BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa bisnis
pengelolaan pusat belanja alias mal berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional, kenaikan pendapatan per kapita, dan peningkatan jumlah kunjungan turis. Perkembangan pusat berbelanjaan paling pesat ada di Ibu kota negara Indonesia, yaitu Jakarta. Faktanya, dari 250 anggota APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) , 75 ada di Jakarta. Jadi 30% dari jumlah mal anggota APPBI ada di Ibukota. Hal ini seiring dengan banyaknya kedatangan turis, baik lokal maupun asing ke Ibukota. Namun, hal ini tidak berarti bahwa perkembangan bisnis mal di daerah tidak maju. Mulai terbatasnya lahan kosong di Jakarta dan kebijakan pemerintah membuat para pengusaha properti mulai melirik daerah-daerah lain di luar Jakarta. Minimnya tempat hiburan dan meningkatnya daya beli masyarakat di daerah langsung ditangkap sebagai peluang yang sangat prospektif bagi para pengusaha properti untuk membangun pusat-pusat perbelanjaan di daerah, mulai dari mal yang sederhana hingga kelas mewah. Dari segi harga sewa, APPBI memprediksi bahwa harga sewa ruang usaha di mal akan mengalami kenaikan, khusunya di Jakarta. Hal ini sebagai akibat dari keterbatasan lahan. Sesuai dengan teori ekonomi bahwa ketika kenaikan demand tidak dapat diimbangi dengan kenaikan supply maka harga akan naik. Namun, selama daya konsumsi masyarakat tetap tinggi, masalah kenaikan harga ini seharusnya tidak terlalu berpengaruh pada minat para penyewa ruang usaha di mal, karena keuntungan yang akan mereka peroleh akan tetap sebanding dengan biaya sewa yang mereka keluarkan. Berkaca pada fakta-fakta ini, maka kalangan pengusaha di APPBI optimis bahwa bisnis pengelolaan pusat belanja akan tetap menguntungkan dan terus berkembang dalam lima tahun ke depan. Untuk memberikan profit, pengambilan keputusan yang tepat yang dilakukan oleh manajemen dapat menentukan masa depan perusahaan sehingga keputusan yang diambil harus berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, tepat sasaran, dan tepat waktu dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Salah satu 1
2
informasi penting yang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan bisnis adalah laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Kegiatan sewa-menyewa tentunya harus memiliki ketentuan-ketentuan dalam setiap proses transaksinya. Hal itu dibutuhkan agar perusahaan dapat mencatat dan melaporkan transaksi sewa dalam laporan keuangan, sehingga akan dihasilkan suatu laporan keuangan yang wajar dan informasi yang jelas dan berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Mengingat pentingnya kegiatan sewa ini, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 (Revisi 2011) yaitu tentang sewa. Dalam PSAK 30 dijelaskan tentang kriteria pengelompokan transaksi sewa, perlakuan akuntansi oleh perusahaan sewa (lessor), perlakuan akuntansi penyewa (lessee), pelaporan dan pengungkapan transaksi sewa oleh perusahaan sewa, serta pelaporan dan pengungkapan transaksi sewa oleh perusahaan penyewa. Laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi tersebut harus dapat memberikan suatu rangkaian historis dari sumber-sumber ekonomi, kewajiban-kewajiban perusahaan serta kegiatan-kegiatan yang mengakibatkan perubahan-perubahan terhadap sumber-sumber ekonomi dan kewajiban-kewajiban tersebut. Sehingga informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan tersebut akan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan untuk periode akuntansi berikutnya. Oleh karena itu, pencatatan dan pelaporan transaksi sewa yang sesuai dengan ruang lingkup dan karakteristiknya dalam laporan keuangan perusahaan harus mengacu pada pedoman standar akuntansi keuangan yang berlaku yaitu, PSAK 30 (Revisi 2011). Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ria C. Kombaitan (2013:8-11) yang berjudul “Penerapan PSAK No. 30 Tentang Perlakuan Akuntansi Sewa Aktiva Tetap Pada PD. Bangun Bitung”. Penelitian yang dilakukan oleh Ria C. Kombaitan ini membahas perlakuan akuntansi dari sisi lessor sama dengan penelitian ini, namun jenis sewanya adalah sewa pembiayaan sedangkan penelitian ini membahas tentang sewa operasi. Hasil dari penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa perlakuan akuntansi sewa yang dilakukan oleh perusahaan objek peneltian telah sesuai dengan PSAK 30, hanya saja perusahaan belum melakukan perhitungan penyusutan atas aktiva tetap yang disewakan yaitu bangunan rusunawa.
3
PT. Perwita Margasakti merupakan anak perusahaan dari PT. Duta Pertiwi, Tbk – Sinarmas Land yang beroperasi di bisnis unit pengelolaan pusat belanja. Proyek yang dikelola oleh PT. Perwita Margasakti adalah ITC Kuningan dan Mal Ambasador. Sama halnya dengan perusahaan pengelola pusat belanja lainnya, pendapatan utama dari PT. Perwita Margasakti berasal dari pendapatan sewa, yang terdiri atas sewa kios, kantor, serta commercial area lain yang disewakan untuk counter, pameran, media promosi, antena, dan ATM. Beragamnya jenis pendapatan sewa dari bisnis pengelolaan pusat belanja ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PT. Perwita Margasakti atas pendapatan sewanya sudah sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2011) tentang sewa. Oleh karena itu, penulis membuat sebuah penelitian dengan judul “Analisis Penerapan PSAK 30 (Revisi 2011) Atas Pendapatan Sewa Pada Perusahaan Pengelola Pusat Perbelanjaan Studi Kasus Pada PT. Perwita Margasakti”
1.2
Rumusan Masalah Untuk dapat melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sistematis,
penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Apa saja jenis pendapatan sewa PT. Perwita Margasakti? 2. Bagaimana PT. Perwita Margasakti melakukan pengakuan dan pengukuran terhadap pendapatan sewanya? 3. Bagaimana PT. Perwita Margasakti menyajikan dan mengungkapkan pendapatan sewa pada laporan keuangannya? 4. Apakah perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PT. Perwita Margasakti pada setiap transasksi sewanya sudah sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2011) tentang sewa?
1.3
Ruang Lingkup Pembatasan ruang lingkup dalam penelitian ini bertujuan untuk mencapai
hasil yang maksimal dalam fokus pembahasan yang prima. Untuk itu penulis memberikan batasan pada penilitian ini, yaitu: pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pendapatan sewa PT. Perwita Margasakti sesuai dengan laporan keuangan periode tahun 2013 (audited).
4
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa saja pendapatan sewa PT. Perwita Margasakti. 2. Untuk mengetahui bagaimana PT. Perwita Margasakti melakukan pengakuan dan pengukuran atas transaksi pendapatan sewannya. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara PT. Perwita Margasakti menyajikan dan mengungkapkan pendapatan sewanya. 4. Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi sewa yang diterapkan oleh PT. Perwita Margasakti sudah sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2011).
1.4.2
Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian dapat tercapai dan identifikasi masalah telah
terjawab, maka diharapkan penelitian ini akan menghasilkan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dari bimbingan semua dosen selama masa studi berlangsung. 2. Hasil penelitian dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis dan para pembaca untuk kedepannya. 3. Dapat memberikan masukan bagi manajemen untuk perlakuan akuntansi sewa yang lebih baik dalam penyajiannya di laporan keuangan. 4. Dapat memberikan ide-ide untuk penelitian kedepannya. 5. Dapat memberikan kontribusi dalam dunia akuntansi yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi atas pendapatan sewa pada perusahaan pengelola pusat belanja.
1.5
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian terapan (applied research). 2. Melibatkan satu objek dalam penelitian.
5
3. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Kuncoro (2009: 145) menyatakan bahwa data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik (angka). 4. Historis, peneliti melakukan analisa berdasarkan data-data keuangan perusahaan yang sudah lewat. 5. Metode pengumpulan datanya adalah menggunakan dokumen-dokumen maupun arsip perusahaan.
1.6
Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian, serta Sistematika Pembahasan. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisi pembahasan kerangka teori dan literatur, serta kerangka konseptual yang digunakan sebagai landasan teori dari penelitian ini. BAB 3 OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Objek Penelitian yang meliputi sejarah perusahaan, klasifikasi usaha dari objek penelitian, struktur organisasi, dan siklus akuntansi berjalan pada objek penelitian. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang analisan dan pembahasan terkait dengan perlakuan akuntansi terhadap pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pendapatan sewa pada PT. Perwita Margasakti. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah penulis lakukan, serta beberapa saran yang diberikan penulis terkait dengan pembahasan tersebut.
6