BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di zaman teknologi yang sudah semakin canggih dan modern dewasa ini, tentunya persaingan antar perusahaan sudah semakin ketat khususnya di Indonesia. Perekonomian nasional saat ini berada dalam Critical Point. Critical Point adalah titik yang menunjukkan suatu kondisi yang terbilang krisis dan sangat penting membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah krisis tersebut. Faktor melemahnya nilai tukar rupiah, inflasi yang terus naik bahkan mencapai puncak tertinggi sejak Global Financial Crisis, disertai peningkatan defisit transaksi berjalan dan semakin tergerusnya cadangan devisa akibat capital outflow serta besarnya utang luar negeri swasta jangka pendek yang jatuh tempo membuat kondisi perekonomian Indonesia semakin tidak stabil. Memburuknya indikatorindikator makro ekonomi Indonesia sudah berlangsung lebih dari satu tahun terakhir ini. Selain itu, tekanan yang dihadapi ekonomi nasional disebabkan juga oleh semakin memburuknya ekonomi negara berkembang serta kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Hal ini harus diwaspadai karena bisa berlanjut ke tahapan yang lebih buruk dan menyebabkan Indonesia berada dalam kondisi krisis. (FEB UGM (2007). Kondisi Perekonomian di Indonesia, diakses 20 September 2014 dari http://www.macroeconomicdashboard.com) Dimulai dengan Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB), perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional sudah terjadi sejak empat kuartal terakhir. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3%. Namun, ditengah kondisi perekonomian global yang belum stabil, pencapaian target PDB tersebut tidaklah mudah. Sulitnya pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 tercermin dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2013 yang masih di bawah ekspektasi pemerintah, tercatat sebesar 6,03% dan terus melambat di kuartal II-2013 menjadi 5,81%.Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2013 yang melambat dari kuartal sebelumnya selaras dengan hasil prediksi GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI).Selama ini GAMA LEI terbukti mampu memprediksi kondisi ekonomi Indonesia secara akurat, bahkan pada edisi sebelumnya prediksi GAMA 1
2 LEI mampu mematahkan prediksi berbagai lembaga lainnya. Dari sisi pengeluaran, ekonomi Indonesia yang melambat disebabkan karena melambatnya pertumbuhan investasi, yang tercermin dari menurunnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II-2013, menjadi 4,67% dari 12,47% pada kuartal II-2012. (FEB UGM (2013). Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia tahun 2013
hingga
2014
diakses
20
September
2014
dari
http://www.macroeconomicdashboard.com) Prediksi Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam hal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 adalah 5,7% namun Adrian Ruthemberg selaku Country Director Asian Development Bank (ADB) optimis pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 6,00%. Prediksi ini didasari oleh asumsi bahwa pemilihan umum tahun ini akan lancar serta pemerintah akan mengambil langkah untuk memperbaiki iklim investasi sehingga diharapkan tingkat investasi swasta akan meningkat. ADB juga memperkirakan pertumbuhan investasi akan membaik pada 2015, setelah pemerintah yang baru memaparkan kebijakan dalam infrastruktur. Faktor pendukung lain adalah tingkat inflasi yang diperkirakan akan lebih rendah, perbaikan defisit transaksi berjalan, dan menguatnya perdagangan dunia. Meskipun dengan keadaan ekonomi saat ini terbilang lambat, tingkat persaingan yang terjadi antar para pesaing bisnis dalam industri sejenis terbilang ketat. Setiap perusahaan akan berusaha untuk bisa meningkatkan produktifitas dan menekan segala jenis biaya untuk memenangkan persaingan tanpa mengurangi kualitas dari produk itu sendiri. (Suryowati, E (2013). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Diakses pada tanggal 21 September dari http://www.kompas.com) Perusahaan dapat mengatur biaya-biaya produksi sehingga harga atau biaya produksi bisa lebih efisien jika harga produksi bisa lebih murah maka perusahaanbisa mendapatkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak dapat mengatur biaya-biaya produksi mereka sendiri. Masalah perusahaan bukan hanya dilihat dari apakah perusahaan bisa menekan biaya-biaya produksi tapi bagaimana perusahaan dapat meramalkan permintaan konsumen pada periode-periode selanjutnya karena permintaan konsumen akan suatu produk bisa meningkat dan menurun dalam sewaktu-waktu. Peramalan disini adalah salah satu strategi yang baik bagi perusahaan, faktor yang dapat
3 membantu perusahaan melakukan upaya untuk memperkirakan besarnya permintaan pada periode yang akan datang diperlukan peramalan penjualan dengan harapan dapat memenuhi nilai perkiraan permintaan konsumen untuk produk yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
PT. Pratama Abadi Industri adalah salah satu mitra kerja Nike-Indo Corporation di Indonesia yang memproduksi sepatu olahraga merk Nike terutama dalam bidang manufaktur sepatu lari. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis running shoes dalam berbagai jenis ukuran baik untuk anak – anak maupun orang dewasa (pria atau wanita). Produk yang diproduksi salah satunya adalah produk running shoes Nike Revolution dimana produk ini merupakan sepatu olah raga lari untuk pria dan wanita. Permasalahan yang dihadapi perusahaan, yaitu permintaan akan suatu barang terhadap salah satu produk pasti berbeda-beda, berikut tabel permintaan produk sepatu lari Nike Revolution periode 2012 hingga 2014.
Tabel 1.1 Permintaan untuk produk Nike Revolution PT. Pratama Abadi Industri periode 2012 hingga 2014 Bulan
Permintaan
Bulan
(Unit)
Permintaan
Bulan
(Unit)
Permintaan (Unit)
Desember 2011
550.000
Desember 2012
554.000
Desember 2013
545.000
Januari 2012
556.800
Januari 2013
558.500
Januari 2014
565.150
Februari 2012
551.500
Februari 2013
561.000
Februari 2014
551.150
Maret 2012
566.500
Maret 2013
574.500
Maret 2014
558.400
April 2012
560.200
April 2013
572.000
April 2014
562.400
Mei 2012
564.000
Mei 2013
566.750
Mei 2014
556.000
Juni 2012
564.500
Juni 2013
580.350
Juni 2014
590.000
Juli 2012
560.500
Juli 2013
565.600
Juli 2014
597.000
Agustus 2012
553.500
Agustus 2013
550.250
Agustus 2014
576.400
September 2012
546.250
September 2013
555.900
September 2014
560.000
Oktober 2012
549.250
Oktober 2013
546.000
Oktober 2014
564.000
November 2012
564.000
November 2013
544.000
Desember 2013
545.000
Sumber : PT. Pratama Abadi Industri, 2012-2014
4 Untuk dapat meminimalkan permasalahan tersebut, diperlukan teknik peramalan penjualan agar barang yang diproduksi tidak mengalami kekurangan atau kelebihan produksi yang dapat menimbulkan biaya yang besar dan jumlah cacat produksi yang cukup banyak dalam memproduksi sepatu olahraga khususnya sepatu lari dibutuhkan bahan baku utama yang dominan yaiitu “Cushioning” dimana bahan ini merupakan bahan yang penting dalam pembuatan/produksi sepatu lari Nike Revolution. Alasan bahan ini penting adalah karena saat pengguna sepatu ini menginjakkan kakinya ke permukaan ketika sedang berlari sebenarnya saat itu juga akan menghasilkan tegangan impuls yang cukup besar pada bagian kaki. Jika bagian kaki terus menanggung impuls yang besar maka akan beresiko cepat cidera tanpa disadari, oleh karena itu sepatu Revolution ini dilengkapi dengan bahan “Cushioning” agar mampu mengurangi tegangan impuls ke bagian kaki sehingga kaki tidak cepat cidera, selain itu dengan adanya bahan ini, akan memberikan rasa nyaman saat berlari. Untuk bahan cushioning sendiri, bagian persediaan harus bisa menyesuaikan persediaan yang ada dengan produk yang akan diproduksi agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan maka perlu dilakukan perhitungan terhadap persediaan, berapa persediaan yang optimal dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali, Dengan demikian perlunya dilakukan penelitian untuk peramalan penjualan terhadap produk sepatu lari Nike Revolutionyang diproduksi PT. Pratama Abadi Industri dan mencari persediaan yang optimal bagi perusahaan, dimana
penelitian
ini
akan
berjudul:
“ANALISIS
PERAMALAN
PERMINTAAN PASARDAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP PRODUK SEPATU LARI NIKE REVOLUTION YANG DIPRODUKSI PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI” dimana hasilnya diharapkan akan berfungsi bagi perusahaan untuk mengetahui metode peramalan penjualan yang tepat untuk perusahaan dan persediaan bahan baku yang optimal bagi perusahaan untuk memproduksi produk sepatu lari Nike Revolution.
1.2
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dilakukan di PT. Pratama Abadi Industri yang beralamat di Jl. Raya Serpong km.7 Pakualam, Serpong Tangerang Banten-
5 Indonesia hanya pada bagian operasional yaitu peramalan penjualan dan persediaan bahan baku.
1.3
Identifikasi Masalah Berikut identifikasi masalah dalam penelitian ini: 1. Metode peramalan manakah yang paling tepat antara metode-metode Naive Method, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Linear Regression, Moving Average dan Weighted moving average bagi PT. Pratama Abadi Industri? 2. Apakah jumlah persediaan bahan baku, biaya pengiriman dan perawatan selama setahun, Total Cost, Average Inventory, Orders per period (year), dan Reorder Point akan mencapai hasil yang optimal dengan metode Economic Order Quantity bagi PT. Pratama Abadi Industri? 3. Rekomendasi apa yang dapat disampaikan melalui penelitian ini mengenai metode peramalan penjualan paling tepat dan biaya persediaan PT Pratama Abadi Industri?
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menentukan metode peramalan yang paling efektif dan tepat diantara metode – metode metode Naive Method, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Linear Regression, Moving Average, dan Weighted moving averagebagi PT. Pratama Abadi Industri. 2. Untuk mengetahui dan menentukan jumlah persediaan bahan baku yang optimal, mengetahui biaya pengiriman dan perawatan selama setahun, kemudian Total Cost yang paling efisien, Average Inventory, Orders per period (year),serta Reorder Point yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali bagi PT. Pratama Abadi Industri. 3. Memberikan rekomendasi mengenai metode peramalan penjualan paling efektif dan biaya persediaan yang dapat disampaikan melalui penelitian ini terhadap PT Pratama Abadi Industri.
6 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan yaitu agar perusahaan dapat menentukan metode peramalan yang paling tepat untuk menjual produk sepatu lari Nike Revolutiondan dapat mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal, mengetahui biaya pengiriman dan perawatan selama setahun, kemudian mengetahui dan menentukan jumlah persediaan bahan baku yang optimal bagi PT. Pratama Abadi Industri. 2. Bagi Peneliti yaitu sebagai syarat kelulusan untuk program S1, dan untuk memberikan strategi bagi perusahaan agar dapat mengetahui metode peramalan yang tepat untuk melakukan peramalan penjualan dan jumlah persediaan yang optimal bagi perusahaan. 3. Bagi pembaca yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memberikan masukan – masukan seperti kritik dan saran yang membangun pada penelitian yang dilakukan dengan harapan untuk menyempurnakan penelitian ini.
7
1.6
State of the art
No.
Metode
1.
Forecasting Gonzalez, L. J., Gonzalez, D.
Nama Jurnal
Kesimpulan Studi
empiris
yang
dilakukan
di
(2010). Analysis of an
California terhadap perusahaan XYZ
Economic Order Quantity and
dengan
Reorder Point Inventory
peramalan menyatakan bahwa metode
menggunakan
metode
Control Model for Company peramalan yang sebelumnya diterapkan XYZ. The Journal of Science perusahaan XYZ merupakan metode in Industrial Engineering.
yang
tidak
efektif
karena
mengakibatkan produk kehabisan stok dan kehilangan penjualan. Dalam upaya untuk
membantu
perusahaan
mengurangi masalah kehabisan stok, sebuah model peramalan yang disertai dengan
EOQ
dan
ROP
akan
direkomendasikan. Akhirnya, EOQ dan ROP dapat mengoptimalkan jumlah pesanan untuk setiap produk ketika pesanan telah diserahkan, mengurangi stok produk perusahaan agar tidak terjadi kerugian dan biaya persediaan yang
efisien.
model
Dalam
melaksanakan
peramalan
yang
direkomendasikan
bersama
EOQ
itu
dan
mengurangi keseluruhan
ROP total dari
dengan
akan
dapat
biaya
secara
$13,654
menjadi
$5,366, sehingga dapat menghemat sekitar 61% atau sebesar $8,300.
8
2.
Forecasting Fuqing, Z., Yang, Z. (2012). A Studi empiris yang dilakukan di China Reactive Prediction Method mengenai permasalahan ini dengan for dynamic Job Scheduling metode Problem.
Journal
Computational
of bahwa masalah yang tidak menentu
Information sangat
mempengaruhi
System.8: 20 (2012) 8487 – pekerjaan. 8494
menyatakan
Forecasting
penjadwalan
Hasil
eksperimen
menunjukkan bahwa metode winter adalah metode yang paling akurat. Metode kedua yang menunjukkan nilai MAD dan MSE terkecil setelah metode winter adalah Naive Method. Metode
tersebut
dapat
digunakan
dalam praktek untuk memecahkan masalah pengurangan biaya produksi dan optimasi alokasi sumber daya.
3.
Economic
Ruauw,
E.
(2013). Studi empiris yang dilakukan di kota
Order
Pengendalian
Quantity
Bahan Baku. The Journal of Bakery
(EOQ)
Inventory and Raw Materials. dengan menerapkan metode EOQ,
Persediaan Manado
Terhadap Lianli
Usaha
Grenda
menyatakan
bahwa
Volume 7 No. 1, Januari 2011: Usaha Grenda Bakery Lianli dapat 1 – 11
mengurangi Total biaya Inventory dari Rp.
1.335.726,30
menjadi
Rp.
653.057,8 di tahun 2009 dan Rp. 1.489.153,04 menjadi Rp. 738.276,2 di tahun 2010,
9
4.
Economic
Tom Jose, V.; Akhilesh
Studi empiris yang dilakukan di India
Order
Jayakumar; Sijo, M. T. (2013).
terhadap
Quantity
Analisis of Inventory Control
bahwa,
(EOQ)
Techniques; A Comparative
menerapkan
perusahaan perusahaan metode
menyatakan tersebut
tidak
EOQ
untuk
Study. International Journal of pembelian bahan, sehingga manajemen Scientific and Research
persediaan dinilai tidak memuaskan.
Publications. Volume 3, 3, Maret 2013
Berdasarkan perhitungan Lead Time maksimum
& Lead Time
normal,
Demand, dan Safety stock komponen – komponen pada Table II dalam jurnal yang
dilakukan
perusahaan
dapat
jumlahpersediaan
oleh
peneliti, menentukan
yang
dapat
dipertahankan dengan tepat dalam stok cadangan setiap tahun.
10
5.
Economic
Edi Suswardji, SE.,
Studi empiris yang dilakukan di kota
Order
MM, Eman S, SE., MM., Ria
Bekasi terhadap PT. NT Niston Ring
Quantity
Ramaningsih, SE. (2013).
Indonesia
(EOQ)
Analysis the inventory Control
pengendalian persediaan yang dilakukan
of Raw Materials at PT. NT
perusahaan
Niston Ring Indonesia,
persediaan sebesar Rp. 16.185.034,41
Karawang. Jurnal Manajemen.
Sedangkan biaya persediaan dengan
Volume 10 Nomor 1, Oktober
metode
2012:1071 – 1086
persediaan
menyatakan
menghasilkan
EOQ
menghasilkan Rp.
bahwa
biaya
biaya
15.175.989,41.
Penghematan sebesar Rp. 1.009.044,98 atau
6,23%
perusahaan
dapat
terjadi
melakukan
apabila
pengendalian
persediaan dengan metode EOQ.
Rata-rata
penggunaan
bahan
baku
perbulan yaitu 25.807,39 Kg dengan standar deviasi 2.211,423 Kg. Safety stock untuk material adalah 28.018,813 Kg. Reorder Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 Kg dan Lead Time pemesanan bahan baku adalah 4 bulan.