BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh karena itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, walaupun masing masing memiliki latar belakang sosial, budaya, persepsi, dan pengetahuan yang berbeda. Manusia akan memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tingkat prioritas masing-masing. Kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi adalah kebutuhan dasar dengan tingkat prioritas yang paling tinggi/utama. Walaupun kebutuhan dasar umumnya harus dipenuhi,sebagian dari kebutuhan tersebut dapat ditunda. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang dipengaruhi oleh stimulus internal maupun eksternal. Kebutuhan dasar saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia dapat merasakan adanya kebutuhan dan akan beruasaha memenuhinya dengan segera (Asmadi, 2008). Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow, beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi. Kebutuhan di tingkat rendah misalnya individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga,Individu dapat hidup tanpa makanan selama bermingguminggu, tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan,kebutuhan
1
di tingkat rendah juga mencakup pada kehidupan sehari-hari seperti kebersihan diri setiap individu,dalam hal kebutuhan di tingkat rendah lebih mencakup pada kebutuhan dasar sehari-hari. Pada kebutuhan di tingkat tinggi mencakup pada hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar,yaituKebutuhan Fisiologis(Physiologic Needs), Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs), Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs), Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Need), Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization). Apabila salah satu dari kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat berakibat tingginya tingkat stress,salah satu contoh apabila kebutuhan rasa aman dan nyaman tidak terpenuhi maka seseorang akan merasa bahwa dirinya berada dalam situasi yang tidak aman,dan akan timbul rasa cemas,bahkan merasa bahwa ada yang mengancam dirinya tetapi ketika kebutuhan tersebut terpenuhi maka perasaanperasaan yang demikian itu tidak akan muncul,sehingga individu selalu merasa bahwa ia selalu dalam kondisi yang aman (Mubarak,2007). Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari Personal Hygiene/kebersihan diri merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena seseorang menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang muda, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto & Wartonah, 2000). Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya peroranagan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah
2
suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2004). Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intrvensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009). Pada pasien jiwa sering mengabaikan kebersihan diri akibat dari gangguan kognitif,dan skizoprenia yang dialami pasien jiwa,maka perlu perhatian khusus dalam memenuhui kebutuhan perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, perilaku yang aneh dan terganggu (Videbeck, 2008). Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien suka berbicara sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara, marah-marah tidak jelas, dan mengabaikan kebersihan diri. Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip di seluruh dunia. Skizofrenia terjadi pada pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Gejalagejala awal biasanya terjadi pada masa remaja atau awal dua puluhan. Pria biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat dibanding wanita. (Hawari, 2001). Tantangan terbesar untuk penanganan masalah gangguan jiwa terletak pada keluarga dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya bertugas membawa anggotanya ke Rumah Sakit Jiwa jika ada yang menderita gangguan jiwa,tetapi juga aktif untuk menerima penderita setelah pulang dari Rumah Sakit Jiwa, melibatkannya dalam kegiatan masyarakat, dan yang paling penting memantau perilaku pasien selama di Rumah Sakit Jiwa (Moersalin,2009).
3
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapautik yang melibatkan hubungan kerja sama antar perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses keperawatan yaitu terlaksananya asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Salah satu yang dapat dilakukan oleh keperawatan jiwa adalah dengan menerapkan strategi pelaksanaan komunikasi dalam tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan komunikasi tindakan keperawatan merupakan alat yang dijadikan sebagai panduan oleh seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi dengan klien (Fitria, 2009). Fenomena yang ada adanya kecenderungan keluarga/masyarakat untuk menjadikan Rumah Sakit Jiwa sebagai tempat pembuangan bagi orang dengan gangguan jiwa.Setelah diantar,keluarga tidak pernah membesuk lagi,pasiem dianggap sudah menjadi tanggungjawab petugas Rumah Sakit Jiwa,sedangkan keluarga tidak mau tahu tentang keadaan pasien.Konsekuensinya,sering kita temukan pasien di Rumah Sakit Jiwa yang telah menjadi warga disana lebih dari sepuluh tahun tanpa pernah diketahui dimana alamat dan siapa keluarganya (Moersalin,2009). Pengambilan Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan Ruangan Gunung Sitoli .Masalah yang paling banyak dijumpai dalam pasien dengan gangguan jiwa ialah dengan kebutuhan dasar personal hygiene.Dari pengalaman selama dinas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan Ruangan Gunung Sitoli selama 5 hari,terdapat 70% diantaranya dengan kebutuhan dasar yang masih harus dibenahi personal hygiene. Dari hasil observasi terlihat bahwa klien tidak membesihkan dirinya sendiri. Berdasarkan uraian diatas, penulis menarik untuk mengangkat masalah keperawatan pada klien khusunya Tn.S dengan perioritas masalah Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri di RSU.Jiwa Provinsi Sumatera Utara.
4
1.2 Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam ilmu pengetahuan keperawatan pada pasien kebutuhan dasar Defisit Perawatan diri dengan diangnosa Perilaku Kekerasan, serta menerapkan peroses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan profesional, baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat. 1.2.2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn.S dengan Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri penulis mampu : a. Penulis mampu melakukan dan memahami pengkajian pada Tn.S pemenuhan kebutuhan defisit perawatan diri di RSJ Provsu Medan. b. Penulis mampu merumuskan dan memahami diagnosa keperawatan pada Tn.S pemenuhan kebutuhan defisit perawatan diri di RSJ Provsu Medan. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.S pemenuhan kebutuhan defisit perawatan diri di RSJ Provsu Medan. d. Penulis mampu melakukan tindakan keperawatan pada Tn.S pemenuhan kebutuhan defisit perawatan diri di RSJ Provsu Medan. e. Penulis mampu melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan pada Tn.S pemenuhan kebutuhan defisit perawatan diri di RSJ Provsu Medan.
1.3 Manfaat Terkait dengan tujuan,maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1.3.1.Bagi Penulis Sebagai sarana ilmu untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama menjalani pendidikan dan sebagai sarana menambah pengalaman dalam memberikan Asuhan Keperawatan khususnya pada Tn.S pemenuhan kebutuhan Defisit Perawatan Diri
5
1.3.2.Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Menjadi masukan bagi perawat agar dapat melakukan Asuhan Keperawatan dan membantu klien defisit perawatan diri dalam meningkatkan personal hygiene. 1.3.3.Bagi Praktek Keperawatan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dan bahan bagi perawat untuk meningkatkan,pengelolaan kebutuhan perawat terhadap klien tentang pelayanan Asuhan Keperawatan pada pemenuhan kebutuhan Defisit Perawatan Diri.
1.3.4.Bagi institusi Pendidikan Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan dan meningkatkan kompetensi dan secara langsung memberikan masukan metode pemberian asuhan keperawatan jiwa melalui pengaplikasian konsep dan teori keperawatan jiwa ke dalam peraktek langsung sehingga dapat digunakan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.
6