BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini berada ditahap perkembangan di mana terdapat
banyak
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia tahun 2015 berkisar 7.552 yang
berada
di
DKI
Jakarta
(Suryamin,
2015:xxiv)
(http://jakarta.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Direktori-Perusahaan-KonstruksiDKI-Jakarta-2015.pdf). Pekerjaan konstruksi sangat membantu di bidang pembangunan dan mendukung tumbuh dan perkembanganya di dunia industri. Kegiatan konstruksi melibatkan kegiatan manajemen proyek di mana terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai ketepatan biaya, waktu, dan kualitas. Hansen (2015:3) berpendapat bahwa industri konstruksi secara umum adalah segala kegiatan atau usaha yang berkaitan dengan penyiapan bahan material, penyiapan lahan dan proses konstruksi, perubahan, perbaikan terhadap bangunan, struktur dan fasilitas terkait lainya. Dalam melaksanakan kegiatanya, sebuah proyek harus memiliki manajemen yang baik agar digunakan dengan efektif sehingga tidak berada di luar perencanaan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah pembelian bahan material. Untuk mencapai semua itu di perlukan manajemen operasi yang baik di perusahaan. Leseure (2010:5) berpendapat bahwa Manajemen Operasi adalah fungsi bisnis yang berhubungan dengan manajemen dari semua proses yang terlibat langsung dengan barang dan jasa kepada pelanggan. Dalam proses pengerjaan proyek seringkali terjadi masalah yang dihadapi perusahaan. Salah satunya adalah keterlambatan pengerjaan akibat bahan material yang diperlukan tidak mencukupi. Selain itu perusahaan kerap kali mengalami kelebihan persediaan yang secara tidak langsung meningkatkan biaya persediaan dengan mengeluarkan biaya untuk menyewa gudang karena gudang yang terserdia tidak mampu menampung kelebihanya dan tentunya di tambah biaya perwatan. Hal ini terjadi karena perusahaan belum mengetahui metode yang tepat untuk mengetahui perencanaan pembelian barang persediaan yang akan digunakan dalam pengerjaan proyek.
1
2 Oleh sebab itu, dibutuhkan peramalan permintaan agar dapat mengetahui metode yang tepat untuk perencanaan pengendalian persidaan bahan baku untuk kegiatan proyek dan pengendalian persediaan dan menghitung hal-hal yang mempengaruhi persediaan perusahaan, seperti permintaan konsumen, jumlah pemesanan ekonomis, dan biaya optimal. PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk adalah perusahaan yang berdiri di bidang konstruksi dengan keterlibatan bisnis dalam penyediaan bahan material, desain konstruksi, teknik, pengadaan dan konstruksi bangunan, infrastruktur dan tanaman. Pada saat ini PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk menghadapi masalah pada jumlah persediaan material yaitu
besi beton sehingga seringkali
mengalami kelebihan. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka perusahaan dapat mengalami kerugian karna perusahaan mengluarkan biaya tambahan . Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dicatat oleh perusahan di bawah ini
Tabel 1.1. Data Persediaan Besi Beton 16-23 Mm/Kg Periode November 2015Januari 2016 Persediaan Total Biaya besi beton Perminta- PerbedaHarga Pembelian Bulan 16-23 mm an an per/kg Persediaan Besi / kg Beton 2014 Nov 40000 38000 2000 Rp9.000 Rp 360.000.000
2015
Des
42000
32000
10000
Rp9.000
Rp 378.000.000
Jan
42200
34000
8200
Rp9.000
Rp 379.800.000
Feb
41000
35500
5500
Rp9.000
Rp 369.000.000
Mar
40000
34000
6000
Rp9.000
Rp 360.000.000
Apr
41200
35000
6200
Rp9.000
Rp 370.800.000
Mei
43000
32000
11000
Rp9.000
Rp 387.000.000
Juni
45000
32200
12800
Rp9.000
Rp 405.000.000
Juli
42000
35000
7000
Rp9.000
Rp 378.000.000
Agust
41000
30800
10200
Rp9.000
Rp 369.000.000
Sept
42800
32000
10800
Rp9.000
Rp 385.200.000
Okt
42000
31000
11000
Rp9.000
Rp 378.000.000
Nov
44000
31000
13000
Rp9.000
Rp 396.000.000
Des
41000
32000
9000
Rp9.000
Rp 369.000.000
Sumber: PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
3
Ukuran Gudang
Kapasitas
10 m x 8 m
< 5000 kg Besi Beton
Berdasarkan data tersebut perusahaan seringkali mengalami kelebihan persediaan besi beton. Permasalahan tersebut dapat menimbulkan kerugian dari segi biaya karena perusahaan mengluarkan biaya untuk sewa gudang dan perawatan. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan penulis ingin mengusulkan suatu metode peramalan dan metode untuk mengetahui jumlah permintaan pada periode berikutny, pemesanan ekonomis dan titik pemesanan ualng pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian dengan Judul “Analisis pengendalian besi beton dengan metode forecasting dan Economic Order Quantity (EOQ) (Studi pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk” 1.2 Formulasi Masalah 1. Metode peramalan manakah yang paling tepat untuk digunakan dalam meramalkan permintaan besi beton pada periode berikutnya pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk? 2. Bagaimanakah cara menentukan jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) agar tidak mengalami kelebihan jumlah persediaan besi beton atau kekurangan jumlah persediaan pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk? 3. Berapakah titil pemesanan ulang atau Reorder point pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk? 1.3 Ruang Lingkup Ruang Lingkup penelitian ini akan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan Metode yang tepat untuk meramalkan dan mengendalikan persediaan perusahaan PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk, yang meliputi: 1. Metode dan peramalan persediaan bahan material besi beton untuk periode selanjutnya. 2. Pengendalian Persediaan bahan material besi beton dengan metode EOQ. 3. Titik pemesanan ulang atau Reorder point.
4 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui metode peramalan yang tepat untuk digunakan dalam meramalkan permintaan besi beton pada periode berikutnya pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. 2. Mengetahui berapa jumlah pemesanan ekonomis agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan besi beton pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. 3. Mengetahui titik pemesanan ulang atau reorder point pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut: • Bagi Perusahaan Dengan penelitian yang dilakukan, perusahaan diharapkan dapat mengetahui metode permalan yang tepat untuk meramalkan persediaan besi beton pada periode selanjutnya sehingga tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan pada saat proses pengerjaan proyek. Perusahaan juga dapat mengetahui pemesanan ekonomis dan mengetahui titik pemesanan ulang persediaan besi beton pada PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. • Bagi Penulis Dengan penelitian yang dilakukan,diharapkan dapat mendapat pengetahuan tentang tentang peramalan dengan metode-metodenya dan pengendalian persediaan dengan metode Enonomic Order Quantity atau (EOQ) dan titik pemesanan ulang atau Reorder Point. • Bagi Pembaca Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para pembaca dapat mendapat tambahan pengetahuan dan mendapatkan solusi tentang peramalan dan pengendalian persediaan yang berguna untuk kedepannya.
5 1.6 State of the Art
Metode Penelitian Forecasting
Tabel 1.2 Tabel State of The Art Nama Jurnal
Hasil Penelitian
Peneliti Bipasha Maity &
Forecasting Gdp
Berdasarkan hasil
Bani Chatterje
growth rates of
penelitian
(2012)
India: An
didapatkan hasil
Empirical Study.
penelitian ini
Vol. 1, No. 9,
memeliki beberapa
2012.
implikasi penting bagi para pembuat kebijakan dan manajer. Kebijakan tersebut berhubungan dengan makro seperti investasi asing langsug, Investasi institusi asing
Forecasting &
Syed Adeel
Implementation
EOQ dan MRP yag
Inventory
Haneed Zaidi,
of Inventory
dihitung merupakan
Sharfuddin Ahmed Management
komponen yang
Khanm Fikri
System in a
berbeda yang
Dweiri (2012)
Furniture
diidentifikasi dari
Company: A Real biaya efektif. Untuk Case Study
penelitian lebih
Vol. 1,No. 9,
lanjut, teknik
2012.
optimasi yang memadai dapat berguna dengan metode peramalan
6 probabilistic.
Economic Order
Sakon
The modification
Study Kasus adalah
Quantity (EOQ)
Wongmongkolrit,
of EOQ Model
di bagian suku
Bordin
under the Spare
cadang yang disebut
Rassameethes
Parts Discrete
sebagai Tilt Tray
(2011)
Demand: A Case
Sorter.
Study of Slow Moving Items.
Inventory
Adeyemi and A.
Inventory
Menunjukan
O. Salami Plant Management:
A bahwa bahan unit
(2010)
of manajemen harus
Tool Optimizing
memperhatikan
Resources in a pertumbuhan Manufacturing
penjualan
Industry
bertahun-tahun dan
selama
A Case Study sehingga of
Coca-Cola mempertimbangkan,
Bottling Company,
yang
jelasrelevansi
Ilorin penjualan dan biaya
S. L
produksi
dalam
membuat kepdutusan berkaitauygn dengan persediaan Inventory
Brandon
M.
The
Hasil dari CFA
Turner, Hye Bin Maximization
menyarankan bahwa
Rim,
model tiga
E.Betz,
Nancy Inventory. Thomas Judgment
E.Nygren. (2012
faktor
and yang terdirikesulitan
Decision Making, keputusan, Vol. 7, No. 1, pencarian alternatif, January 2012, pp. dan
satisficing
7 48–60
sesuai dengan data dengan baik. Karena ketiga
faktor
ini
sangat berbeda, kita memperlakukan mereka
sebagai
skala terpisah dalam maksimalisasi Persediaan. Untuk Maksimalisasi Inventarisasi, alpha
nilai
Cronbach
adalah 0,89 untuk kesulitan keputusan, 0.82 untuk alternatif mencari dan 0.72 untuk
satisficing.
Untuk Maksimalisasi yang Skala
dan
Maksimalisasi skala Tendensi, nilai-nilai Alpha
Cronbach
yang 0,76 dan 0,84, masing-masing. Meja
2
menunjukkan interkorelasi
dari
Maksimalisasi Persediaan timbangan
dengan
Skala Maksimalisasi
8 dan
Maksimalisasi
Skala kecenderungan. Seperti ditunjukkan, kesulitan keputusan kami
skala
paling
yang sangat
berkorelasi
dengan
Maksimalisasi skala yang
diharapkan
karena keputusan
kesulitan adalah
salah satu dari dua komponen paling
yang menonjol
Maksimalisasi yang Skala
(bersama
dengan
pencarian
alternatif). Alternatif kami
skala
pencarian
cukup
berkorelasi
positif
dengan kedua skala.
9