BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dampak dari laju pertumbuhan ekonomi yang pesat di berbagai kota besar di Indonesia khususnya di Kota Yogyakarta, mengakibatkan laju pertumbuhan urbanisasi yang tinggi dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kebutuhan pergerakan penduduk yang semakin meningkat baik penduduk dari dalam Kota Yogyakarta maupun dari sekitaran Kota Yogyakarta. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 berjumlah 3.514.762 jiwa dengan kepadatan penduduk terbesar berada di kota Yogyakarta dengan kepadatan sebesar 12.123 jiwa/km2 (jumlah penduduk sebanyak 394.012 jiwa dan luas area kota Yogyakarta sebesar 32,5 km2). Sedangkan untuk jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat sebanyak 1.749.738 kendaraan (Kantor Ditlantas Polda DIY). Banyaknya kendaraan bermotor yang beroperasi mengakibatkan peningkatan jumlah pergerakan di Yogyakarta. Hal ini dapat terlihat dari semakin padatnya jalanan oleh kendaraan dan waktu tempuh perjalanan yang semakin lama. Melihat dari permasalahan transportasi Yogyakarta dan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di luar kota yang memiliki kegiatan keseharian di dalam kota, transportasi umum berbasis masal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi kepadatan jalanan yang saat ini terjadi. Namun, angkutan umum yang dijalankan di jalur yang sama seperti kendaraankendaraan lainnya menjadi kurang menarik bagi pengguna, atau bahkan dapat membawa dampak buruk dalam peningkatan kepadatan jalanan kota Yogyakarta dan lama waktu perjalanan. Prioritas pengoperasian kereta api komuter yang menghubungkan antar pusat-pusat bisnis maupun pemukiman di kawasan kota Yogyakarta dan sekitarnya merupakan salah satu upaya untuk melayani kebutuhan transportasi bagi mereka yang akan melakukan perjalanan.
Yogyakarta dengan keistimewaan daerahnya memiliki tingkat tarikan perjalanan yang cukup tinggi baik untuk tujuan pergerakan wisata, pendidikan maupun perdagangan. Hal ini mengakibatkan tingginya mobilitas masyarakat di kota Yogyakarta baik mobilitas dari masyarakat dari dalam kota Yogyakarta maupun kota-kota sekitarnya. Melihat hal tersebut, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda dijelaskan bahwa peningkatan pelayanan transportasi dengan pembangunan/pengembangan transportasi kereta api perkotaan di daerah Yogyakarta dan sekitarnya khususnya rencana reaktifasi jalur kereta api Magelang-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bantul akan dilakukan pada periode waktu 2015 sampai dengan 2019. Pengembangan perkeretaapian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan transportasi perkotaan dan mendorong terciptanya kota yang layak huni serta dapat melayani kebutuhan transportasi bagi pengguna dari dalam maupun luar kota Yogyakarta. Rencana pengoperasian mengenai reaktifasi kereta api Magelang-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bantul ini harus didukung oleh kesediaan dari calon pengguna agar realisasi moda transportasi tersebut dapat diterima dengan baik. Karena itu perlu dikaji terhadap preferensi calon pengguna sebelum rencana reaktifasi kereta api jalur Yogyakarta-Magelang dan Yogyakarta-Bantul dioperasikan. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian di atas terdapat beberapa masalah yang perlu dikaji. Adapun permasalahan tersebut antara lain adalah. 1. Apa saja faktor pelayanan yang diharapkan oleh calon pengguna apabila Kereta
Api
Komuter
Magelang-Yogyakarta
dan
Yogyakarta-Bantul
dioperasikan ? 2. Bagaimanakah persamaan utilitas yang terbentuk berdasarkan faktor pelayanan yang berpengaruh terhadap rencana pengoperasian Kereta Api Komuter Magelang-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bantul ? 3. Berapa besar kesediaan peluang calon pengguna untuk memanfaatkan jasa Kereta Api Komuter Magelang-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bantul ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1.
Mengetahui faktor pelayanan yang diharapkan oleh calon pengguna apabila Kereta
Api
Komuter
Magelang-Yogyakarta
dan
Yogyakarta-Bantul
dioperasikan. 2.
Mengetahui persamaan utilitas berdasarkan faktor yang berpengaruh terhadap rencana pengoperasian Kereta Api Komuter Magelang-Yogyakarta dan Yogyakarta-Bantul.
3.
Mengetahui berapa besar peluang kesediaan calon pengguna untuk memanfaatkan Kereta Api Komuter Magelang-Yogyakarta dan YogyakartaBantul.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah. 1. Memberikan
masukan
tentang
pelayanan
yang
dibutuhkan
dalam
pengoperasian Kereta Api Komuter Magelang-Yogyakarta dan YogyakartaBantul. 2. Memberikan
gambaran
seberapa besar kesediaan masyarakat
dalam
memanfaatkan Kereta Api Komuter Magelang-Yogyakarta dan YogyakartaBantul sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan mengenai potensi demand penumpang. 1.5. Batasan Masalah Mempertimbangkan luasnya cakupan permasalahan, maka diperlukan batasan studi dalam penelitian ini. Beberapa batasan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Responden dalam penelitian ini adalah warga Kota/Kabupaten Magelang dan Bantul yang menggunakan Kendaraan umum bus AKAP dan AKDP (captive respondent) atau kendaraan pribadi (choice respondent) untuk transportasi dengan tujuan perjalanan bekerja, berdagang, bisnis, belanja, berkunjung, pulang kampung, kuliah, maupun sekolah untuk perjalanan dari Magelang menuju Yogyakarta dan sebaliknya maupun Bantul menuju Yogyakarta dan
sebaliknya, sedangkan untuk tujuan perjalanan wisata pada penelitian ini tidak dipertimbangkan. 2. Penelitian membatasi lokasi survei pada daerah yang dilewati jalur kereta api lama sepanjang Kota/Kabupaten Magelang dan Yogyakarta-Bantul dengan menitikberatkan pada daerah dengan potensi tarikan maupun bangkitan perjalanan yang diantaranya disebar di pusat perbelanjaan, pasar, sekolah, universitas, kantor pemerintahan, dan terminal bus AKAP dan AKDP). 3. Penelitian ini membatasi kondisi hipotetik dalam skenario discrete choice berdasarkan tarif, waktu tempuh, jadwal kedatangan, kenyamanan, waktu tunggu bus setelah turun dari kereta, jarak halte angkutan umum bus menuju tempat tujuan. 4. Penelitian hanya membatasi analisis mengenai prediksi kemauan perpindahan moda baik dari pengguna kendaraan pribadi maupun kendaraan umum terhadap beberapa skenario yang ditawarkan. 5. Tinjauan mengenai tata guna lahan, geometrik jalan rel, dan kelayakan finansial reaktifasi kereta api pada penelitian ini tidak dipertimbangkan. 1.6. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu dan penelitian lanjutan yang terkait dengan penelitian ini dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.1. Tabel 1. 1 Keaslian penelitian No
Peneliti
Judul
Metode Analisis
Output
1
Faizul Chasanah (2011)
Perencanaan Jalur Kereta Api dengan Metode Analytical Hierarchy Proses : Studi Kasus Yogyakarta-Bantul.
Analytical Hierarchy Proses
Alternatif trase kereta api baru berdasarkan aspek geografis dan administrasi, aspek topografi, aspek jaringan transportasi, dan aspek wisarawan
2
Cihat Polat (2012)
The Demand Determinants for Urban Public Transport Services: A Review of the Literature.
Studi Literatur
Faktor pelayanan transportasi umum perkotaan.
No
Peneliti
Judul
3
Buehler dan Demand for Public Transport in Germany Pucher (2012) and the USA : An Analysis of Rider Characteristics
4
Sapto Priyanto (2015)
Analisis Preferensi dan Daya Beli Pengguna TransJogja dan Kendaraan Pribadi Terhadap Rencana Pengoperasian Trem/LRT di Yogyakarta.
Metode Analisis
Output
a. Review singkat tren permintaan angkutan umum b. Perbandingan tingkat perjalanan nasional dari survey yang dilakukan tahun 2001/2002 dan 2008/2009 dari dua negara tersebut a. Analisis faktor b. Pemodelan ordered probit dengan program Limdep c. Analisis ATP dan WTP
Pengaruh karakteristik pengguna dan kebijakan terhadap demand transportasi umum di Jerman dan USA
a. Faktor pelayanan yang dibutuhkan calon penumpang Trem/LRT b. Probabilitas calon pengguna Trem/LRT a. Nilai rata-rata ability to pay (ATP) dan willingness to pay (WTP) c. Tarif ideal Trem/LRT
Sumber : Analisis Peneliti (2015)
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat pada cakupan daerah penelitian yang dilakukan di daerah Kabupaten/Kota MagelangYogyakarta dan Kabupaten Bantul-Yogyakarta. Kemudian perbedaan mengenai penentuan faktor pelayanan calon penumpang yang dilakukan dengan melakukan studi literatur sehingga terdapat faktor-faktor yang berbeda yang mempengaruhi perilaku calon pengguna Kereta api.