BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah bisnis keluarga yang besar.
Sebagian besar dari populasi bisnis di Indonesia dimiliki dan dikendalikan oleh satu keluarga. Bahkan, di Indonesia banyak bisnis go public yang sahamnya masih dikuasai oleh keluarga. Peran keluarga menempati posisi strategis khususnya dalam mempertahankan kelangsungan hidup bisnis tersebut. Pernyataan ini di dukung oleh teori Menurut Donnelley (2002) mengatakan bahwa suatu organisasi dikatakan sebuah bisnis keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga tersebut dan memiliki pengaruh terhadap kebijakan bisnis (dalam Marpa, 2012, p.4). Hal ini menjadikan bisnis keluarga sebagai objek yang menarik untuk diteliti. Saat perusahaan atau bisnis didirikan, pada umumnya memiliki tujuan agar bisnis tersebut dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama. Namun
pada
kenyataannya, seringkali tujuan tersebut tidak dapat terwujud. Menurut penelitian, rata-rata umur bisnis keluarga kurang dari 25 tahun untuk 1 generasinya, karena peralihan antar generasi kurang berjalan mulus, dimana kurang lebih 70% bisnis keluarga gagal untuk meraih sukses ditangan generasi keduanya (Api Indonesia, 3 Maret 2009). Martin (2010) mengatakan di Indonesia, tak banyak bisnis keluarga yang dapat terus beroperasi sampai generasi ke empat (“Platform SAP Bantu Transisi dan Ekspansi Family Business”, 2013, Oktober). The Family Firm Institute (2012) menyatakan di Amerika Serikat hanya 30% dari family business yang berhasil sampai pada generasi kedua, hanya 12% yang mampu sampai ke generasi ketiga, dan hanya 3% yang dapat bertahan sampai generasi keempat . (dalam Hnátek, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Beckhard & Dyer di Amerika Serikat menunjukan bahwa bisnis keluarga mendominasi sekitar 95 persen dari total seluruh bisnis (dalam Suryadi, 2012). De Visscher & Bruel, (1994) juga menambahkan bahwa bisnis keluarga tersebut juga mencapai 40 – 60 persen dari pendapatan domestic bruto (PDB) dan menyerap sampai 50 persen tenaga kerja yang ada (dalam Suryadi, 2012).
1
2 Salah satu topik yang sangat penting adalah cara mempertahankan keberadaan bisnis keluarga. Dalam hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Venter, Merwe, dan Farrington (2013;70) faktor yang mempengaruhi kelangsungan bisnis keluarga antara lain adalah pihak yang memiliki kepentingan terhadap bisnis (stakeholder). Pihak ini antara lain adalah generasi senior (senior generation), generasi yang sedang menjabat (incumbent generation), keluarga yang tidak aktif (non active family), dan anggota yang bukan keluarga (non family member) yang berada di dalam bisnis. Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi pada bisnisnya karena mereka ingin mempertahankan bisnisnya agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, bisnis keluarga cenderung memiliki kinerja yang lebih unggul daripada bisnis nonkeluarga. Pada bisnis keluarga yang anggotanya terlibat aktif dalam pengelolaan bisnis ternyata menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bisnis nonkeluarga atau yang dimiliki oleh masyarakat luas. Namun, pengaruh positif kepemilikan keluarga itu tidak berlaku apabila keluarga tersebut hanya bertindak sebagai investor. Kinerja bisnis akan baik hanya jika anggota keluarga pemilik bisnis terlibat secara aktif dalam pengelolaan bisnis. Pemilik bisnis keluarga memiliki motivasi untuk melindungi eksistensi bisnis agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, maka ia cenderung terlalu menghindari risiko, dan mengurangi kemungkinan kegagalan bisnis sehingga melakukan diversifikasi usaha yang tidak meningkatkan nilai bisnis. Barclay dan Holderness dalam Venter, Merwe, dan Farrington (2013;70) mengemukakan argumen yang berbeda. Apabila sebelumnya dinyatakan bahwa CEO yang berasal dari keluarga pemilik mendorong peningkatan kinerja bisnis, Barclay dan Holderness Venter, Merwe, dan Farrington (2013) berpendapat bahwa kepemilikan yang terpusat mengurangi kesempatan orang lain yang lebih kompeten. Hal ini berakibat pada kinerja bisnis yang tidak maksimal. Pemilik bisnis keluarga juga lemah dari segi independensi. Kecenderungan untuk patuh dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan keluarganya menyebabkan pemilik bisnis keluarga tidak dapat bersikap independen dan profesional dalam mengelola bisnis. Hal ini bertentangan dengan prinsip independensi dalam good corporate governance yang melarang adanya dominasi dan intervensi satu pihak terhadap pihak lain dalam bisnis. Apabila pemilik bisnis keluarga tidak mampu bersikap independen dan
3 profesional dalam mengelola bisnis, maka bisnis tersebut tidak dapat mencapai sistem tata kelola yang baik (good corporate governance). Good corporate governance berkaitan erat dengan kinerja bisnis sehingga ketidakmampuan mengelola bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance sama artinya dengan kinerja yang rendah. Seperti yang dijabarkan sebelumnya bahwa bisnis di Indonesia mayoritas dikuasai oleh bisnis keluarga dan banyak yang mengalami kegagalan namun tidak sedikit pula bisnis keluarga yang dapat bertahan sampai saat ini. Hal tersebut dapat dikarenakan beberapa faktor dan salah satu faktor yang dirasa berpengaruh adalah stabilitas dan ukuran pasar dari produk yang ditawarkan. Semakin besar pasar yang dimiliki, semakin stabil pasar dari produknya, semakin sukses dan bertahan pula bisnis keluarga tersebut. Indonesia merupakan negara dengan penduduk beragama muslim terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari total keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia, 88,1% persen atau sekitar 205 juta jiwa beragama islam. Jumlah tersebut juga merupakan 12,7 % dari total penganut islam di dunia. Karena hal tersebut, maka segala produk yang berhubungan dengan agama Islam memiliki pasar yang sangat besar di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pasar dari pakaian muslim. Hampir di setiap sentra penjualan pakaian di Indonesia didominasi oleh para pedagang pakaian muslim dan mayoritas merupakan bisnis keluarga. Beberapa contoh seperti pasar Aur di Bukit Tinggi, pasar Kapasan di Surabaya, pasar Butung di Makasar, dan sebagainya. Namun tempat penjualan pakaian muslim yang paling terkenal di Indonesia adalah Pusat Grosir Metro Tanah Abang di Jakarta. Pusat Grosir Metro Tanah Abang dikenal sebagai pasar modern perdagangan tekstil terbesar di Jakarta. Terkenalnya Pusat Grosir Metro Tanah Abang tidak hanya di Jakarta, tetapi juga luar kota Jakarta, Luar pulau Jawa bahkan luar negeri mengenalnya sebagai pusat grosir textile dan pakaian dari jaman dahulu sampai sekarang. Memenuhi selera pasar dengan kebutuhan, kesukaan, dan kemampuan yang berbeda-beda, bisa dilakukan oleh Pusat Grosir Metro Tanah Abang. Pusat Grosir Metro Tanah Abang berbentuk gedung dengan tinggi 13 lantai, Lantai LG sampai lantai 6 dijadikan sebagai tempat bisnis, lantai 7 sebagai kantor pengelola, pusat perbankan, dan lantai 8 sampai 11 dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan. Setiap lantai dibagi dalam 2 bagian yaitu Metro 1 dan Metro 2. Pada bagian Metro baru terdiri dari 3 blok yang masing-masing blok terdiri dari puluhan
4 toko yang berbeda. Pada Metro 2 pun memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda dengan sistem blok. Metro 2 memiliki luas yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Metro 1. Pusat Grosir Metro Tanah Abang buka dari hari Senin – Sabtu dengan jam operasional gedung mulai dari jam 05.00 WIB – 17.00 WIB. Hari Senin dan Kamis menjadi hari yang paling ramai mendapat kunjungan dari para pembeli tiap minggunya dan jam 06.00 WIB – 10.00 WIB menjadi waktu kesukaan para pembeli untuk berbelanja. Hal ini dikarenakan pada pagi hari stok barang di setiap toko masih banyak sedangkan bila sudah siang, barang di setiap toko sudah banyak yang terjual. Jumlah pengunjung rata-rata tiap harinya berkisar di angka 3.000 orang dan akan bertambah 100% khusus pada hari Senin dan Kamis. Omset perbulan tiap toko sangat beragam tergantung dari barang yang diperdagangkan, jumlah stok dan jenis barang serta jumlah pelanggan atau client yang dimiliki. Pusat Grosir Metro Tanah Abang sudah berdiri puluhan tahun yang lalu namun pemilik usaha/tenant tidak banyak mengalami perubahan. Oleh sebab itu, mayoritas pemilik tenant adalah berbasis pada bisnis keluarga. Pemilik tenant sebagian besar sudah di wariskan kepada generasi kedua. Mayoritas pedagang di Pusat Grosir Metro Tanah Abang adalah bergerak di bidang pakaian muslim. Pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang tersebar di setiap lantai yaitu lantai Lower Ground sampai dengan lantai enam. Namun yang paling terkenal dan yang menjadi sentra untuk pakaian muslim berada di lantai Ground dan Lower Ground. Karena hal tersebut, Pusat Grosir Metro Tanah Abang merupakan subjek yang menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Menurut Farrington dan Venter (2010: 83) faktor yang mempengaruhi kesuksesan bisnis keluarga adalah keterlibatan generasi terdahulu, anggota bukan keluarga, dan anggota keluarga lain. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis
tertarik
untuk
meneliti pengaruh
beberapa
pihak
yang
berkepentingan terhadap kesuksesan bisnis keluarga. Penelitian ini dipaparkan dalam bentuk proposal dengan judul “Pengaruh Keterlibatan Generasi Terdahulu, Anggota Bukan Keluarga, dan Anggota Keluarga Lain terhadap Kesuksesan Bisnis Keluarga Pedagang Pakaian Muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta”
5 1.2
Formulasi Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh keterlibatan generasi terdahulu terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta ? 2. Apakah terdapat pengaruh keterlibatan anggota bukan keluarga terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta ? 3. Apakah terdapat pengaruh keterlibatan anggota keluarga lain terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta ? 4. Apakah terdapat pengaruh keterlibatan generasi terdahulu, anggota bukan keluarga, dan anggota keluarga lain terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta ?
1.3
Ruang Lingkup Penelitian Karena keterbatasan biaya, waktu dan tenaga maka diperlukan pembatasan
masalah dalam penelitian ini. Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup: 1. Populasi yang diteliti adalah bisnis keluarga yang berada di lantai Ground dan Lower Ground di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta 2. Observasi dilakukan hanya kepada pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta 3. Observasi dilakukan pada tahun 2015.
1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan generasi terdahulu terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta 2. Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan anggota bukan keluarga terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta
6 3. Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan anggota keluarga lain terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta 4. Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan generasi terdahulu, anggota bukan keluarga, dan anggota keluarga lain terhadap kesuksesan bisnis keluarga pedagang pakaian muslim di Pusat Grosir Metro Tanah Abang Jakarta. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pihak akademisi, sebagai tambahan bahan kajian dalam bidang entrepreneurship. 2. Bagi penulis, dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang entrepreneurship dan fakta yang ada di Indonesia untuk saat ini dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan bisnis keluarga. 3. Bagi peneliti berikutnya, dapat dipakai sebagai bahan melalui kelebihan dan kelemahan dalam penelitian ini. 4. Memberikan
sumbangan
pemikiran
kepada
teori-teori
dalam
hal
entrepreneurship. 1.6
State Of Art (Tinjauan Pustaka) Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya
pengaruh keterlibatan generasi terdahulu, anggota bukan keluarga, dan anggota keluarga lain terhadap kesuksesan bisnis keluarga:
Tabel 1.1 State Of Art Judul
No
Metode
Nama Jurnal
1.
Analisis
SAJESBM
The
Shelley
Tujuan utama dari
Statistik
Volume 3,
influence of
Farrington
penelitian ini adalah
(2011)
family and
and Elmarie
untuk mengevaluasi
non-family
Venter
dampak dari anggota
Jurnal
Penulis
Keterangan
stakeholders
keluarga dan bukan
on family
anggota keluarga
7
No
Metode
Nama Jurnal
Judul Jurnal
Penulis
Keterangan
business
terhadap kesuksesan
success
bisnis keluarga. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
2.
Analisis
The impact of
The impact
E. Venter, S.
tujuan utama dari
Statistik
selected
of selected
van der
penelitian ini adalah
stakeholders on stakeholders
Merwe & S.
untuk mengevaluasi
family business
on family
Farrington
dampak dari stakeholder
continuity and
business
family harmony continuity
yang dipilih, yaitu anggota non-keluarga,
and family
anggota keluarga tidak
harmony
aktif, generasi senior dan generasi menjabat pada keberhasilan bisnis keluarga. Sukses, untuk tujuan penelitian ini, diukur dengan menggunakan dua variabel, keharmonisan keluarga dan dirasakan kelangsungan masa depan. Data yang dikumpulkan pada berbagai macam analisis statistik. Validitas alat ukur dinilai dengan cara analisis faktor eksploratori dan kehandalan dengan menghitung koefisien alpha Cronbach.
8
No
Metode
Nama Jurnal
Judul Jurnal
Penulis
Keterangan Hubungan yang diusulkan dalam model hipotesis dinilai dengan menggunakan model persamaan struktural
3.
Analisis
AGORA Vol.
Perancangan
Francisca Lily
penelitian ini bertujuan
Statistik
2, No. 2,
Model
dan Maria
untuk mendeskripsikan
(2014)
Suksesi yang Praptiningsih
perencanaan suksesi dan
Efektif pada
merancangkan model
Perusahaan
suksesi yang efektif di
Keluarga
PT. ABC.
PT.ABC
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi, dalam penentuan narasumber menggunakan purposive sampling, dan untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber
4.
Analisis
AGORA Vol.
Succesion
Mikhail
Penelitian ini merupakan
Statistik
1, No. 3,
Plan pada
Yuwono
penelitian tentang
(2013)
Perusahaan
Sutiknodan
penerapan Succession
Keluarga
Ronny H.
Plan yang dilihat dari
PT.Ria Putra
Mustamu
pra suksesi, proses
Metalindo
suksesi sampai paska suksesi. Kemudian peneliti
9
No
Metode
Nama Jurnal
Judul Jurnal
Penulis
Keterangan mengum-pulkan data dengan metode wawancara dan observasi. Setelah mendapatkan data, peneliti memastikan keab-sahan data dengan metode trianggulasi sumber, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara dengan datadata tertulis PT. Ria Putra Metalindo dan juga hasil pengamatan.
5.
Analisis
AGORA Vol.
Tahap
David
Penelitian ini bertujuan
Statistik
2, No. 2,
Perencanaan
Octaviano
untuk menganalisis
(2014)
Suksesi pada
Edy dan
tahapan perencanaan
Perusahaan
Maria
suskesi pada perusahaan
Keluarga
Praptiningsih
keluarga PT. XXX,
PT. XXX di
termasuk di dalamnya
Surabaya
peran anggota keluarga dan kriteria suksesor. Teknik penetapan narasumber diambil dengan cara purposive sampling dengan menggunakan tiga orang responden dan dianalisis secara kualitatif.
10