BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Medan, ibukota Sumatera Utara adalah kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Medan saat ini sedang marak dengan beberapa pembangunan proyek besar dan berkelas di Indonesia. Hal ini menjadikan Medan sebagai salah satu pusat tujuan bisnis di Pulau Sumatera, bahkan Indonesia. Medan yang menjadi salah satu daerah tujuan investor dan pebisnis dari dalam maupun luar negeri tentunya semakin berbenah diri, terutama dalam sarana dan infrastruktur. Hal ini dibuktikan dengan adanya Bandara Internasional Kualanamu yang merupakan pintu gerbang kota Medan dan Sumatera Utara. Bandara dengan standar internasional yang telah diresmikan sejak 25 Juli 2013 ini merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Berjarak 39 km dari Medan, membutuhkan waktu sekitar satu jam, dan berada di bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Sebagai salah satu bentuk pengembangan kawasan metropolitan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo), PT Angkasa Pura II selaku pengelola memiliki rencana untuk mengembangkan Bandara Internasional
Kualanamu
sebagai
kawasan
aerotropolis.
Konsep
aerotropolis yang pertama kali diungkapan oleh John Kasarda adalah tata kota yang terintegrasi pada bandar udara. Bandara sebagai sebuah kota yang memiliki fungsi beragam untuk memenuhi segala kebutuhan
1 Universitas Sumatera Utara
masyarakat. Maka bandara akan menjadi pusat kegiatan yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung pada kawasan sekitar bandara. Fasilitas pendukung
dapat berupa perkantoran, hotel, perumahan, rumah sakit,
gudang logistik, pusat perbelanjaan, pusat industri, pusat pendidikan, arena permainan, dan
sebagainya. Untuk mendukung kawasan aerotropolis,
dibutuhkan fasilitas-fasilitas agar tujuan dari aerotropolis dapat tercapai. Fasilitas yang kelak dibutuhkan dalam suatu kawasan aerotroplis cukup banyak,
diantaranya
fasilitas
kesehatan,
residensial,
bisnis,
perdagangan(ekonomi), industri, dsb. Fasilitas bisnis khususnya, memiliki peran yang penting dalam pergerakan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini mengakibatkan adanya tantangan untuk mengakomodasi kawasan bisnis yang memiliki akses atau terhubung secara langsung dengan pasar ekonomi global. Kawasan bisnis yang terintegrasi tentu dapat tercipta jika memiliki fasilitas yang memadai. Salah satu fasilitas yang dibutuhkan pada kawasan bisnis adalah gedung kantor. Gedung kantor merupakan fasilitas sangat penting karena gedung ini merupakan sarana (tempat) dimana kegiatan bisnis dapat terakomodasi dengan baik. Kegiatan promosi serta transaksi pada suatu bisnis terjadi di gedung ini. Selain itu, gedung ini juga mampu mengakomodasi ruang kegiatan umum yang menjadi rutinitas dan kebutuhan, contohnya fasilitas penunjang seperti tempat perbelanjaan, tempat makan, bahkan fasilitas perbankan. Dengan pemaparan di atas, maka gedung kantor sewa perlu dibangun di kawasan aerotropolis Bandara Internasional Kualanamu. 1.2
MAKSUD DAN TUJUAN Adapun tujuan dari perancangan Kantor Sewa Pariwisata Kualanamu: 1. Untuk merancang gedung yang dapat memenuhi kebutuhan ruang kantor sewa serta fasilitas penunjangnya.
2 Universitas Sumatera Utara
2. Untuk merancang gedung kantor sewa sebagai sarana kegiatan bisnis dengan sirkulasi yang jelas antar sesama pengguna bangunan. 3. Untuk merancang gedung kantor sewa yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna. 4. Untuk merancang gedung kantor sewa yang dapat berintegrasi dengan bangunan lain yang berbeda fungsi.
1.3
MASALAH PERANCANGAN Terkait latar belakang di atas, maka berikut ini adalah perumusan masalah yang diperoleh, antara lain: 1. Bagaimana merancang gedung yang dapat memenuhi kebutuhan ruang kantor sewa sekaligus fasilitas penunjangnya. 2. Bagaimana merancang gedung kantor sewa dengan sirkulasi yang jelas antar sesama pengguna bangunan. 3. Bagaimana merancang gedung kantor sewa yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna, 4. Bagaimana merancang gedung kantor sewa yang dapat berintegrasi dengan bangunan lain yang berbeda fungsi.
1.4
PENDEKATAN Adapun upaya-upaya pendekatan desain yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam perencanaan dan perancangan gedung kantor sewa ini, antara lain: 1. Studi Pustaka Mencakup pemahaman kebutuhan serta kelayakan lokasi, pola aktifitas yang terjadi di dalam dan kebutuhan akan ruang-ruang dan bentuk.
2. Studi Literatur Merupakan suatu pendekatan masalah secara deskriptis dengan mempelajari pemahaman tentang arsitektur melalui studi dan tinjauan
3 Universitas Sumatera Utara
pustaka. Hal yang dilakukan pada studi ini yaitu mempelajari dan memahami kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan terkait dengan perencanaan dan perancangan. 3. Survei Lapangan Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan:
Mendapatkan data mengenai kondisi dan potensi dari lokasi serta hal-hal yang dapat mempengaruhi proses perancangan.
1.5
Mempelajari kondisi dan karakter lokasi.
LINGKUP / BATASAN
Proyek bersifat fiktif.
Proyek memiliki luas lahan 1,5 Ha
Seluruh aspek yang berhubungan dengan pembahasan bangunan Kantor Sewa Kualanamu
baik
yang menyangkut
kondisi
lingkungan tapak, massa bangunan dan program ruang.
Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang gedung kantor sewa.
Kajian arsitektur dibatasi oleh tema dan penerapannya, pada kasus ini yaitu arsitektur tropis
4 Universitas Sumatera Utara
1.6
KERANGKA BERPIKIR
Judul
Tema
Latar Belakang Judul
Latar Belakang Tema
Tujuan dan Manfaat
Perumusan Masalah Pengumpulan Data
Analisis Perancangan
Konsep Perancangan
Desain Akhir
Diagram 1.1 Kerangka Berpikir
5 Universitas Sumatera Utara
1.7
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: o BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang pembangunan gedung kantor sewa pariwisata Kualanamu, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, serta metode pendekatan. o BAB II Tinjauan Pustaka Berisi pembahasan tentang terminologi judul, lokasi, tinjauan fungsi, elaborasi tema. o BAB III Metodologi Berisi penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan. o BAB IV Analisa Perancangan Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan o BAB V Konsep Perancangan Berisi penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif dalam pemecahan masalah perancangan. o BAB VI Perancangan Arsitektur Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket. o Daftar Pustaka o Lampiran (dibatasi hanya pada hasil survey yang dianggap penting).
6 Universitas Sumatera Utara