BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Di era sekarang ini, masyarakat modern disibukkan dengan berbagai macam
rutinitas dalam mengenyam pendidikan ataupun menjalankan pekerjaan dalam kesehariannya. Dengan majunya perkembangan teknologi, gaya hidup masayarakat juga dituntut serba cepat akan kebutuhan informasi. Disamping itu dikarenakan kesibukan tersebut, timbul kejenuhan. Dimana disaat masyarakat mempunyai waktu luang, mereka merasa perlu untuk mencari berbagai macam bentuk hiburan, dimulai dari melakukan berbagai macam banyak hal yang mereka suka, ataupun hanya berleha-leha dengan bersantai ditempat hiburan atau di depan televisi. Gaya hidup masyarakat modern yang serba sibuk ini tentu menjadi faktor pemicu berkembangnya segala macam bentuk komunikasi yang dituntun harus serba cepat tersebut. Dalam artian bentuk komunikasi yang harus serba cepat ini pula harus bersifat masal dan menyeluruh dengan menggunakan suatu media. Jenis komunikasi ini biasa disebut dengan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Media massa dalam pembahasan ini merupakan arti dari pada saluran (channel) yang dihasilkan oleh teknologi modern. (Nurudin, 2007:1) Media massa merupakan suatu pesan yang bisa berbentuk lisan ataupun isyarat dan sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi massa itu sendiri. Jenis media massa yang hingga saat ini memiliki peran penting dan sangat banyak digunakan masayarakat pada umumnya adalah televisi. Televisi merupakan jenis media massa yang sangat popular karena karakteristiknya yaitu dapat menyampaikan pesan dari perpaduan gambar dan suara atau dalam Bahasa Inggris disebut audio & visual, dimana dengan penyampaian pesan dengan audio visual tersebut, pesan yang disampaikan terasa lebih hidup dibandingkan dengan media massa lain seperti contoh media cetak, ataupun media radio. Selain itu penyampaian informasi melalui media televisi seperti langsung, seolah-olah dibuat dekat antara komunikator dengan komunikannya, hal ini tentu menjadi nilai lebih untuk media televisi. Pada prinsipnya media televisi merupakan perpanjangan panca indra dari manusia yang mempunyai peran untuk menyampaikan informasi atau bekomunikasi. 1
2
Fungsi dari media massa itu sendiri antara lain to inform (menginformasikan), to entertain (menghibur), to persuade (membujuk) serta transmission of the culture (transmisi budaya) (Black & Whitney, 1998: 64). Banyaknya penggunaan televisi di era modern ini tentu secara langsung merangsang tumbuhnya banyak statiun-statiun televisi di dunia, termasuk di Indonesia. Statiun Televisi merupakan lembaga profit dan non-profit yang dimiliki oleh pemerintah atau swasta, yang mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan penyiaran audio visual, spot commercial break (iklan), corporate ID dan sebagainya melalui berbagai teknis penyiaran (terrestrial, cable, satelit dan sebagainya), dimana siaran tesebut dapat ditangkap dalam suatu kawasan melalui suatu perangkat penerima siaran tersebut, seperti pesawat televisi, komputer yang dilengkapi TV tuner, smartphone dan sebagainya. (Fred Wibowo & Djony Herfan, 1997 : 1) Dengan semakin ramainya statiun televisi tentu menimbulkan persaingan yang ketat diantara statiun tv nasional yang ada. Persaingan yang terjadi tentu terletak kepada persaingan media massa dalam usahanya memenuhi kebutuhan masyarakat modern akan informasi, hiburan dan pengetahuan. Hal ini menumbuhkan persaingan untuk berlomba-lomba menciptakan program-program televisi yang menarik untuk ditonton. Pada umunya jenis program televisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu jurnalistik dan artistik. Dan yang banyak mengalami perubahan adalah program artistik, karena program dengan kategori artisktik ini dapat dibuat menjadi suatu program variety show, reality show, music, game-show, drama yang notabene kebanyakan merupakan program yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan dan memiliki pangsa pasar yang luas. Dalam arti lain program-program hiburan memang banyak ditunggu oleh penonton. Maka dari itu tidak heran jika program-program hiburan televisi banyak menyedot pengiklan terbesar menurut Majalah Marketing edisi 09/XI/September 2011 dan hal ini jelas menjadi pemicu besar untuk statiun-statiun televisi untuk berfikir keras secara kreatif dan inovatif untuk menjaga penontonnya agar tidak memindahkan channel. Merujuk kembali kepada Majalah Marketing edisi 09/XI/September 2011 yang menjelaskan bahwa program hiburan yang mampu banyak menyedot pengiklan adalah jenis Reality Show dibandingkan dengan program hiburan lainnya.
3
Gambar 1.1 Porsi Iklan pada Program Kategori Hiburan Sumber: Majalah Marketing edisi 09/XI/September 2011 Reality Show merupakan tayangan yang menampilakan keterbukaan, kebebasan, bahkan rahasia seseorang. Reality Show menjual ekpresi wajah yang menampilkan kelucuan, rasa haru, empati, kaget dan berbagai ekspresi psikologis seseorang yang dieksplorasi dan menjadi konsumsi publik (Wahana Komputer, 2008:5). Dalam majalah marketing disebutkan bahwa 10 jenis reality show teratas pada tahun 2011, kebanyakan mengambil tema percintaan, pertobatan, persahabatan dan kemiskinan. Program Reality show tersebut diantaranya Termehek-mehek, Jika Aku Menjadi, Pengabdian, Super Trap, Big Brother pada channel Trans TV, Uya Emang Kuya & Playboy Kabel pada channel SCTV. 10 program reality show tersebut memperoleh penonton terbanyak pada tahun 2011, yang ditonton 1, 2 juta hingga 1,6 juta orang berusia 5 tahun keatas di 10 kota di Indonesia. Jumlah ini didasari karena reality show termasuk acara yang memiliki segmen penonton sangat luas, dapat dilihat dari semua segmen, baik itu secara Gender, usia – dari anak-anak hingga dewasa, dari golongan bawah hingga atas. Dari fenomena diatas, dimana reality show yang ada hanya mengambil tema percintaan, pertobatan persahabatan dan kemiskinan. Penulis dalam kesempatan ini mempunyai ide baru yang dapat dijadikan tema baru dalam pembuatan program reality show. Reality Show yang akan di produksi nanti merupakan analisa penulis
4
terhadap kejahatan kriminal dalam realitas yang terjadi dikehidupan sehari-hari yang menurut penulis dapat diangkat sebagai tema baru dan menarik. Dimana biasanya, kejahatan kriminal biasa di expose hanya dalam program news atau magazine. Penulis merasa tema ini dapat diangkat di dalam reality show dengan sentuhan kreatif dan bisa menjadi sangat menarik untuk menjual realitas penjebakan pelaku kriminal dengan menggunakan kamera tersembunyi. Mengingat kembali reality show yang sudah ada dan ditayangkan pada televisi nasional saat ini belum ada yang menggunakan tema ini. Penulis memilih peran sebagai seorang camera person dalam pembuatan karya tugas akhir ini karena penulis lebih menguasai hal teknis dan sudah mempuyai pengalaman dalam proses produksi dan pasca produksi (editing) sebuah program televisi di salah satu televisi nasional swasta di Indonesia. Penulis merasa tertantang untuk dapat menghasilkan program dengan gambar yang artistik namun tetap menjual cerita real untuk sebuah program reality show. Penulis berfikir bahwa camera person merupakan ujung tombak dari setiap program ber-genre apapun, karena merujuk kepada media televisi yang mempunyai karakteristik media dengan kekuatan audio visual, sehingga kualitas gambar yang di hasilkan sangatlah berpengaruh dalam menentukan berhasil atau tidaknya sebuah program dalam menghibur audiencenya. Pembuatan program tayangan televise ini juga merupakan Tugas Karya Akhir Penulis untuk dapat lulus dari Universitas Bina Nusantara. Sebelum melakukan proses pra produksi, penulis akan menyebar kuisoner untuk memperoleh data kebutuhan penonton, setelahnya baru memasuki proses pra produksi dengan diawali dengan membuat design produksi, menentukan konsep program, memikirkan konten kreatif yang berpotensial untuk diangkat dalam program ini, menentukan alur eksekusi program, menentukan lokasi shooting dan peralatan yang diperlukan seperti camera berikut dengan lensanya yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan gambar. dan butuh jenis microphone untuk meng-cover audio dalam program ini, menentukan akan menggunakan software editing jenis apa, dan menentukan nama pada file dan folder-ing agar memudahkan proses editing nanti. langkah selanjutnya adalah menentukan jadwal untuk pembuatan Tugas Karya Akhir dan menyusun budget plan untuk pra-produksi. Sebagai camera person, penulis bertanggung jawab akan pengambilan gambar, memastikan audio juga terdengar dan terekam secara lokal di memory
5
camera dan bertanggung jawab dalam menyimpan materi tayang untuk masuk dalam proses pasca produksi nantinya.
1.2
Identifikasi Tugas Karya Akhir Nama Program
: Criminal Cam
Alasan memberikan nama ini, karena program ini akan ditayangkan di statiun tv yang notabene mempunyai target audience utama dengan status, ekonomi dan sosial-nya Kelas A, B & C, dengan alasan tersebut nama program kami ambil dari Bahasa Inggris demi terbentuknya image program yang mahal dan berbobot, dan penulis bermaksud dapat dinikmati sebagai program tayangan berkualitas internasional. Selain itu penggunaan kata criminal karena fokus pada program ini adalah penjebakan penindak kriminal nyata yang benar terjadi di Indonesia. Sedangakan penggunaan kata Cam atau Kamera dalam Bahasa Indonesia mewakilkan karakteristik dari pengambilan gambar di program ini, yaitu dengan menampilkan gambar dari kamera tersembunyi.
Tipe Program
: Reality Show
Alasan memilih memproduksi Reality Show karena penulis berfikir bahwa kebanyakan orang menyalakan televisi adalah untuk mencari sebuah hiburan dan sesuai dengan latar belakang penulis bahwa program Reality Show merupakan program hiburan yang paling banyak menyedot pengiklan. Namun kebanyakan reality show hanya mengankat tema percintaan, persahabatan dan kemiskinan dan belum adanya tema baru. Dengan memilih program reality show, penulis berharap dapat meng-eksplor sebuah realitas baru atau yang belum ter-expose menjadi suatu tontonan menarik yang memberikan pengetahuan baru dan menghibur.
Format Program
: Tapping
Program Reality show yang akan dibuat menggunakan 3 camera single cam, dan tidak memungkinkan untuk disiarkan secara langsung karena treatment cerita dalam program yang mengharuskan pemandu acara berpindah-pindah dengan kata lain tidak dalam satu tempat.
6
Durasi Program
: 30 Menit (Badan Program 24 menit)
Alasan durasi tayang 24 menit menurut penulis adalah untuk menghindari penonton dari rasa jenuh karena terlalu bertele-tele dalam penyampaian cerita-nya. Penulis berharap dengan durasi singkat tapi cerita yang disampaikan padat dan tepat sasaran.
Hari & Waktu Tayang
: Minggu, 19.00 – 19.30 (Prime Time)
Penulis memilih hari dan waktu tayang diatas karena menurut penulis hari minggu malam adalah hari dimana semua keluarga berkumpul dirumah dan menonton televisi pada jam tersebut. Jika terlalu malam target audience diperkirakan akan kembali beristirahat karena besok harus memulai kembali rutinitas.
Target Audience
:
•
Demografis Umur
: 15 – 29 Tahun (Main)
Alasannya menargetkan audience dengan umur diatas, karena menurut penulis umur 15 hingga 29 tahun adalah masa produktif bagi dewasa muda dengan psikografis yang ingin serba segar dan ingin mendapatkan sesuatu yang baru dalam menonton sebuah tayangan televisi.
Jenis Kelamin
: Laki-laki 30% & Perempuan 70%
Perempuan lebih senang dengan sifat program yang menjual haru biru atau bermain perasaan. Selain itu, perempuan juga merupakan decision maker dalam sebuah keluarga, jadi penulis berharap penoton perempuan ini dapat meneruskan feedback positif yang ditangkap diriya dari tayangan yang penulis produksi dan dapat diteruskan sebagai pesan baru kepada komunikan lain yang bisa jadi anggota keluarganya atau orang yang berada disekelilingnya. Selain itu melihat kepada pengiklan kebanyakan produk yang akan diiklankan adalah produk yang akan dibeli oleh wanita seperti produk makanan atau minuman, dan kecantikan.
7
S.E.S
: A, B, C
Program ini ditujukan untuk ditonton oleh kalangan dari gologan S.E.S A, B dan C yang tinggal di sekitaran Ibu kota. Dikarenakan konten program yang menujukan jenis kejahatan criminal yang terjadi di kota-kota besar •
Geografis
: Jakarta & Kota-Kota Besar Indonesia
Karena target audience kami kebanyakan tinggal di Kota-Kota Besar di Indonesia •
Karakteristik Program
: Menginformasikan, Mendidik, Menghibur
Alasannya mengapa penulis merasa harus memproduksi program dengan karakteristik program yang disebutkan diatas, karena kebanyak sekarang program televisi semakin mengabaikan fungsinya sebagai control social sehingga menghasilkan tayangan yang tidak mempunyai nilai hanya untuk meraup angka rating dan share yang tinggi. •
Statiun TV
: Trans TV
Karena adanya kesamaan segmentasi audience antara program ini dengan program dari statiun TV tersebut.
1.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam pembuatan tugas karya akhir ini, sebagai dasar pembuatan program,
penulis membutuhkan data berupa jenis program seperti apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi acara televisi dalam memenuhi kebutuhan kategori hiburan dan mengetahui bagaimana minat dan respon masyarakat mengenai program Criminal Cam. Untuk
mendapatkan
data
tersebut,
Penulis
menggunakan
metode
pengumpulan data menggunakan kuisioner. Angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang dijadiakan sebagai responden untuk dijawabnya. Penulis akan menyebarkan kuisioner kepada 50 responden dengan jenis pertanyaan tertutup dan secara acak untuk mendapatkan data yang disebutkan diatas. Adapun keuntungan dari daftar pertanyaan untuk kuisioner ini adalah berupa
8
pertanyaan tertutup yang penulis dengan struktur mencorong dari pertanyaan umum kepertanyaan khusus. Keuntungan dari memilih pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner adalah cepat mendapatkan hasil survey dan tidak memakan banyak waktu responden. media
sosial
Berikut adalah list pertanyaan yang disebar melalui
(path
&
twitter)
secara
online
pada
https://docs.google.com/forms/d/1fA27X8tmLNQLpP0F4iiDFQc0MV4g1rdS3IkAkie fI5I/viewform?usp=send_form kepada masyarakat sebagai responden: 1. Apa jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan 2. Berapa range umur anda saat ini? a. 15 – 29 Tahun b. 30 – 45 Tahun c. 45 – 64 Tahun 3. Pada jam berapa biasanya anda menonton TV? a. 06.00 – 10.00 b. 10.00 – 16.00 c. 16.00 – 20.00 d. Lainnya 4. Jenis Program yang ingin anda tonton? a. Sinetron b. Reality Show c. Features d. Dokumenter 5. Model reality show apa yang biasa anda saksikan? a. Pencarian Bakat (contoh: Top Chef Indonesia, Indonesian Idol, Indonesia’s Got Talent) b. Real life (contoh: Big Brother, Dunia Lain, Fear Factor) c. Hidden Camera (contoh: Kena Deh, Super Trap, Playboy Kabel) d. Charity (contoh: Minta Tolong, Uang Kaget, Nikah Gratis) 6. Apa menurut anda program penjebakan pelaku kejahatan menarik untuk diangkat sebagai program reality show? a. Sangat Menarik b. Menarik
9
c. Tidak Menarik d. Biasa Saja 7. Menurut anda jam berapa program penjebakan pelaku kejahatan tersebut ideal ditayangkan? a. 06.00 – 10.00 b. 10.00 – 16.00 c. 16.00 – 20.00 d. Lainnya 8. Apa menurut anda program tersebut menarik jika dipandu oleh pemandu acara perempuan? a. Sangat Menarik b. Menarik c. Tidak Menarik d. Biasa Saja
1.3.1
Hasil Kuisioner & Pembahasan Berikut adalah Hasil Kuisioner yang disajikan dalam tabel Pertanyaan 1: Apa jenis kelamin anda Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Presentase
Laki-Laki
18
36 %
Perempuan
32
64 %
Jumlah
50
100 %
Tabel 1.1 Hasil Pertanyaan 1
Pertanyaan 2: Berapa usia anda Range Umur
Jumlah Responden
Presentase
15 – 29 tahun
41
82 %
30 – 45 tahun
8
16 %
10
45 – 64 tahun
1
2%
Jumlah
50
100 %
Tabel 1.2 Hasil Pertanyaan 2
Pertanyaan 3: Jam Biasa Menonton TV Pilihan Jawaban
Jumlah Responden
Presentase
06.00 – 10.00
4
8%
10.00 – 16.00
9
18 %
16.00 – 20.00
22
44 %
Lainnya
15
30 %
Jumlah
50
100%
Tabel 1.3 Hasil Pertanyaan 3
Pertanyaan 4: Jenis program yang ingin di tonton Pilihan Jawaban
Jumlah Responden
Presentase
Sinetron
2
4%
Reality Show
33
66 %
Feature
12
24 %
Dokumenter
3
6%
Jumlah
50
100%
Tabel 1.4 Hasil Pertanyaan 4
11
Pertanyaan 5: Model reality show yang biasa di saksikan Pilihan Jawaban
Jumlah Responden
Presentase
Pencarian Bakat
12
24 %
Real Life
14
28 %
Hidden Camera
6
12 %
Charity
8
16 %
Jumlah
50
100%
Tabel 1.5 Hasil Pertanyaan 5
Pertanyaan 6: Tema Penjebakan Pelaku Kejahatan sebagai Reality Show
Pilihan Jawaban
Jumlah Responden
Presentase
Sangat Menarik
15
30 %
Menarik
19
38 %
Biasa Saja
9
18 %
Tidak Menarik
7
14 %
Jumlah
50
100%
Tabel 1.6 Hasil Pertanyaan 6
Pertanyaan 7: Ideal Tayang Program Penjebakan Pelaku Kejahatan Pilihan Jawaban
Jumlah Responden
Presentase
06.00 – 10.00
2
4%
12
10.00 – 16.00
10
20 %
16.00 – 20.00
20
40 %
Lainnya
18
36 %
Jumlah
50
100%
Tabel 1.7 Hasil Pertanyaan 7
Pertanyaan 8: Host Perempuan untuk Program Penjebakan Pelaku Kejahatan
Pilihan Jawaban
Jumlah Responden
Presentase
Sangat Menarik
12
24 %
Menarik
15
30 %
Biasa Saja
13
26 %
Tidak Menarik
10
20 %
Jumlah
50
100%
Tabel 1.8 Hasil Pertanyaan 8 Dalam 8 pertanyaan yang dilontarkan kepada publik diatas melalui google document dan disebar melalui media sosial, penulis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar target pasar penonton untuk program reality show ini. Dalam masa penyebaran kuisioner, penulis terus memantau jumlah responden agar tepat di jumlah 50 responden. Ketika angka responden sudah pada 50, penulis menutup link kuisioner, sehingga link tetap bisa di isi, namun tidak masuk kedalam tabel hasil. Dalam kuisionernya. Pertanyaan pertama dimulai dari jenis kelamin merujuk kepada tabel hasil pertanyaan nomor satu, ternyata dari presentase 100% lebih banyak jumlah perempuan yaitu 64% di bandingkan laki-laki dengan presentase 36% yang berminat mengisi kuisioner yang penulis lontarkan.
13
Laki-Laki, 36% Perempuan, 64%
Gambar 1.2 Grafis Presentase Pertanyaan 1
yang dimana dari perbandingan presentase ini pula dapat diartikan lebih banyak perempuan di bandingkan laki-laki yang menonton televisi. Pada pertanyaan nomor dua, penulis menanyakan berapa usia pengisi kuisioner, dalam opsi jawabannya penulis memberikan 3 kategori, kategori pertama adalah range umur dari 15 tahun hingga 29 tahun dengan presentase 82% yang terdiri dari 41 responden dari total 50 responden, kategori kedua adalah range umur 30 tahun hingga 45 tahun dengan presentase 16% yang terdiri dari 8 responden dari total 50 responden dan kategori 45 tahun hingga 64 tahun hanya dengan presentase 2% dengan 1 responden saja. Hal ini mengartikan bahwa range umur 15 tahun hingga 29 tahun adalah kategori yang paling sering menonton televisi. Maka dari itu penulis harus menyesuaikan isi atau konten dari program televisi yang akan penulis buat sebagai tugas karya akhir ini.
45 - 64 th 2% 30 45 th 16% 15 - 29 th 82%
Gambar 1.3 Grafis Presentase Pertanyaan 2
14
Pertanyaan ke tiga merupakan pertanyaan Jam biasa menonton televisi, penulis memberikan 3 pilihan jawaban untuk menjawab pertanyaan ini, Pilihan pertama dari Jam 6 hingga jam 10 Pagi hari, untuk pilihan ini merujuk kepada hasil kuisioner mendapatkan 4 responden dari 50 responden dengan presentase 8% dari 100%, untuk pilihan kedua adalah jam 10 pagi hingga jam 4 sore, pilihan ini dipilih oleh 9 responden dari 50 responden dengan presentase 19% dari 100%. Pliihan ketiga adalah dari Jam 4 sore hingga jam 8 malam dipilih oleh 22 responden dari 50 responden dengan presentase 44% dari 100% dan pilihan terakhir adalah pada jam lainnya atau dapat di artikan lebih dari jam 8 malam, pilihan ini dipilih oleh 15 responden dari 50 responden dengan presentase 30% dari 100%.
Gambar 1.4 Grafis Presentase Pertanyaan 3
Jika di analisa dari pengisi kuisioner yang notabene sesuai dengan hasil kuisioner di pertanyaan sebelumnya adalah perempuan dengan range umur 15 hingga 29 tahun banyak menghabiskan waktu menonton televisi pada kisaran waktu dari jam 4 sore hingga jam 8 sore, mungkin dikarenakan kuisioner ini banyak diisi oleh mahasiswa yang memang sering mengakses media sosial dengan internet dimana jam kosong mereka adalah jam 4 sore hingga jam 8 malam. Jika dibandingkan, pilihan 3 (jam 4 sore hingga jam 8 malam) angka presentase tidak jauh berbeda dengan pilihan 4 (> jam 8 malam) menurut penulis mungkin angka ini terbentuk dikarenakan program diatas jam ini tidak sesuai dengan pasar dengan umur 15 hingga 29 tahun, atau bisa
15
jadi dikarenakan mereka mahasiswa, yang dituntut untuk bangun pagi untuk melakukan aktifitas kuliah, sehingga diatas jam 8 malam adalah waktu mereka beristirahat. Pertanyaan ke empat adalah menanyakan jenis program mana yang paling banyak di tonton. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis memberikan 4 pilihan. Pilihan pertama adalah Sinetron atau Opera Sabun, jika dilihat hamper setiap statiun televisi mempunyai program ini, kecuali televisi berbasis news seperti Metro TV atau TV One, maka dari itu, penulis memasukan jenis program ini pada kusioner. Untuk pilihan sinteron ternyata hanya dipilih oleh 2 responden dari total 50 responden atau 4% dari presentase 100%. Hal ini menurut penulis adalah wajar, karena link kuisoner yang penulis sebar dalam media sosial penulis kebanyakan adalah seumuran dengan penulis yang notabene mereka adalah mahasiswa atau pegawai dengan status sosial dan ekonomi A, B dan C, tidak banyak yang menyukai menonton sinetron, menurut analisa penulis, kriteria responden yang penulis jabarkan diatas lebih cenderung memilih program hiburan dengan jenis berbeda disbandingkan sinetron yang terkesan diperuntukan untuk ibu-ibu rumah tangga. Pilihan kedua adalah Reality Show, pilihan ini di pilih oleh 33 jumlah responden dari total 50 responden, atau 66% dari presentase 100%.
Dokumenter, 6%
Sinetron, 4%
Feature, 24% Reality Show, 66%
Gambar 1.5 Grafis Presentase Pertanyaan 4
Menurut Majalah Marketing edisi 09/XI/September 2011, reality show merupakan program yang pantas ditonton semua golongan dari yang anak kecil, dewasa muda hingga yang tua. Hal ini dikarenakan konten yang dipertontonkan adalah realitas.
16
Dimana kebanyak reality show menjual haru biru atau sisi cerita yang lebih menarik dari program lain, maka dari itu jumlah reality show pada kuisioner juga tinggi, mengingat banyaknya jenis reality show yang disodorkan televisi nasional Indonesia. Plilihan ketiga adalah Features, pilihan ini dipilih oleh 12 jumlah responden dari total 50 responden atau 24% dari presentase 100%, menurut analisa penulis, mengapa angka ini sedikit dikarenakan ketidak tahuan penonton tentang program seperti apa features itu, dan tidak banyak program televisi nasional yang menyuguhkan program ini. Pilihan terakhir dalam pertanyaan ke-empat ini adalah Dokumenter, pilihan ini dipilih oleh jumlah 3 responden dari 50 responden atau 6% dari 100%, jika dilihat dari bentuk programnya, documenter adalah program baku atau formal dari features, dengan bungkusan program yang seperti berita keras dan tidak banyak program documenter di suguhkan, program ini kebanyakan hanya diproduksi pada statiun televisi berbasis berita saja, maka dari itu tidak heran jika angka peminatnya kecil. Pertanyaan ke-lima adalah untuk mengetahui jenis reality show yang sering ditonton. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis memberikan 4 opsi sesuai dengan jenis reality show itu sendiri dan masih atau pernah ditayangkan di salah satu televisi nasional. Pilihan pertama adalah Pencarian Bakat, contohnya seperti pencarian bakat menyanyi seperti Indonesian Idol (RCTI), La Academia Junior Indonesia (SCTV), Indonesia’s Got Talent (Indosiar, SCTV) dan sebagainya, pilihan ini dipilih dengan jumlah 12 dari 50 responden atau 24% dari presentase 100%. Pilihan ke dua adalah Real life contohnya seperti Jika Aku Menjadi (Trans TV), Catatan Si Olga (ANTV), dipilih oleh jumlah 14 responden dari 50 responden atau 28% dari presentase 100%.
Hidden Cam, 12%
Charity, 16% Pencarian Bakat, 24% Real Life, 28%
Gambar 1.6 Grafis Presentase Pertanyaan 5
17
Jika dilihat dengan pilihan sebelumnya yaitu pencarian bakat, jenis real life ternyata lebih banyak digemari oleh penonton, menurut analisa penulis, mungkin hal ini dikarenakan terlalu banyaknya program reality show pencarian bakat, dan yang biasa di eksplor adalah hanya bakat menanyi dan menari saja, walaupun ada satu ajang pencarian bakat yang memungkinkan semua bakat diadu, namun tetap saja program ini sudah terlalu banyak dan sangat membosankan karena kontennya itu-itu saja. Berbeda dengan real life yang mengangkat tema lebih luas seperti mengangkat tema kemiskinan pada program Jika Aku Menjadi di Trans TV, dimana setiap minggunya setting dari program ini adalah outdoor dan konten kemiskinan yang berbeda setiap minggunya, sehingga penonton tidak merasa jenuh jika dibandingkan dengan pencarian bakat yang diproduksi dalam ruangan tertutup atau indoor. Pilihan ke-tiga adalah hidden camera, pilihan ini dipilih oleh 6 responden dari jumlah total 50 responden, atau 12% dari 100% presentase. Jika dianalisa, sebenarnya hidden camera ini adalah hal yang sangat menarik untuk diangkat, namun tidak banyak statiun televisi nasional memproduksi program ini, dan hingga saat ini jumlah program ini masih kalah banyaknya dengan jumlah reality show pencarian bakat, maka dari itu angka pemilihnya sedikit karena memang programnya jarang. Contoh dari program ini seperti Oops, salah Trans 7. Pilihan ke-empat adalah charity, pilihan ini dipilih oleh 8 responden dari total 50 responden atau 16% dari presentase 100%. Menurut analisa penulis, pilihan charity sama hal nya dengan reality show, sesuatu yang menarik untuk diangkat namun jarang programnya diproduksi, maka dari itu angkanya sedikit. Dengan tergugahnya angka peminat yang besar pada jenis program reality show, penulis berusaha menangkat tema baru sebagai tontonan, maka dari itu pada pertanyaan ke-enam, penulis menanyakan apakah menarik jika tema criminal diangkat sebagai tema tontonan program reality show?, untuk menjawab pertanyaan ini penulis memberikan 4 pilihan yaitu pilihan pertama sangat menarik, pilihan ini dipilih oleh 15 reponden dari jumlah total 50 responden atau 30% dari presentase 100%, pilihan kedua adalah menarik artinya tidak benar-benar menarik, pilihan ini dipilih 19 responden dari total 50 responden atau 39% dari presentase 100%, pilihan ke-tiga adalah biasa saja yang artinya tidak begitu menarik, pilihan ini dipilih oleh 9 responden dari total 50 responden atau 18% dari total presentase 100%, dan pilihan terakhir adalah tidak menarik, pilihan ini dipilih oleh 7 orang responden dari total 50 responden atau 14% dari total presentase 100%. Menyimpulkan dari analisa angka
18
pada pertanyaan ini disetiap jawabannya, penulis mempunyai peluang besar untuk mendapatkan pasar untuk program yang akan diproduksi sebagai tugas karya akhir, karena merujuk kepada pilihan hidden camera, bukan berarti angka kecil pada hasil kuisioner menandakan tidak adanya peminat program ini, melainkan masih sedikitnya program reality show jenis hidden camera ini di produksi.
Gambar 1.7 Grafis Presentase Hasil Pertanyaan 6
Pertanyaan ke tujuh mewakilkan pertanyaan penulis tetang keinginan penonton akan jam tayang program yang akan diproduksi oleh penulis sebagai tugas karya akhir. Ada 4 pilihan yang disiapkan penulis. Pilihan pertama jam 6 pagi hingga jam 10 pagi, pilihan ini dipilih oleh 2 orang responden dari total responden 50 atau 4% dari jumlah presentase 100%. Pilihan ke-dua jam 10 pagi hingga jam 4 sore, pilihan ini dipilih oleh 10 orang responden dari total 50 responden atau 20% dari total presentase. Pilihan ke-tiga jam 4 sore hingga jam 8 malam, pilihan ini merupakan pilihan paling tertinggi yang dipilih 20 responden dari total 50 responden atau 40% dari total presentase. Pilihan terakhir untuk pertanyaan ini adalah jam lainnya atau dengan kata lain lebih dari jam 8 malam, pilihan ini dipilih oleh 18 responden dari total 50 responden atau 36% dari total presentase. Sesuai dengan hasil kuisioner, artinya penentuan jam tayang penulis yang sudah di paparkan di poin identifikasi tugas karya akhir tidak meleset jauh. Artinya program reality show memang dinanti-nanti oleh penontonnya pada jam tersebut yaitu diantara jam 4 sore hingga jam 8 malam. Walaupun berbeda tipis angka pemilih jam 4 sore hingga jam 8
19
malam, namun jika program ini ditayangkan pada jam 8 malam keatas, takutnya penontonnya tertarik dengan program lain seperti program layar lebar yang ditayangkan di televisi nasional.
06.00 10.00, 4%
Lainnya, 36%
10.00 16.00, 20%
16.00 20.00, 40%
Gambar 1.8 Grafis Presentase Pertanyaan 7
Pertanyaan ke-delapan juga merupakan kebingungan penulis dalam menentukan pemandu acara atau host untuk program ini, seorang host harus dapat menyatu dengan karakteristik program dan dapat dipercaya penonton, dan menurut penulis host perempuan akan sangat menarik untuk program ini, memberikan kesan menantang, namun semua kembali kepada peminatan dari penonton sendiri, maka pada pertanyaan ini, penulis melemparkan kepada penonton apakah menarik jika host program ini adalah seorang perempuan? Pilihan Jawaban Sangat menarik dipilih oleh 12 responden atau 24% dari total presentase.
Tidak Sangat Menarik, Menarik, 20% 24% Biasa Saja, 26%
Menarik, 30%
Gambar 1.9 Grafis Presentase Pertanyaan 8
20
Pilihan jawaban menarik dipilih oleh 15 responden atau 30% dari total presentase. Pilihan jawaban biasa saja dipilih oleh 13 responden atau 26% dari total presentase dan Pilihan jawaban tidak menarik dipilih oleh 10 responden atau 20% dari total presentase. Merujuk kepada hasil diatas, penulis yakin bahwa host perempuan sangat dapat menarik penonton untuk menyaksikan program televisi yang akan diproduksi nantinya.
1.4
Tujuan dan Manfaat Pembuatan Tugas Karya Akhir 1.4.1
Tujuan Pembuatan Karya Akhir Tujuan dari pembuatan karya akhir yaitu: 1. Untuk mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan menjadi sebuah karya akhir. 2. Untuk memenuhi syarat kelulusan S1 Binus University dalam penjurusan
Komunikasi
Pemasaran
dalam
peminatan
Broadcasting. 3. Memberikan pengetahuan serta wawasan terhadap proses produksi program reality show di dalam dunia pertelevisian, yang juga tidak lepas dari adanya kontribusi dari ilmu komunikasi 4. Mengetahui tugas tim Produksi khusunya, Camera Person dan Editor.
1.4.2
Manfaat Dalam melakukan penelitian terdapat manfaat akademis dan manfaat, praktis dan bagi masyarakat umum. 1. Manfaat Akademis a. Pembuatan Tugas Karya Akhir ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk pembuatan Tugas Katya Akhir selanjutnya. b. Karya Akhir ini semoga dapat menjadi acuan ilmu pengetahuan mengenai program tayangan televisi khusunya program hiburan berupa reality show.
21
2. Manfaat Praktik a. Menambah wawasan dan pengetahuan baru khususnya bagi peneliti untuk dapat mengerti dan memahami lebih jauh tentang Produksi program televisi b. Meningkatkan profesionalitas, pengembangan diri dan juga sebagai bentuk pelatihan dan pembelajaran penulis agar mampu mempersiapkan diri dalam dunia kerja.
3. Manfaat Masyarakat / Umum a. Memberikan pilihan tayangan program hiburan dengan tema berbeda dalam jenis reality show. b. Pembuatan
Tugas
Karya
Akhir
ini
diharapkan
akan
memberikan inspisrasi kepada khalayak bahwa Karya Akhir berupa program reality show ini adalah tayangan yang berkualitas. c. Pembuatan tugas karya akhir ini diharapkan dapat digunakan untuk menjadi acuan pihak lain dalam melakukan tugas karya akhir dengan bahasan serupa.
1.5
Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan Bab satu merupakan penjelasan mengenai latar belakang penulis dalam pembuatan tugas karya akhir ini, dalam latar belakang dijelaskan apa yang menjadi idealism penulis mengenai program tayangan yang diproduksi penulis. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data dan manfaat dari berbagai macam sudut pandang dari pada pembuatan tugas karya akhir ini.
Bab 2 Kajian Pustaka Dalam Bab dua dijelaskan mengenai landasan teori komunikasi secara umum dan kaitan teori secara khusus sesuai dengan desk job penulis yaitu sebagai
22
camera person dan editor dalam memproduksi tugas karya akhir berupa program reality show televisi.
Bab 3 Pra Produksi Tugas Karya Akhir Pada bab ini dijelaskan secara detail mengenai identitas program dan penjabaran apa yang dilakukan penulis sebagai seorang camera person dan editor dalam proses pra produksi tugas karya akhir ini.
Bab 4 Produksi Tugas Karya Akhir Disini dijabarkan secara detail tahapan produksi program setelah melalui tahapan pra produksi, penulis akan menjabarkan tugas dan tanggung jawab penulis dalam proses produksi tugas karya akhir ini.
Bab 5 Pasca Produksi Di bab ini merupakan laporan detail proses yang dilalui setelah proses shooting selesai, penulis akan menjabarkan mengenai proses editing tugas karya akhir dan hasil dari evaluasi produksi program tersebut.