BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada era ini peningkatan angka kelahiran manusia di bumi begitu pesat, sehingga membuat jumlah penduduk di masing-masing negara pun semakin padat. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki pertumbuhan jumlah penduduk terpadat, dan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang melakukan sensus penduduk pada tahun 2010 memperkirakan sebanyak 237.641.326 jiwa, mencakup mereka yang bertempat tinggal di daereah perkotaan sebanyak 49,79% dan di daerah perdesaan sebanyak 50,21%. (http://sp2010.bps.go.id/) Mengenai kondisi kepadatan jumlah penduduk ini tentunya membawa banyak persoalan dan ancaman, salah satunya adalah kebakaran. Pada tahun 2015 ini Indonesia mengalami musibah kebakaran hutan besar-besaran yang mengakibatkan polusi asap khususnya di kawasan Kalimantan dan Sumatera. Kemudian kebakarankebakaran juga dapat terjadi di pemukiman padat khususnya seperti daerah perkotaan yang akan cukup mengganggu dan menimbulkan akibat yang fatal, terutama pada hal ekonomi. Kebakaran seperti kawasan yang padat dan kumuh dapat memiskinkan masyarakat korban kebakaran karena kehilangannya beberapa asset yang berharga, kemudian di daerah perkotaan memiliki banyak gedung-gedung tinggi yang akan membuat sulitnya upaya pemadaman kebakaran tersebut. Menurut Karla (2007), kebakaran adalah peristiwa oksidasi dengan tiga unsur yaitu bahan bakar, oksigen, dan panas) yang akan mengakibatkan kerugian harta benda, cidera atau bahkan kematian.Unsur-unsur terjadinya api dalam teori segitiga api (triangle of Fire) menjelaskan bahwa untuk berlangsungnya proses nyala api diperlukannya tiga unsur pokok, yaitu: o Bahan bakar (fuel) o Sumber panas (heat) o Oksigen
Untuk mengatasi masalah kebakaran ini biasanya suatu negara memiliki petugas pemadam kebaran. Pemadam kebakaran atau PMK adalah petugas dinas yang dilatih dan bertugas untuk menanggulangi kebakaran. Para pemadam kebakaran
1
2
biasanya dilengkapi dengan pakaian anti-panas atau anti-api dan juga helm serta sepatu khusus dalam melaksanakan tugasnya. Ridley John (2008), kewenangan umum institusi pemadam kebakaran dalam memadamkan
kebakaran
tercantum
dalam
The
fire
Services
Acts
yang
mempersyaratkan petugas pemadam kebakaran bekerja dengan efesien dan terorganisasi untuk memastikan pasokan air yang mencakupi untuk memadamkan kebakaran dan memberikan hak kepada petugas pemadam kebakaran untuk dapat memasuki gedung-gedung jika dicurigai sedang mengalami kebakaran. Tidak sedikit bencana kebakaran ini menyebabkan kehilangan nyawa baik korban kebakaran maupun petugasnya itu sendiri ketika sedang bertugas. Oleh karena itu, penanganan dan keselamatan kerja pada petugas pemadam kebakaran sangat perlu diperhatikan. Kematian ini biasanya disebabkan karena kelelahan, kecelakaan, tersesat atau terjebak, sesak nafas, jatuh dari ketinggian, bahkan terkena serangan jantung. Sedangkan di Indonesia sendiri mengenai penanganan masih terdapat berbagai kendala seperti kebijakan, kinerja institusi, peraturan undangundang,
mekanisme
ataupun
kelengkapan
perlengkapannya.
3
Berikut adalah update data mengenai kebakaran tahun 2015 khususnya untuk kawasan Indonesia provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari situs resmi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Prov. DKI Jakarta. Tabel 1.1 Data kebakaran Nama
Freq
Benda Terbakar
Daerah
LN
BP
Sebab terbakar
BI
BU
K
BD
LT
KP
Korban LS
RK
LN
LKLK
Taksiran MNGL
D Jakarta
kerugian (rupiah)
228
120
72
2
22
12
1
0
12
100
5
110
17
4
45.731.200
150
61
50
0
30
9
1
0
11
77
6
55
10
2
54.017.500
285
140
89
6
32
18
2
0
15
137
15
116
13
5
44.128.600
251
133
60
3
33
22
0
0
10
140
7
94
13
8
52.003.900
261
142
74
2
29
17
4
0
15
127
24
94
12
4
40.937.550
Utara Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Barat
Sumber : http://www.jakartafire.net/statistik/index.php
Keterangan : BP
: Bangunan Perumahan
KP
: Kompor
BU
: Bangunan Umum
LP
: Lampu
BI
: Bangunan Industri
LS
: Listrik
KD
: Kendaraan
RK
: Rokok
LN
: Lain-lain
LKLK : Luka-luka
MNGL : Meninggal
Berdasarkan data di atas kejadian kebakaran yang terjadi di Indonesia khususnya DKI Jakarta saja memiliki frekuensi yang cukup tinggi dan jika ditinjau dari biaya mengalami kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu kebakaran ini berdampak pada peningkatan permintaan pada sebuah alat atau system yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mencegah dan mengatasi masalah kebakaran terutama bagi perusahaan, perkantoran, perumahan, dan tempat umum lainnya.
4
Sehingga beberapa perusahaan melihat peluang yang baik dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan pemadaman kebakaran, salah satunya adalah perusahaan PT. Renjani Megah Pratama. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga yang bergerak di bidang Fire & Safety Equipment (alat-alat pemadam kebakaran), Inflatable Liferaft (alat keselamatan kapal) and marine supplier. Penjualan produk pada perusahaan ini yang paling diunggulkan adalah Fire and Safety equipment dikarenakan yang paling banyak dan sering pemesanannya, oleh karena itu dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini maka penelitian yang dilakukan berfokus pada produk fire and safety equipment (alat pemadam kebakaran) dengan produk andalannya yaitu Anke Fire.
Sumber : PT. Renjani Megah Pratama (2015) Gambar 1.1 Grafik Penjualan Produk PT. Renjani Megah Pratama
5
Berikut data bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi masingmasing unit pada produk Anke Fire :
Tabel 1.2 Bahan Baku Komponen Produk
Bahan Baku Komponen
ABC Multipurpose Dry
Tabung Gas (Body)
Chemical Fire Extinguisher
Dry Chemical
Portable (Produk A)
Powder Selang Mulut pipa (nozzle) Alat Pengukur Tekanan (Pressure Gauge) Safety pin
ABC Multipurpose Dry
Tabung Gas +trolley
Chemical Fire Extinguisher
(body)
Trolley (Produk B)
Dry Chemical Powder Selang mulut pipa (nozzle) Alat pengukur tekanan Safety pin
Carbon Dioxide Fire
Tabung Gas (Body)
Extinguisher (Produk C)
Co2 Selang Mulut pipa (nozzle) Alat pengukur tekanan Safety pin
6 Sumber : PT. Renjani Megah Pratama (2015)
Dalam menjalankan bisnis ini tentunya PT. Renjani Megah Pratamata tidak sendirian dikarenakan memiliki beberapa pesaing yang bergerak di bidang industry yang sama. Persaingan bisnis di masing-masing bidang industry semakin kompetitif, sehingga setiap perusahaan tentunya ingin meningkatkan daya saing demi kelangsungan bisnis usahanya. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan mampu mengelolah dan meningkatkan seluruh aktifitas manajemen operasional sehingga tujuan usaha tersebut dapat tercapai. Manajemen operasional merupakan salah satu bagian penting dari sebuah perusahaan. Menurut Herjanto (2007:2), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional adalah kegiatan mengawasi proses produksi dari bahan mentah hingga menjadi suatu produk yang layak dipasarkan. Melihat penjelasan di atas, maka manajemen merupakan bagian penting dan harus diperhatikan oleh perusahaan yang menyangkut efektifitas dan efesien produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan keseluruhan proses produksi dari barang mentah sampai kepada barang jadi termasuk juga memperhatikan rantai pemasok bahan baku untuk proses produksinya. Disisi lain, untuk kelangsungan jalannya suatu perusahaan harus tetap memperhatikan profit dan penjualan dari produk yang disediakan, salah satunya dengan melakukan perencanaan produksi dengan kuantitas yang tepat dan sesuai. Persediaan adalah salah satu aset yang penting bagi perusahaan untuk dapat melayani permintaan pelanggan, persediaan barang ini perlu dikelola dan dikendalikan tingkat persediaannya agar dapat selalu memenuhi dan melayani kebutuhan pelanggan. Sehingga persediaan sangatlah penting di dalam perusahaan untuk dapat menentukan besar jumlahnya persediaan serta menentukan waktu yang tepat untuk pemesenan persediaan. Jika perusahaan dapat mengatur dan mengendalikan persediaan dengan baik tentunya akan mendukung proses produksi menjadi lancar dan efesien, namun sebaliknya jika perusahaan tidak mampu mengatur dan mengendalikan persediaan tersebut maka akan berdampak langsung terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pengendalian persediaan yang baik harus didukung dengan peramalan persediaan yang tepat. Peramalan dapat
7
membantu
manajemen
dalam
pengambilan
keputusan
atas
pertimbangan
kemungkinan apa yang terjadi di masa akan datang dengan melibatkan pengambilan data di masa lalu. Peramalan dapat membantu perusahaan dengan menghetaui seberapa banyak jumlah persediaan barang, berapa banyak yang harus dipesan dalam jangka waktu tertentu, nilai minimal stock dalam gudang sehingga mencegah terjadinya kekosongan persediaan (stock out) yang mengakibatkan kerugiaan bagi perusahaan dengan adanya keterlambatan pelayanan dan transaksi bisnis. Seperti contoh misalkan terhadap pengelolaan persediaan pada PT. Renjani Megah Pratama ini yang sudah cukup baik, namun pihak perusahaan masih memiliki beberapa kendala dan persoalan mengenai masalah persediaan barang. Salah satunya masalah yang sering dihadapai perusahaan ini adalah tidak dapat memperkirakan jumlah kebutuhan
barang secara
tepat,
seperti terlalu
berlebihan dalam
mempersiapkan persediaan barang yang berakibat perusahaan memerlukan biaya lebih untuk penyimpanan dan terjadinya beberapa kerusakan barang akibat terlalu lama disimpan yang menyebabkan penurunan kualitas produk. Kemudian untuk menghadapi persaingan yang semakin pesat ini, maka perusahaan juga harus mampu berusaha keras untuk dapat lebih meningkatkan laba atau keuntungan maksimalnya agar perusahaan ini dapat terus bertahan dan berkembang
demi
kelangsungan
perusahaannya.
8
•
Berikut merupakan data penumpukan pada produksi Anke Fire selama setahun : Tabel 1.3 Data Penumpukan Produk Bulan (2014-2015)
Penumpukan Produk ABC Multipurpose
ABC Multipurpose
Carbon Dioxide FE
DCFE (Portable)
DCFE (Trolley)
Oktober
230 unit
250 unit
258 unit
November
242 unit
254 unit
260 unit
Desember
255 unit
268 unit
275 unit
Januari (2015)
262 unit
275 unit
287 unit
Februari
286 unit
308 unit
324 unit
Maret
302 unit
315 unit
336 unit
April
333 unit
334 unit
349 unit
Mei
348 unit
356 unit
355 unit
Juni
354 unit
364 unit
363 unit
Juli
367 unit
377 unit
372 unit
Agustus
389 unit
383 unit
380 unit
September
405 unit
400 unit
391 unit
Sumber : PT. Renjani Megah Pratama (2015)
Tabel diatas menunjukan penumpukan produk yang terjadi diperusahaan PT. Renjani Megah Pratama dikarenakan akibat dari tidak adanya penerapan system peramalan permintaan. Peramalan adalah aktivitas fungsi bisnis yang memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan merupakan dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal (Gaspersz, 1998).
9
Peramalan adalah dasar untuk penganggaran, perencanaan kapasitas, penjualan, produksi dan persediaan, sumber daya manusia, pembelian, serta masih banyak lagi. Peramalan memiliki peran penting dalam proses perencanaan karena dapat membantu manajer dalam mengantisipasi masa depan sehingga mereka dapat merencanakan dengan tepat. •
Berikut data jumlah produksi Anke Fire 1 tahun terakhir: Tabel 1.4 Data Jumlah Produksi Bulan
ABC Multipurpose
ABC Multipurpose
DCFE (Portable)
DCFE (Trolley)
Oktober (2014)
1095 unit
990 unit
1000 unit
November
1080 unit
1000 unit
1080 unit
Desember
1025 unit
1005 unit
1090 unit
Januari (2015)
1155 unit
1060 unit
1100 unit
Februari
1385 unit
1215 unit
1320 unit
Maret
1370 unit
1280 unit
1365 unit
April
1400 unit
1320 unit
1390 unit
Mei
1425 unit
1350 unit
1415 unit
Juni
1380 unit
1255 unit
1365 unit
Juli
1375 unit
1270 unit
1385 unit
Agustus
1430 unit
1315 unit
1405 unit
September
1480 unit
1360 unit
1450 unit
Sumber : PT. Renjani Megah Pratama
Carbon Dioxide FE
10
• Berikut data harga produk Anke Fire dan profit pada PT. Renjani Megah Pratama : Tabel 1.5 Data Profit Produk Produk
Modal
Harga Jual
Profit
ABC Multipurpose
Rp 1.020.000
Rp 1.200.000
Rp 180.000
Rp 3.600.000
Rp 4.000.000
Rp 400.000
Rp 1.700.000
Rp 2..000.000
Rp 300.000
DCFE Portbale – 6 Kg ABC Multipurpose DCFE Trolley – 25 Kg Carbon Dioxide FE – 6.8 Kg Sumber : PT. Renjani Megah Pratama
Dengan berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan agar dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapai perusahaan dengan melakukan metode peramalan untuk memperkirakan penjualan, serta dapat mengoptimalkan produksi pada produk Anke Fire supaya perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sehingga penulis melakukan penelitian ini dengan judul “PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN PADA PT. RENJANI MEGAH PRATAMA”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang akan di teliti adalah : 1. Bagaimana perhitungan peramalan atas produk Anke Fire pada tipe produk A, B, dan C pada PT. Renjani Megah Pratama? 2. Bagaimana perhitungan linear Programing atas produk A, B, dan C pada PT. Renjani Megah Pratama? 3. Berapakah profit maksimal yang didapatkan perusahaan dengan perhitunganperhitungan Linear Programing?
11
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk menghetaui peramalan atas produk Anke Fire pada type A, B, dan C pada PT. Renjani Megah Pratama. 2. Untuk menghetaui perhitungan linear programming atas produk A, B, dan C pada PT. Renjani Megah Pratama. 3. Untuk menghetaui profit maksimal yang didapatkan perusahaan dengan perhitunganperhitungan linear programing.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan melakukan penelitian ini adalah : •
Bagi perusahaan Dapat membantu perusahaan untuk menerapkan manajemen operasional dengan baik, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan profit perusahaan secara maksimal
•
Bagi peneliti/penulis Penulis dapat wawasan, skill dan pengalaman tambahan terutama dalam bidang peramalan persediaan barang dengan baik dan metode linear programing, serta dapat menerapkan ilmu penghetauan yang telah dipelejari selama masa perkuliahan
•
Bagi pembaca Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memberikan masukan refrensi yang bermanfaat, serta pembaca dapat menambah ilmu dan penghetauan mengenai manajemen operasional khususnya Forecasting dan Linear Programing.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan pada PT. Renjani Megah Pratama pada bagian produksi. 2. Penelitian menggunakan data penjualan 2 tahun terakhir (Oktober 2013-September 2015) pada PT. Renjani Megah Pratama. 3. Penelitian ini difokuskan pada 3 produk Anke fire, yakni ABC Multipurpose Dry Chemical Fire Extinguisher Portable, ABC Multipurpose Dry Chemical Fire Extinguisher Trolley, Carbon Dioxide Fire Extinguisher.
12
1.6 State of Art Tabel 1.6 State of Art No Metode
Jurnal
Penulis
Hasil Penelitian
International
Samir K.
Penelitian ini membahas
Journal of
Safi, Issam A tiga model time series
Theoretical
Dawoud
Penelitian 1
Forecastimg
and Applied
analisis,
yakni
moving
average, weighted moving
Statistics. Vol.
average, dan exponential
2, No. 6,
weighted moving average.
2013, pp.
Hasil
202-209,
peramalan
yang
terbaik dan lebih efesien
November 2013.
adalah
exponential
Comparative
weighted moving average
study on forecasting accuracy among moving average models with simulation and PALTEL stock market data in Palestine
2
Linear
Interdiscipli
Benedict
Programming
nary Journal
Ezema
I. Penelitian ini dilakukan untuk mencari optimal
of Research
produk-mix dari
in Business
perusahaan The Golden
ISSN: 2046-
Plastic Industry Limited.
7141 Vol. 2,
Penereapan program
13
Issue. 2,
linear menunjukkan
(pp.37- 49) |
perusahaan harusn
2012.
menghasilkan 114,317.2
Optimizing
25mm dengan 5.4m pipa
Profit with
saluran dan 7136,564
the Linear
20mm dengan 5.4m pipa
Programmin
tekanan tebal untuk
g Model:
membuat keuntungan
A Focus on
maksimum sebesar
Golden
N1,964,537.
Plastic Industry Limited, Enugu, Nigeria 3
Forecasting
International Aju Mathew,
Penelitian ini
Journal of
Prof.E.M.So
menggunakan peramalan
Scientific
masekaran
permintaan dengan
and
Nair, Asst
exponential smoothing
Research
Prof. Jenson
untuk dapat menentukan
Publications, Joseph E
jumlah produksi yang
Volume 3,
tepat dan juga
Issue 10,
menentukan biaya
October
ekonomis dalam pemesan
2013 ISSN
barang
2250-3153. Demand Forecasting For Economic Order Quantity in Inventory
14
Management 4
Linear
Journal of
Lim
Sanny, Penelitian dilakukan pada
Programming
Economic
Haryadi
PT. Citra Bunda.
Volume 2
Sarjono,
Terdapat 5 variabel yang
nomor 2,
Yiska Andrie
diteliti (kursi bakso,kursi
November
lipat, rak dispenser,rak tv,
2011.
ranjang tunggal). Hasil
Penerapan
produksi yang optimal
Model
yaitu X1 = 1124, X2 =
Linear
1073, X3 = 1245, X4 =
Programmin
729, X5 = 448. Dengan
g untuk
keuntungan maksimal
mengoptimal
yang dapat diperoleh Rp
kan Jumlah
176.332.569.
Produksi dalam Memperoleh Keuntungan Maksimal 5
Forecasting
Forum Ilmiah
Lim
Volume 10
Haryadi
dengan enam metode,
Nomer 2, Mei
Sarjono
yaitu naïve method,
2013. Peramalan Jumlah Siswa/I Sekolah Menengah
Sanny, Penelitian ini dilakukan
moving average, weighted moving average, exponential smoothing, exponential smoothing with trend, linear
Atas Swasta
regression. Dari nilai
Menggunakan
MAD (46,7289) dan MSE
Enam Metode
(3.436,6822) yang
Forecasting
terkecil maka metode yang dipilih paling layak adalah Linear Regression
15
6
Linear
Journal The
Sugiarto
Penelitian ini dilakukan
Programming
WINNERS,
Christian
pada produk sepatu
Vol. 14 No.
dengan adanya 3 variabel.
1, Maret
Hasil yang diperoleh agar
2013: 55-60
perusahaan mendapatkan
Penerapan
keuntungan maksimalnya
Linear
sebesar Rp. 76,081,510 ,
Programmin
maka perusahaan harus
g Untuk
memproduksi X1=230,
Mengoptimal
X2=344, X3=450 .
kan Jumlah Produksi dalam Memperoleh Keuntungan Maksimal pada CV. Cipta Unggul Pratama
16