BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.
Salah satu dampak pesatnya perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia adalah peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan secara efektif dan efisien. Karena informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah tepat waktu agar berguna dalam pembuatan keputusan bisnis. Salah satu indikator utama yang menentukan persepsi ketepatanwaktu oleh pengguna laporan keuangan auditan adalah lamanya waktu laporan keuangan akhir tahun fiskal dengan penerbitan pengumuman laba. Menurut Sejati (2007) ketepatanwaktu penyusunan atas pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Chambers and Penman (1984; dalam Subekti dan Novi, 2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menyebabkan
hal yang sebaliknya. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Seiring dengan semakin berkembangnya investasi bisnis dan perusahaanperusahaan yang terdaftar pada pasar modal di Indonesia, maka ketepatwaktuan (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, serta arus kas perusahaan yang nantinya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis perusahaan. Atas alasan tersebutlah yang mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan untuk perusahaan go public semakin meningkat. Hal itu juga turut berpengaruh pada perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Adanya peningkatan permintaan akan audit ini disebabkan karena setiap perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatwaktuan (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8/PM/1996 tentang kewajiban penyampain laporan keuangan berkala. Audit laporan keuangan secara efektif dan efisien kini mengalami peningkatan permintaan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh perkembangan
aktivitas di Bursa Efek Indonesia yang berkembang sangat pesat. Salah satu dampak pesatnya perkembangan aktivitas di BEI adalah peningkatan permintaan akan setiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun BAPEPAM tentang kewajiban penyampaian laporan berkala yaitu bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatwaktuan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatwaktuan auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Apabila terjadi penundaan yang tidak seharusnya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ketepatwaktuan penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual proporsi saham yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang
matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai. Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Perusahaan Food and Beverages merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dalam kegiatan perusahaanya mendapatkan perhatian dari para investor dan mendapatkan pengawasan dalam bidang penyampaian hasil laporan keungannya. Landasan teori yang digunakan yaitu mengenai laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen sebagai agen atas pengelolaan kekayaan prinsipal yang diberikan kepadanya. Laporan keuangan ini menjadi penting karena digunakan sebagai pengambilan keputusan oleh prinsipal dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Pasar modal sangat memerlukan laporan
keuangan
bagi
perusahaan
yang
melaksanakan
emisi
atau
memasyarakatkan modalnya. Demikian juga pemerintah dalam memungut pajak mengacu pada laporan keuangan wajib pajak agar diperoleh penentuan pajak yang lebih objektif. Pihak-pihak lain atau sering disebut dengan pemakai informasi keuangan seperti calon penanam modal, calon pemberi kredit, serikat buruh, lembaga-lembaga keuangan serta industri lainnya sangat memerlukan laporan keuangan. Auditing adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara pernyatan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang berkepentingan (Mulyadi 2002,h;9). Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum. Audit delay Menurut Lawrence dan Briyan (1988; dalam Yugo Trianto, 2006:31) audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penelitian yang dilakukan oleh Subekti dan Novi (2004), audit delay dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, jenis perusahaan, opini auditor, dan ukuran auditor Kantor Akuntan Publik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) meneliti bahwa faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: profitabilitas, solvabilitas, internal audit, ukuran perusahaan, dan ukuran Kantor Akuntan Publik. Penelitian yang dilakukan Simbolon (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP. Penelitian yang dilakukan oleh I Md Ngr Sudewa Mantik, Edy Sujana (2013) meneliti bahwa faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dan mengingat pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, penulis termotivasi untuk menguji kembali beberapa faktor dalam penelitian terdahulu yang mempengaruhi audit delay untuk melihat pengaruh dan jenis hubungannya. Adapun faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah memperbaharui tahun periode pelaporan keuangan dan menambahkan variabel eksternal sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka perumusan masalahan yang diajukan adalah: apakah ada pengaruh secara parsial maupun simultan dari ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh ukuran
perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor secara parsial maupun simultan terhadap audit delay pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor dan opini auditor terhadap audit delay secara simultan.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan akan diperoleh melalui penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:
a.
Kontribusi Praktisis Bagi perusahaan dan investor penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada pihak manajemen tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, sehingga diharapkan perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan tepat pada waktunya. Dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. b.
Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bisa
digunakan oleh auditor yang bernaung dalam KAP maupun mahasiswa dan akademisi, terutama di jurusan akuntansi, penelitian ini diharapkan mampu membuka wacana tentang pentingnya audit delay.
c.
Kontribusi Kebijakan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
Badan pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam mengatur kegiatan di pasar modal perihal ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan sebagai pertimbangan bagi para investor dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya apakah perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Audit delay diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk
memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membutuhkan data laporan keuangan auditan perusahaan food and beverages yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia pada periode 20102013.