BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perdagangan surat berharga di Bursa Efek Indonesia semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan penanaman modal yang merupakan salah satu alternatif investasi. Saham adalah salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indoneisa. Sedangkan tujuan utama dari aktivitas di pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan (return). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Perusahaan selalu memberikan informasi atau sinyal tingkat pengembalian sebagaimana yang diharapkan investor (return saham) yang berupa capital gain dan dividen. Sektor pertambangan dan energi merupakan salah satu sektor yang memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertambangan dan energi merupakan penyedia sumber daya energi dan sektor energi sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian. Pertumbuhan yang positif tersebut disebabkan oleh kegiatan
1
2
eksplorasi untuk menemukan cadangan-cadangan mineral yang baru, terutama nikel, emas, bauksit, dan batubara. Karakteristik sektor pertambangan yang memiliki risiko relatif tinggi menyebabkan sektor ini dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Selain itu, peluang pertumbuhan yang masih terbuka, membuat ekspektasi meningkat karena investasi yang ditanamkan diharapkan mendapat return yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Pasar modal syariah di Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index (JII), dimana JII hanya memilki 30 saham syariah saja. Namun, efek syariah yang terdapat di pasar modal syariah tidak hanya berjumlah 30 saham saja yang menjadi konstituen JII, melainkan terdiri dari berbagai macam jenis efek. Hal tersebut semakin terlihat jelas setelah Bapepam-LK mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) pada November 2007. Naik turunnya return saham tidak hanya bergantung dari nilai asset yang dimiliki, laba yang diperoleh dan kinerja perusahaan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi return saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara, dan lain-lain.1 Faktor makro dapat berubah secara mendadak dan sulit diprediksi serta bisa datang setiap saat. Perubahan faktor makro ekonomi dengan seketika akan mempengaruhi harga saham di pasar. Faktor makro mempengaruhi kinerja
1
Umi Martini dan Sirilus Kristiyo Amijoyo, Pengaruh Harga Emas Dunia dan Kurs Rupiah Terhadap Return Pasar, JRMB Vol. 7 No. 2 Desember 2012.
3
perusahaan,
dan
perubahan
kinerja
perusahaan
secara
fundamental
mempengaruhi harga saham di pasar. Investor fundamentalis akan memberi nilai saham sesuai dengan kinerja perusahaan saat ini dan prospek kinerja perusahaan di masa mendatang. Jika kinerjanya meningkat, maka harga saham akan meningkat dan jika kinerja menurun, maka harga saham akan menurun.2 Dalam penelitian ini, faktor makro ekonomi yang dipilih yaitu nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, harga minyak dunia, dan harga emas dunia. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turut mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor dan impor yang tidak terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat transaksi atau mata uang yang sering digunakan dalam perdagangan internsional. Fluktuasi nilai kurs yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Melemahnya nilai tukar domestik terhadap mata uang asing (misalnya Rupiah terhadap US Dollar) dapat memberikan dampak negatif bagi pasar ekuitas karena pasar ekuitas menjadi tidak punya daya tarik.3 Dampak turunnya rupiah terhadap pasar modal dikarenakan sebagian besar perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia mempunyai utang luar negeri dalam bentuk vluta asing. Selain itu saat
2
Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, hal. 201. Rayun Sekar Meta, Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah/US Dollar Terhadap Return Saham Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI (20002005). Jurnal Ekonomi 3
4
ini bahan baku perusahaan-perusahaan yang ada, sebagian besar masaih melakukan impor sehingga saat rupiah merosot akan menambah biaya pada biaya produksi perusahaan dan menurunkan profit perusahaan, yang berakibat akhirnyapada harga sahamnya. Ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku mengakibatkan pasar modal sangat rentan terhadap perubahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika.4 Menurut Ma dan Kao dalam penelitian Suyanto menyatakan bahwa apresiasi (menguatnya) uang domestik berpengaruh negatif pada pergerakan harga saham domestik untuk perekonomian yang didominasi ekspor dan berpengaruh positif pada pergerakan harga saham domestik di suatu perekonomian yang didominasi impor.5 Perusahaan pertambangan memiliki aktivitas perdagangan internasional yang relatif tinggi lewat ekspor barang. Dengan demikian perusahaan pertambangan sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar. Disisi lain fluktuasi nilai tukar berpotensi akan mempengaruhi kondisi internal perusahaan yang pada akhirnya juga menciptakan resiko kerugian bagi perusahaan. Merosotnya Rupiah dapat menyebabkan jumlah utang perusahaan dan biaya produksi menjadi bertambah besar jika dinilai dengan Rupiah. Biaya produksi yang bertambah besar dapat menekan pendapatan dan laba perusahaan. Pada akhirnya akan mempengaruhi performance perusahaan dalam sisi keuangan kemudian 4
Paloma Paramitha Rahman, Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap Return Indeks Sembilan Sektor pada Bursa Efek Indonesia, Tesis Universitas Indonesia, 2012. 5 Suyanto, AnalisisPengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga dan Inflasi terhadap Return Saham Sektor Properti yang tercatat di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005, Tesis Universitas Diponegoro, 2007.
5
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, kondisi ini juga akan mempengaruhi return yang diberikan. Selain nilai tukar Rupiah, fluktuasi harga minyak dunia dan harga emas dunia juga turut mempengaruhi return saham. Naiknya harga minyak dunia dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Kenaikan harga minyak dapat meningkatkan biaya poduksi perusahaan. Naiknya biaya produksi dan harga jual produk akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam melakukan produksi karena hal tersebut akan membuat kinerja dan profit perusahaan menurun dan hal ini akan berdampak pada harga saham dan
return yang diperoleh. Namun,
kenaikan harga minyak memberikan signal positif bagi perusahaan pengekspor minyak karena dapat meningkatkan profit dan perekonomian perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya profit dan kondisi perekonomian perusahaan, maka harga saham pun akan ikut naik. Kenaikan harga saham akan diikuti oleh return yang diperoleh di sektor tersebut. Emas merupakan salah satu komoditas yang turut mempengaruhi return saham. Hal ini didasari karena emas merupakan salah satu alternative investasi yang cenderung aman. Hal ini dikarenakan sifat emas yang nilainya relatif bebas dari tekanan inflasi.6 Harga emas ditentukan oleh permintaan dan penawaran emas diseluruh dunia. Kenaikan harga emas akan mendorong penurunan indeks harga saham
6
Steven Sugiarto Lawrence, Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas Terhadap IHSG di Indonesia, Finesta, Vol. 1, No. 2, (2013) 18-23.
6
karena investor yang semula berinvestasi di pasar modal akan mengalihkan dananya untuk berinvestasi di emas yang relatif lebih aman dari pada di bursa saham. Hal ini juga didukung oleh penelitian Smith dalam penelitian Umi Martini dan Sirilus Kristiyo Amijoyo yang menyatakan bahwa emas berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham.7 Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode Januari 2009-November 2013.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah harga minyak dunia berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah harga emas dunia berpengaruh terhadap return saham? 4. Apakah nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia berpengaruh terhadap return saham secara simultan?
7
Umi Martini dan Sirilus Kristiyo Amijoyo, Pengaruh Harga Emas Dunia dan Kurs Rupiah Terhadap Return Pasar, JRMB Vol. 7 No. 2 Desember 2012.
7
C. Batasan Masalah Dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa pembatasan masalah yang akan diteliti diantaranya: 1. Penelitian ini dibatasi dari periode Januari 2009 sampai November 2013. 2. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini hanya Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. 3. Variabel independen yang digunakan dibatasi pada tiga faktor makro ekonomi yaitu nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia. 4. Return saham yang digunakan adalah capital gain atau capital lost yang didefinisikan sebagai selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. 5. Nilai tuikar Rupiah yang digunakan adalah kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Inonesia.
D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : a.
Untuk mengetahui apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap return saham Perusahaan Pertambangan periode Januari 2009 - November 2013.
b.
Untuk mengetahui apakah harga minyak dunia berpengaruh terhadap Return saham Perusahaan Pertambangan periode Januari 2009 November 2013.
8
c.
Untuk mengetahui apakah harga emas berpengaruh terhadap return saham Perusahaan Pertambangan periode Januari 2009 - November 2013.
d.
Untuk mengetahui apakah nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga
emas
berpengaruh
terhadap
return
saham
Perusahaan
Pertambangan periode Januari 2009 - November 2013. 2. Manfaat a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para investor
agar
memahami
faktor-faktor
makro
ekonomi
yang
mempengaruhi return saham. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa/i pada khususnya mengenai nilai tukar Rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia yang mempengaruhi return saham sektor pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan informasi dan referensi bagi para peneliti untuk menelaah perdagangan saham secara lebih mendalam. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi penulis dalam memahami pengaruh nilai tukar Rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap return saham sektor pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
9
E. Telaah Pustaka Penelitian ini akan meneliti tentang “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas Dunia Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode Januari 2009 – November 2013. Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu, penulis akan memaparkan beberapa referensi terkait dengan penelitian ini, diantaranya yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh Paloma Paramitha Rachman yang berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Return Indeks Sembilan sektor Bursa Efek Indonesia”. Dengan menggunakan metode Analisis Regresi Linier Berganda, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurs berpengaruh positif pada perusahaan infrastruktur dan transportasi dan berpengaruh negatif pada sektor perdagangan. Indeks produksi berpengaruh positif pada sektor pertambangan, cadangan devisa berpengaruh positif pada sektor aneka industri, property and real estate, infrastruktur dan transportasi, keuangan dan perdagangan. Inflasi berpengaruh negatif pada sektor perdagangan. Harga emas berpengaruh negatif pada sektor aneka industri dan keuangan. Ekspor, dan impor tidak berpengaruh pada seluruh sektor.8 Penelitian lainnya dilakukan oleh Nurhakim dengan judul “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga, dan Beta Terhadap Return Saham
8
Paloma Paramitha Rachman, Analisis Variabel Makro terhadap Return Indeks Sembilan Sektor pada BEI, Tesis Ekonomi Universitas Indonesia, 2012.
10
JII Pada Periode Bullish dan Bearish (Januari 2004-Desember 2008)”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa. Perubahan nilai tukar dan inflasi pada periode bullish berpengaruh signifikan terhadap return saham. Beta dan tingkat suku bunga pada periode bullish berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Perubahan nilai tukar dn tingkat suku bunga pada periode bearish berpengaruh signikan terhadap return saham. Perubahan Inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada periode bearish. Secara simultan, nilai tukar, tingkat suku bunga, inflasi, dan beta berpengaruh signifikan terhadap indeks return saham periode bullish. Secara simultan, nilai tukar, tingkat suku bunga, inflasi dan beta berpengaruh signifikan terhadap return saham pada periode bearish.9 Penelitan yang dilakukan oleh Yoesdy Yuswandy yang berjudul “Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Nilai Tukar Rupiah, dan IHSG terhadap Return Saham (studi kasus saham Sinarmas Grup)”. Dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, penelitian tersebut menunjukkan bahwa IHSG berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan Sinarmas Group, harga minyak dunia dan harga emas dunia berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan Sinarmas Group, dan nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan,
9
Nurhakim, Pengaruh Perubahan Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga, dan Beta Terhadap Return Saham JII Pada Periode Bllish dan Bearish, (Januari 2004-Desember 2008)”.
11
IHSG, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan Sinarmas Group.10 Penelitian lainnya dilakukan oleh Rayun Sekar Meta dengan judul penelitian “Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Saham Properti dan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode 2000-2005)”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Chow Test untuk mengetahui perbedaan antara pengaruh inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap return saham. Hasil dari penelitian tersebut yaitu secara parsial, inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan property tetapi berpengaruh signifikan positif terhadap retun saham manufaktur. Secara parsial, tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap retun saham perusahaan property, namun berpengaruh negative terhadap return saham manufaktur. Secara parsial, nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan negatif terhadap Return Saham Perusahaan Property dan Manufaktur. Hasil uji chow test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh antara inflasi, tingkat suku bunga dan kurs rupiah terhadap return saham perusahaan property dan manufaktur.11
10
Yoesdy Yoeswandy, Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Nilai Tukar Rupiah, dan IHSG terhadap Return Saham (studi kasus saham Sinarmas Group). Jurnal Ekonomi ISSN:2301-4733 Vol. 1, No. 1; May 2012. 11 Rayun Sekar Meta, Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar rupiah Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Saham Properti dan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode 2000-2005). Jurnal Ekonomi.
12
Penelitian yang dilakukan oleh Mia Laksmiwati, dengan judul “Pengaruh Faktor Ekonomi Makro terhadap Return Saham Jakarta Islamic index di Bursa Efek Indonesia (Januari 2006-September 2009). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial mapupun simultan variabel makro ekonomi (BI rate, kurs tukar IDR-USD, dan tingkat inflasi) tidak berpengaruh terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index.12 Penelitian lain yang dilakukan oleh Ronald Gerry Lomi dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Inflasi, Harga Minyak Dunia, Investment Grade Terhadap Harga Saham Di Indeks Bisnis-27 Periode 2009-2011. Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi, harga minyak dunia dan investment grade tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.13 Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Faishol Aviv Ismail dengan judul “Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Mentah Dunia, dan Harga Emas terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 2011-2012”. Dengan metode analisis regresi berganda, parsial menunjukkan bahwa: inflasi,suku bunga SBI dan kurs Rp berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, namun harga minyak
12
Mia Laksmiwati, Pengaruh Faktor Ekonomi Makro terhadap Return Saham Jakarta Islamic Index di Bursa efek Indonesi (Januari 2006-September 2009), Jurnal Ekonomi. 13 Ronald Gerry Lomi, Analisis Pengaruh Inflasi, Harga Minyak Dunia, dan Investment Grade terhadap Harga Saham Indeks Bisnis-27 Periode 2009-2011, Tesis Universitas Indonesia, 2012.
13
mentah dunia dan harga emas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji simultan menunjukkan inflasi, suku bunga SBI, kurs Rupiah, harga minyak mentah dunia, dan
harga emas berpengaruh secara simultan
tehadap return saham perusahaan yang listing pada JII tahun 2011-2012.14
14
Faishol Aviv Ismail, Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Mentah Dunia, dan Harga Emas terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 2011-201,. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang, 2013.
14
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Metode
No
Nama
Judul (Tahun)
Variabel
Perbedaan
1.
Paloma
Analisis
Variabel X :
Variabel
Analisis Regresi
Paramitha
Pengaruh
Kurs, Indeks
Penelitian
Linier Berganda
Rachman
Variabel
produksi,
(indeks
transportasi dan berpengaruh negatif
(2012)
Makro
harga minyak
produksi,
pada sektor perdagangan.
Terhadap
dunia,
cadangan
Return Indeks
cadangan
devisa,
Sembilan
devisa, inflasi, inflsi,
devisa berpengaruh positif pada sektor
Sektor Pada
harga emas,
ekspor,
aneka industry, property and real
Bursa Efek
ekspor, dan
impor),
estate, infrastruktur dan transpotasi,
Indonesia
impor.
periode
keuangan dan perdagangan.
Varabel Y:
penelitian
3. Inflasi berpengaruh negatif pada sekt
return saham
serta
4. or perdagangan.
objek
5. Harga emas berpengaruh negatif pada
Penelitian
Penelitian
Kesimpulan 1. kurs
berpengaruh
perusahaan
positif
infrastruktur
pada dan
2. Indeks produksi berpengaruh positif
pada sektor pertambangan, cadangan
sektor aneka industri dan keuangan. 6. Ekspor,
impor
dan
impor
tidak
15
berpengaruh pada seluruh sektor
2.
Nurhakim
Pengaruh
Variabel X :
Variabel
Analisis Regresi
1. Perubahan nilai tukar dan inflasi pada
Perubahan
nilai tukar,
Penelitian
Linier Berganda
periode bullish berpengaruh signifikan
Nilai Tukar,
inflasi, suku
(Inflasi,
Inflasi, Suku
bunga, Beta.
suku
Bunga, dan
Variable Y :
bunga,
periode bullish berpengaruh tidak
Beta Terhadap
return Saham
dan beta),
signifikan terhadap return saham.
terhadap return saham. 2. Beta dan tingkat suku bunga pada
Return Saham
objek
3. Perubahan nilai tukar dan tingkat suku
JII Pada
penelitian
bunga
Periode Bllish
dan
berpengaruh signikan terhadap return
dan Bearish (
periode
saham.
Januari 2004-
penelitian
pada
perioe
bearish
4. Perubahan Inflasi berpengaruh tidak
Desember2008
signifikan terhadap return saham pada
)
periode bearish. 5. Secara simultan, nilai tukar, tingkat suku
bunga,
berpengaruh
inflasi, signifikan
dan
beta
terhadap
indeks return saham periode bullish.
16
6. Secara simultan, nilai tukar, tingkat suku
bunga,
berpengaruh
inflasi
dan
signifikan
beta
terhadap
return saham pada periode bearish. 3.
Yoesdy
Analisis
Variabel X :
Yuswand
Pengaruh
Harga Minyak penelitian
y
Harga Minyak
Dunia, Harga
(IHSG),
(2012)
Dunia, Harga
Emas Dunia,
sampel
Emas Dunia,
Nilai Tukar
penelitian
negatif
Nilai Tukar
Rupiah, dan
dan
perusahaan Sinarmas Group.
Rupiah, dan
IHSG.
periode
IHSG terhadap
Variabel Y :
penelitian
Return Saham
Return Saham
(studi kasus
Variabel
Analisis Regresi
1. IHSG berpengaruh positif terhadap
Linier Berganda
return saham perusahaan Sinarmas Group. 2. Harga minyak dunia berpengaruh
3. Harga negatif
terhadap
emas
return
dunia
terhadap
saham
berpengaruh
return
saham
perusahaan Sianrmas Group. 4. Nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh
saham
terhadap return saham perusahaan
Sinarmas grup)
Sinarmas Group. 5. Secara simulta, IHSG, harga minyak dunia, harga emas, dan nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif terhadap
17
return saham perusahaan Sinarmas Group.
4.
Rayun
Perbedaan
Variabel X :
Variabel
Analisis Regresi
1. Secara
parsial,
inflasi
tidak
Sekar
Pengaruh
Inflasi,
Penelitian
Linear Berganda
Meta
Inflasi, Tingkat Tingkat Suku
(Inflasi
dan Uji Chow Test. saham
Suku Bunga,
Bunga, Nilai
dan
berpengaruh signifikan positif terhadap
dan Nilai
Tukar rupiah.
Tingkat
return saham manufaktur.
Tukar rupiah
Variabel Y :
Suku
Terhadap
Return Saham
Bunga),
berpengaruh terhadap retun saham
Return Saham
objek
perusahaan
(Studi Kasus
penelitian
berpengaruh
pada Saham
dan
saham manufaktur.
Properti dan
periode
Manufaktur
penelitian
berpengaruh signifikan terhadap return perusahaan
property
tetapi
2. Secara parsial, tingkat suku bunga tidak
3. Secara
property,
namun
negatif terhadap return
parsial,
nilai
tukar
rupiah
berpengaruh signifikan negatif terhadap
yang Terdaftar
return saham perusahaan property dan
di BEJ Periode
manufaktur.
2000-2005)
4. Hasil uji chow test menunjukkan bahwa
tidak
terdapat
perbedaan
18
pengaruh antara inflasi, tingkat suku bunga dan kurs rupiah terhadap return saham
perusahaan
property
dan
manufaktur. 5.
Septian
Analisis
Variable X :
Variabel
Analisis Regresi
1. Secara Parsial Inflasi dan kurs rupiah
Prima
Pengaruh
Tigkat inflasi,
Penelitian
Linear Berganda
berpengaruh negative dan signifikan
Rusbarian
Tingkat Inflasi, harga minyak
(inflasi
d,
Harga Minyak
dunia, harga
dan harga
Masodah,
Dunia, Harga
emas dunia
saham),
Riskayant
Emas Dunia,
dan kurs
objek
o, dan
dan Kurs
rupiah.
penelitian
Septi
Rupiah
Variable Y :
dan
Herawati
terhadap
Pergerakan JII periode
dunia, harga emas dunia dan kurs
Pergerakan JII
di BEI
rupiah berpengaruh signifikan terhadap
terhadap pergerakan JII. 2. Harga
tidak
berpengaruh
terhadap JII. 3. Harga Minyak Dunia
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap JII. 4. Secara simultan inflasi, harga minyak
penelitian
di BEI 6.
Emas
JII.
Mia
Pengaruh
Variabel X :
Variabel
Analisis Regresi
1. Secara parsial, BI rate, kurs tukar IDR-
Laksmiwa
Faktor-
BI rate, kurs
Penelitian
Linear Berganda
ti
Ekonomi
tukar IDR-
(BI rate,
berpengaruh terhadap return saham.
Makro
USD dan
tingkat
2. Secara simultan variabel BI rate, kurs
USD
dan
tingkat
inflasi
tidak
19
terhadap
tingkat inflasi
infalsi),
tukar IDR-USD dan tingkat inflasi
Jakarta Islamic
Variabel Y :
dan
terhadap return saham.
Index di Bursa
Return saham
periode
Efek Indonesia
penelitian
(Januari 2006September 2009) 7.
Ronald
Analisis
Variable X :
Variabel
Analisis Regresi
Inflasi, harga minyak dunia dan
Gerry
Pengaruh
inflasi, harga
Penelitian
Linear Berganda
investment grade tidak berpengaruh
Lomi
Inflasi, Harga
minyak dunia,
(inflasi,
Minyak Dunia,
dan
investment
dan Investment
investment
grade dan
Grade
grade
harga
Terhadap
Variable Y :
saham),
Harga Saham
Harga saham
objek
Di Indeks
penelitian
Bisnis-27
dan
Periode 2009-
periode
2011
penelitian
terhadap harga saham.
20
8.
Faisol
Pengaruh
Variable X :
Variabel
Analisis Regresi
1. Inflasi, suku bunga SBI dan kurs Rp
Aviv
Inflasi, Tingkat inflasi, tingkat Penelitian
Linear Berganda
berpengaruh secara signifikan terhadap
Ismail
Suku Bunga
suku bunga,
(inflasi,
SBI, Kurs
Kurs Rupiah,
tingkat
Rupiah, Harga
harga minyak
suku
emas tidak berpengaruh signifikan
Minyak
dunia, dan
bunga)
terhadap return saham.
Mentah Dunia,
Harga Emas
dan
dan Harga
Variable Y :
periode
suku bunga SBI, kurs Rp, harga
Emas terhadap
Return saham
penelitian
minyak mentah dunia, dan harga emas
return saham. 2. Harga minyak mentah dunia dan harga
3. Hasil uji simultan menunjukkan inflasi,
Return Saham
berpengaruh secara simultan tehadap
pada
return saham perusahaan yang listing
Perusahaan
pada JII tahun 2011-2012.
yang Listing di Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 20112012. Sumber : data diolah
21
Berdasarkan latar belakang dari penelitian terdahulu di atas, maka penelitian ini secara umum berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini mencoba menyajikan permasalahan dengan objek dan periode penelitian yang berbeda dibanding penelitian sebelumnya. Dalam skripsi ini penulis menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap return saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode Januari 2009 hingga November 2013. Posisi Penelitian: 1. Peneliti bermaksud melakukan studi lebih lanjut melalui pengujian ulang (replication) atas penelitian terdahulu. 2. Peneliti ingin mengetahui apakah jika dilakukan penelitian ulang dengan menggunakan sampel dan data yang berbeda serta periode pengamatan yang lebih akhir dapat diketahui hasil yang konsisten.
F. Landasan Teori 1. Return Saham Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Komponen return meliputi: 15
15
Indah Yuliana., Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN Maliki press, 2010),
hal.6
22
1) capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (beli) diatas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder 2) yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodic misalnya berupa deviden atau bunga, yield dinyatakan dengan prosentase dari modal yang ditanamkan. Dalam penelitian ini, return saham yang dimaksud adalah capital gain atau capital lost yang didefinisikan sebagai selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dari definisi tersebut return saham dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:16
𝑹𝒊 =
𝑷𝒕 − 𝑷(𝒕−𝟏) 𝑷(𝒕−𝟏)
dimana:
16
Rit
= Return saham individual pada periode t
Pt
= harga saham periode sekarang (t)
P(t-1)
= harga saham periode sebelumnya (t-1)
Suyanto, Analisis Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Properti Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005, Tesis Ekonomi: Universitas Diponegoro, 2007
23
1. Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar atau sering dikenal dengan kurs dalam keuangan adalah perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Dampak dari perubahan nilai tukar atas suatu bisnis tidak hanya dilihat dari perubahan penguatan atau pelemahan suatu mata uang, tetapi juga dengan memperhatikan apakah perusahaan tersebut net exporter atau net importer. Perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh banyak faktor sepeerti yang diungkapkan Madura yakni tingkat suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, defisit perdagangan, perilaku bank sentral yang terkait dengan independensi bank sentral, dan harapan pasar.17 Nilai tukar atau lazim juga disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni:18 a. Selling Rate (kurs jual), yakni kurs yang ditentukan oleh suatu Bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu. b. Middle Rate (kurs tengah), adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu. c. Buying Rate (kurs beli), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu. 17
Werner R. Murhadi, Analisis Saham Pendekatan Fundamental. ( Jakarta: PT. Indeks, 2009), hal. 21 18 Suramaya Suci Kewal,Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Jurnal STIE Musi Palembang Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012.
24
d. Flat Rate (kurs flat), adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan promosi dan biaya‐biaya lainya. 2. Harga Minyak Harga minyak dunia seperti yang sering disebutkan dalam berita pada umumnya mengacu pada harga spot minyak per barel (159 liter) jenis West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange (NYMEX) atau jenis minyak Brent yang diperdagangkan pada Intercontinental Exchange (ICE). Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia., pada umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas
Intermediate
diperdagangkan di
(WTI)
atau
Brent.
Minyak
mentah
yang
West Texas Intermediate (WTI) adalah minyak
mentah yang berkualitas tinggi. Minyak mentah tersebut berjenis lightweight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak dunia.19 3. Harga Emas Selain digunakan sebagai perhiasan, emas merupakan salah satu bentuk investasi yang bebas resiko. Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik. Selain itu
19
Yohanes Jhony Kurniawan, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Indeks NIKKEI 225 dan Indeks Dow Jones Terhadap Harga Saham Gabungan, Jurnal Ekonomi, 2012
25
emas juga digunakan sebagai alat penangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya. Harga emas dunia seperti yang sering disebutkan dalam berita pada umumnya mengacu pada harga spot emas per troy ounce (31.1 gram). Harga emas yang dijadikan patokan diseluruh dunia sejak tahun 1968 yaitu harga emas berdasarkan standar pasar emas London. Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur harga emas ditentukan dua kali setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd. Kelima anggota tersebut yaitu20: 1. Bank of Nova Scottia 2. Barclays Capital 3. Deutsche Bank 4. HSBC 5. Societe Generale Harga emas ditentukan dari supply and demand emas di seluruh dunia. Permintaan emas oleh investor sebagai alat untuk diversifikasi asset untuk mengurangi risiko investasi karena emas merupakan alternatif investasi selain saham yang memiliki return diatas inflasi, sehingga permintaaan emas akan bertambah dan menyebabkan harga emas naik.
20
Ardian Agung Wicaksono, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG, Tesis Universitas Diponegoro, 2010.
26
Hal ini dikarenakan emas merupakan salah satu alternatif investasi yang bebas risiko.21
G. Kerangka Pemikiran 1. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Terdepresiasinya kurs Rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dollar Amerika memiliki dampak yang berbeda terhadap harga saham, yaitu suatu saham dapat terkena dampak positif sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif. Misalnya, perusahaan yang berorientasi impor, depresiasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika yang tajam akan berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan. Sementara itu, perusahaan yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari depresiasi kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Ini berarti harga saham yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan, sementara perusahaan yang terkena dampak positif akan mengalami kenaikan harga sahamnya.22 Bagi investor sendiri, depresiasi (melemahnya) Rupiah terhadap Dollar menandakan bahwa prospek produk ekspor Indonesia akan
berharga tinggi. Kenaikan ini akan meningkatkan profit
perusahaan. Hal ini tentunya kesempatan bagi investor apabila hendak berinvestasi di komoditas ekspor Indonesia. Investor tentunya akan membeli saham tersebut. Aksi beli yang dilakukan investor ini akan
21
Steven Sugiarto Lawrence, Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Harga Komoditas Terhadap IHSG di Indonesia, Finesta, Vol. 1, No. 2, (2013) 18-23. 22 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, hal. 202.
27
mendorong kenaikan harga saham, dengan kenaikan harga saham maka return yang diberikan pun ikut naik. Menurut Nurhakim, nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan arah positif.23 2. Pengaruh Harga Minyak Dunia dengan Return Saham Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Kenaikan harga minyak dunia menjadi fenomena yang mempengaruhi seluruh Negara didunia. Bagi setiap Negara, pengaruh kenaikan harga minyak tidaklah sama. Pada Negara importir, kenaikan harga minyak dunia akan meningkatkan pengeluaran Negara, sedangkan pada negara eksportir kenaikan harga minyak akan meningkatkan pendapatan Negara. Menurut Paloma Paramitha Rachman, dari hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pertambangan.24 3. Pengaruh Harga Emas terhadap Return Saham Selain harga minyak, emas merupakan salah satu komoditi yang penting dalam mempengaruhi return saham. Kenaikan harga emas akan mendorong penurunan indeks harga saham karena investor yang semula berinvestasi di pasar modal akan mengalihkan dananya untuk berinvestasi di emas yang relative lebih aman dibandingkan dengan berinvestasi di
23
Nurhakim, Pengaruh Prubahan Nilai Tukar, Inflasi, Suku Bunga, dan Beta Terhadap Return Saham JII Pada Periode Bullish dan Bearish (Januari 2004-Desember 2008). 24 Paloma Paramitha Rachman, Analisis Variabel Makro terhadap Return Indeks Sembilan Sektor pada BEI, Tesis Ekonomi Universitas Indonesia, 2012.
28
pasar modal. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yoesdy Yoeswandy yang menunjukkan bahwa emas berpengaruh negatif terhadap return saham.25 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Nilai Tukar Rupiah
H1
X1 H2
Return Saham
Harga Minyak Dunia Y X2
Harga Emas Dunia X3
H3
H4
H. Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Selain itu hipoteris merupakan jawaban sementara yang disusun peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.26
25
Yoesdy Yoeswandy, Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Nilai Tukar Rupiah, dan IHSG terhadap Return Saham (studi kasus saham Sinarmas Group). Jurnal Ekonomi ISSN:2301-4733 Vol. 1, No. 1; May 2012. 26 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi,(Jakarta: Erlangga, 2003), hal.47-48.
29
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: H01 : Nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham Ha1
: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap return saham
H02 : Harga minyak dunia tidak berpengaruh terhadap return saham Ha2
: Harga minyak dunia berpengaruh terhadap return saham
H03 : Harga emas dunia tidak berpengaruh terhadap return saham Ha3
: Harga emas dunia berpengaruh terhadap return saham
H04 : Nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham Ha4 : Nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia berpengaruh secara simultan terhadap return saham
I. Metode Penelitian 1. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan kedalaman data, penelitian kuantiatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas.27 Menurut Mudrajat Kuncoro, data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka).28
27
Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: refika Aditama, 2011), hal. 19 28 Mudrajad kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan ekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal. 145
30
Desain dalam penelitian ini adalah kausatif. Penelitian
ini
menjelaskan dan menggambarkan pengaruh nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap return saham. 2. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII). Sedangkan periode penelitian ini adalah Januari 2009 sampai November 2013, hal ini berdasarkan ketersediaan data berupa data bulanan harga saham, nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia. 3. Populasi dan Sampel Penelitian 1) Populasi Penelitian Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
saham
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) di Bursa Efek Indonesia dari periode Januari 2009 sampai November 2013 dengan jumlah populasi sebanyak 8 perusahaan. 2) Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.29 Adapun kriteria dalam pengambilan sampel ini adalah:
29
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hal. 61
31
a) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia difokuskan pada saham-saham pertambangan yang terdapat di Jakarta Islamic Indeks (JII) tahun 2009 - 2013. b) Perusahaan Pertambangan yang konsisten terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) selama periode
Januari 2009 –
November 2013. c) Memiliki
harga
lengkap periode Januari 2009 –
saham
November 2013. Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas maka didapatlah 4 perusahaan sebagai sampel untuk periode Januari 2009 sampai November 2013. Tabel 1.2 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan No
Saham
Nama Perusahaan
1.
ANTM
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2.
INCO
PT. Vale Indonesia Tbk.
3.
ITMG
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
4.
PTBA
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
Sumber: www.idx.co.id (data diolah) 4. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa nilai tukar rupiah, harga minyak dunia, harga emas dunia,
32
dan return saham pertambangan di Jakarta Islamic Index selama bulan Januari 2009 sampai dengan November 2013. Adapun data sekunder tersebut penulis peroleh dari: a. Data nilai tukar Rupiah penulis peroleh dari website Bank Indonesia (BI), yang merupakan referensi utama bagi masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai ekonomi, keuangan, dan moneter di Indonesia. b. Data harga minyak dunia penulis peroleh dari website The Energy Information Administration (EIA) – Department of Energy AS. The Energy Information Administration (EIA) merupakan badan statistik dari Departemen Energi AS yang bertanggungjawab mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi-informasi energi kepada publik. c. Data harga emas dunia penulis peroleh dari website The London Gold Market Fixing Limited (TLGMFL) yang merupakan pasar emas di London yang memberikan informasi mengenai harga emas dunia. d. Data harga saham pertambangan penulis peroleh dari website yahoo finance yang kemudian diolah penulis menjadi return saham. Periode waktu penelitian adalah 236 pengamatan dengan bentuk data berupa data runtut waktu (time series) bulanan yaitu penutupan tiap akhir bulan dari bulan Januari 2009 sampai November 2013. Pemilihan data bulanan adalah untuk menghindarkan bias yang terjadi akibat kepanikan pasar dalam
mereaksi suatu informasi, sehingga dengan
33
penggunaan data bulanan diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih akurat. Sedangkan Penulis mengambil tahun Januari 2009 sampai dengan November 2013 karena data tersebut merupakan data terbaru dan belum ada penelitian terdahulu yang memakai periode tersebut. 5. Variabel Penelitian a. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel bebas/ independent variable (X) Variabel bebas adalah variabel menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat)30. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu: a) X1 sebagai variabel bebas (independent) pertama adalah nilai tukar Rupiah yang terjadi selama kurun waktu Januari 2009 sampai November 2013.
Nilai tukar yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, hal ini dikarenakan Mata uang Dollar Amerika termasuk mata uang hard curency yaitu mata uang tersebut secara luas dapat diterima sebagai alat tukar internasional, adanya pasar yang bebas dan aktif bagi mata uang tersebut, dan sebagai dasar penyusunan suatu sistem moneter internasional. b) X2 sebagai variabel bebas (independent) kedua adalah harga minyak dunia yang terjadi selama kurun waktu Januari 2009
30
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hal. 3.
34
sampai November 2013. Harga minyak dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate atau Brent. Minyak
mentah
yang
diperdagangkan
di
West
Texas
Intermediate (WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak mentah tersebut berjenis light-weight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia.31 c) X3 sebagai variabel bebas (independent) ketiga adalah harga emas dunia yang terjadi selama kurun waktu Januari 2009 sampai November 2013. Harga emas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga emas rata-rata penutupan bulanan. 2) Variabel terikat/ dependent variable (Y) Variabel terikat (dependent) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu return saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode Desember 2008 sampai Oktober 2013. Return saham yang digunakan yaitu return saham penutupan bulanan.
31
Crude Oil, http://useconomy.about.com/od/economicindicators/p/Crude_Oil.htm diakses
20 Maret 2014 jam: 09.32.
35
b. Definisi Operasional Variabel Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel
No
Variabel
Indikator
Satuan
Skala
Rupiah
Rasio
Sumber
Definisi
Data
Dependen 1.
Return
−
( − )
( − )
Saham
www.finance
Hasil/keuntungan
.yahoo.com
yang diperoleh di
Pertamban
(yang diolah pasar modal
gan (Y)
oleh peneliti)
Independen 2
3.
Nilai
Nilai
tukar Rupiah
Rasio
www.bi.go.id
Tukar
Rupiah
Rupiah
terhadap mata Dollar
dari suatu mata
(X1)
uang
uang
terhadap
Amerika
mata
uang
Serikat.
lainnya.
per US
harga yang relatif
Dollar
Harga
Harga
Minyak
pasar minyak Dollar
Information
Dunia
dunia dengan per
Administratio melalui
(X2)
berdasarkan
n
West
spot US
Nilai tukar adalah
Texas
Intermediate.
barel
Rasio
The
Energy Harga
(EIA)
Department
minyak
dunia ini diukur – akumukasi permintaan
dan
of Energy AS penawaran http://www.ei minyak WTI atau a.gov
light sweet yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange
36
(NYMEX). 4.
Harga
Harga
spot US
Rasio
Emas
pasar
Dunia
dunia
per troy
spot
(X3)
berdasarkan
ounce
terbentuk
emas Dollar
www.goldfixi Harga emas dunia ng.com
merupakan harga yang
harga
berdasarkan
penutupan
akumulasi
sore hari yang
permintaan
dan
ada
penawaran
emas
di
London
di London (pasar emas London)
Sumber: data diolah 6. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi.
Pengumpulan
data
dimulai
dari
tahapan
penelitian
pendahuluan yaitu melakukan studi pustaka, kemudian pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data dan gambaran cara pengolahan data. Tahapan
selanjutnya
yaitu
melakukan
penelitian
pokok
untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur sebagai penunjang perolehan data kuantitatif. 7. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis statistic. Analisis statistic pada penelitian ini antara lain :
37
a. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum.
Statistik
deskriptif
dimaksudkan
untuk
memberikan
gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut. b. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative. Adapun jenis uji asumsi klasik yang dilakukan sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.32 Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.33 Pengujiannya dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik.
32
Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2007, hal. 94. 33 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Semarang: Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5, hal.160
38
Uji normalitas dengan analisis grafik menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.34 Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:35 a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan dengan analisis statistik dapat dilihat melalui Kolmogrov–Smirnov test (K-S). Uji K – S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal
34
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 160 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 163
35
39
Dasar penambilan keputusan dalam uji K–S adalah sebagai berikut:36 a) Apabila probabilitas nilai z uji K-S sigfikansi secara statistik maka H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b) Apabila probablitas nilai z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal. 2) Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan sebagai syarat digunakan analisis regresi berganda dan juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas itu sendiri. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada table Coefficients yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:37 a) Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.
36
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 163 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 105-
37
106
40
b) Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi. 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW). DW test sebagai bagian dari statistik non–parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan membuat hipotesis:38 Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ) Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel pengambilan keputusan Durbin – Watson berikut :
38
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 111
41
Tabel 1.4 Uji Durbin Watson Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No Desicison
dl ≤ d ≤du
Tidak ada korelasi negative
Tolak
4 –dl < d <4
Tidak ada korelasi negative
No Desicison
4 – du ≤ d ≤4 – dl
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
Tidak ada autokorelasi posotif atau negative Sumber: Imam Ghozali, 2011 4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan adanya homokedastisitas. Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas memakai metode grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel dependen, dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan begitu juga sebaliknya. Untuk mendeteksi adanya Heterokedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.39 Dasar
analisis
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
heteroskedatisitas adalah sebagai berikut: 40
39
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 139. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hal. 139.
40
42
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka
mengidentifikasikan
telah
terjadi
heterokesdatisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskerdatisitas. Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot. c. Pengujian Hipotesis 1) Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda bertujuan untuk meramalkan pengaruh dua variable predictor atau lebih terhadap variabel kriterium atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungabn fungsional antara dua buah variable bebas (X) atau lebih dari sebuah variable terikat (Y). Dalam penelitian ini analisis tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas dunia terhadap return saham pertambangan. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen dapat dihitung dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut :
43
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
dimana: Y
= Variabel dependen yaitu Return saham
a
= Konstanta
b1...b3
= Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1
= nilai tukar rupiah
X2
= harga minyak dunia
X3
= harga emas dunia
e
= error
2) Uji Signifikansi a) Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap return saham secara parsial (untuk menguji signifikan atau tidaknya masing-masing variabel bebas terhadap variable terikat) dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Prosedur pengujian hipotesis sebagai berikut: i. Jika t
hitung>
t
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti masing- masing variabel bebas tersebut mampu mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. ii. Jika t
hitung<
t
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti masing- masing
variabel bebas tersebut tidak
mempengaruhi variabel terikat.
44
b) Uji Statistik F Uji simultan (Uji Statistik F) digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel
terikat
secara
simultan
atau
serentak.
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung. Dasar pengambilan keputusan adalah : Ho ditolak atau Ha diterima jika signifikan F atau p value < 5 %. Kriteria uji yang digunakan adalah: i. Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima (tidak signifikan) artinya
hitung
tabel secara statistik dapat dibuktikan
bahwa variabel independen (nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harga emas) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Return saham). ii. Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak (signifikan) dan Ha hitung tabel diterima, artinya secara simultan dapat dibuktikan semua variabel independen (nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan harag emas) berpengaruh terhadap variabel dependen (return saham). c) Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 mengukur ketepatan yang paling baik (goodnes fit) dari analisis linear berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1
45
(satu), maka semakin kuat model tersebut menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabel-variabel independen menerangkan variabel dependen.
J. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan penjelasan, penelaahan, pemahaman maka dalam penelitian ini penulisannya dibagi menjadi 5 bab yang setiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Tiap bab ataupun sub bab yang satu dengan lainnya merupakan rangkaian yang sangat terkait. BAB I
:PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :LANDASAN TEORI Landasan teori yang memuat uraian teoritis tentang variabel yang diteliti dari penelitian ini. BAB III :GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN Gambaran umum objek penelitian berisi Gambaran Umum Pasar Modal
diIndonesia,
Profil
Perusahaan
Pertambangan
yang
Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dan kondisi makro ekonomi.
46
BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V : PENUTUP Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran