BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Aktivitas gunung api dapat dipelajari dengan pengamatan deformasi. Pemantauan deformasi gunung api dapat digolongkan menjadi tiga kategori berbeda dari aktifitas gunung api yaitu pengukuran pre-eruptive, co-eruptive dan post-eruptive.[Hanssen,2001]. Pemantauan preeruptive deformasi gunung api dilakukan untuk mengantisisipasi bencana yang mungkin terjadi sedangkan pemantauan co-eruptive dan post-eruptive gunung api dilakukan untuk dapat mempelajari deformasi yang terjadi pada sesaat dan setelah erupsi gunung api. Terdapat berbagai metode yang digunakan untuk melakukan pengamatan deformasi seperti pengamatan terestris, survey GPS, differential InSAR dan lain sebagainya. InSAR merupakan salah satu metode yang saat ini banyak digunakan untuk mempelajari deformasi. Salah satu keuntungan pengamatan deformasi dengan menggunakan metode InSAR dibandingkan metode lainnya adalah deformasi yang terjadi dapat diamati pada luasan suatu daerah sedangkan dengan metode lainnya, deformasi diamati pada titik-titik pengamatan. Pengamatan deformasi ini dilakukan dengan menggunakan dua citra SAR untuk membentuk interferogram di mana untuk dapat memperoleh informasi deformasi, efek topografi pada interferogram tersebut dieliminasi dengan menggunakan DEM turunan dari interferogram lain dengan daerah yang sama namun waktu pengambilan yang berbeda ataupun DEM global. Salah satu satelit SAR yang dapat digunakan untuk pemantauan deformasi adalah satelit ALOS-PALSAR merupakan satelit yang diluncurkan pada tahun 2006 dengan misi pemantuan sumber daya alam, satelit ini dikontrol oleh Jepang. Advanced Land Observation Satellite – The Phased Array L-band Synthetic Aperture RADAR ini menggunakan band L dalam melakukan pencitraan. Gelombang microwave band L dapat melakukan penetrasi awan dan vegetasi dengan baik. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak tutupan lahan vegetasi. Dengan kemampuan gelombang microwave yang dapat memiliki kemampuan penetrasi vegetasi maka satelit ini dapat digunakan dengan baik untuk pemantauan deformasi di Indonesia.
1
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia yang terletak di wilayah administrasi provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini termasuk gunung yang memiliki tingkat bahaya yang sangat tinggi karena gunung ini memiliki periode terjadinya erupsi yang tinggi yaitu 2 hingga 5 tahun dan pemukiman yang padat pada sekitar gunung tersebut. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam daftar Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes) yaitu daftar gunung api yang menjadi prioritas dalam penelitian gunung api [http://www.sveurop.org/gb/articles/articles/decade.htm].
Gambar 1.1 Lokasi Gunung Merapi serta Beberapa Gunung Api di Indonesia [http://dreamindonesia.files.wordpress.com] Tahun 2010 terjadi erupsi pada Gunung Merapi. Erupsi ini terjadi pada tanggal 26 Oktober. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari deformasi yang terjadi sebelum dan sesudah terjadinya deformasi dengan menggunakan metode InSAR. 2
1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari Tugas Akhir yang direncanakan ini adalah : 1. Memperoleh
peta
deformasi
dengan
menggunakan
data
DEM
global
dan
membandingkannya dengan peta deformasi yang menggunakan data DEM yang diturunkan dari data SAR. 2. Mempelajari pola deformasi yang terjadi sebelum, saat dan sesudah erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 dengan menggunakan data SAR dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Hasil pengolahan data dari Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai data untuk pemantauan deformasi Gunung Merapi. 2. Tugas Akhir ini dapat digunakan sebagai sumber informasi deformasi dari Gunung Merapi.
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Tugas Akhir yang direncanakan ini adalah : 1. Area yang menjadi wilayah studi adalah Gunung Merapi dan pengamatan deformasi menggunakan data PALSAR dengan metode 2 pass differential InSAR. 2. Melakukan perbandingan antara 2 metode pembuatan peta deformasi yaitu dengan menggunakan DEM yang diturunkan dari interferogram dan DEM global SRTM 3”. 3. Periode waktu data yang digunakan adalah tahun 2009 hingga tahun 2011. 4. Data yang digunakan adalah data ALOS PALSAR dan SRTM 3”. 5. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan berbagai software yaitu dengan software utama untuk pengolahan data InSAR berupa software GAMMA.
1.4 Metodologi Penelitian 1. Studi literatur mengenai hal yang berhubungan dengan penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka mengenai InSAR meliputi konsep cara pengolahan data, pemanfaatannya untuk pengamatan deformasi gunung api, perkembangan di luar negeri dan lain-lain. Selain itu, studi pustaka dilakukan untuk mempelajari sejarah, karakteristik dan informasi lainnya terkaitan dengan Gunung Merapi. Sumber studi pustaka ini antara lain buku,
3
paper, jurnal, manual perangkat lunak, surat kabar, laporan dan tulisan-tulisan lain dapat dipertanggungjawabkan. 2. Pengolahan data SAR menggunakan software GAMMA dan data yang diolah adalah data ALOS PALSAR antara tahun 2009 hingga 2011. Selain itu juga digunakan data DEM Global SRTM 3” serta data titik ketinggian DEM RBI Badan Informasi Geospasial. Pengolahan data meliputi pengolahan data SAR, pengolahan data InSAR serta pengolahan data InSAR diferensial dengan menggunakan DEM Global SRTM 3” dan DEM yang diturunkan dari interferogram. 3. Analisis yang dilakukan adalah deformasi yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah erupsi serta perbandingan antara peta deformasi yang didapatkan dengan DEM turunan dari data SAR dengan DEM SRTM 3”. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap deformasi yang terjadi pada Gunung Merapi. 4. Kesimpulan & Saran Secara skematik metodologi ini dapat dilihat dari gambar 1.2 berikut. Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data RAW Data 2
RAW Data 1 SAR Processing (MSP)
SLC 1
SLC 2 InSAR Processing (ISP)
DEM SRTM Global Interferogram
DEM Generation DInSAR Processing
DEM 1
Differential Interferogram 1
Differential Interferogram 2
Analisis Deformasi pada Gunung Merapi
Peta Deformasi dengan DEM Global SRTM 3” dan DEM Interferogram
Kesimpulan
Gambar 1.2 Skematik keseluruhan penelitian 4
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, manfaat, metodologi dan sistematika penulisan. BAB 2 DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang deformasi gunung api, serta konsep dasar InSAR dan perannya dalam pemantauan deformasi. BAB 3 PENGOLAHAN DATA Bab ini membahas mengenai proses yang dilakukan terhadap data InSAR menggunakan perangkat lunak sehingga diperoleh peta pergerakan deformasi. BAB 4 ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis proses dan produk penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. Bab ini menganalisis besar deformasi yang terjadi, perbandingan antara dua metode penentuan deformasi dengan InSAR serta deformasi yang terjadi pada Gunung Merapi. BAB 5 PENUTUP Bab ini sebagai akhir dari penulisan tugas akhir berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian tugas akhir ini serta saran agar penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
5