BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bisnis perkakas rumah tangga tumbuh seiring dengan berkembangnya
industri konstruksi dan properti yang cukup positif di Indonesia. Menurut survei Bank Indonesia (BI) yang terdapat pada artikel jawapos.com tentang properti residensial pasar primer terbaru, terjadi peningkatan penjualan yang sangat signifikan pada kuartal kedua 2014. Tercatat, penjualan properti naik pesat 36,65 persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2014 (quarter to quarter/qtq) yang tumbuh 15,33 persen (qtq). Bisnis perkakas rumah tangga menjanjikan keuntungan yang menggiurkan bagi para pelaku bisnis sehingga menjadikan banyak bermunculannya para pelaku bisnis baru yang terjun ke dalam bisnis perkakas rumah tangga. Para pelaku bisnis dibidang perkakas rumah tangga diantaranya adalah ACE Hardware, MITRA 10, Depo Bangunan, AJBS, Rumah Kita dan Do it Best Pongs Home Center. Dengan banyaknya para pelaku bisnis di bidang perkakas rumah tangga menjadikan setiap pembisnis berlomba-lomba untuk menjadi perusahaan yang terbaik di bidangnya dan mengalahkan pesaing yang turut serta dalam bisnis di bidang perkakas rumah tangga. Untuk menjadi yang terbaik didalam bidang bisnis perkakas rumah tangga setiap perusahaan harus mempunyai strategi yang dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan konsumen. Perusahaan dapat membuat strategi melalui pemasaran. Pada setiap bisnis akan selalu membutuhkan pemasaran untuk memasarkan produk yang akan dijual kepasar. Dengan adanya pemasaran maka produk yang dijual akan lebih tersegmentasi, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan dan memiliki positioning yang kuat dibenak konsumen terhadap produk yang dijual oleh perusahaan dan terhadap perusahaan itu sendiri. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:5) pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Begitu pula dengan bisnis perkakas rumah tangga, bisnis ini membutuhkan pemasaran yang tepat dan akurat agar tidak menjadi bom waktu untuk perusahaan dikemudian hari yang dikarenakan pemasaran yang kurang tepat dan akurat. 1
2 Perusahaan juga harus menganalisa perilaku konsumen agar pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tepat sasaran. Menurut American Marketing Association dalam Peter dan Olson (2010:5) perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pikiran dan perasaan, perilaku dan kejadian disekitar dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup. Masyarakat kini dimudahkan dengan kehadiran berbagai pusat perbelanjaan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ditambah dengan pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia yang semakin meningkat pada setiap tahunnya menjadikan perubahan pada pola perilaku konsumen dalam membelanjakan penghasilannya untuk mengkonsumsi barang, hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada pola perilaku konsumen dalam membelanjakan penghasilan mereka dari membelanjakan penghasilannya untuk konsumsi makanan menjadi konsumsi bukan makanan dapat dilihat dari perubahan pada tahun 2008-2013.
Gambar 1.1 Presentase Penjualan Rata-rata per Kapita Menurut Kelompok Barang Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)
3 Bisnis perkakas rumah tangga semakin menjamur di berbagai pusat perbelanjaan mulai dari pertokoan yang ada dipinggir jalan hingga didalam mal. Dengan berkembangnya bisnis perkakas rumah tangga hal ini menjadi penyebab munculnya pembisnis baru sehingga membuat tersedianya berbagai macam produk dan salah satu produk yang disediakan oleh perusahaan yaitu produk private label. Produk private label yang dimiliki oleh setiap perusahaan menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengenalkan merek mereka serta berpartisipasi dipasar dengan biaya yang lebih rendah. Menurut Wu et al., (2011) private label brands, yang juga dikenal sebagai store brands merupakan sebuah merek yang dimiliki oleh distributor dan dijual pada sebuah toko khusus. Perusahaan yang bergerak di bidang perkakas saat ini salah satunya yaitu Do it Best Pongs Indonesia yang merupakan perusahaan ritel untuk home-improvement. Berafiliasi dengan Do it Best USA sebagai partner eksklusif di Indonesia. Gerainya berada di mal-mal utama, menyesuaikan dengan segmentasi pasar untuk konsumen menengah atas. Do it Best Corp. berdiri sejak 1945 dengan mengambil bentuk koperasi dimana menjadi anggota sekaligus pemilik. Terasosiasi dengan lebih dari 4.100 gerai perkakas, perlengkapan rumah dan perkayuan serta mampu menghimpun kapitalisasi modal hingga 2,6 milyar dolar. Hingga kini telah menjadi salah satu koperasi terbesar di USA, mencakup gerai di seluruh 50 negara bagian dan juga merambah ke 46 negara di seluruh dunia. Didukung 5000-an vendor yang mencakup lebih dari 65.000 item untuk perkakas dan bahan bangunan. Dipusatkan di 8 service center di Missouri, Illinois, South Carolina, Ohio, Nevada, New York, Texas dan Oregon. Selain perkakas pada umumnya dan bahan bangunan, setiap gerai Do it Best diperkaya dengan pernak-pernik otomotif, sepeda, perlengkapan untuk kegiatan luar ruangan, perabot rumah tangga dan office supplies. Do it Best Pongs Home Center memiliki produk private label yang diberi nama Pongs. Namun penjualan untuk produk private label yang dimiliki oleh Do it Best Pongs Home Center masih lebih rendah dibandingkan dengan penjualan pada produk national brand. Hal ini dapat di lihat pada gambar 1.2 berikut:
4
Gambar 1.2 Presentase Penjualan Do it Best Pongs Home Center Sumber: PT. PONGS Indonesia (2014) Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2014 pukul 11:00 dengan menyebarkan kuesioner ke 20 pengunjung Best Pongs Home Center cabang Summarecon Mal Serpong, didapatkan hasil presentase purchase intention untuk private label brand pada Do it Best Pongs Home Center yang masih rendah yaitu sebesar 43% jawaban setuju sedangkan sisanya 57% jawaban tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner pra penelitian hal ini dapat dilihat pada gambar 1.3. Dengan tingginya presentase yang menyatakan ketidak setujuan hal ini menunjukkan bahwa niat pembelian untuk produk private label Best Pongs Home Center masih rendah.
Gambar 1.3 Presentase Pra Penelitian Untuk Purchase Intention Sumber: Olahan Penulis (2014)
5 Menurut Diallo (2012) dalam jurnal yang berjudul “Effect of store image and store brand price-image on store brand purchase intention: Application to an emerging market” menjelaskan bahwa
purchase intention mengacu pada
kecenderungan konsumen untuk membeli merek secara rutin di masa depan dan menolak beralih ke merek lain. Sedangkan Wu et al. (2011) menjelaskan bahwa purchase intention adalah kemungkinan bahwa konsumen akan merencanakan atau bersedia untuk membeli produk atau jasa tertentu di masa yang akan datang. Ketika konsumen mempunyai purchase intention yang positif dalam arti ada niat untuk membeli di masa yang akan datang, hal ini akan membentuk suatu komitmen merek yang positif yang pada akhirnya akan mendorong konsumen untuk mengambil tindakan pembelian. Penyebab rendahnya purchase intention untuk private label brand pada Do it Best Pongs Home Center di duga karena rendahnya citra merek yang dimiliki Do it Best Pongs Home Center. Redahnya citra merek diperjelas dengan hasil yang didapatkan dari pra penelitian dengan presentase sebesar 58% jawaban tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner pra penelitian hal ini dapat dilihat pada gambar 1.4. Dengan tingginya presentase yang menyatakan ketidak setujuan citra merek Do it Best Pongs Home Center yang baik masih rendah. Menurut Keller (2013:72) citra merek adalah persepsi konsumen mengenai sebuah merek, yang tercermin dari asosiasi merek yang ada di memori konsumen.
Gambar 1.4 Presentase Pra Penelitian Untuk Citra Merek Sumber: Olahan Penulis (2014) Merujuk dari penelitian terdahulu yang dijalankan oleh Chih-Ching Yu, PeiJou Lin, dan Chun-Shuo Chen (2013) dalam jurnal yang berjudul “How brand image, country of origin, and self-congruity influence internet users’ purchase intention” dijelaskan bahwa persepsi konsumen mengenai citra merek berpengaruh
6 positif terhadap niat pembelian. Menurut Wu et al. (2011) dalam jurnal yang berjudul “The effect of store image and service quality on brand image and purchase intention for private label brands” dijelaskan bahwa merek dengan citra yang baik dapat membuat konsumen memiliki sikap yang positif terhadap merek dan niat pembelian yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil yang didapat dari pra penelitian menunjukkan bahwa citra merek Do it Best Pongs Home Center rendah sehingga mempengaruhi rendahnya niat pembelian dan merujuk pada jurnal yang berjudul “How brand image, country of origin, and self-configurity influence internet users’ purchase intention” dan “The effect of store image and service quality on brand image and purchase intention for private label brands” menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap niat pembelian. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya niat pembelian dapat dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya citra merek yang terdapat pada persepsi konsumen terhadap merek Do it Best Pongs Home Center. Pendugaan kedua yang menyebabkan rendahnya niat pembelian untuk private label brand pada Do it Best Pongs Home Center adalah rendahnya citra toko Do it Best Pongs Home Center. Presentase pra penelitian menunjukkan bahwa citra toko Do it Best Pongs Home Center rendah dimana sebesar 60% jawaban tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner pra penelitian hal ini dapat dilihat pada gambar 1.5.
Gambar 1.5 Presentase Pra Penelitian Untuk Citra Toko Sumber: Olahan Penulis (2014) Dengan tingginya presentase yang menyatakan ketidak setujuan sebesar 60% pada citra toko Do it Best Pongs Home Center juga didukung oleh hasil observasi langsung yang peneliti lakukan dimana ada beberapa konsumen kesulitan mencari produk yang dibutuhkan sehingga mereka harus menanyakan kepada karyawan Do it
7 Best Pongs Home Center mengenai letak produk yang mereka cari. Barang dagangan yang dijual oleh Do it Best Pongs Home Center kurang beragam seperti ukuran dan bentuk barang yang diinginkan konsumen, dari observasi peneliti menemukan seorang konsumen yang menginginkan rantai yang berukuran kecil untuk jendela rumahnya sedangkan Best Pongs hanya mempunyai produk rantai yang berukuran besar itu pun rantai untuk sepeda. Menurut Peter dan Olson (2010:464) citra toko adalah apa yang konsumen pikirkan tentang toko, termasuk persepsi dan sikap berdasarkan sensasi yang ada ditoko terkait rangsangan yang diterima melalui panca indera. Merujuk dari penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Diallo (2012) dalam jurnal yang berjudul “Effect of store image and store brand price-image on store brand purchase intention: Application to an emerging market”, dijelaskan bahwa citra toko memiliki pengaruh yang positif pada niat pembelian. Ketika konsumen memiliki citra yang positif terhadap suatu toko maka ia akan cenderung memiliki kualitas persepsi yang tinggi pada private label brand dari toko tersebut sehingga niat pembelian dari toko tersebut akan terpengaruh secara positif. Menurut Wu et al (2011) dalam jurnal yang berjudul “The effect of store image and service quality on brand image and purchase intention for private label brands”, menyatakan bahwa citra toko dapat berpengaruh secara langsung terhadap niat pembelian untuk private label brand. Berdasarkan hasil yang didapat dari pra penelitian menunjukkan bahwa citra toko Do it Best Pongs Home Center rendah dan merujuk pada jurnal yang berjudul “Effect of store image and store brand price-image on store brand purchase intention: Application to an emerging market” dan “The effect of store image and service quality on brand image and purchase intention” menyatakan bahwa citra toko memiliki pengaruh yang positif terhadap niat pembelian. Pendugaan ketiga yang menyebabkan rendahnya niat pembelian untuk private label brand pada Do it Best Pongs Home Center adalah rendahnya kualitas layanan. Rendahnya kualitas layanan yang diberikan Do it Best Pongs Home Center dapat dilihat dari hasil pra penelitian dengan presentase 61% jawaban tidak setuju dengan pernyataan dalam kuesioner pra penelitian hal ini dapat dilihat pada gambar 1.6.
8
Gambar 1.6 Presentase Pra Penelitian Untuk Kualitas Layanan Sumber: Olahan Penulis (2014)
Dengan tingginya persentase yang menyatakan ketidak setujuan pada kualitas layanan Do it Best Pongs Home Center juga didukung oleh hasil observasi yang dijalankan peneliti dimana ditemukan bahwa pelayanan dari karyawan Best Pongs Home Center kurang maksimal terlihat dari lamanya respon karyawan terhadap produk yang dibutuhkan oleh konsumen dan saat penelitian dijalankan minim keberadaan karyawan yang berada di tempat, bahkan sempat ada kejadian dimana konsumen menanyakan produk kepada peneliti karena tidak adanya karyawan yang ada di tempat pada saat itu. Menurut Jim Blythe (2012:272) kualitas layanan adalah kemampuan suatu organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Merujuk dari penelitian Wu et al. (2011) dalam jurnal yang berjudul “The effect of store image and service quality on brand image and purchase intention for private label brands”, dijelaskan bahwa ketika private label brand tidak terkenal, konsumen berpendapat mengenai citra melalui kualitas pelayanan yang diberikan toko tersebut. Kualitas layanan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi keputusan konsumen. Layanan yang lebih baik menyebabkan niat perilaku yang positif dan meningkatkan niat pembelian konsumen serta meningkatkan frekuensi konsumen untuk pergi ke toko. Menurut Huang et al. (2014) dalam jurnal yang berjudul “The relationship among corporate social responsibility, service quality, corporate image and purchase intention” menyatakan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian. Berdasarkan hasil yang didapat dari pra penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan Do it Best Pongs Home Center rendah dan merujuk pada jurnal yang berjudul “The effect of store image and service quality on brand image and purchase intention for private label brands”, yang menyatakan bahwa ketika toko
9 menyampaikan kualitas layanan yang baik, kepuasan konsumen akan toko tersebut akan meningkat, dan niat pembelian untuk produk private label brand akan meningkat dan “The relationship among corporate social responsibility, service quality, corporate image and purchase intention” menyatakan bahwa kualitas layanan mempengaruhi niat pembelian. Berdasarkan pada uraian teori, permasalahan dan bukti yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna menguji apakah store image dan service quality memiliki pengaruh terhadap brand image serta berdampak kepada purchase intention untuk private label brand pada Do it Best Pongs Home Center. Penelitian ini berjudul “ANALISIS PENGARUH STORE IMAGE DAN SERVICE QUALITY TERHADAP BRAND IMAGE SERTA DAMPAKNYA KEPADA PURCHASE INTENTION UNTUK PRIVATE LABEL BRAND PADA DO IT BEST PONGS HOME CENTER”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan
penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh store image terhadap brand image untuk private label brand pada Best Pongs Home Center? 2. Apakah ada pengaruh service quality terhadap brand image untuk private label brand pada Best Pongs Home Center? 3. Apakah ada pengaruh store image dan service quality secara serentak terhadap brand image untuk private label brand pada Best Pongs Home Center? 4. Apakah ada pengaruh store image terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center? 5. Apakah ada pengaruh service quality terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center? 6. Apakah ada pengaruh brand image terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center? 7. Apakah ada pengaruh brand image memediasi store image dan service quality terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center?
10 1.3
Ruang Lingkup Penelitian Responden pada penelitian ini dibatasi, yaitu hanya kepada konsumen Do it
Best Pongs Home Center cabang Summarecon Mal Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para pengunjung yang keluar dari konter Do it Best Pongs Home Center di Summarecon Mal Serpong pada bulan Desember 2014 sampai Januari 2015. Hasil kuesioner akan diolah dengan teknik analisis jalur (path analysis) menggunakan program SPSS 21. Penelitian ini tidak membahas proses penjualan.
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh store image terhadap brand image untuk private label brand pada Best Pongs Home Center. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh service quality terhadap brand image untuk private label brand pada Best Pongs Home Center. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh store image dan service quality secara serentak terhadap brand image untuk private label brand pada Best Pongs Home Center. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh store image terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh service quality terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center. 6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center. 7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image memediasi store image dan service quality terhadap purchase intention untuk private label brand pada Best Pongs Home Center.
1.5
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis 1) Sebagai bahan pengembangan ilmu manajemen pemasaran khususnya yang berkaitan dengan pemasaran dalam bisnis ritel.
11 2) Memberikan
pengalaman
dan
pemahaman
bagi
penulis
untuk
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah, dan menerapkan teoriteori yang pernah didapat dalam perkuliahan. 3) Memberikan pengetahuan mengenai store image, service quality, brand image, dan purchase intention untuk private label brand.
2. Bagi perusahaan 1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Best Pongs Home Center. 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan bagi Best Pongs Home Center khususnya dalam membuat kebijakan dan strategi mengenai store image, service quality, brand image, dan purchase intention. 3) Dapat menjadikan Best Pongs Home Center lebih menguasai pangsa pasar dengan private label brand perusahaan. 4) Perusahaan dapat meningkatkan penelitian ini sebagai bahan pendukung dalam peningkatan kualitas private label brand.
3. Bagi pembaca 1) Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai pemasaran, khususnya mengetahui pengaruh store image dan service quality terhadap brand image dan purchase intention untuk private label brands. 2) Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi khususnya bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian dengan fokus kajian yang sama.
12 1.6
State of the Art Tabel 1.1 State of the Art Penulis
Judul
Hasil Penelitian
Paul C.S.Wu,
The effect of store
Didalam penelitian ini citra toko
Gary Yeong-
image and service
secara positif mempengaruhi niat
Yuh Yeh,
quality on brand
pembelian untuk private label brand.
Chieh-Ru
image and purchase
Kualitas
Hsiao, 2011.
intention for private
mempengaruhi niat pembelian namun
label brands.
secara tidak langsung dikarenakan
layanan
positif
adanya variabel penghubung yaitu citra merek. Citra merek secara positif mempengaruhi niat pembelian untuk private label brand. Mbaye Fall
Effects of store image
Didalam penelitian ini menunjukkan
Diallo, 2012.
and store brand price-
bahwa citra toko dan store brand
image on store brand
price
purchase intention:
terhadap purchase intention baik
Application to an
secara
emerging market.
langsung melalui pengaruh resiko
image
memiliki
langsung
pengaruh
maupun
tidak
yang dirasakan terhadap store brand. Chun-Chen
The relationship
Didalam penelitian ini menunjukkan
Huang, Szu-
among corporate
bahwa kualitas layanan memiliki
Wei Yen,
social responsibility,
pengaruh yang signifikan terhadap
Cheng-Yi Liu,
service quality,
niat pembelian.
dan Pei-Chen
corporate image and
Huang, 2014.
purchase intention.
Chih-Ching Yu, How brand image,
Didalam penelitian ini menunjukkan
Pei-Jou Lin,
country of origin, and
bahwa
dan Chun-Shuo
self-congruity
signifikan dan citra merek positif
Chen, 2013.
influence internet
memprediksi niat pembelian.
terdapat
hubungan
yang
users’ purchase intention. Zohre Hosseini; Store Image and Its
Dalam
jurnal
ini
dijelaskan
13 Penulis
Judul
Hasil Penelitian
Sreenivasan
Effect on Customer
pengertian mengenai citra toko. Hasil
Jayashree, dan
Perception of Retail
penelitian ini menunjukkan bahwa
Chinnasamy
Stores
store image memiliki pengaruh yang
Malavizhi,
positif terhadap persepsi konsumen.
2014.
Persepsi konsumen mengintegrasikan semua isyarat dan pesan bahwa konsumen
telah
menerima
dan
memiliki pengalaman di toko, hal tersebut telah menandakan tentang pentingnya citra toko. Mohammad
The effect of
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Reza Jalilvand
electronic word of
e-WOM
dan Neda
mouth on brand image
mempengaruhi purchase intention.
Samiei, 2011.
and purchase
Brand image secara langsung dapat
intention
mempengaruhi purchase intention.
Hsiang-Ming
Brand image strategy
Dalam
Lee; Ching-Chi
affects brand equity
pengertian mengenai citra merek.
Lee; dan Cou-
after M&A.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara
tidak
jurnal
ini
Chen Wu,
sebuah
perusahaan
2011.
merek
rendah
langsung
dijelaskan
dengan
dapat
citra
melakukan
perbaikan yang signifikan terhadap ekuitas merek berbasis konsumen dengan mengakuisisi merek dengan citra yang lebih baik. Tommy
Analisis pengaruh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Soebagyo dan
store image terhadap
aktivitas
Hartono
purchase intention di
image berpengaruh secara langsung
Subagio, 2014.
toserba “ramai”
terhadap
ngawi.
Toserba Ramai. Sumber: Peneliti, 2014
penerapan
purchase
faktor
intention
store
di
14