BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan, suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot – otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Olahraga menembak merupakan salah satu cabang olahraga yang berada dibawah naungan KONI atau Kominte Olahraga Nasional Indonesia. Olahraga menembak mulai menjadi cabang olahraga saat diresmikannya pada tahun 1950, lalu pada tanggal 17 Juli 1960 organiasasi yang menaungi olahraga menembak dibentuk dengan nama PERBAKIN. (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia). Sejak olahraga menembak diresmikan laju pertumbuhan olahraga ini mulai berkembang dan mulai bermunculan atlet-atlet baru yang mulai mengikuti berbagai kejuaraan menembak yang ada pada event olahraga semacam PON, SEA Games, Asian Games, hingga Olympic Games. PB Perbakin (2012)
1
mengatakan Indonesia memiliki prestasi yang baik dalam cabang olahraga menembak. Namun sejak menjadi juara umum pada SEA Games 1997, prestasi Indonesia menurun drastis dan menempatkan diri dibawah Vietnam, Malaysia dan Singapura. Minimnya pelatihan yang berkelanjutan dan berkesinambungan terhadap atlet – atlet menembak menjadi salah satu pemicu menurunnya prestasi atlet menembak. Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menghimbau kepada pengcab Perbakin seluruh Indonesia untuk mampu meningkatkan prestasi para atletnya, serta menjaring atlet muda baru, maka dari itu diadakan beberapa kejuaraan menembak salah satunya pada Pengcab Perbakin Bali yang diselenggarakan oleh Perbakin Cabang Denpasar yakni kejuaraan menembak Piala Walikota Cup Open Tournament, yang diselenggarakan pada tanggal 2628 Februari 2010 lalu dengan total jumlah peserta sebanyak 120 peserta lalu dari kejuaraan menembak Kapolresta Cup ke-1 pada tanggal 27-29 Juni 2014 dengan jumlah partisipasi peserta sebanyak
112 peserta selanjutnya kejuaraan
menembak di Lapangan Tembak Wirayuda Desa Girimas, Kecamatan Sawan Buleleng yang diadakan tanggal 25 Agustus 2014. Adapun kegiatan lomba ini ditujukan untuk mempersiapkan para atlet dalam Pekan Olahraga Nasional Remaja (PON) Remaja, Sea Games XXVIII Singapura dan PON XIX/2016. Sekretaris Umum Pengprov Perbakin Provinsi Bali, Gede Kusuma Wijaya menjelaskan bahwa, latihan menembak saat ini hanya bergantung kepada lapangan tembak Bhayangkara milik Polda Bali di Tohpati Denpasar, pola ketergantungan saat berlatih atau melakukan pembinaan menjadi tidak efektif, karena harus bergantian untuk memperoleh jadwal latihan. Apabila Pemprov Bali membangun fasilitas lapangan tembak yang lebih memadai serta lebih besar, maka diharapkan fasilitas ini dapat mewadahi segala macam latihan agar lebih fokus, dikarenakan latihan selama ini berpindah-pindah terkadang di lapangan tembak Desa Sumbung, Kabupaten Badung. Dengan adanya lapangan tembak yang memadai dengan fasilitas yang lengkap pihaknya mampu melakukan pembinaan atlet dan fokus mempersiapkan atlet menembak pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja dan PON XIX/2016. Tak berlebihan bila Pengprov Perbakin Bali mengusulkan fasilitas tersebut, menurut Kusuma Wijaya mengacu pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005, mewajibkan
2
Pemerintah disetiap Provinsi Kabupaten menyiapkan sarana lapangan olahraga untuk pembinaan olahraga, tak terkecuali lapangan menembak. Dengan alasan tersebut pemerintah selaku dari penyedia sarana bagi masyarakat dan juga dalam bidang olah raga tentunya diharapkan mampu untuk mendorong dan mengajak masyarakat untuk menggemari olahraga menembak ini. Dengan menyediakan tempat dan juga pelatih guna membimbing dan mengajarkan cara menembak yang benar dan juga menggunakan keahlian ini dengan tidak semena-mena serta membuat fasilitas bagi atlet yang akan berlatih untuk perlombaan dengan menyediakan ruang untuk beristirahat hingga hari pertandingan dimulai. Maka dari itu perancangan fasilitas pusat pelatihan dan sarana olahraga menembak perlu dicanangkan guna untuk melahirkan atlet-atlet baru dalam cabang olahraga menembak. Dengan begitu diharapkan Pemerintah dengan program kerjanya menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, dan juga menjadikan Bali pada umumnya dan Denpasar pada khusunya mencetak atlet cabang olahraga menembak dan mampu mengharumkan nama Bali pada kancah Mancanegara. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat antara lain sebagai berikut : a. Fasilitas apa sajakah yang perlu dibuat di dalam upaya meningkatkan prestasi olah raga di Bali khususnya pada cabang olahraga menembak ? b. Bagaimana perancangan pemograman pada bangunan baik berupa program fungsional, performansi, arsitektural serta sirkulasi kegiatan yang akan berlangsung sehingga dapat menghasilkan bangunan yang berfungsi dengan baik ? c. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan yang dapat digunakan pada fasilitas ini ? 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan laporan proses alur desain dari perancangan fasilitas Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar adalah sebagai berikut :
3
a. Memberikan fasilitas dalam menyelenggarakan event – event besar olahraga yang memuat berbagai cabang olah raga khusunya olahraga menembak. b. Dapat mendesain pemograman pada bangunan baik berupa program arsitektural, fungsional, serta alur sirkulasi dari fasilitas yang akan dibuat. c. Menentukan
konsep
dari
fasilitas
yang
akan
dibuat
dengan
memperhatikan jenis kegiatan yang akan berlangsung di dalamnya yakni Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar. 1.4 Metode Perancangan Pusat Pelatihan & Sarana Olahraga Menembak Metode perancangan yang digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpulan. A. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis data yaitu : 1. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui wawancara atau survey langsung ke lokasi, berikut merupakan penjabarannya : a.
Interview/wawancara Mengadakan wawancara dengan para ahli dari pihak terkait yang memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai obyek studi.
b.
Studi banding Studi
banding
dilakukan
pada
fasilitas
sejenis
dengan
pengamatan langsung maupun melalui media lainnya (internet) dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitasfasilitas apa yang harus ada, penataan ruang dalamnya, pengaturan fungsi-fungsi ruangnya 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lainnya yang dapat menunjang data primer yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut :
4
a.
Studi literatur Pengumpulan data sebagai bahan pertimbangan dari proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari jurnal, buku-buku, koran, internet, dan lain-lain, yang berkaitan dengan dengan obyek yang akan dibuat yaitu pusat pelatihan dan sarana olahraga menembak.
B. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan terdiri dari penyusunan data, analisis data yaitu sebagai berikut : 1.
Penyusunan Data Dari data yang telah dikumpulkan, kemudian disusun secara sistematis sesuai dengan jenis data agar memudahkan di dalam pembahasan.
2.
Analisis data Data yang telah disusun kemudian dianalisis, berdasarkan data mana yang merupakan potensi yang mendukung dan mana yang merupakan kendala serta masalah yang harus diatasi. Analisis dilakukan terhadap data lapangan menggunakan data studi literatur maupun dengan data hasil dari observasi. Permasalahan yang ada diuraikan
berdasarkan
pengelompokan-pengelompokan
untuk
mengetahui secara detail sebab dan akibatnya. 3.
Sintesis Data Menggambungkan data yang berkaitan erat atau kesesuaian untuk menghasilkan beberapa alternatif dalam menentukan di dalam tahap perencanaan.
5