BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan bagi manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupannya, karena lingkungan tidak saja sebagai tempat manusia beraktivitas, tetapi lingkungan juga sangat berperan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia. Di lingkungan semua kebutuhan hidup manusia telah tersedia, sehingga ada upaya oleh manusia untuk mengekploitasi secara berlebihan lingkungan demi hajat kehidupannya. Karenanya merupakan hal yang sangat wajar bila interaksi manusia dengan lingkungan akan berlangsung secara terus-menerus. Dengan adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan bahwa kondisi lingkungan juga akan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Sebaliknya, bagaimana manusia memperlakukan lingkungan dampaknya akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia itu sendiri. Pada awalnya, interaksi manusia dengan lingkungan berjalan berlangsung dalam kondisi yang berkeseimbangan. Manusia selalu berupaya menyesuaikan pola kehidupan dengan kondisi lingkungannya. Perilakunya manusia terhadap lingkungan ditandai dengan sikap dan kearifan tindakan manusia terhadap alam yang terwujud dalam berbagai tradisi dan hukum adat yang dipatuhi oleh masyarakat. Namun, pertambahan penduduk yang pesat berdampak pada
1
bertambahnya kebutuhan manusia akan sumber daya yang diikuti dengan makin meningkat pula tekanan dan eksploitasi terhadap lingkungan 1. Kesadaran bahwa paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. Untuk menuju kesana masyarakat kadang terbatas oleh akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya disini perlunya pengembangan masyarakat. Kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya2. Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungan 3. Pengembangan akan lebih baik jika melibatkan masyarakat setempat agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat, meningkatkan peranserta masyarakat, menyebabkan anggota masyarakat mempunyai potensi kuat untuk 1Hamzah,Syukri.2013.Pendidikan Lingkungan sekelumit wawasan pengantar.Bandung:PT Refika Aditama. Hal 1-2. 2Arif Budimanta dan Bambang Rudito, Metode dan Teknik Pengelolaan Community Development, cet. Ke II (Jakarta: CSD, 2008), hal. 33. 3 Payne,Malcolm. 1997. Modern social work theory. Second edition. London: Macmillan Press Ltd. Hal 266
2
bersama-sama mengatasi masalah lingkungan dan mengusahakan keberhasilannya. Dengan kata lain peranserta adalah keterlibatan seseorang untuk menciptakan, menyelenggarakan serta memelihara lingkungan hidupnya dengan baik, sehingga lingkungan hidup terjamin kelestariannya. Partisipasi berarti memberi-kan sumbangan dalam turut menentukan arah dan tujuan pembangunan, dimana ditekankan bawa partisipasi adalah hak dan kewajiban dari setiap masyarakat. Partisipasi melibatkan atau mengikut serta masyarakat secara langsung, hanya mungkin dicapai jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian, sejak dari awal, proses dan perumusan hasil. Keterlibatan masyarakat akan menjadi penjamin bagi suatu proses yang baik dan benar. Dengan demikian, mengasumsikan bahwa hal ini menyebabkan masyarakat telah terlatih secara baik. Tanpa adanya pra kondisi4. Melibatkan masyarakat secara langsung akan membawa dampak penting, yaitu 1) Terhindar dari peluang terjadinya manipulasi. Keterlibatan masyarakat akan memperjelas apa yang sebenarnya dikehendaki oleh masyarakat; (2) Memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan karena semakin banyak jumlah mereka yang terlibat akan semakin baik; dan (3) Meningkatkan kesadaran dan keterampilan politik masyarakat. Mendorong minat setiap warga masyarakat untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Suatu proses dimana seluruh pihak dapat membentuk dan terlibat dalam 4
Abe, Alexander, 2005. PerencanaanDaerahPartisipatif. PenerbitPustakaJogyaMandiri, Yogyakarta.
3
seluruh inisiatif pembangunan. Dengan demikian, maka pembangunan partisipatif adalah proses melibatkan masyarakat secara aktif dalam seluruh keputusan substansial yang berkenan dengan kehidupan masyarakat 5. Pembangunan pastisipatif itu mengajak masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat dilibatkan pada pengelolaan sampah dengan tujuan agar mayarakat menyadari bahwa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat6. Sebagai salah satu upaya yang dapat mempengaruhi perkembangan kota, sehingga membutuhkan penanganan yang benar karena keberadaan volume sampah yang semakin hari semakin bertambah besar seiring pertambahan jumlah penduduk, sedangkan sampah bersifat sebagai polutan yang mencemari tanah, air, udara dan estetika pandangan suatu kota serta dapat mengganggu kesehatan. Dengan asal membuangnya sampah akan membuat tumpukan sampah, bukan menambah solusi tapi menjadi sumber masalah keberadaanya, sampah dalam jumlah yang banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, maka akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.Sampah bisa tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit serta akan menurunkan tingkat kesehatannya, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang mata).
5
Syahyuti, 2006.Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Jakarta:Bina RenaPariwara.
6
Cecep Dani Sucipto, (2012), Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, Yogyakarta: Gosyen Publishing
4
Betapa tidak, dengan kondisi kian menyempitnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang yang merupakan satu-satunya TPA yang masih ada di Kota Malang, ancaman timbunan sampah pun harus dihadapi. Sebab saat ini setiap harinya kurang lebih 650 ton sampah dihasilkan Kota Malang7. Masalah sampah bisa menjadi ancaman bagi kota Malang dengan semakin banyak jumlah penduduk, baik penduduk asli malang ataupun pendatang seperti mahasiswa yang berkuliah dimalang, bisa dibayangkan jika sampah tidak ditanggani dengan benar kota Malang akan penuh dengan sampah, volume sampah di Kota Malang beberapa tahun belakangan semakin meningkat. Diperkirakan lima tahun ke depan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang tidak mampu lagi menampung sampah yang berasal dari kota itu8. Setiap hari 17 arm rol dan 18 dump truk untuk mengangkut sampah sebanyak 153 rit(perjalanan truck bolak balik), per ritnya mampu mengangkut 8meter kubik atau 4ton sampah atau hampir 612Ton sampah yang diangkut ke TPA Supit Urang 9. Pengelolaan
sampah
yang masih menggunakan
paradigma
lama
(pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir) perlu dirubah. Hal ini karena permasalahan sampah yang semakin kompleks, terutama kesulitan mendapat tempat pembuangan akhir serta berkembangnya jumlah dan ragam sampah perkotaan. Penanganan sampah dengan paradigma
baru perlu
7Media
center, malangkota. 2014. Sampah menjadi ancaman kota malang. (diakses 28 september 2015). http://mediacenter.malangkota.go.id/2014/09/sampah-menjadi-ancaman-kota-malang/#ixzz3n5S1G4Nz 8 Tempo. 2014. Sampah Meningkat, Kota Malang Kekurangan TPA (diakses 26 (september 2015). Http://m.tempo.co/read/news/2014/09/07058605051/sampah-menikat-kota-malang-kekurangan-tpa 9 Republika 2015. Volume sampah di malang membengkak saat ramadhan. (diakses 28 September 2015) Http://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/06/30nqqkm1v-volume-sampah-di-malang-membengkaksaat-ramadhan.
5
mengedepankan proses pengurangan dan pemanfaatan sampah (minimalisasi sampah10. Dengan proses daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Kampung RW 03 awal memang tidak mengelolaa sampah lingkungan, tetapi LSM Lingkungan ESP mulai masuk kekampung RW 03 untuk mengajarkan warga untuk mengelola sampah rumah tangga mereka, 25 Warga dikumpulkan untuk diajarkan cara mengelola sampah rumah tangga yang benar, membuang sampah kering dan sampah basah, sampah kering yang dihasilkan rumah tangga dimasukan dalam gelangsi (kantong sampah) yang ada dirumah mereka. Selain dari pelatihan LSM Lingkungan ESP, Follow up dari kampung RW03 melakukan studi tur kekampung gundih di surabaya, disana masyarakat belajar belajar banyak, kampung gundih tertata bagus sistemnya gimana, mereka belajar disana dan itu awal disini tiap-tiap RT mau milah sampah.
10
Sabani,Taufik. 2013. Isu-isu lingkungan perkotaan.
6
RW03 berhasil mengubah sampah dari hal yang menjadi masalah menjadi potensi yang bisa mereka manfaatkan dengan baik, sampah-sampah dikumpulkan sesuai dengan jenisnya sampah kering, sampah basah dan sampah yang tidak bisa dipakai. Hal ini yang ditunjukan oleh warga RW 03 Kelurahan Sukun, Kota Malang, terhadap lingkungan patut mendapatkan apresiasi. Di kampung tersebut, halaman depan semua rumah warga terlihat hijau dan terasa sejuk. Itu karena semua warga menanam tanaman dipekarangan depan rumah. Warga RW 03 senantiasa untuk selalu menjaga lingkungan di sekitarnya agar bersih, indah dan sehat, seperti menanam bunga di setiap jengkal tanah di sekitar rumah, membersihkan selokan dan memilah sampah kering dan sampah basah. Pemilahan sampah dilakukan oleh warga setiap hari yaitu sampah kering dikumpulkan didalam gelangsi(kantong sampah) yang ada didepan rumahnya dan sampah basah dimasukkan ke dalam komposter. Setiap bulan sampah kering warga akan diambil oleh kader lingkungan RW 03 untuk dipilah lagi menjadi sampah daur ulang sebagai bahan kerajinan dan sisanya akan dijual (rombeng/mayeng) dan uang hasil penjualan sampah yang nantinya akan diberikan kembali kepada warga untuk pembelian bunga, pupuk, pot dll11. Semua warga Rw 03 menanam bermacam-macam jenis bunga dan tanaman toga dihalaman depan setiap semua rumah, pengunjung yang melewati kampung di RW 03 tersebut seperti masuk dalam kebun.“Siapa pun yang masuk kekampung RW 03 akan tercengang karena kampungnya sangat bersih dan sejuk”. Selain berusaha hidup bersih warga juga berusaha meningkatkan derajat 11 Gatotabe. 2012. Kampung terapi Rw.03 sukun malang. (diakses 28 september 2015). Https://gatotabe.wordpress.com/2012/04/07/kampung-terapi-Rw-03-sukun-Malang.
7
kesehatan mereka, dimana ada pemasangan kartu rumah disetiap rumah warga untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, larangan untuk tidak merokok didalam rumah tetapi disediakan tempat jagoan untuk merokok, minggu bersih bersama-sama warga gotong royong memberihkan sarang nyamuk, menyediakan tempat cuci tangan umum supayawarga sadar untuk mencuci tangan sebelum makan dan sesudahnya dan terakhir membuat biopori agar terhindar dari banjir dan membantu resapan air kedalam tanah Penelitian ini dilakukan atas dasar menciptakan kesadaran masyarakat pentingnya partisipasi dalam pembangunan. Penulis merasa tertarik dapat mengangkat permasalahan tersebut tentang “Pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat tentang pengelolaan sampah di RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang”. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah, kemudian akan dijawab dalam proses penelitian dan tertuang secara sistematis dalam laporan penelitian. Semua bahasan dalam laporan penelitian, termasuk juga semua bahasan mengenai kerangka teori dan metodologi yang digunakan, semuanya mengacu pada perumusan masalah. Oleh karena itu, ia menjadi titik sentral. Disinilah fokus utama yang akan menentukan arah
8
penelitian 12 . Berdasarkan Latar belakang masalah diatas di rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat di RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang? 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalampengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat di RW 03 kelurahan Sukun Kota Malang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara komprenshif tentang Pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat di RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang. Dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui proses pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat di RW 03 kelurahan sukun Kota Malang? 2. Mendeskripsikan faktor apa saja dalam pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat di RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang? D. Manfaat Penelitian Setelah melihat rumusan masalah dan tujuan masalah yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka penulis memberikan gambaran manfaat yang dapat diberikan sebagai berikut: 1.
Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahun bagi
pengembangan masyarakat. Khususnya tentang pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakatdi RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang. Yenrizal. 2012. Membuat Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian. http://www.trijayafmplg.co.id/2012/12/kuliah-with-dosen-membuat-rumusan-masalah-tujuanpenelitian/ 12
9
2.
Manfaat Praktis Untuk memberikan informasi dan masukan kepada pembaca tentang
pentingnya pengembangan lingkungan hidup berbasis masyarakat di RW 03 Kelurahan Suku Kota Malang. E. Definisi Konseptual Definisi konseptual didasarkan dari pengambilan dari judul oleh penulis yang digambarkan dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang perlu untuk didefinisikan: 1. Pengembangan Lingkungan hidup berbasis masyarakat Pengembangan Lingkungan merupakan upaya terpadu untuk melestarikan dan mengelola sebaik-baiknya agar lingkungan secara kualitas dapat menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia. Pemanfaatan itu juga harus memikirkan kebutuhan generasi yang akan datang yang tentunya bagi kemakmuran itu juga agar kemakmuran hidup dapat dicapai, maka tentunya juga perlu tindakan yang terencana agar pemanfaatan itu tidak merusak lingkungan. Dari sini diperlukan suatu tindakan untuk berusaha semampunya dalam pengembangan lingkungan. Kegiatan yang mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri hendaknya dilakukan sebagai pendukung dari pengembangan program yang dilaksanakan. Hal ini diperlukan karena kegiatan ini menyangkut jaminan akses ke sumber daya, hak untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan, dan hal atas pendidikan dan pelatihan memungkinkan masyarakat
10
dapat memenuhi kebutuhan meraka secara berkelanjutan di samping memelihara kelestarian lingkungan. 2. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pe-ngurangan dan penanganan sampah yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle). Kegiatan penanganan sampah meliputi: a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah, b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu, c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah, e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Sementara
11
untuk pengelolaan sampah spesifik menjadi tanggung jawab Pemerintah yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. F. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indicator yang ada. Adapun indikator sebagai berikut: 1. Pengembangan awal lingkungan hidup berbasis masyarakat di rw 03 kelurahan sukun kota malang, sebagai berikut: a. Proses awal pengelolaan lingkungan: 1) Inisiator 2) Pembangunan Lembaga 3) Dukungan masyarakat b. Proses Pelaksanaan Kampung Hijau 1) Perencaan 2) Pengorganisasian 3) Koordinasi 4) Pelaksanaan c. Tahapan pencapainan Lingkungan yang bersih dan hijau d. Program keberlanjutan 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalampengembangan lingkungan berbasis masyarakat di RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang, Yaitu: a. Kesadaran Masyarakat G. Metode Penelitian
12
Metode penelitian merupakan upaya agar penelitian memberikan gambaran masalah yang terjadi dilapangan dengan dikumpulkannya data-data maupun penunjang alat untuk memperkuat argumentasi. 1. Jenis penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu diartikan sebagai prosedur pemecahan ,masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjektif atau objektif peneliti (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta tampak atau sebagai mana mestinya) 13. 2. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian di sini tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah, Rukun warga (RW) 03 Kelurahan Sukun Kota Malang. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang yang berada dalam situasi sosial yang ditetapkan sebagai pemberi informasi dalam sebuah penelitian atau dikenal dengan informan14.Dalam penelitian ini peneliti memilih subjek penelitian dimana informan tersebut memahami topik sedang diteliti, agar peneliti mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Peneliti menetapkan narasumber sebagai berikut: a. Kepala RW 03 Kelurahan Sukun Kota Malang b. Kader Lingkungan RW 03 Sukun Kota Malang 4. Sumber Data 13 14
Moleng, Lexy.2002. Metode Penelitian Kualitattif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 63 Mukhtar. 2013. Metodepraktis penelitian deskriptif kualitatif. Jakarta: GP Press Group hal:9
13
Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutukan dalam sebuah penelitian: a.
Data Primer Data primer merupakan data yang didapatkan dari narasumber secara
langsung dan mengerti tentang kejadian yang ingin diteliti. Data primer digunakan sebagai informasi penunjang penelitian supaya bisa memperkuat data informasi penulis dalam menyusun dasar penelitian. b.
Data Sekunder Data sekundur dibutukan untuk melengkapi data primer untuk
mengkaitakan langsung dengan persoalan. Menurut Sugiyono “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”15. 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, yang ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin di pecahkan. Untuk mengumpulkan data diperlukan instrument atau alat, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik atau metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut: a.
Observasi
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17. Bandung: Alfabeta. Hal: 193
15
14
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat recheckingin atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung16. b.
Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telepon) 17. Menurut Sugiono “Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
Rahayu, Iin Tri, S.Psi dan Ardani, Tristiadi Ardi, S.Psi, M.Si. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia. 16
Burhanuddin,Afid. 2013. Pengumpulan data dan instrumen penelitian. )https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-data-dan-instrumen-penelitian/ 17
15
bertukar
informasi
dan
ide
melalui
tanya
jawab,
sehingga
dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”18. c.
Teknik dokumentasi Sugiyono mengemukakan pendapatnya mengenai dokumen, dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang19. 6. Teknik Analisa Data Teknik analisis data merupakan cara mengumpulkan data-data yang telah didapatkan dan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian agar peneletian dapat menyimpulkan hasil dari data yang telah didapatkan. Interprestasi data yang telah dikumpulkan bisa langsung diambil secara logis dan sistematis kesimpulannya yang didapatkan supaya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam analisis data kualitatif terdapat 3 tahapan yaitu: a. Reduksi data Merangkum, meringkas atau mengambil kesimpulan dari darta-data yang sudah didapatkan, dengan mencari fokus atau pokok permasalahan terhadap Pengembangan Lingkungan berbasis masyarakat Di Rw 3 Kelurahan Sukun Kota Malang dengan demikian kita nantinya akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid. Dari penelitian ini nanti akan dirangkum data-data yang sudah didapatkan baik data primer maupun dari data sekunder. Dengan hakikat objek tersebut, Hussel berpendapat bahwa ujntuk mendapatkan hakikat objek-objek
18 19
Sugiyono. (2012). Ibid Hal 231
Sugiono. 2012. Ibid Hal 240.
16
tersebut, diperlukan tiga macam reduksi guna menyingkirkan semua hal yang mengganggu dalam mencapai tahap ilmu pengetahuan, yaitu: 1) Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data) yang subjektif untuk menerima data-data yang objektif 2) Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari sumber lain, dan semua teori dan hipotesis yang ada 3) Reduksi untuk menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan20. b. Sajian Data Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.Data yang disajikan harus sederhanaan jelas agar mudah dibaca.Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan. c.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap akhir dari analisis
data sebagai langkah akhir yang meliputi pemberian makna dari berbagai data yang telah didapatkan lalu disajikan dalam penyajian data dengan cara logis dan metodologi konfigurasi.
20
Ikbar, Yanuar. 2012. Metode penelitian sosial kualitatif. Bandung: Refika Aditama. Hal: 164
17