BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Teknologi Informasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, hampir semua ranah kehidupan kita sudah terjamah oleh teknologi informasi dan tentunya termasuk sektor bisnis. Zaman sekarang ini kita tidak bisa lagi memisahkan sebuah industri dan bisnis tanpa adanya teknologi informasi. Kedua hal tersebut sudah menjadi satu kesatuan yang utuh. Dunia bisnis menjadi tempat dimana teknologi informasi menjadi instrumen penting para pelakunya. Para pelaku bisnis berlomba-lomba menerapkan teknologi terkini untuk bisa mendukung tiap proses bisnis yang mereka buat. Dengan adanya teknologi informasi banyak hal bisa diperoleh para pelaku bisnis, misalnya kecepatan transaksi data, keakuratan data, keandalan informasi dan berbagai macam hal baik lainnya. Namun bukan hanya pada dunia bisnis, sekarang trend di dunia pendidikan pun sudah menerapkan teknologi informasi untuk membantu jalannya pembelajaran atau yang kerapkali disebut dengan e-learning. Trend ini (e-learning) mulai muncul sekitar awal tahun 1990, pada saat itu elearning lebih dikenal dengan istilah CBT (Computer Based Training), pada saat itu penggunaan e-learning belumlah menggunakan teknologi internet. Barulah sekitar awal tahun 2000, disaat internet mulai banyak digunakan oleh masyarakat luas, e-learning pun ikut memanfaatkan internet sebagai medianya, hal inilah yang kemudian dikenal dengan Aplikasi e-learning berbasis Web. SMAN 6 Jakarta pertama kali berdiri pada tanggal 1 Agustus 1952. Sejak berdiri SMAN 6 terus menerus berkembang. Pada saat SMAN 6 pertama kali berdiri, gedung sekolah berada di Jalan Mahakam, Sekolah hanya memiliki 12 ruang kelas dan gedung yang sangat sederhana. Walaupun keadaan fisik sekolah seperti itu, sekolah tetap mendapat dukungan dan respon masyarakat yang positif, maka memasuki tahun 1960, SMAN 6 mulai membuka filial (Kelas Jauh). Tercatat ada 2 filial yang dibuka yaitu SMAN 11 dan SMAN 9. Jumlah siswa/i SMAN 6 secara perlahan meningkat setiap tahunnya, sehingga akhirnya pada tahun 1968 gedung sekolah dipindahkan ke 1
2 lokasi baru, yang bertempat di Jalan Bulungan dan terus berlanjut sampai saat ini. Dalam perjalanannya hingga sekarang ini SMAN 6 mempunyai catatan akademis yang cukup baik. Hal ini bisa dilihat misalnya dari rata-rata nilai raport siswa/i, rata-rata nilai ujian akhir, dan juga jumlah lulusan yang diterima di PTN unggulan. Sehingga seiring dengan prestasi yang baik, SMAN 6 pun mendapat predikat sebagai salah satu SMA Negeri unggulan di Jakarta. Selayaknya organisasi yang bergerak pada bidang pendidikan, kompetensi siswa/peserta didik menjadi tolak ukur keberhasilan yang utama. Kegiatan belajar mengajar tentunya menjadi ujung tombak pengembangan kompetensi siswa. SMAN 6 pun juga demikian, berbagai upaya terus dilakukan untuk menjaga kualitas lulusan mereka, misalnya memberikan pelatihan bagi guru-gurunya, menyediakan dan memperbaharui sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran, dan juga selalu memberikan siswa/i nya pelajaran sesuai dengan kurikulum terbaru yang ditentukan oleh Pemerintah. Namun belakangan ini sistem pembelajaran yang dijalankan mulai dirasa kurang bisa menjawab tantangan yang ada. Hal ini berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pada kurikulum tahun 2006, yaitu setiap sekolah harus memiliki KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
KTSP
mengembangkan
memberikan
sendiri
silabusnya,
hak
bagi
artinya
tiap tiap
sekolah sekolah
untuk
memiliki
keleluasaan untuk mengatur standar kompetensi, kompetensi dasar ke dalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Pada kurikulum ini muncul sistem penilaian ujian yang berbeda, yang dimaksud adalah, adanya penghitungan nilai untuk tiap-tiap indikator pada bab yang diujikan, untuk setiap mata pelajaran. Nantinya tiap indikator memiliki standar KKM yang menjadi standar ketuntasan pada saat penilaian. Apabila peserta didik tidak tuntas, maka diharuskan menjalani remedial pada indikator-indikator yang tidak tuntas. Sehubungan dengan sistem penilaian ini, maka para guru pun pada saat mengajar, diharuskan memberikan penjelasan menyeluruh, dan mendetail untuk tiap-tiap indikator yang ada. Hal ini sangatlah menyita waktu dan tenaga, belum lagi ditambah dengan daya serap siswa yang tidak sama antara satu dengan yang lain. Menambah jam \
3 sekolah pernah dipraktekkan, namun ternyata kebijakan ini dirasa kurang tepat, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang harus mengikuti remedial, jumlahnya hanya bergerak naik turun, tidak ada penurunan secara konstan, malah dalam 2 tahun terakhir jumlahnya terus-menerus meningkat, ditambah lagi banyaknya keluhan dari siswa karena jam sekolah yang terlalu lama. Jam sekolah yang begitu panjang sangat menyita tenaga guru dan murid-murid, selain menimbulkan rasa jenuh dan lelah, hal ini juga menyulitkan siswa/i untuk bisa mengikuti kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah seperti ekstrakurikuler, les/bimbingan belajar, dan lain-lain. Apalagi bagi siswa/i kelas XII, dimana kebanyakan dari mereka mengikuti program belajar di luar sekolah untuk persiapan menghadapi UN dan Ujian Perguruan Tinggi. Melihat kondisi dan hambatan yang ada di SMAN 6, e-learning dipandang sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi hambatan kurangnya waktu interaksi antara guru dan murid, Selain itu dengan merancang elearning juga diharapkan mampu memberikan pengalaman baru bagi pengguna sistem, yang kemudian dapat mengurangi kejenuhan kegiatan belajar mengajar yang itu-itu saja dan lebih jauh lagi mampu mendorong kreativitas dan motivasi belajar mengajar.
1.2
Ruang Lingkup Sehubungan dengan luasnya cakupan E-learning penulis membatasi pembangunan sistem ini dengan ruang lingkup sebagai berikut 1. Penelitian akan dilakukan di SMAN 6 Jakarta, dan berfokus hanya pada analisis dan perancangan, tidak membahas mengenai tahap implementasi dan evaluasi. 2. Pembahasan rancangan sistem dimulai dari melakukan deskripsi sistem yang berjalan saat ini sampai hasil perancangan sistem e-learning yang diusulkan. 3. Pembahasan tidak mencakup pada cara penilaian kompetensi siswa, biaya terkait penyelenggaraan e-learning, keamanan sistem, jaringan dan infrastruktur jaringan.
4 1.3
Rumusan Masalah Masalah-masalah yang akan dibahas pada penelitian ini meliputi halhal berikut : 1. Bagaimanakah hubungan antara metode pembelajaran dan nilai yang didapatkan siswa/i ? 2. Apakah perbedaan keuntungan dari metode pembelajaran tanpa menggunakan e-learning dan dengan menggunakan elearning ? 3. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan website e-learning bagi SMAN 6 Jakarta ?
1.4
Tujuan dan Manfaat 1.4.1
Tujuan 1. Mengetahui bagaimana metode pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi nilai yang didapat siswa/i. 2. Mencari
tahu
pembelajaran
mana
yang
menggunakan
lebih
menguntungkan
e-learning
atau
saat tanpa
menggunakan e-learning. 3. Mengetahui manfaat apa yang diperoleh dan seberapa besar dampaknya bagi pertumbuhan SMAN 6 Jakarta.
1.4.2
Manfaat 1. Mempermudah para guru untuk berinteraksi dengan siswa/inya, dengan adanya fasilitas e-learning, maka media interaksi bukan hanya di sekolah tapi bisa dari mana saja. 2. Meningkatkan pemahaman siswa/i pada materi yang diajarkan. 3. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi para guru dan murid SMAN 6 dalam hal belajar mengajar dengan adanya media pembelajaran yang baru. 4. Meminimalisir data-data yang berbentuk hard copy karena informasi-informasi penting disimpan dalam database server.
1.5
Metodologi Penelitian 1. Metode pengumpulan data \
5 a. Observasi Peneliti langsung ke lapangan dan menelaah masalah-masalah yang terjadi untuk dijadikan bahan kajian. b. Wawancara Komunikasi dengan pihak-pihak tertentu di sekolah dalam rangka mengumpulkan data-data sebagai referensi dari penyelesaian masalah. c. Studi Kepustakaan Mencari dan mempelajari bahan acuan tertulis (artikel, buku cetak, situs web) yang berhubungan dengan objek penelitian serta mengembangkan informasi yang diperoleh dari sumber tersebut. 2. Metode analisa data a. Analisis 5 Kekuatan Porter b. Analisis strategis dengan tahapan : •
Tahap Input i.
Matriks EFE / Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
ii.
Matriks
IFE / Matriks Evaluasi Faktor
Internal •
•
Tahap Pencocokan i.
Matriks SWOT
ii.
Matrik Internal Eksternal
Tahap Keputusan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
3. Metode Perancangan Metode
perancangan
yang
digunakan
ialah
dengan
menggunakan Obejct Oriented Analysis and Design (OOAD) yang terdiri dari : Activity Diagram, Event Table, Use Case, Use Case Description, Domain Class Diagram, First Cut Class Diagram, Sequence Diagram, Package Diagram, User Interface.
6 1.6
Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang pemilihan topik skripsi, ruang lingkup yang akan diteliti, tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan skripsi dan manfaat yang akan dihasilkan, metode penelitian yang akan digunakan, serta sistematika penulisan skripsi setiap bab. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai teori-teori yang akan mendasari penyusunan skripsi ini dan yang akan digunakan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang telah diidentifikasi. Kemudian teori tersebut akan dihubungkan dengan variable-variabel yang ada dalam kasus untuk memperjelas serta mempermudah dalam melakukan analisa. BAB 3 : ANALISIS SISTEM Bab ini membahas mengenai riwayat perusahaan, struktur organisasi, prosedur dan ketentuan yang ada dalam perusahaan, sistem yang sedang berjalan, diagram aliran data, masalah yang teridentifikasi serta analisa yang menghasilkan beberapa alternatif solusi atas masalah tersebut. BAB 4 : HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap data yang telah didapat dari bab sebelumnya, hasil perancangan yang telah dilakukan, hasil perhitungan, serta penerapan metode yang diusulkan serta analisa aplikasi yang diusulkan. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang didapat atas hasil penelitian yang telah didapat serta saran-saran yang ada untuk pengembangan sistem selanjutnya atau untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan atas sistem yang telah dibangun.
\