata – rata sebesar 13,9% per tahun selama tahun 2007 – 2011. Sementara itu, dalam periode yang sama Obat OTC tumbuh rata – rata 11,8% per tahun dengan nilai mencapai Rp 18 triliun dan pangsa pasar mencapai 41,9% pada tahun 2011.Pasar Obat Etikal di Indonesia mencakup tiga kelompok jenis obat yakni obat paten (originator), obat generik bermerek dan generik berlogo(OGB) yang umumnya lebih dikenal dengan istilah Generik. Saat ini segmen Obat Generik Bermerek menguasai 67% dari pangsa pasar farmasi nasional, obat paten produksi industri multinasional (originator) sebesar 25% dan selebihnya sebesar 8% adalah obat generik berlogo.Pasar Obat Generik domestik masih relatif rendah, diperkirakan sekitar 10% dari total pasar farmasi nasional. Dukungan pemerintah melalui Permenkes Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan Obat Generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar obat generik di masa mendatang. 1
2
Keberadaan Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam industri farmasi sangat penting mengingat setiap perusahaan obat dalam mendistribusikan produk obat harus menggunakan jalur pedagang besar farmasi. Salah satu Pedagang Besar Farmasi tersebut adalah
PT. Millenium Pharmacon Internasional, Tbk yang merupakan
distributor obat yang telah banyak memasarkan produknya kepada apotek, rumah sakit, dokter, dan toko – toko umum lainnya. Pada tahun 2010 terdapat sekitar 2855 Pedagang Besar Farmasi dengan apotek sebanyak 16.603 gerai dan toko obat 8.447 gerai. Di jalur ritel, persentase obat yang dipasarkan melalui apotek sebesar 43%, melalui toko – toko umum sebesar 18%, melalui toko obat 14%, melalui dokter 13%, dan rumah sakit sebesar 12%. PT. Millenium Pharmacon International, Tbk ini telah mendistribusikan alat – alat kesehatan serta semua jenis produk obat dari produk obat paten, produk obat generik, produk obat generik bermerek seperti parasetamol dan amoksilin. PT. Millenium Pharmacon International memiliki distributor – distributor di tiap wilayah di Indonesia. Dalam menjalani usaha ini PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung memiliki pembagian wilayah yang telah ditetapkan. Dimana cakupan wilayah Lampung yang meliputi di dalam kota Bandar Lampung seperti pada Apotek Enggal, Apotek K- 24jam, Apotik Sehati, dan seluruh wilayah Bandar Lampung yang menjual obat / apotek. Sedangkan pada luar kota meliputi Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pesawaran, Metro, Tanggamus, Tulang Bawang. Untuk mendistribusikan produknya PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung ini menggunakan sistem Taking Order dimana produk akan didistribusikan ke agen atau toko setelah menerima orderan. Dimana pendistribusian akan dilakukan secepatnya pada saat menerima orderan dengan waktu paling lama 1x24 jam. Dalam mendistribusikan barangnya PT. Millenium Pharmacon International, Tbk menggunakan truk engkel yang bermuatan besar. Pendistribusian akan tetap dilakukan pada saat menerima orderan, walaupun jumlah orderan tidak memenuhi kapasitas truk. Sedangkan untuk jenis pendistribusian yang digunakan oleh PT. Millenium Pharmacon International, Tbk adalah saluran distribusi tidak langsung yaitu PT. Millenium Pharmacon International, Tbk apotek dan toko obat
customer, dimana PT. Millenium Pharmacon
3
International, Tbk melalui pihak perantara apotek dan toko – toko sebelum sampai ke customer. Masalah pendistribusian sering menjadi kendala terbesar karena semakin besar luas wilayah pemasaran maka semakin banyak pula kendala yang dihadapi sehingga perlu pembagian wilayah pemasaran yang tepat pada setiap area dengan penempatan cabang – cabang atau distributor. Kebijakan ini merupakan penempatan persediaan pada setiap lokasi, dan penempatan persediaan tersebut memerlukan penanganan yang baik agar persediaan dapat optimal artinya dapat memenuhi kebutuhan permintaan yang ada tanpa melakukan penyimpanan yang terlalu besar. Semakin besar terjadinya penumpukan di gudang maka semakin tinggi biaya simpan dan kemungkinan terjadi kerusakan semakin besar. Sistem distribusi produk obat dan alat – alat farmasi pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung dihadapkan pada beberapa masalah distribusi yang berhubungan dengan keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen. Adapun masalah distribusi yang terjadi seperti : cakupan wilayah penjualan, biaya transportasi,
pola orderan, kemacetan dan lokasi yang sulit
dijangkau. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, PT. Millenium Pharmacon International merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dibidang pendistribusian obat. Perusahaan ini tergolong dalam perusahaan menengah karena memiliki cakupan area penjualan yang luas, sedangkan perusahaan tersebut memiliki sistem distribusi yang belum optimal. Hal ini dikarenakan cakupan area penjualan yang luas akan mengakibatkan tingginya biaya transportasi dimasa sekarang ini, biaya transportasi akan semakin membengkak yang mengakibatkan pengeluaran perusahaan semakin besar. Selain itu di dalam sistem Taking Order sering terjadi keterlambatan oleh tim penjual, dimana dapat dilihat adanya pola orderan yang terlalu rumit dan memerlukan proses yang panjang sehingga pendistribusian barang mengalami keterlambatan. Di samping itu ukuran kendaraan yang besar cukup sulit menempuh perjalanan di lokasi pasar tradisional pada siang hari sehingga terjadinya kemacetan diperjalanan dan adanya beberapa lokasi yang sulit dijangkau. Sistem distribusi yang tidak optimal ini dikhawatirkan membuat tingkat penjualan menurun.
4
Bedasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan riset penelitian mengenai pendistribusian pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk yang bergerak sebagai distributor dibidang farmasi dan obat – obatan. Dengan melihat dan memahami pentingnya sistem pendistribusian dalam mendistribusikan barang bagi perusahaan, maka penulis mengambil judul skripsi “ANALISIS OPTIMALISASI
SISTEM
PENDISTRIBUSIAN
BARANG
PADA
PERUSAHAAN PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL, TBK CABANG BANDAR LAMPUNG” 1.2 Identifikasi Masalah 1) Bagaimana sistem pendistribusian barang pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung ? 2) Faktor- faktor apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan barang pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung ? 3) Bagaimana mengoptimalkan sistem pendistribusian pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung ?
1.3 Ruang Lingkup Bedasarkan Judul proposal “Analisis Optimalisasi Sistem Pendistribusian Barang Pada Perusahaan PT. Millenium Pharmacon International, Tbk Cabang Bandar Lampung” maka ruang lingkup yang akan dibahas hanya dibatasi pada masalah sistem distribusi yang belum optimal pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk.
1.4 Tujuan Penelitian 1) Mempelajari sistem pendistribusian barang pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung. 2) Mengidentifikasi faktor - faktor penyebab keterlambatan barang pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung. 3) Mengoptimalkan
sistem
pendistribusian
International, Tbk cabang bandar lampung.
PT.
Millenium
Pharmacon
5
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagi perusahaan 1) Dapat memberikan masukan atas pemikiran dan gambaran bagi manajemen PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung dalam mengoptimalkan sistem pendistribusian barangnya. 2) Perusahaan dapat mengetahui faktor – faktor penyebab keterlambatan pendistribusian barang. Bagi penulis 1) Penulis dapat mempelajari berbagai metode statistik dan mengaplikasikan metode tersebut dalam sebuah perusahaan. 2) Penulis dapat mempelajari pengambilan keputusan yang baik dan berguna di masa yang akan datang. Untuk Pihak lain 1) Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran tentang penerapan metode statistik terhadap suatu perusahaan. 2) Dapat dijadikan referensi untuk perusahaan yang memiliki masalah sejenis.
1.6 State of the Art Berdasarkan tinjauan terhadap penelitian-penelitian terdahulu, seperti dalam jurnal Elena Revilla, Desiree Knoopen didapatkan hasil review bahwa model konseptual (input-proses-output) di tingkat pengembangan produk contohnya saja kepercayaan dan budaya belajar (input), visi tim (proses) dan kinerja pengembangan produk dari proses (efektivitas tim) dan hasil produk (output) yang memberikan nilai kepada pelanggan. Jurnal The glocalisation of channels of distribution yang diteliti oleh Jain, Megha, Khalil, Shadab, Le, Angelina Nhat-Hanh, Cheng, Julian Ming-Sung dapat disimpulkan bahwa tujuan dari globalisasi untuk memberikan wawasan ke glocalisation distribusi saluran internasional. Kemudian dalam jurnal Perbaikan Sistem Distribusi Dan Transportasi Dengan Menggunakan Distribution Requirement Planning dan Algoritma Djikstr oleh Sumiharni Batubara, Rahmi Maulidya, dab
6
Irma Kusumaningrum yakni sistem distribusi adalah suatu proses yang melibatkan perpindahan produk jadi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada jurnal Cost dan benefit analysis for a distribution management system in electricity distribution networks oleh Tanskanen, Anna, Raussi, Tommi, Partanen, Jarmo, Lohjala, Juha yakni sistem manajemen distribusi digunakan untuk mengurangi kesalahan lokasi, pemulihan jaringan, pelaporan kesalahan manajemen kru lapangan dan rekonfigurasi. Sedangkan pada jurnal Aplikasi Persediaan dan Pendistribusian Produk Pertamina Berbasis Web Studi Kasus PT Limas Raga Inti, saluran distribusi merupakan salah satu kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk yang dihasilkan, dengan harapan dapat mencapai penjualan yang besar sehingga dapat memberikan keuntungan seperti yang diharapkan. Berdasarkan tinjauan terhadap kelima jurnal tersebut, didapatkan referensi yang bermanfaat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, setiap tingkat pengembangan produk melalui 3 tahap model konseptual yakni Input-Proses-Output. Disamping itu tujuan globalisasi untuk memberikan wawasan ke saluran distribusi internasional. Saluran distribusi juga merupakan salah satu kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk yang dihasilkan sehingga diharapkan mencapai penjualan yang besar dan keuntungan serta saluran distribusi berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehingga perusahaan dapat menerima masukan dari pelanggan setianya untuk memperbaiki kesalahan pembuatan produk. Di samping itu manajemen distribusi dibuat untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam pendistribusian.