BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Globalisasi memberikan sejumlah tantangan terkait dengan manajemen
sumber daya manusia. Setiap organisasi dituntut untuk memiliki SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi sehinga mampu menjadi energi bagi organisasi untuk bersaing dengan kompetitornya di tengah arus perubahan yang semakin dinamis. Sumber daya manusia adalah hal yang paling utama di dalam perusahaan atau bisa juga di bidang jasa karena bila tidak ada orang yang melakukannya maka semua proses jual-beli tidak akan terjadi. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Menurut Edwin F. Flippo dalam Danang Sunyoto (2015:1), “Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan – kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai beberapa tujuan individu organisasi dan masyarakat.” Keberadaan sumber daya manusia sangat penting di setiap perusahaan karena tenaga kerja merupakan aset penting. Mereka memiliki keinginan, kebutuhan, perasaan,dan dorongan untuk maju yang dibutuhkan oleh perusahaan guna mencapai tujuan yang diharapkan semaksimal mungkin. Maka dari itu dibutuhkan kinerja karyawan yang tinggi agar bisa memajukan perusahaan. Kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan job performance atau actual performance atau level of performance, yang merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja bukan merupakan karakteristik individu, seperti bakat, atau kemampuan, namun merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang berasal dari organisasi. Menurut Mathis dan Jackson dalam Donni Juni Priansa (2014:269) menyatakan bahwa, “Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai dalam mengemban pekerjaannya.” Rivai dan Sagala dalam 1
2
Donni Juni Priansa (2014:269) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi.” Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, tidak hanya dibutuhkan fasilitas dan prasarana yang lengkap, tetapi juga dibutuhkan sosok pemimpin atau atasan yang dapat memimpin, melatih, dan mempengaruhi segala sesuatu yang akan terjadi di perusahaan tersebut, baik itu hal baik maupun hal buruk. Hal ini dapat terjadi karena pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masingmasing dalam mengorganisir seluruh bawahannya untuk menjaga kinerja karyawannya. Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Sukses tidaknya sebuah organisasi sangat tergantung dari kemampuan pemimpin dalam menggerakkan seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan. Menurut Courtois dalam Dr. M. Sobry Sutikno (2014:9) mengatakan “kelompok tanpa pemimpin seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau, anarki, dan lain – lain”. Pemimpin juga harus memiliki kecerdasan emosional, memiliki intregitas, kepercayaan
diri,
ketekunan,
dan
kemampuan
bersosialisasi.
Kemampuan
bersosialisasi adalah hal yang paling utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk dapat ramah, terbuka, sopan, peka terhadap situasi yang terjadi, dan diplomasi agar dapat membangun hubungan yang kooperatif dengan rekan kerjanya. Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas, dan kinerja karyawan. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Dari hasil wawancara antara penulis dengan manajer di Koultoura Coffee, informasi yang saya dapat tentang kinerja karyawan di restoran tersebut yaitu banyak karyawan yang usianya masih tergolong muda sehingga masih suka bercanda dan juga main gadget yang mengakibatkan karyawan menjadi tidak fokus dalam bekerja, dan juga menjadi kurang peka sehingga membuat kualitas servis menurun. Penulis juga melakukan wawancara dengan karyawan di Koultoura Coffee dan bertanya mengenai gaya kepemimpinan di restoran tersebut dan hasilnya yaitu, beliau menginformasikan bahwa manajer disana memiliki gaya kepemimpinan yang kekeluargaan dan demokratis sehingga menyebabkan karyawan cenderung kurang disiplin. Maka dari itu perlu diperhatikan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
3
kinerja karyawannya. Dalam hal tersebut menimbulkan kinerja karyawan yang berdampak kurang baik karena kurang cocoknya gaya kepemimpinan tersebut. Jadi, saya tertarik untuk melakukan penelitian di restoran Koultoura Coffee dengan judul "PENGARUH
GAYA
KEPEMIMPINAN
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN DI KOULTOURA COFFEE, TAMAN RATU, JAKARTA BARAT”. 1.2
Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan permasalahan yang ingin
diangkat oleh penulis melalui tugas akhir ini berpusat kepada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Koultoura Coffee. Berikut adalah rumusan permasalahan yang akan dibahas: 1. Bagaimana gaya kepemimpinan di Koultoura Coffee? 2. Bagaimana kinerja karyawan di Koultoura Coffee? 3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Koultoura Coffee? 1.3
Ruang Lingkup Agar penilitian yang dilakukan bisa fokus dan berjalan dengan efektif, maka
ruang lingkup penelitian yang dilakukan hanya akan difokuskan pada karyawan di Koultoura Coffee. 1.4
Tujuan dan Manfaat Berikut adalah tujuan yang akan dicapai dari penelitian tugas akhir ini: 1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi program Diploma IV Fakultas Ekonomi dan Komunikasi jurusan Hotel Management di Universitas Bina Nusantara. 2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan di Koultoura Coffee 3. Untuk mengetahui kinerja karyawan di Koultoura Coffee 4. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Koultoura Coffee Ada beberapa manfaat dari penelitian tugas akhir ini yaitu: 1. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dan dipelajari selama
4
mengikuti perkuliahan serta untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat dan juga sebagai pertimbangan, referensi, inspirasi, dan juga masukkan bagi perusahaan. 3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan informasi,wawasan, dan juga pembanding untuk penelitian – penelitian lainnya. 1.5
Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penelitian ini memakai sistematika yang terdiri dari lima
bab, dengan pembagian uraian sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah dan ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori yang mendasari, hipotesis, metode penelitian, jadwal penelitian yang dilakukan, dan yang terakhir adalah sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan teori – teori, konsep – konsep dan juga landasan ilmiah yang dipakai sebagai dasar pembuatan skripsi. BAB III. METODE PENELITIAN Metode penelitian membahas metode yang akan digunakan untuk penelitian dalam pengumpulan maupun dalam menganalisa data serta dalam menyelesaikan masalah. BAB IV. ANALISA PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan dan mengembangkan hasil penelitian dan juga dengan bukti – bukti dari penelitian. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dan Saran merupakan penutup yang berupa tarikan simpulan dan garis besar dari keseluruhan kegiatan penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran dan solusi ataupun rekomendasi bagi pemecahan permasalahan. 1.6
Tinjauan Pustaka 1.
Berdasarkan Slamet Riyadi dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 13, No 1, 2011 “Pengaruh Kompensasi
5
Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur” Temuan ini memiliki implikasi teoritis bahwa kompensasi finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dan
kinerja
karyawan.
Gaya
kepemimpinan
berpengaruh
signifikan terhadap motivasi pekerja dan kinerja karyawan. Motivasi kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Diperlukan untuk menerapkan kebijakan yang sistem upah proporsional baik dan cocok untuk perusahaan agar pekerja semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka, karena sebagai teori Hasibuan dalam Slamet Riyadi (2011: 125), kompensasi akan berlaku juga untuk memotivasi karyawan. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan arahan kepada karyawan terutama pada saat sekarang ini di mana transparansi menjadi penting, maka kepemimpinan yang diperlukan adalah kepemimpinan yang dapat memberdayakan karyawan mereka, kepemimpinan
yang
dapat
memotivasi
karyawan
adalah
kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri dari karyawan
dalam
melaksanakan
tugasnya
masing-masing.
6