BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi (BMKG). Meskipun tidak dapat dihindari, terjadinya gempa bumi dapat diprediksi. Dengan prediksi dan penanganan yang tepat, dampak yang disebabkan oleh gempa bumi dapat diminimalisir. Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: lempeng Indo-Australian, lempeng Euroasia, dan lempeng Pasifik. Beberapa contoh gempa yang terjadi di Indonesia antara lain gempa Aceh (2004), gempa Nias (2005), dan gempa Yogyakarta (2006).Dampak negatif/ kerusakan yang disebabkan oleh gempa tersebut juga dapat dikatakan sangat merugikan. Selain menyebabkan kerusakan fisik (bangunan gedung, sarana prasarana, dan lainlain), gempa bumi juga menyebabkan korban jiwa yang cukup banyak. Banyak korban gempa bumi yang meninggal disebabkan karena kegagalan struktur bangunan dalam menahan beban gempa. Yang paling banyak terjadi yaitu karena tertimpa oleh dinding bangunan, di mana dinding merupakan elemen non-struktural dari suatu struktur bangunan. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan/perkuatan pada dinding sehingga dinding dapat menahan gempa yang terjadi (tidak langsung runtuh ketika gempa terjadi).
1
2
Contoh kerusakan dinding akibat gempa bumi Sumber: antara news Salah satu alternatif dalam perkutan dinding yaitu dengan menggunakan besi tulangan yang dapat mengakomodasi gaya tarik yang terjadi pada dinding ketika gempa terjadi. Akan tetapi, perkuatan dengan menggunakan besi tulangan sangatlah mahal, sedangkan kebanyakan korban jiwa yag disebabkan oleh gempa bumi berasal dari kalangan menengah ke bawah (rumah sederhana). Bangunan rumah sederhana ini juga sebenarnya tidak mengikuti aturan yang telah disyaratkan dalam pembangunan gedung. Salah satu contohnya yaitu komposisi mortar yang disarankan yaitu 1 semen : 6 pasir, akan tetapi karena mahalnya harga semen maka dibuatlah mortar dengan campuran 1 semen : 8 pasir atau bahkan 1 semen : 10 pasir di mana itu menurunkan kualitas dan kekuatan dinding tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif lain dalam perkuatan dinding yang dapat meningkatkan kualitas dinding dengan harga yang murah sehingga tidak menimbulkan korban jiwa pada saat gempa terjadi. Bahan perkuatan dinding yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strapping band. Strapping band merupakan suatu bahan (tali) yang biasa digunakan dalam pembungkusan suatu paket. Beberapa keunggulan dari bahan ini yaitu memiliki kuat tarik yang tinggi, mudah diperoleh di pasaran, dan harganya yang relatif murah sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke
3
bawah. Dalam penelitian ini, strapping band yang dipasang pada dinding diberi perlakuan ditarik dengan tegangan tertentu dengan harapan memberikan dampak yang lebih baik daripada strapping band yang dipasang secara biasa (tanpa perlakuan).
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul dalam penggunaan strapping band adalah: apakah perkuatan dinding menggunakan strapping band dengan perlakuan pra-tarik membuat kekakuan, kuat lentur, dan kapasitas momen dinding bertambah dibandingkan dengan dinding biasa dan juga dengan dinding dengan perkuatan strapping band biasa (tanpa perlakuan pra-tarik)?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a.
Nilai kekakuan berdasarkan grafik momen-lendutan dinding pasangan bata merah tanpa dan dengan perkuatan strapping band yang diberi perlakuan pratarik yang diberi beban statis 1 arah tegak lurus bidang dinding dengan arah retakan vertikal.
b.
Kapasitas momen yang dapat ditahan oleh dinding
c.
Kuat lentur dinding
d.
Pola runtuh dinding
e.
Aman tidaknya bangunan rumah tinggal sederhana tipe 45 dengan dinding yang menggunakan strapping band dengan perlakuan pra-tarik berdasarkan perbandingan kapasitas momennya
1.4 Batasan Masalah Batasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Dinding yang diuji merupakan dinding pasangan bata merah dengan dan tanpa perkuatan strapping band.
4
b.
Perkuatan dengan strapping band dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan dipasang secara biasa (tanpa perlakuan) dan ditarik dengan tegangan tertentu (dengan perlakuan).
c.
Kapasitas momen yang diteliti adalah momen yang terjadi di dinding dengan arah tegak lurus bidang dinding dengan arah retakan vertikal.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: a.
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai dinding pasangan bata merah dan perkuatannya.
b.
Penelitian ini dapat dapat membandingkan grafik beban-lendutan, nilai kuat lentur, kapasitas momen, dan pola runtuh dinding antara dinding pasangan bata dengan dan tanpa perkuatan strapping band.
c.
Penelitian ini dapat memberikan solusi ekonomis bagi masyarakat yang kurang mampu agar dapat memiliki dinding tahan gempa sehingga dapat mengurangi korban jiwa.
d.
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai perkuatan dinding.
1.6 Keaslian Penelitian Penelitian dinding pasangan bata merah dengan perkuatan strapping band dengan perlakuan pra-tarik akan melengkapi penelitian dinding pasangan bata merah dengan perkuatan yang sama yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain: a.
Navaratnarajah, dkk (2005) melakukan penelitian tentang: Experimental Study on In-plane and Out-of-plane Behavior of Masonry Wallettes Retrofitted by PP-Band Meshes, Institute of Industrial Science, The University of Tokyo, Tokyo.
b.
Adiartha (2009) melakukan penelitian tentang: Penggunaan Tali Strapping band untuk Meningkatkan Daktilitas Lentur Tegak Lurus Bidang Dinding Bata Merah Pejal untuk Retakan Arah Vertikal Studi Kasus : Plesteran 1:4 Mortar 1:6 menggunakan tali strapping band sebagai perkuatan untuk tebal plesteran
5
1 dan 2 cm dengan jumlah tali strapping 1, 2, dan 3, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. c.
Wagirah (2009) melakukan penelitian tentang: Penggunaan Tali Strapping band untuk Meningkatkan Daktilitas Lentur Tegak Lurus Bidang Dinding Bata Merah Pejal untuk Retakan Arah Vertikal Studi Kasus : Plesteran 1:4 Mortar 1:8 menggunakan tali strapping band sebagai perkuatan untuk tebal plesteran 1 dan 2 cm dengan jumlah tali strapping 1, 2, dan 3, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
d.
Hastuti (2009) melakukan penelitian tentang: Penggunaan Tali Strapping band untuk Meningkatkan Daktilitas Lentur Tegak Lurus Bidang Dinding Bata Merah Pejal untuk Retakan Arah Vertikal Studi Kasus : Plesteran 1:4 Mortar 1:10 menggunakan tali strapping band sebagai perkuatan untuk tebal plesteran 1 dan 2 cm dengan jumlah tali strapping 1, 2, dan 3, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
e.
Purnomo (2009) melakukan penelitian tentang: Penggunaan Tali Strapping band untuk Meningkatkan Daktilitas Lentur Tegak Lurus Bidang Dinding Bata Merah Pejal untuk Retakan Arah Vertikal Studi Kasus : Plesteran 1:4 Mortar 1:12 menggunakan tali strapping band sebagai perkuatan untuk tebal plesteran 1 dan 2 cm dengan jumlah tali strapping 1, 2, dan 3, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
f.
Neo (2014) melakukan penelitian tentang: Tinjauan Daktilitas Lentur Dinding Bata Merah dengan Strapping band Arah Retak Vertikal (Studi Kasus: Dinding Plesteran 1 cm dengan Beban Siklik Quasistatik), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
g.
Pratama (2014) melakukan penelitian tentang: Tinjauan Daktilitas Lentur Dinding Bata Merah dengan Strapping band Arah Retak Vertikal (Studi Kasus: Tebal Plesteran 2 cm dengan Beban Siklik Quasistatik), Tugas Akhir, Jurusan
6
Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Navaratnarajah, dkk (2005), Adiartha (2009), Wagirah (2009), Hastuti (2009), Purnomo (2009), Neo (2014), Pratama (2014). Penelitian sebelumnya juga menggunakan strapping band sebagai bahan perkuatan dinding pasangan bata merah untuk meningkatkan daktilitas lentur tegak lurus bidang dinding bata merah untuk retakan arah vertikal. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perlakuan terhadap strapping band sebagai bahan perkuatan dinding, yaitu dengan cara diberikan gaya pra-tarik pada strapping band. Beban yang diberikan merupakan beban statis 1 arah. Tipe pembebanan pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Neo (2014) dan Pratama (2014) yang menggunakan beban siklik quasistatik.