BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari banyak kepulauan
sudah selayaknya kita dapat memanfaatkan potensi laut secara optimal untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Salah satu syarat untuk mengoptimalkan seluruh potensi laut adalah dengan melakukan pembangunan industri kelautan yang juga membutuhkan fasilitas pendukung yaitu kapal. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyiapkan peta jalan (road map) pembangunan industri perkapalan di Indonesia tahun 2012-2025. Industri ini pun diharapkan bisa memproduksi dan mereparasi semua jenis kapal dari yang berukuran kecil hingga besar. Saat ini, jumlah pelaku industri galangan kapal nasional telah mencapai 250 perusahaan, dengan potensi kapasitas produksi mencapai 700 ribu DWT. Sedangkan segmen reparasi sebenarnya sudah mampu melayani kapal hingga kapasitas 10 juta DWT. Namun, industri kapal nasional baru mampu membangun kapal berukuran 50 ribu DWT dan reparasi untuk 150 ribu DWT. Ketua Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri Indonesian National Shipowner's Association (INSA) Djoni Sutji menyampaikan, investasi pengadaan armada kapal di Indonesia sepanjang tahun 2005-2014 mencapai US$ 14 miliar (Rp 135,28 triliun). Angka tersebut masih akan terus bertambah karena kebijakan pelayaran di dalam negeri harus dilayani kapal berbendera nasional (cabotage). Menurut dia, hingga sebelum diberlakukannya asas cabotage pada Mei 2011, jumlah kapal yang beroperasi di dalam negeri baru berjumlah sekitar 6 ribu unit dengan kapasitas 6 juta gross tonage (GT). Sekarang, jumlahnya telah meningkat menjadi 11.600 unit dengan kapasitas 18,4 juta GT. "Investasi perkapalan akan terus bertambah, terutama karena semakin banyaknya permintaan di sektor offshore (lepas pantai). Seiring dengan perkembangan industri, begitu juga dengan perkembangan sarana transportasi laut yang sangat cepat tentunya mempengaruhi keselamatan bagi para penggunanya. Semakin banyak kapal yang beroperasi tentunya semakin banyak pula resiko yang didapat. Karena semakin banyaknya kapal yang beroperasi dan
1
2 semakin banyak resiko yang di dapat, maka dunia perkapalan membutuhkan lifeboat sebagai kapal penyelamatan disaat kondisi darurat. PT. Kitasindo Utama hadir sebagai perusahaan yang bergerak di bidang peralatan keselamatan laut seperti Inflatable Liferaft, Pemadam Kebakaran, Self Contained Breathing Apparatus, Lifeboat, Penyelamatan Boat, penyediaan makanan dan minuman darurat yang berlokasi di Jl. Mundu No. 25 Lagoa Koja, Jakarta 14270. PT. Kitasindo Utama telah menjadi perusahaan terkemuka di keamanan laut karena Memiliki surveyor / teknisi terlatih dan disetujui oleh sertifikat kelas dunia. PT. Kitasindo Utama juga didukung oleh fasilitas lengkap sehingga membuat perusahaan sebagai stasiun layanan yang berkualitas. PT. Kitasindo Utama memiliki visi yaitu, menjadi perusahaan terkemuka di pangsa pasar nasional dan mampu menembus pangsa pasar internasional dengan misi berkomitmen untuk memberikan layanan yang dapat memuaskan pelanggan dan memberikan produk berkualitas tinggi sesuai dengan standar nasional dan internasional yang dibutuhkan pelanggan. PT. Kitasindo Utama mengalami kendala pada penyelesaian waktu produksi lifeboat, dikarenakan waktu penyelesaian produksi lifeboat selalu tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini didukung juga dengan banyaknya permintaan konsumen. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode Project Management untuk mengetahui berapa lama waktu produksi lifeboat dapat diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu produksi lifeboat dengan metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method - Metode Jalur Kritis) serta dengan Crash Program. Sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan produksi lifeboat.
3
Unit Lifeboat
Tabel 1.1 Data Penjualan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Lifeboat
2011
2012
2013
2014
Tahun
Sumber: PT. Kitasindo Utama
Adapun beberapa project yang mengalami keterlambatan produksi lifeboat yaitu :
Tabel 1.2 Project lifeboat PT. Kitasindo Utama No.
1
2 3
Client PT. Pertamina Perkapalan
Name MT. Merbau
Schedule
Actual
Start
Finish
Start
finish
09-09-
09-11-
09-11-
11-11-
2015
2015
2015
2015
2 hari
MT. Paluh
11-07-
11-09-
11-07-
15-09-
Perkapalan
Tabuan
2008
2008
2008
2013
PT. Barron
Sekolah
08-06-
08-08-
08-08-
09-08-
International
BST
2012
2012
2012
2012
Sekolah
04-08-
04-10-
04-08-
18-10-
14
BST
2011
2011
2011
2011
hari
Penerbangan
Sekolah
10-08-
10-10-
10-08-
Indonesia
Penerbangan
2010
2010
2010
Pariwisata Bali International Sekolah Tinggi
5
Late
PT. Pertamina
Sekolah Tinggi 4
Project
(STPI) Sumber: PT. Kitasindo Utama
4 hari
1 hari
14102010
7 hari
4 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah di bahas pada subbab diatas, maka
dapat diidentifikasi masalah dan dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapakah waktu yang dapat dioptimalkan pada produksi lifeboat PT. Kitasindo Utama ? 2. Berapakah total biaya produksi yang dihasilkan oleh project tcrash?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui manajemen proyek yang optimal untuk produksi lifeboat di PT. Kitasindo Utama 2) Untuk mengetahui total biaya produksi yang diperoleh dari crash project.
1.4
Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mengacu pada produksi pembuatan lifeboat
dengan menerapkan project management untuk mengatasi keterlambatan produksi yang sering terjadi di PT. Kitasindo Utama sehingga produksi lifeboat dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang diharapkan. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1) Terhadap Perusahaan Dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai metode penjadwalan yang memberikan solusi standar waktu dalam memproduksi lifeboat. 2) Terhadap Pembaca Dapat menambah ilmu dan wawasan baru jika pembaca ingin memulai bisnis serta meningkatkan pengetahuan dalam mengaplikasikan project management . 3) Terhadap Peneliti Selanjutnya Dapat menambah pengetahuan dan menjadi referensi penelitian tentang cara mengatur penjadwalan yang tepat dan juga dapat menjadi bekal untuk terjun dalam dunia kerja nantinya.
5 1.6
State of The Art
Tabel 1.3 State of The Art Subjek
Jurnal
Pengarang
Keterangan
Critical Path
Pengaruh
Juan Sebastian
Hasil dari
Management
percepatan durasi
Simatupang A.K.T.
penelitian ini
terhadap waktu
Dundu, Mochtar Sibi,
adalah mekanisme
pada proyek
2015
pengendalian
kontruksi
waktu dengan
pembangunan
CPM (Critical
persekolahan eben
Path Method)
haezar Manado
pada proyek
(Jurnal Sipil
pembangunan
Statitik vol 3(5)
Persekolahan
281-280 ISSN
Eben Haezar
2337-6732, 5 Mei
Manado diperoleh
2015)
kesimpulan sebagai berikut yaitu ada perencanaan penjadwalan diperoleh hasil waktu pelaksanaan proyek untuk Sloof 40x60 K300 14 (lebih cepat 3 hari dari rencana awal 17 hari), dan beberapa pekerjaan lainnya yang berada di jalur kritis,
6 Subjek
Jurnal
Pengarang
Keterangan percepatan ini bisa mengurangi durasi total perencanaan proyek yang sebelumnya 163 hari menjadi 145 hari (lebih cepat 18 hari), dengan total biaya pekerjaan yang awal sebelum adanya percepatan adalah Rp.290,700,000 meningkat menjadi Rp.317,925,000 setelah dilakukan percepatan..
PERT and
Application of
S.Shanmugasundaram, Dalam jurnal ini,
CPM
project scheduling
V.Mathan Kumar,
membahas
and cost analysis
2015
tentang jaringan
using PERT and
waktu yang
CPM (International
ditunjukkan pada
Journal of in
langkah-langkah
Multidisciplinary
yang telah
and Academic
disebutkan.
Research vol 4(2)
Sehingga durasi
ISSN 2278-5973,
proyek minimum
April 2015).
adalah 25 minggu. Maksimum (lengkap)
7 Subjek
Jurnal
Pengarang
Keterangan menerjang jaringan dari 41 minggu sampai 25 minggu. Dapat dilihat bahwa semua kegiatan pada jalur kritis yang bisa jatuh sesuai kondisi tertentu mungkin terjadi untuk lebih kecelakaan jaringan proyek.
PERT and
Project
CPM
and using CPM
Planning Wallace Agyei, 2015 Shceduling PERT
and
Techniques
with
Linear
Programing
Case
Hasil dari penelitian ini adalah untuk menemukantradeoff antara biaya dan minimum
Study (International
diharapkan waktu
Journal of Scientific
yang akan
and
dibutuhkan untuk
Technology
Research vol 4 (8)
menyelesaikan
ISSN
proyek
2277-8616,
Agustus 2015)
pembangunan. Kedua metode jalur kritis (CPM) dan evaluasi proyek dan teknik tinjauan (PERT) digunakan untuk analisis. Kegiatan
8 Subjek
Jurnal
Pengarang
Keterangan yang dijalani menabrak kedua waktu dan biaya menggunakan pemrograman linier, membuka jalan ini untuk penentuan jalur kritis. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa waktu sesingkat mungkin untuk menyelesaikan proyek bangunan dianalisis adalah 40 hari, bukan durasi yang diharapkan dari 79 hari. Ini berarti bahwa melalui penjadwalan yang tepat dari kegiatan, waktu penyelesaian yang diharapkan berkurang 39 hari.
Project
Analisa
Management
penjadwalan proyek
penelitian
dengan
adalah
PERT
Irwan Raharja, 2014
metode di
PT.
Hasil
dari ini waktu
penyelesaian
9 Subjek
Jurnal Hasana
Pengarang
Keterangan
Damai
untuk awal adalah
Putra
Yogyakarta
201 hari dan untuk
pada
proyek
perumahan sari.
usulan
tirta
(dipercepat)
Jurnal
adalah selama 168
BENTANG Vol. 2
hari,
sehingga
No. 1 Januari 2014
terjadi
efisiensi
waktu selama 33 hari. CPM dan analysis
method Implementasi PERT Critical
Dadang
Syarif Implementasi
Path Sihabudin Sahid, 2012 metoda
CPM
Method dan PERT
memberikan
analysis
waktu
pada
proyek
Global
Technology Local
for
Community.
Tahun 2012 , 14-22
penyelesaian proyek lebih cepat 5
minggu
dari
yang direncanakan, tetapi memberikan jalur kritis yang lebih
banyak,
sehingga memerlukan kerja keras
dalam
monitoring
dan
pengendalian proyek Implementasi PERT menghasilkan waktu penyelesaian lebih
10 Subjek
Jurnal
Pengarang
Keterangan lama dibandingkan dengan
CPM,
tetapi dengan jalur kritis yang lebih sedikit dan masih lebih
cepat
dibandingkan dengan
durasi
yang direncanakan dengan
tingkat
keberhasilan sebesar 92,46%. Sumber: Penelitian Terdahulu