BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sepertiga populasi dunia tinggal di negara yang mengalami kesulitan air dan sanitasi yang bervariasi dari mulai sedang hingga sangat tinggi. Masalah - masalah tersebut paling sering ditemukan pada negaranegara berkembang (Sigel dkk, 2011). Untuk menangani hal tersebut, pada tahun 2016, 189 negara yang tergabung dalam PBB menetapkan Sustenable Development Goals (SDGs), yang salah satu targetnya berkaitan dengan air bersih dan sanitasi. Dari dahulu, sistem pengolahan limbah di negara maju dianggap sebagai solusi ideal yang dapat diterapkan ke negara berkembang. Namun, penelitian yang dilakukan di 116 kota di seluruh dunia menunjukkan bahwa sistem pengolahan air limbah terpusat memiliki efisiensi yang rendah. Karena hal itulah
sekelompok
ahli
dan
organisasi
internasional
mengembangkan
Decentralised Wastewater Treatment Systems (DEWATS) untuk menangani masalah air limbah yang terus berkembang. Di Indonesia melalui Direktorat Cipta Karya, Kemen PU-PR sejak tahun 2014, membuat program untuk mengatasi masalah akses air minum, pemukiman kumuh dan akses sanitasi, dikenal dengan program pemukiman berkelanjutan 100-0-100. Maksud program pemerintah tersebut ialah 100 % akses air minum yakni terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, 0% luas kawasan kumuh perkotaan yakni pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung menuju kota tanpa kumuh, dan yang terakhir 100% ialah 100% akses sanitasi yang layak untuk kebutuhan dasar masyarakat. Akses sanitasi yang layak ialah yang memenuhi standar penyehatan lingkungan dan menciptakan peluang berkurangnya kawasan yang kumuh. Penulis membuat latar belakang mengenai akses sanitasi yang memerlukan penanganan dalam hal sanitasi melalui program pemerintah yakni khusus dalam penanganan sanitasi. Sesuai target peningkatan kualitas perencanaan air limbah dengan program prioritas fisik tahun 2015 - 2019 dengan
1
pembuatan IPAL (instalasi pengolahan air limbah) berbasis masyarakat/ Sanimas. (Materi Konreg PU, 2014) Kualitas air di Kali Belik sebelum dibuat IPAL Karanggayam sudah diuji dengan keadaan tercemar, karena banyak zat- zat yang membuat kualitas air menjadi tidak baik. Sehingga membuat ekologi kali belik menjadi tidak sehat. Parameter - parameter dalam uji kualitas dengan hasil uji dapat dilihat dalam Lampiran 1. Dalam mewujudkan program pemerintah tentang strategi pembangunan sanitasi permukiman, salah satu upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat adalah program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) atau Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyaakat (SPBM) dengan membangun salah satu sistem yakni sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan sistem perpipaan. Dusun Karanggayam, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah yang mempunyai permasalahan dalam pengolahan air limbah domestik (limbah gray water dan black water). Selama ini limbah dibuang langsung ke saluran drainasi/got, kali belik, maupun MCK yang padat pemukiman, sehingga mengakibatkan lingkungan di dusun Karanggayam menjadi kotor/timbul bau yang tidak sedap, banyak nyamuk dan lingkungan menjadi tidak sehat. Selain itu kali belik yang melintas di Dukuh Karanggayam juga menjadi saluran pembuangan limbah domestik. Keadaan ini mendorong kesadaran Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dusun Karanggayam merencanakan usulan pembuatan IPAL Komunal untuk mengatasi limbah yang ada sehingga tidak mencemari lingkungan dan air permukaan. Pemerintah kabupaten Sleman melalui Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya menerapkan program SPBM pada tahun 2014 dengan cara membangun IPAL Komunal dengan menggunakan Sanitasi perpipaan. IPAL Komunal menggunakan sistem Decentralized Waste Water Treatment System (DEWATS), menggunakan Teknologi Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Filter (AF).
2
Instalasi
Pengolahan
Air
Limbah
Komunal,
merupakan
sistem
pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat yaitu terdapat bangunan yang digunakan untuk memproses limbah cair domestik yang difungsikan secara komunal (digunakan oleh sekelompok rumah tangga) agar lebih aman pada saat dibuang ke lingkungan, sesuai dengan baku mutu lingkungan (Karyadi, 2010). IPAL komunal adalah tempat pengolahan air limbah domestik dalam skala besar yang dipakai secara bersama-sama oleh beberapa rumah tangga. Penggunaan IPAL komunal ini dapat mewujudkan kota yang sehat melalui pengelolaan air limbah domestik yang tepat, perlindungan kesehatan masyarakat, melindungi dan meningkatkan kualitas air tanah dan air permukaan agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih dan pelestarian lingkungan hidup yang efisien, terlebih lagi di Kawasan padat penduduk seperti di Dusun Karanggayam dimana terdapat banyak perumahan serta lingkungan di Bantaran Kali Belik yang juga buruk kondisi lingkungan serta kualitas airnya. Air limbah yang berasal dari daerah permukiman merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin supaya terdapat keseimbangan ekologis dari alam dan mahluk hidup di sekitarnya maka air limbah tersebut perlu diolah di instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai penerima. Sistem pengolahan yang digunakan sangat tergantung pada tinggi rendahnya bahan pencemar yang terkandung di dalam air limbah. Parameter yang umum dipakai untuk menunjukkan tingkat pencemaran adalah BOD (kebutuhan oksigen biokimia), COD (kebutuhan oksigen kimia), TSS (jumlah zat padat tersuspensi) dan pH. Air limbah yang sudah masuk dalam IPAL akan terurai oleh zat- zat anaerob dan pada outputnya menjadi baku mutu air limbah yang sesuai dengan baku mutu lingkungan yang sehat. Untuk mengetahui kandungan dan seberapa besar buku mutu air limbah Dalam IPAL, maka perlu di uji dan dianalisa mengenai kualitas air limbah yang ada pada IPAL di Dusun Karanggayam.
3
1.2. Identifikasi Masalah Dari hal yang dijabarkan di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain : a. Proses Pembuatan limbah domestik di Karanggayam b. Proses Pengolahan limbah domestik di Karanggayam c. Efektifitas atau Efisiensi pengolahan Limbah Domestik di Karanggayam 1.3. Perumusan Masalah Masalah yang terjadi adalah kualitas air limbah, dalam IPAL kandungan air yang keluar semakin baik kualitasnya akan diuji dengan parameter- parameter sesuai baku mutu penyehatan lingkungan. Baku mutu yang baik akan menghasilkan sanitasi yang baik juga dengan proses uji analisa kandungan air limbah, baik disisi inlet maupun outlet. Kandungan air limbah yang baik akan membuat saluran air kali belik akan menjadi baik dan tidak merusak ekologi sungai, sehingga karakteristik limbah bisa dianalisa dan diketahui kandungan parameter yang sudah ada dalam peraturan. Sehingga kondisi sanitasi di bantaran kali belik akan menjadi lebih baik. Dari uraian diatas, Rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut : a. Apa Komponen (Teknologi) Pengolahan Limbah Domestik ? b. Bagaimana proses pengolahan dan Pengelolaan Limbah? c. Apakah Kualitas limbah domestik sesuai dengan baku mutu air limbah ? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dari penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui komponen (Teknologi) pengolahan limbah domestik b. Untuk mengetahui Proses Pengolahan Limbah c. Untuk mengetahui kualitas air buangan pengolahan limbah domestik 1.5. Batasan Masalah Dalam penelitian ini ada beberapa batasan masalah yang membatasi analisis penulis agar hasil yang diharapkan dapat maksimal dan lebih fokus. Batasan tersebut diantaranya:
4
a. Pengujian Kualitas Air Limbah dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. b. Standar pengujian kualitas air dengan parameternya mengacu kepada Baku Mutu air limbah yang disyaratkan oleh pemerintah sesuai dalam pasal 20, UU 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. c. Sampling hanya dilakukan satu kali mengingat keterbatasan waktu dan biaya. d. Penulis membuat kronologi kajian dengan dimulai proses pembuatan IPAL, proses penyaluran air limbah, proses pengolahan limbah dan hasil efisiensi limbah. e. Sampel air limbah yang akan diuji sebanyak 4 sampel di 1 titik IPAL, yakin IPAL di Karanggayam. 1.6. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan, terutama pada pengembangan teknik pengolahan limbah domestik. b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pemantauan kualitas perairan tentang bahaya dan pentingnya pengolahan air limbah domestik.
5