1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PT. Jaya Pandu Nusantara yang berdiri sejak 20 Oktober 1994 dengan luas area 2.040 m2 yang sampai dengan saat ini dipimpin oleh Bapak Alex Santoso merupakan perusahaan yang bergerak di bidang stamping parts process untuk manufacturing Automotive. Pada PT. Jaya Pandu Nusantara terdapat 1 mesin pemotong (shearing), 7 mesin welding, 1 robot welding, dan 15 mesin pressing, yang 2 diantaranya mesin pressing 315 TN. Proses-proses yang terdapat pada PT. Jaya Pandu Nusantara adalah sebagai berikut: cutting, pressing, blanking, piercing, bending, dan proses stamping lainnya. Mayoritas hasil produksi PT. Jaya Pandu Nusantara dikirimkan ke PT. Yamaha Motor Indonesia (72%), selebihnya dikirimkan ke pelanggan-pelanggan lainnya seperti PT. Sakura Java Indonesia (8%), Inti Pantja Press Industri (5%), dan PT. Suzuki Indomobil Motor (2%). Untuk mendukung jalannya material agar proses produksi berjalan lebih baik, PT. Jaya Pandu Nusantara menggunakan KHP (Kartu Hasil Produksi) sejak Maret 2009 sebagai tanda mengalirnya material mentah dari proses pertama sampai dengan proses terakhir barang jadi (finished goods) dan siap di packing lalu dikirimkan ke pelanggan. KHP digunakan pada seluruh proses produksi. Adapun KHP dirancang untuk mengendalikan efisiensi proses, mengetahui posisi barang dari proses awal hingga proses akhir yang disebut dengan mampu telusur, dan dapat mengendalikan perencanaan produksi per hari atau per jam. KHP terdiri dari 5 macam kartu, yaitu : Hijau, Biru, Kuning, Putih dan Merah (Gambar 1.1). Terdapat 2 jenis KHP, yaitu internal dan eksternal. KHP internal terdiri dari KHP Assy, Non Assy, dan Repair, dengan penjelasan sebagai berikut: KHP hijau merupakan KHP Assy yang akan dilanjutkan oleh KHP kuning. KHP kuning berisi komponen-komponen yang akan dirakit ke produk yang dihasilkan oleh KHP hijau. KHP biru merupakan KHP Non assy, dimana pada KHP ini tidak terjadi perakitan dengan komponen
2 lain. Sedangkan KHP merah merupakan KHP yang diperuntukan bagi produkproduk yang cacat, yang masih dapat diperbaiki. Keempat KHP tersebut merupakan KHP internal, KHP yang berapa didalam lantai produksi perusahaan saja. Sedangkan KHP putih merupakan KHP eksternal, KHP yang berhubungan dengan pihak subkontrak. Dengan demikian, KHP putih tidak dibahas dalam penelitian ini karena penelitian akan difokuskan terlebih dahulu kepada KHP internal. Pada masing-masing KHP terdapat informasi yang harus diisi oleh pihak yang bertanggung jawab saat proses produksi dilakukan, informasi yang dimaksud seperti Nama Part, No. Produksi, Nama Proses, Nama Operator, Quantity barang, Jumlah barang yang di repair atau Not Good, dan Pemeriksaan Barang oleh QC. Kelima KHP tersebut memiliki alur dan fungsi yang berbeda, tetapi saling berkaitan satu dengan yang lain (Gambar 1.2). Keterisian KHP kuning sangan bergantung pada kelengkapan isi KHP hijau. Apabila KHP hijau tidak terisi dengan lengkap, maka KHP kuning juga tidak akan terisi dengan lengkap. Sedangkan, tujuan pengisian KHP ini adalah untuk memudahkan operator dalam memeriksa jumlah produk yang dihasilkan (finished goods), serta mengetahui apabila terdapat produk yang cacat (defect/reject) atau hilang.
3
(KHP Internal) a. KHP Hijau
b. KHP Biru
Diisi oleh Operator Raw Material
Diisi oleh Operator Mesin (Produksi)
Diisi oleh Quality Control
Diisi oleh Operator Finished Part
c. KHP Kuning d. KHP Merah
(KHP Eksternal)
e. KHP Putih
Gambar 1.1 Kartu Hasil Produksi (KHP) PT. Jaya Pandu Nusantara
4
Gambar 1.2 Flow Kartu Hasil Produksi (KHP)
5 Observasi dilakukan dalam waktu 1 minggu (10-15 September 2012) untuk mendapatkan 30 sampel dalam setiap jenis kartu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dari KHP internal yang dapat dijelaskan bahwa KHP kuning yang berpengaruh terhadap keterisian KHP hijau, sedangkan KHP merah bergantung pada semua KHP. Jadi, hanya KHP hijau dan biru yang dibahas pada penelitian ini. Dari hasil observasi tersebut, didapatkan 7 tipe proses yang dilakukan oleh PT. Jaya Pandu Nusantara dan jumlah proses yang sering terjadi adalah 3 proses (86,5%), 4 proses (77,5%), dan 5 proses (93%) (Tabel 1.1). Dari 3 proses yang paling sering terjadi seperti yang telah disebutkan, dapat disimpulkan, 85,5% KHP Hijau dan Biru tidak terisi dengan lengkap (Tabel 1.2). KHP yang berlaku di PT. Jaya Pandu Nusantara menggunakan sistem lot. Penjadwalan pemesanan material dilakukan berdasarkan stock card. Dengan demikian, untuk dapat memperbaiki kelancaran jalannya produksi, masalah perlu di telusuri lebih dalam mengenai apakah sistem KHP sudah baik, karena berdasarkan penelitian saat ini pada PT. Jaya Pandu Nusantara tingkat keterisian KHP yang sangat rendah.
Tabel 1.1 Jumlah kartu berdasarkan proses yang paling banyak terjadi TIPE PROSES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 TOTAL
HIJAU 1 3 12 8 5 1
30
BIRU
Σ
%
6 10 5 7 1 1
1 9 22 13 12 2 1
30
60
2% 15% 37% 22% 20% 3% 2% 0% 0% 100%
6 Tabel 1.2 Jumlah KHP yang tidak selesai diisi TIPE PROSES 3 Proses 4 Proses
HIJAU 83% 75%
BIRU 90% 80%
5 Proses Rata-rata
100% 86%
86% 85%
Rata-rata 86,5% 77,5% 93% 85,5%
Keterangan Tabel 1.2: 3 Proses = Blanking Bending Piercing 4 Proses = Blanking Bending Piercing Trimming 5 Proses = Drawing Trimming Bending Piercing Burring
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, penelitian dilakukan pada lantai produksi PT. Jaya Pandu Nusantara. Adapun permasalahan utama pada pembahasan ini adalah 85,5% KHP Hijau dan Biru tidak selesai diisi oleh operator. Dengan demikian, ketidakselesaian pengisian kartu ini akan berakibat pada waktu pencarian yang cukup panjang (25 menit sampai 3 jam dalam 1 kartu) untuk menyelidiki setiap barang yang hilang. Dengan demikian, dapat dirumuskan dari permasalahan ketidakterisian KHP yang muncul adalah : 1. Apakah faktor penyebab ketidakterisian KHP yang terlalu tinggi? 2. Seperti apakah sistem KHP yang lebih baik? 3. Bagaimanakah desain KHP yang mudah dioperasikan?
7 1.3 Ruang lingkup Agar pembahasan masalah lebih fokus, penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada PT. Jaya Pandu Nusantara, Delta Silicon Lippo City Cikarang pada Departemen PPIC 2. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari 6 Agustus 2012 - 6 November 2012. (Gantt chart kegiatan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5) 3. Penelitian difokuskan pada KHP Hijau dan Biru.
1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Menganalisa masalah ketidakterisian KHP 2. Menentukan sistem KHP yang lebih baik. 3. Mengusulkan kartu yang mudah dioperasikan (user friendly) agar operator dapat meminimumkan terjadinya kesalahan penulisan pada kartu dan meningkatkan jumlah keterisian KHP.