BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Indonesia ditekankan
untuk semakin meningkatkan kualitas produksi perusahaan dalam negeri untuk dapat meningkatkan ekspor dengan mengurangi impor dan di harapkan mampu meningkatkan kondisi ekonomi negara agar tidak kalah bersaing dengan masuknya perusahaan-perusahaan asing yang akan menguasai pasar domestik Indonesia. Salah satu indikator penting untuk mengetahui naik dan turunnya kondisi ekonomi di suatu negara adalah dengan melihat data Produk Domestik Bruto (PDB) di negara tersebut. Kegiatan ekspor dan impor memiliki peran penting dalam mempengaruhi angka Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Sejak tahun 1982, ekspor dan impor menjadi fokus negara dalam memicu pertumbuhan ekonomi dimana terjadi perubahan dari industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. (Ilham dan Suparyati, 2014). Ekspor Indonesia dapat digolongkan menjadi dua sektor yaitu sektor migas yang terdiri dari minyak mentah, hasil minyak, dan gas dan sektor nonmigas yang meliputi pertanian, industri, dan pertambangan. Sepanjang lima tahun terakhir, sektor industri merupakan sektor yang memiliki nilai ekspor terbesar dibandingan dengan sektor migas dan sektor non-migas lainnya dan pada tahun 2011 merupakan angka tertinggi kontribusi yang diberikan oleh sektor industri yaitu sebesar 60,04 persen terhadap total nilai ekspor Indonesia, sebagaimana terlihat dalam gambar 1.1. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan salah satu industri padat karya yang diharapkan mampu menembus perdagangan global tersebut. Menurut Thoburn (2010:31) pada tahun 2007 Indonesia termasuk dalam ‘Top 15’ negara Asia yang melakukan kegiatan ekspor tekstil dan garmen terbesar, yaitu peringkat ke 12 untuk ekspor tekstil dan peringkat ke-8 untuk ekspor garmen dengan total nilai ekspor sebesar 9,73 miliar US dolar
1
2
Gambar 1.1 Peran Sektor Industri Terhadap Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2011 Sumber: Diolah penulis diadaptasi dari BPS (2015)
Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 Indusri TPT Indonesia termasuk dalam urutan ke-3 (tiga) dari 10 (sepuluh) kelompok hasil industri yang memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor terbesar di Indonesia. Sesuai dengan peran sektor industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor, pada tahun yang sama industri TPT adalah salah satu sektor industri yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap total nilai ekspor Indonesia setelah industri kelapa sawit sebesar 23,18 milyar US dolar dan pengolahan karet sebesar 14,54 milyar US dolar. Bahkan hingga tahun 2014 Industri TPT Indonesia tetap berada di posisi ke-3 (tiga) dalam memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia yaitu sebesar 12,72 milyar US dolar atau 10,84 persen.
Gambar 1.2 Sepuluh Kelompok Hasil Industri dengan Nilai Ekspor Terbesar Tahun 2011 Sumber : www.kemenperin.go.id
3 Menurut biro umum dan humas kementrian perdagangan Indonesia dalam pers yang dipublikasikan tahun 2010, industri TPT memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang devisa negara, penyerap tenaga kerja, dan sebagai industri yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sandang nasional. Dalam neraca perekonomian Indonesia, sektor industri TPT termasuk dalam urutan ke enam untuk jenis indusri non- migas yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 3,22 persen dan berada dalam urutan ke empat dalam pembentukan angka PDB Indonesia yaitu sebesar 9,10 persen atau dengan nilai
sebesar
47,01
triliun
rupiah
sepanjang
triwulan
II
tahun
2014.
(www.kemenperin.go.id). World Bank Group tahun 2015 mencatat bahwa angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menyumbang sebesar 1,43 persen terhadap perekonomian dunia dengan nilai rata-rata sebesar 214,72 miliar US dolar dari tahun 1967 hingga 2014. Nilai PDB Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010 dan mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu sebesar 917,87 miliar US dolar pada tahun 2012.
Gambar 1.3 Perkembangan PDB Indonesia Sumber: www.tradingeconomics.com
Tingginya angka PDB Indonesia tentunya tidak lepas dari peran sektor-sektor di dalamnya yang mampu mempengaruhi naik turunnya tingkat perekoniam Indonesia. Kementrian Perindusrian Republik Indonesia (Kemenperin) menegaskan bahwa selama tahun 2012 sektor industri pengolahan non- migas merupakan sektor yang
4 paling berpengaruh dalam peningkatan angka PDB Indonesia. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Menteri Perindustrian, M S Hidayat yang menyatakan bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan menjadi motor pertumbuhan utama dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan III tahun 2012 yaitu sebesar 6,4 persen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai kelompok industri pupuk, kimia & barang dari karet sebesar 8,91 persen, kemudian kelompok industri semen dan barang galian bukan logam sebesar 8,75 persen, kelompok industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,22 persen, kelompok industri alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 7,52 persen, kelompok industri logam dasar besi dan baja sebesar 5,70 persen, dan kelompok industri tekstil, barang kulit & alas kaki sebesar 3,64 persen. Namun bila dilihat pada gambar 1.3, angka PDB Indonesia terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2012 hingga 2014. Hal tersebut sejalan dengan adanya kontraksi terhadap industri TPT Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini. Disampaikan oleh ketua umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudajrat bahwa menurunnya tingkat TPT Indonesia di tahun 2013 dan 2014 dikarena adanya beberapa faktor seperti kenaikan suku bank, kenaikan tarif dasar listrik
(TDL),
dan
adanya
kenaikan
Upah
Minimum
Provinsi
(UMP).
(sindonews.com).
Gambar 1.4 Pertumbuhan Industri TPT versus Pertumbuhan PDB Indonesia Sumber: www.bankmandiri.co.id
5 Gambar 1.4 menunjukkan bahwa dalam kuartal I tahun 2015 pertumbuhan industri TPT bahkan menunjukkan angka negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarena adanya tekanan yang berasal dari sisi domestik maupun luar negeri. Dari sisi domestik, perlambatan pertumbuhan PDB Indonesia menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat yang berpengaruh terhadap pelemahan permintaan produk TPT, kemudian adalah kenaikan biaya produksi dan semakin ketatnya persaingan mengakibatkan produsen TPT Indonesia mengurangi tingkat produksinya. Namun lemahnya pertumbuhan industri TPT terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tidak bertampak buruk dalam mempengaruhi angka pertumbuhan penjualan ekspor TPT Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata nilai penjualan industri TPT Indonesia adalah sebesar 20 miliar USD atau sebesar 63 persen dari total nilai penjualan. (www.bankmandiri.co.id) Walaupun sejak terjadinya krisis ekonomi global di tahun 1998 industri tekstil melemah, namun dalam jangka waktu beberapa tahun kemudian industri ini menunjukan adanya peningkatan baik dari segi tingkat produksi maupun tingkat penjualan di domestik dan luar negeri. Bahkan hingga kini di tahun 2015, perindustrian tekstil tidak menunjukkan adanya gejolak dalam penjualan ke luar negeri. Menurut ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak akan mempengaruhi sektor perindustrian tekstil. Meskipun diketahui bahwa meningkatnya kualitas ekspor tekstil tidak terlepas dari beban impor bahan baku tekstil dengan menggunakan dolar, namun hal tersebut dapat tertutupi dengan hasil penjualan produk yang juga menggunakan satuan dolar. (www.varia.id) Selanjutnya Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memprediksikan bahwa industri tekstil dan produk tekstil Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang disaat industri lain mulai menurun. Terlihat dalam tiga bulan pertama di tahun 2013, ekspor produk tekstil Indonesia mencapai peningkatan sebesar 16 persen menjadi 3,65 miliar US dolar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2012 sebesar 3,15 miliar US dolar dimana pada tahun tersebut merupakan tahun terjadinya penurunan tingkat ekspor teksil di Indonesia dari sebelumnya sebesar 11,2 miliar US dolar di tahun 2010 dan sebesar 13,3 miliar US dolar di tahun 2011. (www.kemenperin.go.id)
6
Gambar 1.5 Perkembangan Ekspor TPT Indonesia tahun 2006-2014 Sumber: Bank Mandiri (2014)
Terlihat pada gambar 1.5 ekspor TPT Indonesia mengalami fluktuatif mulai dari tahun 2008 hingga 2010. Jika dibandingkan dengan tahun 2008, ekspor TPT Indonesia mengalami penurunan sebesar 9 persen di tahun 2009 dan mulai pengalami peningkatan kembali di tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar 21 persen di tahun 2011. Ekspor produk tekstil dan industri teksil Indonesia menunjukkan peningkatan kembali di tahun 2013 dari sebelumnya mengalami penurunan sebesar 6 persen di tahun 2012. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan bahwa ekspor TPT Indonesia akan terus meningkat hingga sebesar 5 persen di tahun 2014. Meskipun kegiatan ekspor tekstil Indonesia dapat mempertahankan angka nilai ekspornya, namun dapat dilihat bahwa perkembangan ekspor tekstil kian melambat dalam 5 (lima) tahun terakhir. Salah satu faktor terjadinya hal tersebut adalah karena sebagian besar kebutuhan bahan baku yang digunakan masih bergantung dari negara lain yaitu dengan melakukan impor sehingga ketika ekspor tekstil meningkat maka impor bahan baku tekstil secara tidak langsung akan meningkat juga. Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia (KEMENDAG) jenis komoditi tekstil dan produk tekstil Indonesia untuk jenis 2 digit HS terdiri dari dua, yaitu produk garmen pakaian jadi seperti kaos T-shirt, baju, rok wanita, katun, dan aksesoris dan produk tekstil serat dan benang. Barang-barang pakaian, aksesoris dan produk jadi mendominasi ekspor tekstil Indonesia yaitu sebesar 60,9 persen dan sisanya untuk jenis bahan baku tekstil, benang dan serat-serat kain sebesar 39,1 persen.
7 Sedangkan
Standard
International
Trade
Classification
(SITC),
mengklasifikasikan tekstil 2 digit HS menjadi tiga jenis, yaitu SITC 26 untuk jenis serat tekstil (textile fibers and waste), SITC 65 untuk jenis benang tekstil (textile yarn), dan SITC 84 untuk jenis pakaian jadi dan aksesoris (clothing and accessories). Kegiatan ekspor dan impor tekstil tidak akan berjalan jika tidak ada perusahaan, badan usaha, ataupun individu yang menjalankan kegiatan tersebut. Banyak dari perusahaan yang bergerak dalam bidang industri TPT Indonesia mengembangkan usahanya hingga ke pasar internasional dengan cara meningkatkan produksi dan melakukan ekspor impor. Salah satu perusahaan tekstil Indonesia yang turut berkontribusi dalam kegiatan ekspor impor tekstil adalah PT Argo Pantes Tbk. PT Argo Pantes Tbk yang berlokasi di daerah Tangerang dan Bekasi merupakan bagian dari Grup Argo Manunggal yang merupakan salah satu kelompok usaha terbesar di Indonesia dengan 40 tahun berpengalaman dalam bidang perdagangan tekstil dan manufaktur sejak 1977. Saat ini PT Argo Pantes Tbk memiliki 3 (tiga) sektor pabrik dalam bidang industrinya, yaitu pabrik pemintalan (spinning), pabrik pertenunan (weaving), dan pabrik pencelupan benang (yarn dyeing). Dimana ketiganya memiliki fungsi untuk menghasilkan produk benang dan kain yang berkualitas dan mampu memenuhi kualitas standard pasar internasional. Benang yang dihasilkan oleh PT Argo Pantes Tbk berasal dari kapas berkualitas dan di produksi sendiri oleh perusahaan dari unit spinning dan kemudian menghasilkan 2 (dua) jenis benang yaitu benang HS (Heat Setting), dan benang NS (Non Setting). Benang- benang tersebut kemudian di tenun di unit weaving untuk menghasilkan kain. Jenis kain yang dihasilkan dan di ekspor oleh PT Argo Pantes Tbk adalah kain celup (dyed fabric), kain dari benang celup ( yarn- dyed fabric ), dan kain cetak (printed fabric).
8 Jenis produk dan kapasitas produk yang dimiliki PT Argo Pantes Tbk adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Produk dan Kapasitas Produk PT Argo Pantes Tbk Produk
Kapasitas Produk (Ton)
Yarn
36.362
Yarn Processing
1.440
Greige Fabric
42.800
Fabric Processing
44.167
Total Kapasitas
224.769
Sumber: Divisi Impor PT Argo Pantes Tbk Tangerang
Memiliki sertifikasi pembuatan produk dari awal bahan mentah hingga bahan jadi dengan kualitas produk pilihan terbaik dan saham yang telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) hingga saat ini membuat PT Argo Pantes Tbk mendapatkan pengakuan sebagai perusahaan besar yang bergerak dalam bidang perindustrian tekstil dengan melakukan penjualan ekspor sebesar 80 persen dengan tujuan wilayah Asia, Eropa dan Amerika.
Gambar 1.6 Diagram 10 Negara Utama Tujuan Ekspor Tekstil PT Argo Pantes Tbk Sumber: Divisi Marketing PT Argo Pantes Tbk Tangerang
9 Melihat besarnya pengaruh yang diberikan oleh kegiatan ekspor impor yang dijalankan oleh industri TPT Indonesia terhadap perkembangan ekonomi negara khususnya dalam meningkatkan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, maka dari itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengna judul “Pengaruh Volume Ekspor, Volum Impor, Nilai Ekspor, dan Nilai Impor Tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang Terhadap PDB Indonesia Periode 20122014 “.
1.2
Batasan Penelitian Batasan penelitian dari laporan tugas akhir ini adalah data volume ekspor tekstil,
data volume impor tekstil, data nilai ekspor tekstil dan data nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang serta data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Indonesia tahun 2012-2014.
1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian laporan ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume ekspor, volume impor, nilai ekspor, dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang secara bersama-sama terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 20122014? 7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume impor dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 20122014?
10 8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014? 11. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan anara volume ekspor dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 20122014?
1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh volume impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 4. Untuk mengetahui pengaruh nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 5. Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor, volume impor, nilai ekspor, dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang secara bersama-sama terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 6. Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 7. Untuk mengetahui pengaruh volume impor dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 8. Untuk mengetahui pengaruh nilai ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 9. Untuk mengetahui pengaruh volume dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014. 10. Untuk mengetahui pengaruh volume dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014.
11 11. Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode 2012-2014.
1.5
Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Penulis. Penulis memperoleh kesempatan untuk mempelajari lebih jauh mengenai pengaruh kegiatan ekspor impor suatu komoditas atau perusahaan dan dampaknya terhadap PDB suatu negara atau sebaliknya, serta dapat mengaplikasikan teori-teori terkait perkembangan perekonomian suatu negara dengan kenyataan yang terjadi sesungguhnya dalam suatu perusahaan. 2. Pembaca. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca mengenai masalah yang terkait dengan kegiatan ekspor impor tekstil di PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap perkembangan PDB Indonesia. 3. Perusahaan. Memberikan informasi tentang berapa besar kontribusi pengaruh dari kegiatan ekspor dan impor tekstil yang dilakukan perusahaan terhadap PDB Indonesia dan sebaliknya sehingga perusahaan dapat menentukan tindakan yang perlu diambil dalam membantu meningkatkan perekoniam negara dan untuk perusahaan sendiri selama melaksanakan kegiatan ekspor impor tekstil. 4. Peneliti yang akan datang. Membantu memberikan informasi bagi peneliti yang akan datang apabila ingin melakukan penelitian serupa dan sebagai pembanding pengaruh ekspor impor terhadap PDB dalam periode lain atau dapat dengan menggunakan faktor lain yang dapat mempengaruhi PDB dan kegiatan ekspor impor.
12 State of The Art
Nama Jurnal Journal iBusiness,
Tabel 1.2 State of The Art Metode Hasil Penelitian Penelitian Kuantitatif
Vol.2 Independen: “An Empirical Study
Foreign trade
on the Contribution
volume, export
of Foreign Trade to
volume, import
the Economic Growth
volume, net
of Jiangxi Province,
export
China”
Hasil penelitian
Variabel
menunjukkan terdapat
penelitian
hubungan yang kuat dan bersifat positif antara volume perdagangan
ekspor, volume impor,
penelitian
dan volume net ekspor
Yuhong Li1,
Gross Domestic
PDB di Jiangxi, China.
Zhongwen Chen, dan
Product (GDP)
Meskipun demikian, angka volume impor
Xiaoyin Wang Teknik analisis:
memiliki pengaruh yang
Uji t
lebih besar dibandingkan
Uji F Uji R
No.5
Kuantitatif Independen: Imported cement dan locally
“Analysis of The Contribution of
dengan angka volume
2
Business Management, Vol.7,
penelitian Hasil
(ekspor-impor) terhadap
African Journal of
Metode
internasional, volume
Dependen:
(2010)
Adaptasi
manufactured cement
ekspor terhadap PDB. Permintaan semen di
Metode
Nigeria berasal dari
penelitian
permintaan konstruksi perumahan dan nonperumahan, dan sejauh ini konstruksi perumahan merupakan konsumen semen terbesar di
Imported and Locally
Dependen:
Manufactured
Gross Domestic
Nigeria. Penelitian ini
Cement to The
Product (GDP)
menunjukkan bahwa
Growth Of Gross
tingkat kontribusi semen
Domestic Product
impor lebih besar
Hasil penelitian
13
Nama Jurnal (GDP) of Nigeria
Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Metode Hasil Penelitian Penelitian Teknik analisis:
Adaptasi
daripada perusahaan semen lokal. Namun
(1986–2011)”
keduanya memiliki J. N. Mojekwu, Ademola Idowu, dan Oluseyi Sode
Ordinary Least Squares (OLS) Uji Augmented Dickey Fuller
( 2013)
(ADF)
The International
Kuantitatif
Journal of Management, Vol.2, Edisi 3
Independen: Export Import
“Effects Of Export And Import On GDP Of Bangladesh (An Empirical Analysis)” SK Kamal Ahmed, Md. Anamul Hoque, dan S. M. Jobaer.
Dependen:
positif terhadap pertumbuhan PDB Nigeria. Setelah kemerdekaan,
Literature
Banglades lebih fokus
review
dalam strategi pembangunannya yaitu dengan memberlakukan tarif dan kuota Impor
Gross Domestic
lebih tinggi yang
Product (GDP)
dianggap berdampak
Variabel penelitian Metode penelitian
negatif terhadap ekspor
Hasil
Teknik analisis:
di Banglades. Alhasil,
penelitian
Ordinary Least
berdasarkan data dari
Squares (OLS)
tahun 1972 hingga 2006
Uji Chow (2013)
kontribusi yang bersifat
Uji Asumsi
menunjukkan bahwa total ekspor Banglades
Klasik
memberikan dampak
Uji Kesalahan
positif terhadap PDB,
Spesifikasi
sebaliknya total impor berdampak negative terhadap PDB.
14
Nama Jurnal Journal Economics,
Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Metode Hasil Penelitian Penelitian Kuantitatif
Management, and Financial Markets, Vol.7, No. 1 “Export and Economic Growth in Turkey: Cointegration and Causality Analysis”
Independen: Export
(2012)
Hubungan sebab akibat
Variabel
antara ekspor dan GDP
penelitian
di Turki selama tahun 2002-2011 menunjukkan
Metode penelitian
Dependen:
bahwa dalam 4 (empat)
Real Gross
tahun pertama, ekspor
Hasil
Domestic
memberikan dampak
penelitian
Product
negatif terhadap PDB (adanya hubungan sebab
Teknik analisis: Johensen and
Fatih Mangir
Adaptasi
akibat dua arah untuk jangka pendek) , namun
Juselius
dalam lima tahun
Cointegration
berikutnya ekspor
Uji Granger Causality Uji Unit Root
menunjukkan dampak positif (hubungan sebab akibat searah untuk jangka panjang) dan bersifat permanen terhadap PDB Turki
International Journal of
Kuantitatif
Research in Applied, Natural and Social Sciences, Vol.2, Edisi 7
Independen: Export Import
“Impact of Exports Imports on GDPGrowth Rate, in Pakistan Time Series Data from 20002010”
Dependen: Gross Domestic Product (GDP)
Sebagai negara berkembang,
Variabel
pertumbuhan ekonomi
penelitian
Pakistan akan meningkat jika meningkatkan ekspor secara terus menerus dan dengan membandingkan dengan jumlah impor yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik ekspor
Teknik analisis: Error Correction Model (ECM)
Hasil penelitian
15
Nama Jurnal
Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Metode Hasil Penelitian Penelitian Johnson
Rummana Zaheer,
Cointegration
Sanam Wagma
Adaptasi
maupun impor memiliki pengaruh penting terhadap pertumbuhan
Khattak, dan Huma
PDB Pakistan. Untuk
Ashar & Khanzaib
jangka pendek diketahui hanya ekspor yang
( 2014)
berpengaruh terhadap PDB. Sedangkan untuk jangka panjang, ekspor, dan impor memiliki nilai statisik yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan PDB Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.1, No.1
Variable: Ekpor
“Analisis Pengaruh
Impor
Kausalitas Antara
GDP Indonesia
Ekspor, Impor dan
GDP Thailand
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia dan Thailand dengan Menggunakan Pendekatan Var Periode 1980-2013”
Latar
Kuantitatif
Teknik analisis: Vector Autoregressive (VAR) Johansen
Ekspor, impor dan
belakang
pertumbuhan ekonomi di
penelitian
Indonesia dan Thailand masing-masing memiliki hubungan sebab akibat
Hasil
Untuk negara Indonesia,
penelitian
kegiatan ekspor impor merupakan faktor penentu dalam perekonomian. Impor bahan baku dapat memicu terjadinya ekspor
Moch Ilham dan
Uji Augmented
dan begitu sebaliknya
Agustina Suparyati
Dickey Fuller
sehingga dapat memicu
(2014)
penelitian
yang saling berhubungan.
Cointegration
(ADF)
Variabel
pertumbuhan ekonomi di
16
Nama Jurnal
Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Metode Hasil Penelitian Penelitian
Adaptasi
Indonesia. Sedangkan negara Thailand lebih berfokus dalam meningkatkan ekspor dan PDB untuk meningkatkan pertumbuhan impor.
Jurnal JIBEKA, Vol.8,
Kuantitatif
No. 2 Independen:
Harga, nilai tukar, dan PDB Indonesia memiliki
belakang
pengaruh yang positif
penelitian
“Pengaruh Harga,
Harga TPT
terhadap volume impor
Nilai Tukar dan
Tekstil China
tekstil Indonesia, namun
Produk Domestik
Harga TPT
Bruto Indonesia Terhadap Volume Impor Tekstil dari China”
Zainul Muchlas dan Agus Rahman Alamsyah
variable yang paling
Variabel penelitian
Tekstil Indonesia dominan adalah PDB. Kurs Nilai Tukar Volume impor akan
penelitian
Produk Domestik cenderung meningkat Bruto (PDB) bila terjadi peningkatan
Hasil
Dependen: Volume Impor Tekstil
pada PDB karena semakin besar PDB yang dihasilkan suatu negara semakin besar pula daya
Teknik analisis: (2014)
Latar
beli negara tersebut
Uji Asumsi
termasuk mempengaruhi
Klasik
konsumsi produk tekstil
Uji normalitas
sehingga berefek pada
Uji t
menaiknya impor TPT.
Uji F
Metode
penelitian
17
Nama Jurnal Journal of Applied
Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Metode Hasil Penelitian Penelitian Kuantitatif
Finance & Banking, Vol.5, No.4
menunjukkan bahwa Independen: Imports of crude
“Do Crude Petroleum
petroleum
Imports Affect GDP of Turkey?” Meliha Ener, Cüneyt Kɪlɪç, dan Feyza Balan
Penelitian ini
Dependen:
sepanjang tahun 1998 kuarter 1 (satu) hingga 2013 kuarter 2 (dua), impor minyak mentah
Gross Domestic
berpengaruh secara
Product (GDP)
positif terhadap PDB
Teknik analisis:
Turki hingga kuarter kedua, namun
(2015)
berpengaruh negatif Vector
setelahnya. Sejak kuarter
Autoregressive
kelima impor minyak
(VAR)
mentah menuntun ke
Uji Granger Causality
respon yang positif dan signifikan terhadap PDB,
Uji Augmented
dan menurun secara
Dickey Fuller
bertahap setelahnya.
(ADF)
Berdasarkan hasil
Uji Phillips-
tersebut disimpulkan
Perron (PP)
bahwa impor minyak mentah merupakan variable penting dalam pertumbuhan PDB di Turki.
Sumber: Penulis (2015)
Adaptasi Hasil penelitian
18