BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan pendahuluan dari pengerjaan tugas akhir. Pendahuluan yang dijelaskan meliputi latar belakang topik tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan metodologi pengerjaan dari pengerjaan tugas akhir.
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Bagi negara kepulauan, transportasi udara merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hubungan antar-pulau apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah pulau sebanyak 17,508[CIA08]. Setiap jenis transportasi memerlukan sarana dan prasarana untuk dapat beroperasi. Tidak seperti transportasi darat yang bergantung pada pembangunan jalur transportasi seperti jalan raya, transportasi udara bergantung kepada sistem komunikasi untuk pengaturan lalu lintasnya. Oleh karena itu, sistem komunikasi yang reliable antara bandara atau air traffic controller (ground side) dengan pesawat (airborne side) sangat dibutuhkan untuk memastikan kelancaran lalu lintas udara. Pada pertengahan 80-an, komunikasi data antara bandara dan pesawat dapat dilakukan menggunakan tiga saluran, radio VHF (Very High Frequency), radar Mode-S dan Transmisi melalui satelit[SAG90]. Ketiga sambungan data tersebut memiliki kelebihan masing-masing yang berbeda satu sama lain. Radio VHF
biasanya
digunakan untuk komunikasi suara, namun bisa juga digunakan sebagai saluran data, kelebihannya adalah bisa dipasang dimanapun dimuka bumi selama ada daratan. Radar Mode-S biasanya digunakan untuk pengawasan pesawat-pesawat yang sedang terbang oleh bandara. Sementara komunikasi melalui transmisi satelit menyediakan jangkauan yang global (worldwide). Namun, tidak ada satu pun dari ketiga saluran yang berbeda tersebut bisa berdiri sendiri untuk menjadi pendukung sistem komunikasi udara. Oleh karena itu, semua jenis komunikasi yang ada disatukan dalam konsep Common Data Link Processor (CDLP) yang berarti suatu saluran komunikasi dimana seluruh message antara bandara dengan pesawat harus melalui saluran I-1
I-2 tersebut. Di satu sisi, saluran tersebut mengumpulkan data yang datang dari bandara melalui salah satu dari tiga saluran diatas dan menyampaikannya ke alat yang tepat dalam pesawat. Di sisi lain, ketika suatu pesan ditujukan ke bandara dari pesawat, CDLP juga harus memilih saluran mana yang harus digunakan. Konsep diatas hanya bisa direalisasikan jika terdapat pemisahan fungsi yang bersifat hierarki dan suatu input dan output yang relatif terstandardisasi [SAG90]. Pada saat itu, satu-satunya sistem komunikasi yang telah distandardisasi dan telah beroperasi yakni ACARS (Arinc Communication And Reporting System) tidak memungkinkan untuk penerapan kedua syarat diatas. Oleh karena itu, suatu protokol dibuat berdasarkan OSI (Open System
Interconnection),
protokol
tersebut
adalah
ATN
(Aeronautical
Telecommunication Network). Gambar 1.1 merupakan perbandingan protocol stack antara ATN, ACARS dan TCP/IP.
Gambar 1.1 Perbandingan Protokol pada ATN dengan Protokol berbasis OSI Lainnya
Hingga saat ini, pengembangan ATN di Indonesia dikerjakan oleh BPPT bersama dengan beberapa kampus. Pengembangan ini telah memiliki beberapa output yakni: protokol Connectionless Transport Protocol (CLTP) yang merupakan implementasi dari transport layer pada ATN, protokol Connectionless Network Protocol (CLNP) yang merupakan implementasi dari network layer pada ATN, dan modul kernel ATN untuk kernel linux versi 2.6.11 dan 2.6.24. Pada ujicoba terakhir dalam
I-3 pengembangan CLTP, CLNP serta modul ATN bagi kernel linux, telah berhasil dilakukan pengiriman paket CLTP dan CLNP antara dua node virtual yang dijalankan pada kernel linux versi 2.6.11 dengan distribusi Fedora. Pengembangan ATN memiliki dua tujuan utama yakni: 1) Mendukung komunikasi air-ground 2) Medukung komunikasi ground-ground[WHY94]. Permasalahan utama pada ATN (air-ground atau pun ground-ground) adalah untuk mengetahui host mana yang dituju oleh data yang sedang disalurkan, atau dengan kata lain permasalahan routing[SAG90]. Kebijakan routing dalam jaringan komunikasi bisa berbentuk statik atau adaptif, terpusat atau terdistribusi (distributed). Kebijakan statik menetapkan/memastikan rute untuk setiap jalur (pasangan sumber-tujuan) dalam jaringan. Sementara kebijakan adaptif mengubah rute sebagai respon atas perubahan kondisi topologi dan lalu lintas dalam jaringan. Routing yang adaptif dan terpusat (centralized adaptive routing), memiliki pusat pengontrolan routing yang mengumpulkan informasi tentang perubahan kondisi topologi dan lalu lintas dalam jaringan, menghitung parameterparameter routing untuk setiap switching node, kemudian memberitahu keputusan yang harus diambil oleh setiap switching node. Pada routing yang terdistribusi, setiap switching node mengambil keputusan routing mereka masing-masing berdasarkan informasi yang tersedia untuk mereka[CAR96]. Dari penjelasan diatas, karakteristik routing yang akan coba diterapkan pada tugas akhir ini adalah distributed adaptive routing sesuai dengan spesifikasi ISO 10589 untuk menyediakan layanan yang lebih reliable dan fleksibilitas terhadap perubahan didalam jaringan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada subbab sebelumnya, dalam proses pengembangan dan implementasi ATN router yang dilakukan ITB dan BPPT, memiliki permasalahan utama yakni bagaimana mengimplementasikan fungsi routing dan relay pada layer network. Implementasi tersebut dilakukan dengan menggunakan algortima protokol yang terdistribusi dan adaptif terhadap perubahan didalam jaringan yang telah didefinisikan pada standard internasional - standar internasional tertentu.
I-4 Dalam lingkup tugas akhir ini, rumusan masalah yang akan dikaji merupakan bagian dari proses implementasi algortima routing pada router ATN, yakni implementasi algortima routing untuk protokol IS-IS yang didefinisikan pada standard internasional, ISO 10589.
1.3 Tujuan Tujuan tugas akhir yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah: 1. Mengimplementasikan routing protokol link state yang merupakan bagian dari protokol IS-IS. 2. Mengimplementasikan algortima Shortest Path First yang merupakan bagian routing engine dalam protokol IS-IS. 3. Merancang dan mengimplementasikan prototipe paket data yang digunakan dalam pertukaran data dalam ATN dan paket data untuk pembangunan topologi jaringannya. 4. Merancang dan mengimplementasikan prototipe basisdata / tabel routing yang digunakan oleh routing protokol.
1.4 Batasan Masalah Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, pembahasan yang dilakukan mencakup: 1. ATN router/Intermediate System dalam tugas akhir ini dibatasi pada mode ground-to-ground. 2. Algoritma routing yang diterapkan adalah algoritma routing untuk protokol IS-IS (Intermediate System to Intermediate System) yang diatur dalam ISO 10589. 3. Protokol IS-IS yang dibangun dibatasi pada IS level 1 saja sesuai ISO 10589. 4. Pengujian dilakukan dalam kernel Linux, bukan pada jaringan ATN sesungguhnya, karena jaringan ATN yang telah berjalan belum tersedia.
1.5 Metodologi 1. Studi Literatur dan Eksplorasi Mempelajari sumber-sumber pustaka baik yang berupa standar internasional, jurnal dan artikel ilmiah, maupun website yang berhubungan dengan
I-5 Distributed Adaptive Routing Protocol dan Standard Internasional mengenai ATN khususnya untuk bagian CLNP [ISO98]. 2. Analisis Penyelesaian Masalah Melakukan analisis terhadap masalah yang dikaji. Secara umum, analisis yang dilakukan akan mencakup pada kesesuaian algoritma yang akan diterapkan, yakni Algoritma Distributed Adaptive Routing Protocol dengan karakteristik dan fungsi yang dimiliki CLNP sesuai dengan Standard Internasional[ISO98]. 3. Implementasi Melakukan Implementasi routing protocol pada network layer (CLNP) dengan menggunakan module CLNP untuk kernel linux 2.6 pada [SUG07]. 4. Pengujian Melakukan pengujian terhadap hasil implementasi. Pengujian dilakukan pada simulator yang dibuat dalam kernel Linux 2.6 pada [SUG07], bukan pada jaringan ATN sesungguhnya, karena jaringan ATN yang telah berjalan belum tersedia. 5. Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini akan ditarik kesimpulan yang didapat dari hasil analisis dan Implementasi yang telah dilakukan dan diberikan saran untuk perbaikan dan pengembangan yang lebih baik.