BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting dan kompleks bagi kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak dan langkah manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sekalipun. Untuk itu komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi (Morissan, 2013:1) Komunikasi di dalam suatu organisasi, biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal merupakan upaya organisasi dalam membentuk sebuah ikatan dengan para karyawan. Untuk menciptakan keterikatan tersebut adalah dengan menggunakan fungsi komunikasi internal secara baik dan efisien. Sehingga akan menciptakan kepercayaan dan loyalitas karyawan kepada perusahaan, melakukan apa yang ditugaskan dan menjadi tanggung jawab mereka sehingga menciptakan hasil akhir secara maksimum. Oleh karena itu komunikasi internal sangat penting, dengan
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
komunikasi internal yang baik akan mempengaruhi produktivitas kerja dan akan memperoleh kesuksesan yang berkelanjutan (sustainable) bagi organisasi. 1 Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan
oleh
manusia
sebagai
makhluk
sosial,
karena
kemampuan
berkomunikasi dalam hal ini komunikasi interpersonal merupakan kemampuan paling dasar yang dimiliki manusia. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik terbuka yang disebabkan adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai cara berkomunikasi yang baik agar pesan yang diberikan komunikator akan sampai kepada komunikasn dengan baik. Salah satu profesi yang menuntut kemampuan komunikasi interpersonal yang baik adalah guru di dalam suatu kursus, dimana sebagian besar aktivitasnya berhadapan dan berkomunikasi langsung dengan siswa nya. Sebagai seorang profesional,
guru
dituntut
untuk
mampu
menjadi
komunikator
yang
menyampaikan suatu pesan yang bersifat persuasif, edukatif dan informatif. Dalam membimbing murid, guru harus paham dasar dari komunikasi yang anak gunakan, jangan sampai terjadi kekeliruan dalam berkomunikasi dengan murid. komunikasi dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan/informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan memelihara relasi. Dalam praktik pembelajaran pun, komunikasi yang dilakukan
1
:http//:fortunerpr.com/consultant-indra-abidin/307-komunikasi internal.htm
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
guru dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi relasi guru dan siswa.2 Baiknya relasi guru dan siswa menjadi prasyarat utama terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Di sekolah, guru dan siswa merupakan pelaku utama dalam proses pembelajaraan. Kedua pelaku ini menjalankan peran penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah maupun di tempat kursus. Oleh sebab itu, di antara kedua pelaku utama ini sudah semestinya terjalin relasi edukasi yang baik. Ada banyak penelitan yang menunjukkan bagaimana relasi guru dan siswa ini berdampak terhadap proses pembelajaran.3 Guru yang peduli, yang penuh perhatian terhadap siswanya akan membuat siswa tak segan untuk mengajaknya berdiskusi tentang berbagai hal. Guru juga akan berperan sebagai pembimbing dan teladan bagi siswanya sehingga siswa berkembang kemampuannya dalam menghadapi berbagai masalah pribadi dan dalam menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan cepat. 4 Relasi yang baik antara guru dan siswa berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa, juga berpengaruh terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa, serta mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan penyesuaian sosial dan emosional.5 Seperti dikutip dari Boynton & Boynton (2005), bukti lain soal relasi siswa dan guru berdampak terhadap prestasi siswa, disampaikan penelitian yang menemukan bahwa relasi positif guru-siswa merupakan senjata ampuh untuk
2
Dr. Yosal Iriantara, Komunikasi Pendidikan, Rekatama media hal. 34 Ibid hal. 35 4 Wang, Haertel, & Walberg 1994 5 Pianta, Nitmez, & Bennett, 1997; Resnick et. All.,1997 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
menciptakan iklim pembelajaran yang membuat siswa lebih menghormati sesamanya, serta menjadi lebih memiliki perhatian karena merasa diperhatikan.6 Sedangkan Marzano (2003) menunjukkan, relasi guru dan siswa juga membuat siswa lebih mudah menjadi orang yang disiplin dan taat aturan. Selain itu, penelitian juga menunjukkan relasi siswa dan guru ini membuat siswa lebih menyimak apa yang disampaikan gurunya karena merasa keberadaannya dinilai dan dihargai.7 Penelitian-penelitian tersebut menegaskan pentingnya membangun relasi yang baik antara guru dan siswa karena berdampak pada komunikasi pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki guru dapat mendorong minat belajar siswa. Siswa dalam melaksanakan aktifitas belajarnya memerlukan motivasi agar kegiatan belajar mengajar menghasilkan prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Di sini, guru berperan sebagai motivator dimana peran ini sangat penting untuk meningkatkan kegairahan dan mengembangkan kegiatan belajar siswa. Adapun Sardiman mengemukakan bahwa minat belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.8
6
Canter & canter, 1997 Zehm & Kottler, 1993 8 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 75 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Temuan-temuan
penelitian
tersebut
sesungguhnya
menunjukkan
juga
pentingnya komunikasi bukan hanya dalam artian pertukaran atau penyampaian pesan, melainkan juga dalam menjaga relasi. Dalam percakapan sehari-hari, sebelum memulai resmi selalu diawali dengan basa-basi. Basa-basi ini berfungsi untuk menjaga dan mengokohkan relasi sosial kita. Basa-basi juga menunjukkan dimensi informal dalam komunikasi manusia. Seperti kita tahu, komunikasi di antara manusia tidak selalu berlangsung secara formal. Ada juga yang berlangsung secara informal. Komunikasi informal ini lebih kuat dimensi relasinya ketimbang dimensi pertukaran atau penyampaian pesannya. Sedangkan komunikasi formal lebih kuat dimensi pertukaran atau penyampaian
pesannya
ketimbang
dimensi
rasionalnya.
Dalam
proses
pembelajaran di sekolah, maupun ditempat kursus baik komunikasi formal maupun informal sama pentingnya untuk mendorong peningkatan mutu pembelajaran. Interaksi guru dan siswa di kelas adalah komunikasi pembelajaran (instructional communication). Membelajarkan berarti membangun komunikasi efektif dengan siswa. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui oleh para guru, bahwa guru yang baik adalah guru yang memahami bahwa komunikasi dan pembelajaran adalah dua hal yang saling bergantung, yang lebih mementingkan apa yang siswa sudah pelajari daripada apa yang sudah diajarkannya, dan terus menerus memilih dan menentukan apa yang harus dikomunikasikan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
bagaimana cara mengomunikasikannya.9 Intinya, guru yang baik adalah komunikator yang baik dan guru efektif adalah komunikator yang efektif. Minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
perhatian
terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian tersebut menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta membuktikan lebih lanjut. Hal itu menunjukan, bahwa dalam minat, di samping perhatian juga terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut. Cony semiawan mengatakan, bahwa minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Dengan demikian, minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimuli khusus sesuai dengan keadaan tersebut.10 Minat belajar merupakan hal utama yang harus dimiliki siswa. Dengan minat belajar, siswa menjadi tergerak melakukan aktivitas belajar. Sebaliknya, tanpa minat belajar, siswa tidak akan melakukan aktivitas belajar. Aktivitas akan berjalan dengan baik apabila siswa memiliki motivasi intrinsik. Namun, bagi siswa yang kurang memiliki motivasi intrinsik, maka peran guru dalam memberikan minat ekstrinsik sangatlah dibutuhkan. Salah satu cara yang dapat
9
Ibid hal. 45 Ibid hal. 48
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
diterapkan guru dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa secara ekstrinsik yaitu dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan kursus sempoa SIP TJ. Duren, biasanya di fasilitasi oleh guru yang mengajar secara semi private. Guru tersebut memiliki tugas membimbing dan mengajarkan murid dalam bidang akademik maupun non-akademik yang sifatnya lebih personal dan bertujuan meningkatkan kelancaran kegiatan belajar mengajar dalam suatu kelas. Salah satu cara pembimbingan tersebut yaitu melalui kemampuan komunikasi interpersonal guru untuk memotivasi minat belajar siswa. Kemampuan komunikasi interpersonal secara efektif dengan siswa merupakan aspek penting yang harus dimiliki guru. Menurut Suranto, komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (dengan bantuan media).11 Berkaitan dengan pembelajaran, kemampuan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan guru di Sempoa SIP; guru sebagai komunikator dalam pengiriman/pemindahan pesan (transmitting) secara verbal maupun non verbal dan penerimaan pesan (receiving) disertai adanya feedback oleh siswa sebagai komunikan. Komunikasi pembelajaran sendiri dirumuskan Richmond et.al. (2009) sebagai “proses dimana guru membangun relasi komunikasi yang efektif dan afektif dengan siswa sehingga siswa berkesempatan meraih keberhasilan yang maksimal 11
Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2010), hal. 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
dalam proses pembelajaran”. Tujuan membangun komunikasi efektif dan afektif adalah mewujudkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran. Komunikasi yang efektif artinya guru dan siswa sama-sama
memahami
apa
yang
dikomunikasikan,
bagaimana
mengkomunikasikannya. Selain itu, guru dan siswa saling memahami sejauh mana kinerjanya dalam pembelajaran. Sedangkan komunikasi efektif bertujuan membangun keadaan saling memahami perasaan antara guru dan siswa terhadap proses komunikasi dan apa yang sedang dibelajarkan. Efektivitas komunikasi sangat memengaruhi pilihan tindakan yang dilakukan guru saat mengajar, dan tindakan itulah yang berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Guru seharusnya dapat memberikan kasih sayang, menjadi pendengar dan penengah ketika siswa menyampaikan pikiran/perasaannya, sikap empati guru yang bersedia mendengarkan keluh kesah, usul, dan saran siswa, memberikan kesempatan untuk bebas berfikir dan berpendapat, akan berpengaruh dalam mewujudkan keberhasilan proses belajar mengajar. Guru yang selalu bersikap optimis terhadap kemampuan siswa dan yakin bahwa siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, membantu kesulitan siswa, memberikan pujian/ penghargaan terhadap keberhasilan siswa, menjadikan siswa memiliki motivasi serta semangat untuk belajar. Disinilah pentingnya peran kemampuan komunikasi guru dalam mendorong minat belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor komunikasi interpersonal guru dan orang tua dalam mendorong minat belajar siswa. Peneliti memilih kursus Sempoa SIP Tj. Duren sebagai tempat penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
dikarenakan peneliti melihat bahwa guru di tempat kursus Sempoa SIP tj. Duren ini ketika mengajar dapat membangun kedekatan dan keakraban dengan para siswanya. Salah satu guru yang sangat dekat dengan siswa yaitu Riyani yang dapat membangun kedekatan dengan cara belajar fun learning dan dapat berkomunikasi dengan ramah, penuh ekspresif, tetapi juga tegas terhadap siswa. Oleh karena itu, Beliau dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, penuh semangat, dan kedekatan dengan siswa. Sempoa SIP merupakan sistem edukasi mengoptimalkan potensi otak anak, dsisini dengan kursus sempoa, secara tidak langsung kedua belahan otak kanan dan kiri bisa bekerja bersama-sama dimana anak menjadi lebih konsentrasi terhadap pelajaran lain. Sempoa SIP bukan hanya pelatihan berhitung cepat biasa, melainkan suatu kursus yang mengkhususkan diri dalam pelatihan otak anak yang menjadikan Sempoa SIP unggul dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenisnya. Guru semestinya menyadari bahwa siswa yang hadir di kelasnya adalah siswa dengan keragaman latar belakang. Siswa-siswa yang berada di kelas adalah orang yang berbeda-beda orientasi, tujuan, minat, bakat, kondisi sosio-ekonomi, dan keluarga. Para siswa pun memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang hanya bisa belajar jika dalam kelompok, ada yang hanya mampu belajar jika sendiri, ada yang bisa belajar lebih baik menggunakan media visual, audio, atau kinestetis. Ada siswa yang hebat pada suatu mata pelajaran, tapi leamah pada mata pelajaran lain. Siswa yang ada dikelas pun sudah memiliki pengalaman belajar dan pengalaman tersebut membentuk persepsinya atas mata pelajaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Semua faktor tersebut akan berpengaruh pada bagaimana siswa membentuk sikap dalam berkomunikasi. Sempoa SIP merupakan Sistem Edukasi untuk Mengoptimalkan Potensi Otak Anak yang memiliki manfaat belajar yaitu : 1. Pelatihan otak kanan dan kiri anak. 2. Mengeksplorasi potensi mental anak. 3. Meningkatkan daya ingat, imajinasi dan konsentrasi. 4. Mencegah numeric phobia. 5. Menumbuhkan interaksi dan kemampuan psychomotor anak. 6. Pemahaman aritmatika dengan pendekatan fun learning. Metode dan fasilitas belajar dalam Sempoa SIP menggunakan sistem pengajaran dan pelatihan secara Global Holistic learning, mengasah kemampuan visual, audio dan kinestetik anak, pelatihan EQ dan self motivation, buku pelajaran full color dan children friendly, tempat kursus yang representatif . Di tahun 2017 ini tercatat ada 102 cabang kursus Sempoa SIP di jabodetabek. Disini terlihat atas kesediaan guru dalam mengajar yang efektif dan membuat murid tertarik untuk selalu minat dalam belajar. Namun tidak sedikit di kursus Sempoa SIP Tj. Duren pun mengalami kenaikan dan penurunan jumlah siswa, seperti data yang ditemukan pada tahun 2014-2016 sekitar 30% siswa keluar dan cuti. Pada Tahun 2017 ini, tercatat pada awal januari siswa di kursus Sempoa SIP Tj. Duren mengalami penurunan, total murid aktif saat ini ada 77 siswa padahal pada awal tahun 2016 tercatat ada 94 murid aktif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor komunikasi interpersonal guru dan orang tua dalam mendorong minat belajar siswa di Kursus Sempoa SIP Tj. Duren. 1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan permasalahan pada bagaimana faktor-faktor komunikasi interpersonal guru dan orang tua dalam mendorong minat belajar siswa di kursus Sempoa SIP Tj. Duren? 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti akan mengidentifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Keterbukaan (openness) Keterbukaan yang dilakukan seorang guru di kursus Sempoa SIP Tj. Duren dalam menghilangkan sikap tertutup oleh masukan-masukan yang datangnya dari siswa nya. 2. Empati (empathy) Kemampuan yang dimiliki guru di kursus Sempoa SIP Tj. Duren untuk menempatkan dirinya pada posisi murid dan bagaimana caranya. 3. Sikap mendukung (supportiveness) Sikap mendukung yang dimiliki guru di kursus Sempoa SIP Tj. Duren yang bertolak belakang dengan sikap defensif (bertahan). Bagaimana guru dapat memberikan dukungan belajar kepada siswanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
4. Sikap positif (positiveness) Bagaimana guru di kursus Sempoa SIP Tj. Duren memiliki perilaku positif
kepada siswanya agar menciptakan situasi kondusif dan
interaktif. 5. Kesetaraan (equality) Kesamaan pikiran, ide, pandangan, dan gagasan guru di kursus Sempoa SIP Tj. Duren pada kesetaraan dengan siswanya dalam mengatasi ketidaksepakatan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan identifikasi masalah di atas adalah untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi interpersonal guru dan orang tua dengan minat belajar siswa di Kursus Sempoa SIP Tj. Duren 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis / akademis Dari hasil observasi mengenai masalah ini, diharapkan dapat memberikan informasi tentang temuan-temuan yang berkaitan dengan kajian bidang ilmu komunikasi yaitu melihat bagaimana pemahaman pendekatan faktor-faktor komunikasi interpersonal guru dan orang tua kepada siswa nya dalam proses belajar untuk mendorong minat belajar siswa tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
1.5.2 Manfaat praktis Membantu peneliti untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi interpersonal guru dan orang tua dalam minat belajar siswa di Kursus Sempoa SIP Tj. Duren dan memberikan gambaran tentang kondisi dunia pendidikan yang nyata di Kursus Sempoa SIP yang nanti akan menjadi bidang penelitian. Adapun juga membantu guru untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi interpersonal dalam minat belajar siswa sehingga penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penyempurnaan praktik komunikasi interpersonal guru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/