BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Industri konveksi adalah salah satu jenis industri yang cukup populer di Indonesia. Industri konveksi menjadi sangat populer karena produk yang dihasilkan adalah pakaian yang termasuk salah satu kebutuhan manusia. Industri konveksi tersebar hampir disetiap daerah. Demikian juga halnya industri konveksi yang ada di bandung. Industri konveksi di daerah ini memang dikenal dengan begitu banyak kelebihan baik dari segi model, desain, kualitas bahan juga harganya. Dengan semakin meningkatnya volume transaksi dan jumlah konsumen, serta peningkatan persaingan dengan kompetitor maka peranan kemajuan teknologi informasi sangat diandalkan dalam penunjangan kegiatan usaha konveksi. Demikian juga halnya dengan Konveksi Anwar sebagai perusahaan manufaktur. Konveksi ini didirikan pada tahun 2011. Konveksi ini berada di Jalan Cihampelas gang bongkaran, Bandung. Konveksi Anwar menerapkan produksi rutin atau pada saat stok baju sudah habis dan produksi sesuai pesanan. Konveksi Anwar dapat memproduksi baju kaos secara rutin dengan warna yang sama hingga 100 sampai 200 potong per-minggunya, jika permintaan pesanan tidak banyak, sedangkan produksi sesuai pesanan bersifat tidak menentu, terkadang hanya dua sampai tiga pesanan per-dua bulannya, tetapi setiap pemesanan dapat mencapai 4 hingga 6 lusin baju kaos. Masalah yang ada pada Konveksi Anwar adalah tidak adanya pencatatan akuntansi berupa jurnal dan buku besar untuk mencatat transaksi yang terjadi diperusahaan ini. Harga penjualan baju tidak disesuaikan dengan harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang sulit untuk diketahui jumlahnya secara pasti. Enam kilogram kain katun dapat memproduksi 2 lusin baju kaos. Pengecekan bahan baku kain katun di konveksi dilakukan secara manual dengan melihat langsung ke konveksinya dan memperkirakan jumlah bahan baku yang tersisa. Dengan
1
demikian, kekurangan bahan baku ketika produksi tetap maupun adanya produksi sesuai pesanan menjadi masalah didalam konveksi ini. Situasi ini memberikan tekanan terhadap tingkat pelayanan yang dimiliki oleh konveksi, dimana permintaan pesanan baju yang kadang tidak menentu. Tingkat pelayanan menunjukkan kemampuan konveksi untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Terdapat metode yang dapat digunakan konveksi untuk menghitung harga pokok produksi yaitu dengan Metode Variabel Costing merupakan model perhitungan harga pokok produksi, dimana setiap pesanan kadang memiliki variasi yang berbeda, contohnya pesanan dalam satu permintaan ada yang memesan beberapa baju, baju lengan panjang atau memesan baju yang berlengan dengan warna yang berbeda. Hal ini akan berperngaruh terhadap harga pokok produksi per-unit. Metode yang paling tepat dalam hal ini adalah metode Variabel Costing. Penentuan harga pokok produksi merupakan kunci dari pengambilan keputusan yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Harga produk yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai produk. Agar dapat ditentukan dengan benar, harga pokok produksi harus dihitung dengan memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya proses produksi, unsur-unsur biaya produksi, serta perhitungan dan alokasi biaya. Dalam proses produksi juga diperhatikan ketelitian dan kecermatan serta keahlian manager produksi untuk mengelompokkan biaya secara tepat. Oleh karena itu, produksi seharusnya dapat menghasilkan nilai bahan baku yang sesungguhnya di awal, lalu menafsirkan biaya tenaga kerja langsung dan penentuan BOP yang di bebankan dari penafsiran anggaran BOP yang dapat menghasilkan nilai harga pokok produksi perpesanan. Nilai ini nantinya dapat menentukan harga jual produk dan menghitung laba atau rugi kontribusi. Dengan menggunakan metode Variabel Costing, perusahaan dapat mengetahui informasi mengenai biaya produksi. Dimana informasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengendalian biaya demi tercapainya efisiensi, penentuan harga jual produk, pengambilan keputusan-keputusan khusus seperti harga perunit.
2
Dengan metode Variabel Costing perusahaan juga dapat mengetahui besarnya laba kontribusi dari setiap unit yang terjual. Maka dari itu diperlukan suatu aplikasi yang dapat menghitung harga pokok produksi berdasarkan pesanan. Dengan melihat keadaan di atas, maka dibangunlah sebuah sistem aplikasi yaitu “Aplikasi perhitungan harga pokok produksi menggunakan Metode Variable Costing Berdasarkan Pesanan (Studi Kasus: Konveksi Anwar)”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. a. Bagaimana mengelola proses pesanan ? b. Bagaimana menentukan total biaya variable/perunit produk ? c.
Bagaimana pencatatan transaksi dalam bentuk jurnal dan buku besar ?
d. Bagaimana membuat laporan laba rugi kontribusi ?
3
1.3 Tujuan Adapun tujuan proyek akhir ini adalah membuat aplikasi yang dapat : a. Melakukan pemesanan atau menangani pengeloalaan pesanan secara online ataupun secara offline. b. Menghitung kebutuhan biaya atau menentukan total biaya variabel sesuai pesanan yang dibuat berdasarkan pesanan. c. Mencatat catatan akuntansi berupa jurnal dan buku besar. d. Menghasilkan keluaran berupa laporan margin kontribusi.
1.4 Batasan Masalah Berikut beberapa batasan masalah yang dapat diuraikan: a. Target keuntungan ditentukan oleh perusahaan, b. Nilai fixed cost atau biaya tetap ditetapkan oleh perusahaan, c. Aplikasi ini hanya sampai dengan tahap pengujian, tidak membahas tentang penerapan aplikasi, d. Pengujian hanya menggunakan Blackbox Testing, e. Aplikasi ini hanya menangani pembuatan baju kaos polos, tidak menangani pembuatan kemeja ataupun baju kaos bergambar, f.
Aplikasi ini tidak menangani pembayaran uang muka,
g. Pembayaran hanya menggunakan pembayaran tunai, h. Satuan bahan baku dalam aplikasi menggunakan KG, PCS dan ROLL.
4
1.5 Definisi Operasional Definisi operasional pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut. a. Aplikasi Aplikasi perhitungan harga pokok produksi adalah aplikasi yang dibuat untuk membantu konveksi anwar dalam mendapatkan informasi mengenai harga pokok produksi berdasarkan pesanan. Mengelola bahan baku dalam artian pengelolaan
berdasarkan
pencatatan
pembelian
bahan
baku
dan
pemberitahuan bahan baku yang akan habis. b. Metode Variable Costing Metode variable costing merupakan metode yang digunakan dalam aplikasi ini, variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. c. Konveksi Anwar Konveksi anwar merupakan konveksi yang bergerak dibidang pembuatan 1baju kaos polos dengan dua jenis produksi yaitu produksi tetap dan produksi berdasarkan pesanan.
1.6 Metode Pengerjaan Proyek Akhir ini akan dikerjakan menggunakan metodologi Software Development Life Cycle (SDLC) dengan model Waterfall (air terjun). SDLC adalah frase yang meliputi perencanaan, analisis, desain, dan tahap pelaksanaan siklus hidup sistem. Tahap-tahap dari model waterfall adalah sebagai berikut [1]:
5
Gambar 1-1 Model Waterfall
a. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Tahap ini merupakan analisi terhadap kebutuhan sistem yang dimulai dari pengumpulan data yang didapt dari wawancara dan studi literature. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab dengan pemilik Konveksi untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan harga pokok produksi dari setiap pesanan. Untuk studi literature dilakukan dengan mengumpulkan informasi melalui buku dan situs website yang membahas harga pokok produksi. b. Desain Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem yang nantinya akan mempermudah proses pengkodean (coding). Desain yang dihasilkan dari tahapan perancangan ini antara lain desain proses menggunakan flowmap. Desain aplikasi menggunakan Data Flow Diagram (DFD), sedangkan untuk mendesain database program, menggunakan entity relationship diagram (ERD). c. Coding (Pengodean) Pada tahap ini hasil dari desain dilakukan pengkodean untuk membuat aplikasi perhitungan harga pokok produksi serta database sistem, sehingga akan menghasilakn aplikasi yang dapat digunakan untuk pencatatan transaksi akuntansi pada “Aplikasi perhitungan harga pokok produksi dengan metode
6
variabel costing berdasarkan pesanan”. Coding yang dilakukan adalah coding aplikasi menggunakan PHP dan MySQL. d. Pengujian Pada tahap ini pengujian sistem dilakukan agar sistem yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang. Pengujian juga bertujuan agar fungsionalitas serta alur logika dari sistem tersebut berjalan dengan baik tanpa terjadi eror. Pengujian pada pengembangan aplikasi dapat berupa whitebox testing dan blackbox testing. Adapun metode pengujian yang digunakan untuk proyek akihir ini adalah blackbox testing.
1.7 Jadwal Pengerjaan Tabel 1-1 Jadwal Pengerjaan Kegiatan
2015 2016 Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analisis Desain Pengkodean Pengujian Dokumentasi
7