BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Furniture atau yang sering kita sebut mebel adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya. Furniture merupakan perlengkapan penting yang menunjang kebutuhan manusia, tidak hanya dalam sebuah rumah tetapi juga gedung-gedung, kantor, mall, sekolah, kampus, rumah sakit dan tempat ataupun fasilitas umum lainnya. Bahkan, furniture juga dijadikan aset dan barang investasi bagi beberapa orang, terutama kolektor barang-barang antik yang harganya dapat berlipat-lipat seiring berjalannya waktu. Melihat kebutuhan akan furniture yang mengalami peningkatan dan permintaan yang banyak dari berbagai kalangan, banyak orang memanfaatkan peluang ini dengan mendirikan usaha furniture. Mulai dari usaha berskala kecil, sedang, hingga besar. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan industri furniture mikro dan kecil nasional mengalami kenaikan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan triwulan III tahun 2013 sebesar 8,88%. Sedangkan untuk industri manufaktur furniture berskala sedang dan besar nasional naik sebesar 4,52%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa industri furniture sedang mengalami persaingan yang ketat, ditambah bersaing juga dengan produk yang diimpor dari luar negeri serta ancaman pendatang baru dikemudian hari. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menarik pelanggan dengan menawarkan layanan serta kualitas yang tinggi, harga yang bersaing, pilihan dan 1
2
jenis yang bervariasi bahkan bisa custom sesuai dengan keinginan sampai memberikan diskon dengan syarat-syarat tertentu, yang tentunya semua itu bertujuan untuk memaksimalkan profit. Meningkatnya persaingan tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk merencanakan operasional produksi dengan tepat supaya dapat meminimalisir biaya-biaya yang diperlukan untuk kegiatan produksi yang akan berdampak pula pada profit yang didapatkan. Oleh karena itu, untuk menghindari perusahaan dari penurunan profit dan dapat bertahan di industri manufaktur furniture dibutuhkan strategi atau cara-cara untuk mengalahkan kompetitor, salah satunya dengan meramalkan penjualan atau permintaan dari produk-produk yang mereka tawarkan untuk periode berikutnya. Peramalan yang dilakukan dapat membantu perusahaan untuk meminimalkan harga yang akan dibebankan kepada pelanggan dengan mengendalikan biaya produksi agar memperoleh laba yang maksimal. Dengan
melakukan
peramalan
tersebut,
perusahaan
juga
dapat
menjadikannya sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menentukan serta mengontrol inventory bahan baku mereka sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan bahan baku yang dibutuhkan yang tentunya berpengaruh terhadap biaya produksi atau operasi. Selain itu, perusahaan juga harus cermat dalam memilih supplier mereka. Tentunya perusahaan harus memilih supplier yang menawarkan harga terendah dengan kualitas yang baik untuk meminimalkan biaya produksi. Supplier terkadang menaikkan harga tanpa pemberitahuan kepada perusahaan sebelumnya dikarenakan beberapa sebab, contohnya kenaikan harga bbm. Kenaikan harga tersebut menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk pasokan bahan baku yang berdampak pada kenaikan harga produk. Tidak semua pelanggan akan terima dengan kenaikan harga itu, mereka bisa saja mencari perusahaan lain dengan harga yang lebih rendah. Kita ketahui bahwa persediaan bahan baku merupakan komponen dasar bagi perusahaan manufaktur untuk melakukan produksi. Tetapi, yang sering terjadi di perusahaan pada umumnya adalah kesulitan dalam memperkirakan penjualan atau permintaan pelanggan pada periode berikutnya sehingga bahan baku yang tersedia terkadang berlebihan atau bahkan kekurangan sehingga tidak mencukupi permintaan
3
pelanggan terhadap jumlah produk yang dihasilkan perusahaan, hal tersebut memberikan dampak buruk bagi perusahaan karena akan berpengaruh pada pengeluaran biaya yang besar oleh perusahaan. PT. Homa Sejahtera merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri manufaktur furniture. Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan tidak dapat memperkirakan jumlah pemesanan bahan baku yang ekonomis dikarenakan jumlah penjualan yang berbeda-beda tiap periodenya.
Tabel 1.1 Laporan Penjualan Econ Rack 3L Bulan Januari 2013 November 2014 Produk
Bulan
Jumlah Produksi
Jumlah Terjual
Sisa
Econ Rack 3L
Januari 2013
5000
1700
3300
Februari 2013
3400
1250
2150
Maret 2013
3500
1650
1850
April 2013
2850
2000
850
Mei 2013
3000
2550
450
Juni 2013
1550
1500
50
Juli 2013
1500
1050
450
Augustus 2013
950
950
0
September 2013
1500
1150
350
Oktober 2013
2000
1450
550
November 2013
2500
1600
900
Desember 2013
2000
1500
500
Januari 2014
2000
1850
150
Februari 2014
1650
1650
0
Maret 2014
2000
1500
500
April 2014
2500
1750
750
4
Mei 2014
1750
1400
350
Juni 2014
1400
1250
150
Juli 2014
1150
1100
50
Augustus 2014
1050
1000
50
September 2014
1400
1300
100
Oktober 2014
2000
950
1050
November 2014
1600
500
1100
48250
32600
15650
JUMLAH Sumber: PT. Homa Sejahtera (2014).
Didalam penelitian ini, penulis menggunakan metode peramalan (forecasting) untuk memperkirakan penjualan pada periode yang akan datang dan menentukan persediaan bahan baku yang optimal dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Oleh karena itu, penulis memilih judul “Analisis Peramalan Penjualan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Homa Sejahtera.”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa identifikasi masalah yang akan dibahas, antara lain : 1. Metode apakah yang tepat diantara Naïve Method, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regression untuk meramalkan penjualan pada periode berikutnya di PT. Homa Sejahtera? 2. Berapa jumlah pemesanan bahan baku yang ekonomis yang seharusnya dilakukan oleh PT. Homa Sejahtera?
1.3 Ruang Lingkup Agar hasil yang didapat dari penelitian sesuai dengan tujuan penelitian akan ditentukan batasan-batasan yang jelas dari proses penelitian antara lain :
5
•
Jenis produk yang akan diteliti adalah Econ Rack 3L.
•
Bahan baku yang akan diteliti merupakan bahan baku utama yaitu particle board.
•
Data penjualan yang digunakan adalah data dari bulan Januari 2013 – November 2014.
1.4 Tujuan Penelitian Dari identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memilih metode yang tepat diantara Naïve Method, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regression untuk meramalkan penjualan pada periode berikutnya di PT. Homa Sejahtera. 2. Untuk mengetahui berapa jumlah pemesanan bahan baku yang ekonomis yang harus dilakukan oleh PT. Homa Sejahtera.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi kepada PT. Homa Sejahtera dalam memprediksi penjualan pada periode yang akan datang sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pemesanan bahan baku dan dapat meminimalisir biaya persediaan serta biaya produksi dan juga dapat memaksimalkan keuntungan yang didapatkan. 2. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan dan pengalaman, serta dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan dengan menganalisis permasalahan yang terjadi di perusahaan. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai
6
referensi kepada pembaca yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
7
1.6 Literature Review
Tabel 1.2 Literature Review Metode Penelitian
Jurnal
Nama Pengarang
Forecasting Journal of Knowledge Management, Economics and Information Technology 1 (7) Desember 2011: 112.
Sofia-ira KTENA, Fotios PETROPOULOS, Polychronis KOUTSOLIAKO S, Dimitrios MICHOS, Vassilios ASSIMAKOPOU Forecasting Sales in a LOS Sugar Factory. (2011) ISSN : 2069-5934
Metode yang paling tepat untuk menentukan penjualan selanjutnya dengan menggunakan Exponential Smoothing with Trend yang memiliki MAE, MSE dan RMSE terkecil, yaitu MAE= 977860, MSE= 2,12×1012 dan RMSE= 1457198.
ComTech 2 (2) Desember 2011: 636645.
Hasil kajian dalam menentukan metode peramalan data deret waktu yang dianggap tepat untuk digunakan dalam peramalan volume penjualan PT Satriamandiri Citramulia dari tiga metode (Moving Average, Exponential Smoothing dan metode Winters) adalah Exponential Smoothing dengan MSE dan MAPE terkecil, yaitu MSE= 157,51 dan MAPE= 8,841.
Iwa Sungkawa, Ries Tri Megasari
(2011) Penerapan Ukuran Ketepatan Nilai Ramalan Data Deret Waktu Dalam Seleksi Model Peramalan Volume Penjualan PT SATRIAMANDIRI CITRAMULIA. ISSN : 2087-1244
Inventory Economic Order Quantity (EOQ)
Hasil Penelitian
Journal INASEA 10 (1) April 2009: 5970. Persediaan Bahan Baku Optimum
Nunung Nurhasanah, Richard Perdana Gunawan (2009)
Hasil penelitian menyatakan bahwa persediaan bahan baku yang optimal (Q*) untuk bahan baku santan KARA
8
Dengan Metode Economic Order Quantity Pada Es Chika Home Industry.
adalah 719.4 pack, susu kental manis adalah 944.4 kaleng dan air mineral adalah 58.01 gallon
ISSN : 1411-9129 International Journal of Engineering and Technology 2 (8) August 2012: 14571474. Implementation of Inventory Management System in a Furniture Company: A Real Case Study. ISSN : 2049-3444
Sumber: Penulis (2014).
Syed Adeel Haneed Zaidi, Sharfuddin Ahmed Khan, Fikri Dweiri (2012)
Hasil penelitian menyatakan bahwa persediaan bahan baku yang optimal (Q*) untuk bahan baku chairs without armrest yaitu shell = 668.203 units, fixing rod left and right = 4360.635 units, front glide = 5099.373 units, rear glide left and right = 3560.443 units dan steel frame = 851.109 units.