BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam komunikasi organisasi, aliran informasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi. Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara semua karyawan. Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Komunikasi dalam organisasi merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan antar anggota organisasi, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal yang memiliki fungsi dalam hal menyampaikan informasi mengenai organisasi, nilai-nilai inti maupun hal-hal yang menjadi aturan-aturan dalam sebuah perusahaan, yaitu apa yang menjadi budaya dalam perusahaan. Dalam melakukan suatu interaksi baik pada organisasi ataupun perusahaan terdapat suatu nilai-nilai yang harus dipegang dan diyakini bersama oleh seluruh anggota di dalam organisasi ataupun perusahaan. Nilai menunjukkan kepada anggota dalam organisasi ataupun perusahaan mengenai apa yang dianggap penting. Apabila nilai-nilai tersebut positif dan diyakini secara kuat baik oleh para pemimpin maupun seluruh anggota perusahaan maka dapat membangun budaya perusahaan yang akan menuntun pada keberhasilan suatu perusahaan. Menurut Robbins (2008: 256), budaya perusahaan disebutkan sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Berdasarkan pemikiran tersebut maka budaya di dalam suatu organisasi itu akan berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini 1
2 dikarenakan budaya perusahaan merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi. Budaya organisasi menjadi hal yang penting bagi kehidupan organisasi karena budaya organisasi memiliki fungsi yang mempengaruhi kehidupan organisasi. Menurut Susanto (2008: 38), fungsi dari budaya organisasi tersebut antara lain, menjadi sebuah pengikat bagi keseluruhan komponen organisasi terutama pada saat organisasi menghadapi goncangan baik dari dalam maupun dari luar akibat adanya perubahan. Fungsi dari budaya perusahaan atau organisasi tentu saja tidak akan dapat dirasakan oleh sebuah perusahaan jika setiap publik perusahaan dalam hal ini karyawan tidak memahami benar budaya yang ada di dalam perusahaannya. Seperti pada salah satu contoh kasus yang pernah dialami oleh Enron sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energi di Amerika Serikat. Dimana Enron pernah meluncurkan tata nilai yang dimiliki oleh perusahaannya Juli tahun 2000. Tata nilai yang dimiliki oleh Enron tersebut berbunyi sebagai berikut: “We work with customers and prospects openly, honestly, and sincerely. When we say we will do something, we will do it, when we say we cannot or will not to do something, then we don’t do it”. Demikianlah penggalan corporate values Enron yang diluncurkan Juli 2000. Namun jauh dari kenyataannya, untaian kata mutiara tersebut hanya bertahan diatas kertas dan tidak dijalankan para eksekutifnya. Hanya dalam tempo setahun, Enron diterpa skandal kebohongan, manipulasi, dan korupsi. Enron yang mengaku meraih laba besar, ternyata tak pernah benar-benar untung, bahkan berbohong dengan menyembunyikan kerugiannya. Reputasinya pun berubah menjadi sebuah simbol korupsi korporasi dunia. Kasus Enron tersebut menjadi salah satu contoh dan pelajaran mengenai bagaimana pentingnya sebuah perusahaan untuk meresapi dan menjalankan corporate values sehingga tata nilai tersebut tidak hanya menjadi sekedar hiasan kata mutiara belaka. Ketika orang-orang yang berada di dalam perusahaan tersebut memahami secara seksama makna dari tata nilai yang dianut nya tersebut maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk menghindari pelanggaran terhadap tata nilai yang diciptakannya sendiri seperti yang dialami pada kasus Enron.
3 Oleh karena itu, belajar dari kasus yang ada pada Enron tersebut maka dibutuhkan suatu proses atau tahapan dimana para anggota perusahaan mengenal, mengetahui dan memahami budaya dari perusahaan dimana mereka bekerja. Menurut Robbins dan Timothy (2008: 269) proses yang mengadaptasikan karyawan dengan budaya perusahaan disebut sebagai proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk mengenalkan karyawannya dengan budaya perusahaan. Selain itu, hal tersebut tentunya bertujuan agar perusahaan dapat memahami dengan baik seperti apakah sesungguhnya tata nilai yang diciptakan dan dianutnya sehingga kepribadian perusahaan pun akan tercermin sesuai dengan corporate values yang dimiliki. Di dalam proses sosialisasi ini tentu saja dibutuhkan sebuah upaya atau strategi sosialisasi yang tepat dalam menyampaikan tata nilai perusahaan ini kepada seluruh publik perusahaan khususnya para karyawan. Salah satu perusahaan yang turut menanamkan nilai-nilai di dalam perusahaan yang menjadi pendukung terbentuknya perilaku dan landasan dalam berinteraksi serta sebagai salah satu sumber dari keunggulan bersaing dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan perusahaan Perseroan di bidang pengelolaan, pemeliharaan dan pengadaan jaringan jalan tol di Indonesia. Jasa Marga adalah perusahaan yang bertumbuh dan akan terus bertumbuh (growing company). Dengan pengoperasian proyek-proyek baru dan penyelesaian konstruksi proyek-proyek baru di tahun 2013, Jasa Marga telah memiliki aset-aset yang akan mendukung pertumbuhan Perseroan di masa yang akan datang. Pada tahun 2013 sebagian proyek-proyek jalan tol baru telah dioperasikan yaitu, Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (Jalan Tol Bali Mandara) dan Jalan Tol JORR W2 Utara, serta proyek-proyek baru yang hampir selesai pengerjaan konstruksinya pada akhir tahun 2013 seperti Jalan Tol Bogor Outer Ring Road Seksi 2A Ruas Kedung Halang-Kedung Badak, Jalan Tol Semarang-Solo Seksi 2 Ruas Ungaran- Bawen, Jalan Tol Gempol-Pandaan dan Jalan Tol Gempol-Pasuruan. Proyek-proyek jalan tol tersebut merupakan proyek yang sangat potensial karena merupakan bagian dari interkoneksi kota-kota besar dan akan menjadi mesin pertumbuhan Perseroan di masa yang akan datang (Jasa Marga, Annual Report 2013; Menuju Pertumbuhan Berikutnya: 44).
4
Jalan tol yang dioperasikan oleh Perusahaan telah ikut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah pada kota-kota besar di Indonesia. Dukungan tersebut dilakukan dengan menjadi penghubung dan memberikan manfaat ekonomi dalam efisiensi distribusi barang dan jasa. Manfaat-manfaat yang diberikan oleh perusahaan tersebut dilakukan tanpa memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Investasi dilakukan dengan kekuatan internal Perusahaan yang dapat menarik para investor. Berdasarkan Survey terhadap 20 Negara dan 30 Industri, MGI (McKinsey Global Institute) dalam laporannya pada bulan September 2012, memproyeksikan Indonesia akan menjadi Negara dengan kekuatan Ekonomi ke 7 Pada Tahun 2030. Pertumbuhan ekonomi kota di Indonesia hingga Tahun 2030 akan bervariasi dengan pertumbuhan tertinggi mayoritas berada di Luar Pulau Jawa. Dengan Pertumbuhan ekonomi hingga Tahun 2030, akan menambah Consuming Class (Pendapatan diatas U$3,600) sebanyak 90 Juta Orang dari 135 Juta Consuming Class Pada Tahun 2030. MGI memproyeksikan pada Tahun 2030 terdapat 4 Potential Sektor (Consumer Services, Agriculture & Fisheries, Resources, dan Private Education) yang memiliki Potensi Bisnis US$1,8 Triliun (Laporan Visi, Misi, Tata Nilai Perusahaan RJPP 2013-2017, 2013: 28). Selain itu, berdasarkan program yang dicanangkan oleh Pemerintah yakni program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) untuk mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan mewujudkan Visi Pembangunan Nasional (2005-2025) “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”, maka suksesnya pelaksanaan MP3EI akan sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Penguatan Konektivitas Nasional merupakan integrasi Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIKICT). Salah satu upaya untuk memperkuat konektivitas nasional tersebut, maka dibutuhkan Penambahan Jaringan Jalan Tol untuk percepatan dan Perluasan pembangunan ekonomi. Dalam hal penambahan Jaringan Jalan Tol Pemerintah membutuhkan Investor untuk berpartisipasi dalam Investasi Pengusahaan Jalan (Pendanaan,
5 Pembangunan, Pengoperasian) (Laporan Visi, Misi, Tata Nilai Perusahaan RJJP 2013-2017, 2013: 26-27) . Setelah 35 Tahun Perseroan berdiri, Perseroan telah berhasil menjadi pemimpin di industri jalan tol dengan menguasasi 73% pangsa pasar jalan tol beroperasi dan 83% pangsa pasar volume lalu lintas transaksi di Indonesia (Jasa Marga, Annual Report 2013;Menuju Pertumbuhan Berikutnya: 50).
Gambar 1.1 PT Jasa Marga (Persero) Tbk Pemimpin dalam Industri Jalan Tol (Sumber: Jasa Marga. Rapat Pleno IX KUPAS & GNIB. Rabu:16 April 2014)
Melihat potensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang diperkirakan terus tumbuh sehingga berdampak pada pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, serta melihat potensi bisnis jalan tol yang masih relatif tinggi dengan masih banyaknya peluang pembangunan jalan tol dan masih terus tumbuhnya volume lalu lintas pada ruas-ruas jalan tol yang telah beroperasi serta posisi keuangan yang kuat dan daya saing yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan Perseroan, pada tahun 2013 Perseroan melakukan transformasi untuk memperkokoh posisi industry leader di jalan tol dengan menetapkan Visi dan Misi Perseroan untuk 2017 dan 2022. Visi Tahun 2017: Menjadi perusahaan pengembang dan operator jalan tol terkemuka di Indonesia. Visi Tahun 2022: Menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.
6
Misi: -
Mewujudkan percepatan pembangunan jalan tol.
-
Menyediakan jalan tol yang efisien dan andal.
-
Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa.
Kemudian untuk menjalankan Misi Perseroan dan mencapai Visi Perseroan, Jasa Marga telah menyusun Tata Nilai yang menjadi Pedoman Prinsip (Guiding Principles) dalam Berperilaku (Behaviour) dan Membuat Keputusan (Decision Making), maka dilakukan review terhadap Tata Nilai Perseroan. Tata Nilai tersebut dibangun atas dasar tata empat nilai pokok yang diakui dan dikembangkan bersama, yaitu: Jujur, Sigap, Mumpuni dan Respek. Secara rinci arti dan penjelasan maksud dari Tata Nilai Perseroan adalah sebagai berikut: 1. J = Jujur Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu Jujur, adil, transparan dan bebas dari benturan kepentingan. 2. S = Sigap Jasa Marga sigap melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak peduli dan proaktif serta mengedepankan kehati-hatian. 3. M = Mumpuni Jasa Marga mumpuni dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif. 4. R = Respek. Jasa Marga respek terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi. Keempat nilai inilah yang menjadi nilai-nilai inti perusahaan dan landasan dalam interaksi Insan Jasa Marga dengan para stakeholders. Tata Nilai ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan Keputusan Direksi No. 50/KPTS/2013 tanggal 01 Maret 2013 tentang Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan. Berdasarkan kondisi latar belakang yang terdapat pada Jasa Marga tersebut dimana terdapat suatu perubahan pada nila-nilai yang menjadi landasan seluruh Insan Jasa Marga dalam berinteraksi dan berprilaku, maka Jasa Marga harus berupaya untuk melakukan sosialisasi terhadap tata nilai perusahaan tersebut secara terus-
7 menerus kepada segenap Insan Jasa Marga (Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan Perseroan, Karyawan yang ditugaskan di Anak Perusahaan dan instansi lainnya serta personil lainnya yang secara langsung bekerja untuk dan atas nama Perseroan) agar dapat dipahami secara baik dan dapat di implementasikan serta di jadikan landasan berperilaku guna mencapai visi dan misi perusahaan selanjutnya. Dalam melakukan upaya sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi tersebut, PR menjadi elemen yang penting. PR menjadi perantara budaya organisasi tersebut kepada anggota organisasi. Hal ini dikarenakan PR seharusnya menjadi bagian yang mengerti publik organisasi karena PR memiliki kedekatan dengan publiknya. Public Relations seperti yang di jelaskan oleh Bertram R. Canfield (Danandjaja, 2011: 19-20) memiliki fungsi diantaranya untuk mengabdi kepada kepentingan publik; memelihara komunikasi yang baik; dan ketika menjalankan fungsinya kegiatan public relations harus menitik beratkan kepada moral dan tingkah laku yang baik. Pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Corporate Secretary adalah unit kerja yang menjalankan fungsinya selaku Public Relations untuk bertanggung jawab dalam memelihara hubungan baik di dalam maupun di luar perusahaan terutama dalam hal memelihara dan mengelola komunikasi yang baik salah satunya dalam rangka membantu perusahaan untuk mengadaptasikan nilai nilai yang dimiliki sebagai budaya organisasi bagi seluruh lingkungan internal perusahaan pada khususnya dalam hal ini karyawan Jasa Marga. Dengan melakukan sosialisasi mengenai JSMR sebagai nilai-nilai perusahaan yang baru maka akan menuntun seluruh karyawan Jasa Marga untuk mengetahui, mengenal, dan memahami nilai-nilai tersebut sehingga dapat dijadikan landasan dalam berinteraksi dan berprilaku yang akan membawa pada suatu iklim komunikasi yang positif diantara karyawan. Sehingga mampu menguatkan budaya organisasi yang telah ditetapkan tersebut dalam upaya mendukung tercapainya keberhasilan suatu perusahaan dimasa mendatang. Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian yang telah dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, yaitu berjudul : “Sosialisasi JSMR Sebagai Nilai-Nilai Budaya Organisasi Kepada Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (Studi Deskriptif-Kualitatif Pada Sosialisasi Nilai-Nilai Jujur, Sigap, Mumpuni, dan Respek oleh Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk) dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan JSMR sebagai nilai-
8 nilai budaya organisasi yang terdapat pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk serta bagaimana sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan oleh Corporate Secretary selaku fungsi Public Relations kepada seluruh karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan karena setiap perusahaan yang memperbaharui budaya perusahaannya, harus melakukan sosialisasi budaya baru tersebut, sosialisasi dari budaya baru perlu dilakukan karena karyawan harus melakukan adaptasi kembali dengan budaya perusahaan yang baru agar dapat tercipta budaya perusahaan yang kuat. Budaya perusahaan yang kuat akan memiliki dampak yang lebih besar terhadap perilaku karyawan, di dalam budaya perusahaan yang kuat nilai-nilai inti organisasi dipegang teguh dan dijunjung bersama (Robbins & Timothy, 2008: 259). Ketika nilai-nilai di dalam organisasi dipegang kuat maka karyawan akan lebih memahami apa yang menjadi harapan dari perusahaannya dan ikut mewujudkan harapan tersebut. 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus kepada sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi kepada karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana makna JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk? 2. Bagaimana sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan oleh Corporate Secretary kepada karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk ? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1
Tujuan Mengacu pada permasalahan dan pertanyaan penelitian diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
9 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi yang terdapat pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana sosialisasi JSMR sebagai nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan oleh Corporate Secretary kepada seluruh karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
1.4.2 Manfaat 1.4.2.1 Manfaat Akademis : 1. Menjadi salah satu pra syarat kelulusan dan melengkapi penilaian akhir dalam penulisan skripsi peneliti pada jurusan Marketing Communication, khususnya peminatan Public Relations di Binus University. 2. Penelitian ini diharapkan dapat melihat penerapan teori-teori dan konsepkonsep mengenai Komunikasi, Budaya Organisasi, dan Professional Image yang sudah dipelajari selama kuliah dalam prakteknya di dunia bisnis. 3. Hasil penelitian diharapkan menjadi sumber referensi yang berguna bagi perkembangan teori dan konsep tentang Komunikasi, Budaya Organisasi, dan Professional Image pada masa mendatang. 1.4.2.2 Manfaat Praktis : 1. Sebagai bahan evaluasi mengenai bagaimana sosialisasi JSMR sebagai nilainilai budaya organisasi yang dilakukan oleh Corporate Secretary kepada seluruh karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 1.4.2.3 Manfaat Umum : 2. Memberikan gambaran secara umum mengenai bagaimana suatu sosialisasi yang harus dilakukan untuk mensosialisasikan nilai-nilai yang dianut di dalam perusahaan yakni JSMR (Jujur, Sigap, Mumpuni, dan Respek) sebagai budaya organisasi kepada seluruh karyawan yang terdapat di PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 3. Menambah pengetahuan dan sumber referensi bagi masyarakat mengenai pemahaman dalam pentingnya mengadaptasikan suatu nilai-nilai yang terdapat di dalam sebuah organisasi atau perusahaan sebagai landasan dalam
10 berinteraksi dengan seluruh anggota organisasi atau karyawan dalam suatu perusahaan.
1.5 Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka Pada bab ini akan diuraikan tentang penelitian sebelumnya (State of the Art), landasan konseptual atau teori-teori yang dapat dijadikan pedoman serta acuan bagi penelitian, yang berasal dari berbagai sumber literatur yang sesuai dengan pokok bahasan, dan kerangka pemikiran mengenai sosialisasi nilai-nilai sebagai budaya organisasi kepada seluruh karyawan dalam perusahaan.
Bab III
Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai pendekatan penelitian, tipe/jenis penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.
Bab IV
Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran obyek penelitian, yakni profil dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk serta hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V
Penutup Bab ini merupakan bagian akhir yang berisi uraian tentang kesimpulan
yang
dapat
diambil
dari
uraian
bab-bab
sebelumnya dan ditambahkan dengan beberapa saran yang dapat
memberikan
kontribusi
bagi
perusahaan
yang
bersangkutan agar dapat mempertahankan atau memperbaiki sosialisasi dari nilai-nilai yang dimiliki sebagai budaya organisasi yang telah dijalankan agar lebih baik dari sebelumnya.
11