1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Lalu lintas jalan raya terdiri dari dua angkutan, yaitu angkutan penumpang dan angkutan barang. Angkutan penumpang adalah moda transportasi yang berfungsi untuk mengangkut manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh angkutan penumpang adalah kendaraan pribadi (sepeda motor dan mobil penumpang), kendaraan umum (bus kota, mobil travel, dan sebagainya). Sedangkan angkutan barang adalah moda transportasi yang berfungsi untuk mengangkut barang dan kebutuhan manusia dari satu tempat, ke tempat lainnya. Contoh angkutan barang adalah truk (sumbu tunggal, ganda, gandengan, tangki, dan sebagainya) dan mobil box. Semua moda transportasi tersebut selalu berjalan di atas suatu perkerasan jalan. Umumnya, perkerasan jalan terdiri dari perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Perkerasan lentur berupa konstruksi jalan aspal dan perkerasan kaku berupa konstruksi jalan beton. Jenis perkerasan yang sering digunakan adalah perkerasan lentur, karena biaya pembangunannya relatif murah, pengerjaan cepat, dan tidak memerlukan teknologi yang rumit daripada perkerasan kaku. Namun, perkerasan lentur memiliki kelemahan, yaitu tidak tahan beban kendaraan yang terlalu berat. Beban kendaraan ini berupa beban vertikal (beban gandar) dan beban horizontal (beban pengereman dan traksi). Perkerasan lentur juga relatif tidak tahan dengan kondisi lingkungan yang ekstrem, berupa suhu lingkungan yang tinggi, pengaruh air yang menggenang, dan jenis tanah yang asam. Perkerasan lentur yang dipilih sebagai struktur jalan raya, harus memenuhi parameter dalam perencanaan konstruksi jalan tersebut. Parameter tersebut meliputi: jenis-jenis agregat dan aspal (ATB, beton-aspal, burtu, hotmix, dan lainlain), nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, lalu lintas harian (LHR)
2
kendaraan rencana, umur rencana jalan, dan tebal masing-masing lapis perkerasan seperti pondasi bawah (subbase course), pondasi (base course), dan permukaan (surface course). Setelah perkerasan lentur tersebut dibangun menjadi suatu jalan raya yang melayani lalu lintas, timbul permasalahan selama masa layannya. Masalah tersebut berupa kerusakan perkerasan yang diakibatkan oleh beban kendaraan (terutama angkutan barang) yang membawa beban kendaraan tersebut cenderung melebihi batas (overload) ketika melintasi jalan tersebut. Efek dari overload kendaraan tersebut, menyebabkan berkurangnya kinerja perkerasan jalan. Secara fisik, berkurangnya kinerja perkerasan tampak dari kerusakan pada permukaan jalan yang meliputi: retak (crack), gelombang (corrugation), timbul alur ban (rutting), lubang (potholes), dan sebagainya. Secara struktural, berkurangnya kinerja perkerasan diketahui dari berkurangnya nilai indeks tebal perkerasan (ITP) atau structural number (SN). Kerusakan perkerasan jalan tentunya akan mengurangi fungsi dari jalan tersebut. Selain itu, dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan sehingga menimbulkan korban kecelakaan lalu lintas. Kerusakan jalan tersebut seharusnya segera diperbaiki dengan metode tertentu sesuai dengan tipe kerusakannya. Perbaikan yang diusulkan berupa pelapisan ulang (overlay) untuk mengembalikan kinerja perkerasan dari segi struktural, yaitu meningkatnya nilai indeks tebal perkerasan (ITP) atau structural number (SN).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka didapat beberapa rumusan masalah yaitu : a.
Apa hubungan antara beban angkutan barang terhadap umur rencana perkerasan jalan?
b.
Berapakah umur rencana sisa perkerasan jalan tersebut mengacu pada jumlah lalu lintas harian kendaraan angkutan barang di masa sekarang?
3
c.
Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk memulihkan kinerja perkerasan jalan tersebut agar perkerasan jalan tersebut dapat bekerja dengan baik dalam melayani beban lalu lintas?
1.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1.1). Obyek penelitian adalah Jalan Raya Yogya-Solo km 9 (simpang Ring Road Maguwo) sampai km 17 (Tugu batas DIY-Jawa Tengah), yang disajikan pada Gambar 1.2. Jalan ini berfungsi menghubungkan Kota Yogyakarta dan Kota Surakarta (Solo). Status jalan ini adalah jalan nasional dengan nomor ruas (link) 019.
Ket: lingkaran merah adalah lokasi penelitian Sumber: http://infojogja-infojogja.blogspot.co.id/2011/02/map-of-special-region-of-yogyakarta . html(2011)
Gambar 1.1. Lokasi penelitian
4
Sumber: http://www.bukapeta.com/binamarga/id/peta/status_jalan/2012 (diakses Mei 2015)
Gambar 1. 2. Lokasi Jalan Raya Jogja-Solo
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini yaitu : a.
Untuk mengetahui dampak dari beban kendaraan angkutan barang terhadap kerusakan perkerasan jalan, seperti lubang (potholes), gelombang (rutting, corrugation), retak (cracking), dan sebagainya.
b.
Untuk menentukan sisa umur rencana perkerasan jalan pada saat ini dan 10 tahun yang akan datang dengan metode AASHTO 1993.
c.
Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan kinerja perkerasan jalan untuk melayani lalu lintas kendaraan angkutan barang pada 10 tahun yang akan datang.
1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah: a.
Pengambilan data lapangan dilakukan di Jalan Raya Jogja-Solo dengan nomor ruas 019 dan jalur baik arah Solo dan arah Jogja.
b.
Pengambilan data di lapangan dilakukan menggunakan peralatan sederhana seperti: hand tally counter, alat tulis, dan alat dokumentasi berupa kamera.
5
c.
Data yang digunakan yaitu: data primer berupa data pencacahan lalu lintas harian (traffic counting) di Jalan Raya Jogja-Solo dengan nomor ruas 019 dan data penimbangan truk di Jembatan Timbang UPPKB Tamanmartani, serta data sekunder berupa data tebal perkerasan Jalan Raya Jogja-Solo pada tahun 2013.
d.
Data penimbangan truk di Jembatan Timbang UPPKB Tamanmartani yang digunakan adalah data penimbangan dari suatu truk yang memiliki minimal satu sumbu berbobot di atas 10 ton.
e.
Analisis
lintas
ekuivalen
permulaan
(LEP)
menggunakan
formula
Departemen Pekerjaan Umum 1987, dan analisis lintas ekuivalen akhir (LEA) menggunakan formula AASHTO 1993. f.
Biaya peningkatan kinerja perkerasan tidak diperhitungkan.
g.
Faktor-faktor yang dievaluasi adalah: 1. Daya rusak akibat overloading 2. Penurunan umur rencana perkerasan
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknik perancangan perkerasan jalan, di antaranya adalah : a.
Dapat
diketahuinya
umur
sisa
perkerasan
jalan
setelah
dilakukan
pembangunan ulang di waktu yang lalu dan pada saat 10 tahun dari waktu sekarang, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja perkerasan jalan tersebut di masa yang akan datang. b.
Secara
akademis
dapat
memberikan
wawasan
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam merancang perkerasan jalan yang sesuai dengan lalu lintas pada jalan tersebut. c.
Sebagai bahan evalusi bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan jalan raya tersebut, supaya dapat meningkatkan kinerja perkerasan tersebut sehingga dapat melayani lalu-lintas secara optimal.
6
1.7 Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil dari penelitian (Sentosa & Roza A.A, 2012) yang menyatakan bahwa akibat beban overload truk, menyebabkan berkurangnya umur rencana perkerasan dari 20 tahun, menjadi hanya 12 tahun saja sejak dibangun. Penelitian yang dilakukan juga berdasarkan hasil penelitian (Idham, 2008) yang menyatakan bahwa mengatasi overload beban truk yaitu meningkatkan daya dukung jalan dari MST 8 ton menjadi MST 10 ton dan mengubah konfigurasi sumbu truk menjadi lebih banyak. Kedua peneliti tersebut telah melakukan penelitian dampak beban kendaraan angkutan barang yang overload yang menyebabkan berkurangnya umur rencana perkerasan jalan. Pada penelitian ini, digunakan metode faktor umur sisa perkerasan untuk mengetahui umur rencana perkerasan akibat beban kendaraan angkutan barang yang overload dan langkah penanganan perkerasan untuk melayani kondisi beban kendaraan angkutan barang yang overload.