BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, sudah banyak inovasi-inovasi baru yang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalani rutinitas sehariharinya. Salah satu contoh nyata dari inovasi terbaru yang banyak membantu manusia adalah terciptanya lemari Belakangan trend untuk furniture mengarah ke model minimalis, hal ini juga didukung dengan pertumbuhan properti di tanah air dengan bentuk produk yang minimalis dan serbaguna . Hal ini bisa dipahami karena beberapa kebutuhan akan furniture ini disesuaikan juga dengan tempat dan ruang yang sempit dan terbatas. Rancang bangun produk ini memang sengaja di khususkan untuk lokasi yang agak sempit yang tidak cukup apabila lemari tempat tidur, rak buku dan juga meja kerja dalam bentuk fisik yang sendiri seperti di lingkungan kost dan asramaasrama yang tempatnya minimalis . Jadi untuk itu dengan adanya produk ini bisa mengurangi kendala tersebut tanpa mengganggu aktifitas yang harus kita lakukan seperti belajar, bekerja dan beristirahat, biasanya ruangan yang disediakan pada lingkungan kost dan asrama
1
tidak luas antara 4x4 – 7x7 sesuai dengan fasilitas dan harga yang disesuaik an dengan kemampuan dan kebutuhan pemakai kost tersebut. Sementara itu pada saat ini jarang sekali ada produk yang bisa mendukung semua itu apalagi di Indonesia saat ini. Saat ini para pengusaha hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan industri perumahan yang berkembang pesat tanpa melihat kawasan kost dan asrama yang dibutuhkan oleh para pelajar dan mahasiswa yang belum mempunyai tempat tinggal yang luas seperti pada perumahan di kota-kota besar. Dengan ruangan yang tidak luas maka furniture yang minimalis dan serbaguna sangat cocok untuk kawasan kost dan asrama, perpaduan antara tempat tidur, rak buku almari juga meja belajar atau meja kerja adalah pilihan yang tepat untuk semua itu Tempat tidur adalah kebutuhan utama untuk beristirahat dengan nyaman, sementara itu lemari dan tempat untuk belajar adalah sebagai kebutuhan pokok selanjutnya untuk beraktifitas sehari-hari seperti tempat menyimpan baju dan belajar atau membaca meskipun dengan design yang minimalis.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka ramusan permasalah tugas akhir ini perancangan adalah : perancangan lemari serbaguna dengan pendekatan quality function deployment (QFD
1.3 Batasan Masalah
2
Berdasarkan rumusan masalah diatas dan agar penulisan ini tidak melebar serta tidak menyimpang dari ruang lingkup maka batasan masalah penulisan ini adalah obyek yang digunakan dalam merancang atau mendesain lemari sebaguna,maka dalam perancangan ini memakai pendekatan motode QFD (Quality Function Deployment) dengan memperhatikan aspek ergonomic.
1.4 Tujuan Perancangan Mendesain produk tepat guna yang serbaguna dan minimalis untuk lokasi yang sempit dan terbatas di kawasan asrama dan kost-kost an pelajar atau mahasiswa dengan produk minimalis yang tidak memekan banyak tempat. Berdasarkan permasalahan diatas maka disimpulkan tujuan perancangan sebagai berikut : 1.
Membuat tempat penyimpanan kertas-kertas,karya,dan alat
desain
lainnya menumpuk. 2.
Membantu mahasiswa untuk lebih menghargai karya-karya dan alat desain yang dimiliki.
3.
Menciptakan suasana kamar kost an yang lebih indah dengan mengefesienkan sisi kamar kos sebagai kamar yang multifungsi.
1.5 Manfaat Perancangan Hasil dari pembuatan produk ini adalah agar para pelajar dan mahasiswa yang masih tinggal di asrama dan kost-kost an yang tidak luas bisa melakukan aktifitas tanpa mempermasalahkan tempat yang sempit dan terbatas
3
Manfaat dari perancangan tempat penyimpanan karya dan alat desain ini adalah: 1. Menciptakan suasana kamar kost an yang lebih indah dan nyaman. 2. Menyediakan tempat penyimpanan buat karya dan alat desain agar tetap terjaga dan rapi Fungsi dari perancangan lemari ini adalah: 1. Menyimpan karya dan alat desain agar lebih aman dan rapi. 2. Membantu memberi kesan yang lebih nyaman pada kamar kos yang multifungsi.
1.6 Sitematika Penulisan Penulisan laporan tugas akhir ini, dibagi ke dalam beberapa bab, yaitu : BAB I.
PENDAHULUAN Terdiri atas pendahuluan yang berisikan latar belakang permasalahan
yang dibahas, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Mengemukakan beberapa teori penunjang yang dipakai sebagai dasar pengerjaan laporan dan perencanaan alat, antara lain mengenai sistem perakitan, serta komponen – komponen yang digunakan untuk pembuatan lemari tidur.
4
BAB III. METODOLOGI Diuraikan tentang metodologi pengerjaan tugas akhir. Meliputi metode perencanaan dan perancangan dari sistem alat bantu rancang bangun. Disamping itu juga dibahas tentang metode analisa dan pengujian yang dilakukan. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Menjelaskan pengumpulan data
dan perancangan lemari yang
multifungsi dan ergonomis Melaliu pendekatan motode QFD (Quality Function Deployment). BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas serta memberikan saran yang bermanfaat.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ergonomi
2.1
2.1.1 Definisi Ergonomi Istilah ekonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2004). Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama ergonomi ada empat (Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu : 1.
Memaksimalkan efisiensi karyawan.
2.
Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
3.
Menganjurkan
agar
bekerja
dengan
aman,
nyaman
dan
bersemangat.
6
4.
Memaksimalkan bentuk kerja
Menurut Nurmianto (2004), peranan penerapan ergonomi antara lain : a. Aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools) bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela (windows) dan lain – lain.
b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi Misalnya
: Penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain – lain.
c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya
: Desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas
kerja
(handtools)
untuk
mengurangi
kelelahan kerja, desain suatu peletakan.
7
Ekonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana, 2006). Prinsip yang harus selalu digunakan adalah “sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya, bukan pekerja yang menyesuaikan diri dengan pekerjaannya”. Dengan demikian pekerjaanlah yang harus disesuaikan agar berada dalam jangkauan kemampuan dan keterbatasan manusia 2.1.2 Antropometri Antropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos berarti manusia dan metricos berarti ukuran. Antropometri adalah ukuran – ukuran tubuh manusia secara alamiah baik dalam melakukan aktivitas statis (ukuran sebenarnya) maupun dinamis (disesuaikan dengan pekerjaan) (Wignjosoebroto, 2003). Antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume, pusat gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Ukuran – ukuran tubuh manusia sangat bervariasi, bergantung pada umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan periode dari masa ke masa. Pengukuran dimensi – dimensi tubuh manusia merupakan bagian yang terpenting dari antropometri karena akan menjadi data dasar untuk
8
mempersiapkan desain berbagai peralatan, mesin, proses dan tempat kerja (Harrianto, 2008). Menurut Sutalaksana, antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: 1.
Perancangan areal kerja
2.
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
3.
Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian , kursi, meja, komputer dan lain-lain.
4.
Perancangan lingkungan kerja fisik. Antropometri dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Antropometri Statis (struktural)
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran
dimensi struktur
tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi
standar.
9
Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.
2.
Antropometri Dinamis (fungsional)
Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciriciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut : (http://id.wikipedia.org/wiki/Antropometri, 2009): 1. Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. 2. Jenis kelamin Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul 3. Rumpun dan suku bangsa. 4. Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh. 5. Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan. 6. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh. 7. Kondisi waktu pengukuran.
10
2.2 Perancangan Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Menurut Mustafa, Pulat, (Industrial ergonomics case studies, 1992) proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea, Decision, dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang terbaik. Akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (action). Perancangan suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya betujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja, dan meminimasi potensi kecelakaan kerja (dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads).
Proses-Proses dalam Perancangan Produk
11
Perancangan produk terbagi atas tujuh langkah yang mempunyai yang masing-masing mempunyai metode tersendiri. Ketujuh langkah tersebut diuraikan sebagai berikut (Cross. N, 1994) :
2.3
1.
Klarifikasi tujuan
2.
Penetapan fungsi
3.
Menyusun Kebutuhan
4.
Menetapkan karakteristik
5.
Pembangunan alternatif
6.
Evaluasi alternatif
7.
Rincian perbaikan
Pengembangan Produk Produk baru diartikan sebagai produk baru bagi perusahaan, modifikasi dari
produk yang sudah ada, duplikat dari produk pesaing, produk yang diakuisisi dan produk asli innovatif. Produk baru diperkirakan bisa memberi sebuah proporsi yang tinggi bagi pertumbuhan perusahaan dan kadang-kadang memberikan kontribusi utama terhadap laba bisnis keseluruhan. Dalam perencanaan produk, produk harus dipandang sebagai pemecahan masalah bagi konsumen, dimana jika seorang konsumen membeli sebuah produk mereka dapat memperoleh manfaat dari penggunaan produk tersebut. Dan yang terpenting disini adalah bagaimana konsumen percaya bahwa suatu produk dapat memenuhi kebutuhannya, bukan bagaimana penjual memandang produk
12
tersebut. Jika kebutuhan konsumen sudah terpenuhi, diharapkan timbul kepuasan dalam diri mereka sehingga dimasa yang akan datang mereka akan melakukan pembelian berikutnya terhadap produk yang sama. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produk baru, yaitu : 1.
Pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen lengkap.
2.
Sumber daya yang mendukung terhadap pengembangan produk baru.
3.
Perkiraan penyimpangan produk baru dalam memenuhi pasar sasaran
4.
Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan dan produksi produk baru.
5.
Antisipasi terhadap reaksi para pesaing.
6.
Kapan waktu yang paling tepat untuk meluncurkan produk baru.
7.
Jasa terkait sebagai pendukung produk baru.
Terdapat empat tipe dasar dalam program pengembangan produk, yaitu : 1.
Modifikasi produk lini.
2.
Diluar produk lini/ produk substitusi.
3.
Produk komplemen
4.
Produk Innovasi
13
Produk baru berpeluang menawarkan nilai superior ke customer dan secara total produk baru dapat meningkatkan keberadaan produk.
1.
Jenis-jenis produk baru : Perkenalan barang atau jasa baru bisa diklasifikasikan menjadi :
Benar-benar baru bagi pasar dan luasnya nilai yang disiptakan, menghasilkan jenis-jenis produk baru berikut ini : a. Innovasi transformasional, produk yang secara radikal baru dan penciptaan nilai yang substansial. b. Innovasi substansial, produk yang secara significan baru dan menciptakan nilai penting untuk customer. c. Innovasi incremental, innovasi, produk baru yang menyediakan peningkatan performans atau nilai yang diterima lebih baik (atau biaya lebih rendah). Sebuah perusahaan yang berinisiatip mengembangkan produk baru dapat melakukan innovasi dalam satu atau lebih dari ketiga kategori diatas. Kenyataannya, banyak produk baru merupakan perluasan dari jalur produk yang ada dari total produk baru yang dihasilkan.
2.
Menemukan peluang nilai customer Kebutuhan customer menjadi informasi penting yang menentukan
nilai peluang yang ada dalam pengembangan produk baru. Identifikasi dan
14
analisis segmenpasar membantu untuk mengetahui segmen yang menawarkan peluang produk baru ke organisasi.
Kepuasan konsumen
mengindikasikan seberapa baik pengalaman menggunakan produk dibandingkan dengan nilai yang diharapkan oleh pembeli. a.
Nilai
konsumen,
Tujuan
analisis
nilai
customer
adalah
mengidentifikasi kebutuhan : a.1. Produk baru a.2. Peningkatan produk yang ada. a.3. Peningkatan dalam proses produksi a.4. Peningkatan layanan pendukung b.
Kapabilitas yang cocok untuk peluang nilai :
Setiap peluang nilai harus dipertimbangkan pada saat organisasi mempunyai kapabilitas untuk membawa nilai customer yang superior. Organisasi secara normal akan mempunyai kapabilitas yang dibutuhkan perluasan lini produk dan tambahan peningkatan. Pengembangan produk untuk sebuah kategori produk baru membutuhkan penilaian pada kapabilitas organisasi mengenai kategori baru. c.
Innovasi Transformasional
Customer barangkali bukan penuntun yang baik untuk idea produk baru yang secara total mungkin disebut radikal atau penerobosan innovasi sejak mereka membentuk keluarga produk baru atau bisnis baru. Ketika setiap ide dibawah pertimbangan, pelanggan potensial
15
mungkin tidak mengerti bagaimana produk baru akan mengganti produk yang ada. Masalahnya adalah customer tidak mungkin mengantisipasi sebuah preferensi untuk sebuah produk baru yang revolusioner. 2.4 Tahap-Tahap Pokok Dalam Siklus Terhadap Produk Perencanaan produk baru mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar dan menentukan susunan produk lininya. Adanya perencanaan produk baru ini akan mendorong perusahaan meningkatkan perolehan labanya atau paling tidak membuat laba menjadi stabil.Tahap-tahap dalam perencanaan produk baru terdiri dari : 1. Penciptaan ide. Pengembangan produk baru berawal dari penciptaan ide, didalam penciptaan ide tidak hanya seadaya saja tetapi harus didefinisikan dengan jelas tujuan dari produk yang ingin dikembangkanya, dan harus jelas 5 juga apakah akan memodifikasi produk lama, membuat terobosan baru, atau meniru pesaing, ide baru
bias dicari diberbagai
sumber, misalnya dari konsumen, pesaing,ilmuan dll. 2. Penyaringan ide. Tujuan langkah ini adalah untuk menyaring ide ide yang buruk agar nantinya ide yang akan dikembangkan
bisa realistis dan
memungkinkan bisa diwujudkan secara nyata.
16
3. Pengembangan dan pengujian konsep. Dalam hal ini ide yang menarik akan dibuat konsep produk yang bias diuji, dari ide produk bias dibuat beberapa konsep, lalu ilmuan menguji apakah sudah sesuai dengan apa yang menjadi keinginan konsumen, apabila konsepnya sesuai dengan tujuan maka bisa dilakukan pabrikasi,,dan jika belum maka tim pengembang membuat konsep 4. baru dengan memperbaiki konsep yang lama. 5. Strategi pemasaran. Tahapan ini merupakan tahap perancangan pemasaran yang strategis untuk memperkenalkan produknya ke pasaran 6. Analisa bisnis. Dalam hal ini perusahaan memperkirakan biaya dan laba,serta mengevaluasi manfaat suatu produk baru dengan analisis break event agar nantinya perusahaan mengetahui berapa produk yang akan dijual agar impas dengan harga dan struktur biaya tertentu. 7. Pengembangan produk. Jika konsep produk yang sudah matang dan sudah melalui analisis bisnis maka langkah yang selanjutnya adalah mengubah konsep produk tersebut kedalam bentuk fisik, hal ini akan menjawab pertanyaan apakah produk layak secara teknis dan komersil. 8. Uji pemasaran. Didalam tahap ini produk diberi nama, kemasan,dan program pemasaran awal untuk mengujinya dalam bentuk yang nyata.tujuan tahap ini adalah mempelajari bagaimana dealer atau konsumen bereaksi didalam penanganan, penggunaan,pembelian produk kembali dan seberapa besar pasarnya.
17
9. Komersialisasi. Uji pemasaran memberikan cukup informasi untuk bisa mengambil keputusan apakah produk akan dilincurkan atau tidak, adapun keputusan sebelum memasrkan ,diantaranya kapan produk akan diluncurkan, target pasar mana yang akan menjadi target, dimana awal produk akan dijual, biaya yang dibutuhkan untuk pemasaran produk. 2.5 Teknik pengumpulan data A. Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
B. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
18
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
19
•
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
•
Bahasa yang
digunakan
harus
disesuaikan
dengan
kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilahistilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb. •
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
20
terhadap nara sumber atau sumber data.Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. 2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru
21
tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut: •
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
•
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
•
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.
Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. 2. Metode Wawancara
22
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain : •
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
•
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
•
Bisa membaca isyarat non verbal
•
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah : •
Membutuhkan waktu yang lama
•
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
•
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
•
Pewawancara perlu dilatih
•
Bisa menimbulkan bias pewawancara
•
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
23
3. Metode Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah
disusun
sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data Menurut Uma (2006), beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain : 1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
24
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian
kepada
subjek.
Dengan
demikian,
peneliti
harus
menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas. 3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. 4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar. 5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati. 6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi. 7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental. 8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
2.6 QFD (Quality Function Deployment) Cohen. L dalam Prakosa (2010:51) menyatakan bahwa QFD merupakan metode perencanaan dan pengembangan produk yang terstruktur yang
25
memungkinkan dibuatnya spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen secara terspesifikasi kemudian mengevaluasi sesuai dengan kemampuan produk atau jasa yang dipunyai sehingga kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. QFD dalam prosesnya menggunakan alat House of Quality (HoQ). Perancangan
diawali
dengan
melakukan
riset
pemasaran
untuk
menentukan atribut produk spesifik yang diinginkan konsumen dengan segmen pasar yang telah ditetapkan derajat kepentingan relatif masing-masing atribut. House of Quality tersusun atas 6 matrik interrelasi (Cohen. L, 1995), yaitu the customer requirements
(keinginan konsumen),
technical requirements
(karakteristik teknis), interrelationship matrix (matriks keterkaitan), technical priorities, benchmark, and target, technical correlations planning matrix.
(matriks korelasi),
Hasil dari pengolahan data akan menghasilkan spesifikasi
produk yang diinginkan oleh konsumen dan dapat memberikan solusi suatu desain produk.
26
Gambar 1. House of Quality
Tahap tahap dalam pembuatan House of Quality (HoQ) mencerminkan prosedur pada
quality function deployment, (Cohen. L, 1995) tahap-tahap
tersebut yaitu: 1.
Memasukan atribut-atribut kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen (custumer requirements) kebagian vertikal dari HoQ.
2.
Memasukan nilai kepentingan relatif dari masing-masing kebutuhan konsume tersebut ke dalam kolom
custumer importance
pada
planning matrix. 3.
Memasukan nilai performansi relatif (tingkat kepuasan konsumen) dari perusahaan dan pesaingnya ke dalam
current satisfaction
27
performance
dan
competitor satisfaction performance pada
planning matrix. 4.
Menentukan kebutuhan-kebutuhan teknis (technical requirements) sebagai terjemahan dari customer requirements dan menetapkan target dari masing-masing kebutuhan teknis.
5.
Memasukan technical requirements ke dalam bagian horisontal dari HoQ.
6.
Menentukan arah perbaiikan untuk setiap technical requirements.
7.
Menentukan hubungan antara customer requirements dan technical requirements.
8.
Menentukan hubungan antara
technical requirements
yang
diposisikan pada technical correlation matrix, yaitu yang menentukan apakah technical requirements saling mendukung satu sama lain atau tidak. 9.
Menetapkan goal yang akan dicapai oleh perusahaan yang nilainya dari keinginan konsumen atas produk tersebut.
10.
Menghitung improvement ratio Improvement ratio adalah performa kepuasan yang diinginkan dibandingkan dengan performa kepuasan sekarang. Improvement ratio digunakan untuk mengetahui tingkat perbaikan yang akan dilakukan. Rumus yang digunakan :
goal
28
Improvement ratio = ----------------------------------------Current satisfaction performance
Semakin tinggi nilai improvement ratio maka semakin sulit perbaikan yang akan dilakukan karena performa kepuasan sekarang terpaut jauhdengan performa yang diharapkan oleh konsumen. Data yang digunakan adalah hasil perhitungan rata-rata tingkat kepuasan yang diharapkan konsumen terhadap produk.
11.
Menentukan sales point Sales point
berisi informasi yang
menunjukan kemampuan untuk menjual produk maupun menjual jasa berdasarkan pada seberapa jauh kebutuhan konsumen terpenuhi. Nilai yang digunakan untuk sales point adalah sebagai berikut : 1,0 = sama sekali tidak memenuhi kebutuhan 1,2 = cukup memenuhi kebutuhan 1,5 = sangat memenuhi kebutuhan
12.
Menghitung raw weight (bobot mentah) raw weight berisi nilai-
nilai yang telah terhitung dari data dan kepuasan yang telah dibuat. Semakin tinggi nilai raw weight maka semakin penting pula nilai kebutuhan konsumen yang berhubungan. Raw weight merupakan ukuran pencapaian
29
kepuasan, pelaksanaan usaha, dan potensi penjualan. Rumus yang digunakan : Raw weight = importance rating x improvement ratio x sales point Kemudian dihitung normalized raw weight yang merupakan persentase dari masing-masing atribut produk tersebut.
Normalized raw weight akan
digunakan sebagai nilai keseimbangan sehinggga normalized raw weight memiliki kesamaan dengan raw weight.
13.
Memasukan nilai target dari technical relations ke dalam technical
target.
14.
Menghitung absolute importance dari masing - masing technical
requirements. Absolute importance berisi nilai-nilai yang terhitung dari hubungan
antara
setiap
customer
requirements
dan
technical
requirements dengan tingkat kepentingan setiap kebutuhan konsumen. Absolute importance
untuk menentukan urutan setiap technical
requirements. Rumus yang digunakan : Absolute importance = relationship strenght x importance rating.
15.
Menghitung relative importance dengan cara menghitung
persentase masing-masing nilai absolute importance.
Informasi yang
30
diperoleh dari relativee importance sama dengan informasi yang dihasilkan oleh absolute importance.
31
BAB III METODOLOGI 3.1.
Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Dalam pengerjaan tugas akhir ini langkah-langkah yang dilakukan seperti
tergambar pada diagram alir perencanaan berikut ini.
Mulai
Studi Literatur
Identifikasi I Masalah
Studi Lapangan
QFD (Quality Functional Deployment) VOC HOQ Analisa Data Perancangan Pengujian Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Diagram alir perancangan lemari sebaguna
32
Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan atau mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penetahuan hal yang harus di perhatikan adalah metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek penelitian dan tujuan yang akan dicapai, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sistematis.
3.2.
Mengidentifikasi Masalah Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari beberqapa tahapan, langkah
awal dari penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi bagaimana merancang dan mengembangkan lemari yang bisa digunakan untuk berbagai fungsi seperti tempat tidur, tempat pakaian, rak buku dan tempat setrika yang sesuai dengan keinginan konsumen melalui pendekatan metode QFD (Quality Function Deployment). 3.2.1. Menentukan populasi Populasi adalah keseluruan subyek penelitian.populasi penelitian ini adalah sebagian anak muda yang berada ditempat kost 3.2.2. Menentukan sampel Sampel adalah sebagian wakil populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah anak mudah yang berada di tempat kost yang terlalu sempit
3.3.
Teknik pengumpulan data
33
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik pengumpulan data secara primer untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan sepeti : 3.3.1. Metode Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain : •
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
•
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
•
Bisa membaca isyarat non verbal
•
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah : •
Membutuhkan waktu yang lama
34
•
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
•
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
•
Pewawancara perlu dilatih
•
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun 3.3.2. Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut: •
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
•
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
•
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja
3.4.
Penyusunan Kuisioner (angket)
35
Penyusunan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data dan untuk memperoleh informasi yang relefan dengan survey dan untuk memperoleh informasi dengan vaiditas dan realibilitas dengan setinggi mungkin Setelah mengidentifikasi kebutuhan konsumen maka dilakukan penyusunan kuisioner dari hasil wawancara dan hasil responden untuk menjawab kuisioner. 3.4.1. Sekala likert Sekala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomenal social, maka variable yang akan di ukur dijabarkan menjadi indicator kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument atau pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban dapat diberikan skor atau nilai misalnya : 1.
Setuju/selelu/sangat positif diberi skor
5
2.
Setuju/sering/positif diberi skor
4
3.
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor
3
4.
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor
2
5.
Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor
1
Berikut adalah tahap yang akan digunakan untuk menguji atau menggetahui hasil yang diperoleh adalah dengan mengunakan uji Validitas atau Reabilitas 3.4.2. Validasi
36
Uji validasi untuk dapat menunjukan sejauh mana tingkat kecepatan pengunaan alat ukur terhadap gejala yang ingin di ukur •
Jika r-hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0.05 maka variabel dikatakan valid
•
Jika r-hitung < r-tabel atau nilai sig r > 0.05 maka variabel dikatakan tidak valid
•
Apabila terdapat variabel yang tidak valid, maka variabel
tersebut
dikeluarkan dari data, dan variabel yang valid dapat dimasukan dalam pengelolaan data selanjutnya. 3.4.3. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kehandalan alat ukur. Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila di uji secara berulang kali kepada kelompok yang sama, akan menghasilkan data yang sama •
Jika α cronbach perhitungan > r- tabel, maka data variabel dikatakan reliabel
•
Jika α cronbach perhitungan < r- tabel, maka data variabel dikatakan tidak reliabel
3.5. Penerapan QFD (Quality Function Deployment) Tahap selanjutnya adalah penerapan QFD (Quality Function Deployment) dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi keinginan konsumen adalah tahap awal dari QFD (Quality Function Deployment)
37
2.
Membuat matrik perencanaan (planning matrik) •
Tingkat kepentingan konsumen
•
Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk ynag ada
•
Performasi kepuasan pesaing
•
Sasaran yang ingin dicapaioleh tim perbaikan
Menghitung improvement ratio
Improvement ratio adalah performa
kepuasan yang diinginkan dibandingkan dengan performa kepuasan sekarang. Improvement ratio digunakan untuk mengetahui tingkat perbaikan yang akan dilakukan. Rumus yang digunakan : goal Improvement ratio = ----------------------------------------Current satisfaction performance • Titik jual Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Untuk penilaian terhadap titik jual terdiri dari 1.
Tampa titik penjualan
2.
Titik penjualan menengah
3.
Titik penjualan kuat
• Pembobotan
38
Merupakan nilai keseluruan dari data-data yang dimasukan dalam planning matrik tiap kebutuhan konsumen untuk proses perbaikan selanjutnya dalam penembangan produk • Normalisasi pembobotan Merupakan nilai dari pembobotan yang di buat dalam sekala antara 0 – 1 atau dibuat dalam bentuk presentase Catatan Namun dalam praktek tidak semua tipe data ini diterapkan karena hal itu sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi penembangan 1.
Penyusunan Kepentingan Teknik Pada tahap ini hanya mengidentifikasi kebutuhan teknik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen
2.
Menentukan Hubungan Antara Kepentingan Teknik Dengan Kebutuhan Konsumen. Penentuan ini menunjukan hubungan antara setiap kebutuhan konsumen dan kepentingan teknik
3.
Penentuan Target Pencapaian Untuk Setiap Karakteristik Teknik Pada langkah ini, ditentukan target yang akan dicapai unuk masing-masing karakteristik teknik, tingkat kesulitan pembuatan produk, tingkat kepentingan dan perkiraan dan perkiraan biaya tingkat masing-masing karateristik teknik
39
3.6. Analisa Data Memuat uraian mengenai analisa dari penerapan QFD (Quality Function Deployment). Yang meliputi analisa perencanaan matrik, evaluasi tingkat kepuasan konsumen, penentuan prioritas dari kepentingan teknik yang akan dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
3.7.
Perancangan Lemari Multifungsi Tahap perancangan merupakan inti dari proses perancangan lemari
multifungsi dengan cara melakukan pembuatan sketsa gambar perancangan dan mengunakan metode rancang bangun yaitu melalui pendekatan QFD (Quality Function Deployment).lemari multifungsi yang dimaksud atau sebelum dilakukan pengembangan seperti yang ditunjukan oleh gambar sebagai berikut:
40
Lampiran 1 Gambar Tampak Atas dan Tampak Diagonal
41
Lampiran 2 Gambar Tampak Depan
42
Lampiran 3 Gambar Tampak Samping
43
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGELOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini,pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, seperti : wawancara, observasi, pengamatan dan penyebaran kuisioner. 4.1.1. Atribut kepuasan produk Data secara umum digunakan untuk menentukan atribut kepuasan produk seperti apa saja yang diharapkan oleh konsumen . Atribut diperolehdari penyebaran kuisioner pendahuluan. Kuisioner pendahuluan disebarkan kepada 30 responden dimana kuisioner pendahuluan berisikan beberapa pertanyaan dari peneliti mengenai atribut kepuasan produk. Keinginan atau harapan pelanggan yang teridentifikasi terhadap atribut lemari multifungsi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Table Atribut Produk 4.1 Atribut Kepuasan Yang Diinginkan Oleh Konsumen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI KAKI LEMARI TINGKAT HARGA
44
4.1.2 Atribut kepuasan produk yang valid dan reliable Data atribut kepuasan produk yang diingnkan
oleh pelanggan dari
kuisioner pendahuluan kemudian dikumpulkan selanjutnya dibuat kuisioner kedua dan disebarkan kepada responden sebanyak 30 responden untuk menentukan atribut kepuasan produk yang valid dan reliable. kuisioner ini disusun dengan mengunakan empat pilihan jawaban yaitu apabila jawaban sangat penting maka penilaian yang diberikan adalah (4), penting (3), kurang penting(2), dan tidak penting (1). Hasil kuisioner ini dapat dilihat pada lampiran hasil kuisioner ,yang selanjutnya akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan mengunakan Program SPSS A. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini mengunakan program SPSS. Pengujian selengkapnya seperti tercantum pada lampiran uji validitas ( lampiran ini berupa perhitungan dengan mengunakan perangkat lunak SPSS) Syarat suatu atribut jasa pelayanan valid apabila pada tabel total terdapat symbol bintang (*). Dalam pengujian data yang tidak valid dihilangkan karena mewakili keinginan konsumen Variable dinyatakan valid jika nilai r calculasi > r tabel. Dalam hal ini table r jika tingkat signifikanya sebesar 5% dan derajat kebesaranya db = n-2=28. Tingkat signifikanya 5%,didapat hasil angka 0.374
45
Hasil uji validitas terhadap jenis atribut produk dengan mengunakan program SPSS. Hasil iterasi pertama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.1.2 Validitas Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ATRIBUT PRODUK SIGNIFIKASI BENTUK LEMARI 604 WARNA LEMARI 491 BAHAN MATERIL LEMARI 640 KETINGGIAN LEMARI YANG 675 ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG 670 ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI 409 LEBAR TEMPAT TIDUR 409 KAPASITAS RAK BUKU 357 PINTU LEMARI 456 KAKI LEMARI 662 TINGKAT HARGA 499 Dari iterasi pertama ada .. variable yang tidak valid
KETERANGAN VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID
B. Uji Reliabilitas Suatu keusioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pertanyaan kuesioner dari waktu kewaktu. Nilai kuesioner dianggap reliable jika memberikan nilai α sebesar 0.837 > 0.60. atau jika α cronbach perhitungan > r-tabel, maka data variabel dikatakan reliabel Dari hasil uji reliabilitas didapatkan nilai 0.837>0.60 sehingga kuesioner ini dikatakan handal atau reliabel. Penguaian reliabilitas ( lampiran ini berupa perhitungan dengan mengunakan perangkat lunak SPSS) adapun atribut kepusan produk yang valid dan reliabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
46
Tabel 4.3. Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
4.2. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada responden diperoleh hasil sebagai berikut : 4.2.1 Penentuan Tingkat Kepentingan Konsumen Butir-butir atribut perancangan lemari multifungsi yang valid reliabel selanjutnya digunakan untuk penyusunan kuesioner kedua yang digunakan untuk mencari tingkat kepentingan untuk perancangan lemari multifungsi. Kuesioner ini disebarkan kepada 30 reponden yang merupakan sempel yang sesungguhnya
dari obyek penelitian contoh kuesioner pada lampiran.
Kuesioner ini disusun dengan skala likert dan skala yang digunakan 1 sampai 4 yang didefinisikan sebagai berikut :
Tingkat kepentingan atribut perancangan lemari multifungsi
adalah
47
4 = sangat penting 3 = penting 2 = tidak penting 1 = sangat tidak penting
Tingkat kepuasan lemari multifungsi
4 = sangat puas 3 = puas 2 = kurang puas 1 = tidak puas Hasil penyebaran kuesioner ini yang berupa data kepentingan perancangan lemari multifungsi Derajat kepentingan digunakan untuk memposisikan setiap keinginan ataupun kebutuhan pelanggan dalam bentuk data kuantitatif dengan tujuan untuk memprioritaskan keinginan pelanggan. Bobot yang diberikan oleh setiap responden dihitung dengan rumus
keterangan : X
= nilai rerata derajat kepentingan
DK
= derajat kepentingan ke i
N
= jumlah reponden
Maka perhitungan secara keseluruan dari derajat kepentingan relative butir atribut kepuasan produk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
48
Tabel 4.1.4. Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
DERAJAT KEPENTING AN 2.967 2.567 2.200 1.967 2.767 2.800 2.700 2.400 2.900 2.667
Kinerja atribut kepuasan produk lemari multifungsi dipandang dari sisi pelanggan adalah untuk menentukan besarnya nilai target. Atribut kepuasan produk yang dianggap sangat tidak baik diberi nilai 1 dari atribut yang sangat baik diberi nilai 4 kinerja atribut dihitung dengan rumus.
keterangan : X
= Nilai rata-rata kinerja kepentingan
K
= Kinerja produk
N
= Jumlah responden
Hasil perhitungan keseluruhan dari kepuasan produk yang berupa lemari multifungsi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
49
Tabel 4.1.5. Kepuasan Atribut Produk NO ATRIBUT PRODUK 1 BENTUK LEMARI 2 WARNA LEMARI 3 BAHAN MATERIL LEMARI 4 KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI 5 KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI 6 LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI 7 LEBAR TEMPAT TIDUR 8 KAPASITAS RAK BUKU 9 PINTU LEMARI 10 TINGKAT HARGA
KEPUASAN 3.367 3.233 2.667 2.167 3.100 3.300 2.933 3.133 3.133 2.833
4.2.2.1 Penentuan Nilai Target (Goal) Bedasarkan hasil wawancara ada beberapa kebutuhan konsumen yang memiliki target tertinggi (nilai4) yaitu: nilai selain atribut tentang desain lemari multifungsi, selain dari itu adalah atribut yang memiliki nilai target tertinggi. Nilai dari tiap atribut perancangan lemari multifungsi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.1. Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
NILAI TARGET 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4.2.2.2 Rasio perbaikan
50
Rasio perbaikan bertujuan mengetahui nilai yang harus dicapai oleh pihat penulis untuk mencapai nilai target yang ditetapkan. Bila nilai kinerja lebih besar atau sama dengan nilai target maka tidak perlu adaperbaikan lagi dan jika tingkat kepuasan lebih kecil dari nilai target maka perlu dilakukan perbaikan Maka untuk menentukan rasio perbaikan yang harus diperbaiki adalah dengan mengunakan rumus sebagai berikut: Nilai target Rasio perbaikan = ------------------------------------Kinerja kepuasan produk Hasil perhitungan rasio perbaikan secara keseluruan dapat dilihat pada table sebagai berikut.
Tabel 4.2.2 Rasio Perbaikkan Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
RASIO PERBAIKAN 1.188 1.237 1.124 1.845 1.290 1.212 1.363 1.276 1.276 1.411
4.2.2.3 Sales point Sales point member informasi tentang kemampuan sebuah perusahaan dalam menjual produk yang didasarkan pada seberapa jauh kebutuhan
51
konsumen dapat dipenuhi. Nilai yang digunakan dalam sales point dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.3. Atribut Produk NO KETERANGAN 1 Tidak terdapat penjualan 1.2 Titik penjualan tengah atau sedang 1.5 Titik penjualan tertinggi Dari hasil hasil wawancara, untuk setiap kebutuhan konsumen nilai sales dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.4. Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
SALES POINT 1.5 1.5 1.5 1.2 1.2 1.5 1.2 1.2 1.5 1.5
4.2.2.4 Bobot atribut kepuasan produk Atribut kepuasan produk yang akan diinginkan dan dikembangkan bobot prioritas terlebih dahulu. Dengan menetahui prioritas pengembangan atribut produk, maka dapat di tentukan urutan atribut mana yang akan di tingkatkan dan dikembangkan, bobot setiap atribut dapat dihitung dengan rumus : Bobot = Derajat kepentingan x Rasio Perbaikan x sales point
52
Contoh perhitungan bobot pada atribut kepuasan produk yang pertama dari perancangan lemari multifungsi adalah sebagai berikut.
Hasil keseluruah perhitungan tiap bobot atribut kepuasan produk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.5. Perhitungan Atribut Produk DERAJAT NO ATRIBUT PRODUK KEPENTINGAN 1 BENTUK LEMARI 2.967 2 WARNA LEMARI 2.567 3 BAHAN MATERIL 2.200 LEMARI 4 KETINGGIAN 1.967 LEMARI YANG ERGONOMI 5 KETINGGIAN 2.767 TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI 6 LEBAR LEMARI 2.800 YANG ERGONOMI 7 LEBAR TEMPAT 2.700 TIDUR 8 KAPASITAS RAK 2.400 BUKU 9 PINTU LEMARI 2.900 10 TINGKAT HARGA 2.667
RASIO PERBAIKAN 1.188 1.237 1.124
SALES POINT 1.5 1.5 1.5
5.287 4.763 3.709
1.845
1.2
4.354
1.290
1.2
4.283
1.212
1.5
5.090
1.363
1.2
4.416
1.276
1.2
3.674
1.276 1.411
1.5 1.5
4.440 5.644
BOBOT
4.2.3 Normalisasi Bobot Bobot dari masing-masing atribut yang telah dihitung perlu dinormalisasi. Hal ini untuk memudahkan dalam perhitungan selanjutnya . contoh perhitungan
53
normalisasi bobot untuk atribut produk yang pertama bentuk lemari multifungsi dalah sebagai berikut Bobot Normalisasi = ----------------- x 100 Total bobot Hasil perhitungan dari normalisasi bobot dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.5. Normalisasi Bobot Atribut Produk NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ATRIBUT PRODUK BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
DERAJAT KEPENTING AN 2.967 2.567 2.200 1.967 2.767 2.800 2.700 2.400 2.900 2.667
NORM ALISASI 11.579 10.431 8.123 9.536 9.380 11.148 9.671 8.046 9.724 12.361
4.2.4 Parameter teknik Parameter teknik merupakan wujud peterjemaan dari keinginan pelanggan kedalam bahasa teknik yang dapat diukur untruk menentukan target yang akan
54
dicapai dan untuk menentukan apakah target tersebut
melalui wawancara,
Parameter teknik yang didapat Tabel 4.2.6. Parameter Tehnik : NO PARAMETER TEKNIK 1 MERUBAH BENTUK LEMARI 2 MENAMBAH BAHAN MATERIIL LEMARI 3 MENAMBAH KASUR SEBAGAI FUNGSI TAMBAHAN 4 MENAMBAH TEMPAT STRIKA 4.2.5 Interaksi antara kepuasan produk parameter teknik Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan masingmasing komponen parameter teknik dalam memenuhi keinginan pelangan dalam hal ini kepuasan produk ada tiga tipe yang digunakan antara lain adalah
= Tingkat hubungan kuat dengan nilai 9
= Tingkat hubungan sedang dengan nilai 3
= Tingkat hubungan lemah dengan nilai 1
4.2.6
Nilai Matrik Interaksi Matrik interaksi adalah menghubungkan antara aatribut kepuasan produk
yang dianggap penting oleh pelanggan dengan parameter teknik yang telah
55
disusun. Lemah dan kuatnya interaksi yang terjadi dipengarui oleh tingkat kedekatan antara atribut dengan parameter teknik
interaksi yang
terjadikemudian dinyatakan dengan angka symbol. Nilai interaksi ini harus dikalikan dengan normalisasi bobot dan setiap atribut kepuasan produk yang telah di hitung sebelumnya, sehingga menghasilkan nilai untuk setiap parameter teknik dengan atribut kepuasan produk (nilai matrik interaksi) nilai ini kemudian dijumlahkan sehingga diketahui absolute parameter teknik tiap atribut , maka dapat ditentukan parameter teknik mana yang akan menjadi prioritas untuk dikembangkanterlebih dahulu. Interaksi atribut kepuasan produk dengan parameter teknik yang berupa angka dapat dilihat pada tabel .. dan interaksi keduanya yang berupa symbol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.8. Interaksi Atribut Kepuasan Produk MERUBAH MENAMBAH MENAMBAH MENAMBAH LEMARI BAHAN KASUR TEMPAT BENTUK MATERIIL SEBAGAI STRIKA LEMARI FUNGSI TAMBAHAN
1
BENTUK LEMARI
2
WARNA LEMARI
3
BAHAN MATERIL LEMARI
3
4
KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI
9
5
KETINGGIAN TEMPAT TIDUR ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI
6
9
YANG
9
3
9
3 9
56
7
LEBAR TEMPAT TIDUR
8
KAPASITAS RAK BUKU
9
PINTU LEMARI
1 0
TINGKAT HARGA
Tabel 4.2.9 Interaksi Atribut Produk MERUBAH MENAMBAH BENTUK BAHAN LEMARI MATERIIL LEMARI
9 9
9
9 9
3
MENAMBAH KASUR SEBAGAI FUNGSI TAMBAHAN
1
BENTUK LEMARI
2
WARNA LEMARI
3
BAHAN MATERIL LEMARI
4
KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI
5 6
KETINGGIAN TEMPAT TIDUR ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI
7
LEBAR TEMPAT TIDUR
8
KAPASITAS RAK BUKU
9
PINTU LEMARI
1 0
TINGKAT HARGA
3
MENAMBAH TEMPAT STRIKA
YANG 9 9 9
9
9
Nilai matrik interaksi untuk masing-masing atribut harus harus diketahui karena nilai inilah yang dibutuhkan untuk perhitungan selanjutnya. Nilai prosedur kualitas diperoleh dengan rumus : KTi = ∑ (BTi X Hi) …………
57
Keterangan : KTi BTi
= Nilai absolute parameter teknik untuk masing-masing atribut = kepentingan relative atribut kepuasan produk yang diinginkan yang memiliki hubungan dengan atributparameter teknik
Hi
= nilai hubungan atau interaksi kebutuhan proses yang memiliki hubungan dengan atribut prosedur kualitas. Adapun contoh perhitungan nilai prosedur kualitas untuk atribut bentuk
lemari multifungsi dan merubah bentuk lemari adalah sebagai berikut PKi
= (9X7.170)+(9X4.983)+(9X5.928) = 162.72
Adapun nilai absolute parameter teknik selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.10. Parameter Tehnik NO PARAMETER TEKNIK 1 MERUBAH BENTUK LEMARI 2 MENAMBAH BAHAN MATERIIL LEMARI 3 MENAMBAH KASUR SEBAGAI FUNGSI TAMBAHAN 4 MENAMBAH TEMPAT STRIKA JUMLAH
NILAI 162.72 383.22 189.81 238.94 545.94
4.2.7 Hubungan antara parameter teknik Mengidentifikasi hubungan antara parameter teknik perlu dilakukan guna mengetahui adanya keterkaitan antar parameter teknik dalam tercapainya pelaksnanaan parameter teknik. Bentuk hubungan tersebut adalah :
58
1. Hubungan positif kuat, terjadi apabila dua atribut masing-masing saling mendukung dalam pelaksanaan dan sifat hubungan kuat 2. Hubungan positif moderat, terjadi apabila dua atribut masing-masing saling mendukung dalam pelaksanaannya, dan sifat hubunganya adalah sedang 3. Tidak ada hubungan, terjadi apabila dua atribut masing-masing saling bertentangan dalam pelaksanaanya, dan sifat hubungannya sedang.
Penentuan prioritas terhadap parameter teknik apa saja yang akan dikembangkan perlu mempertimbangkan interaksi diantara parameter teknik. Interaksi antara parameter teknik dapat dilihat pada table sebagai berikut. Tabel 4.2.11. Parameter Tehnik MERUBAH BENTUK LEMARI MENAMBAH BAHAN MATERIIL LEMARI MENAMBAH KASUR SEBAGAI FUNGSI TAMBAHAN MENAMBAH TEMPAT STRIKA 4.2.8 Prioritas Pengembangan Parameter Teknik Dari nilai absolute parameter teknik sebagai pedoman utama interaksi diantara parameter teknik maka dapat ditentukan parameter teknik mana yang menjadi prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu, adaapun prioritas pengembangan dari parameter teknik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2.12 Nilai Parameter Tehnik NO PARAMETER TEKNIK 1 MERUBAH BENTUK LEMARI
NILAI 162.72
PRIORITAS 5
59
2 3 4
MENAMBAH BAHAN MATERIIL LEMARI MENAMBAH KASUR SEBAGAI FUNGSI TAMBAHAN MENAMBAH TEMPAT STRIKA JUMLAH
383.22 189.81
1 3
238.94 545.94
2
4.2.9 Matrik HOQ Matrik HOQ ini menjelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan atau harapan pelanggan terhadap kepuasan produk dan bagaimana memenuhinnya. Matrik ini dibuat berdasarkan pengabungan pengelolahan data dari penentuan derajat kepentingan sampai dengan penentuan prioritas pengembangan parameter teknik, akan tetapi hasil dari matrik ini belum sepenuhnya pada perancangan lemari mutifungsi.
Tabel 4.2.13. Metrik HOQ MENG UBAH BENTU K LEMAR I
MENG UBAH BAHAN DARI LEMAR I
MENA MBAH KAN TEMPA T TIDUR
MENA MBAH TEMPA T STRIKA
NILAI TARGE T
SALES POINT
RASIO PERBAI KAN
BOBOT
NORM ALISASI BOBOT
SEBAG AI SEBAG AI FUNGSI TAMBA HAN BENTUK LEMARI WARNA LEMARI BAHAN MATERIL LEMARI KETINGGIAN LEMARI ERGONOMI
9
YANG
9 3 9
3
9
4 4 4 4
1.5 1.5 1.5 1.2
1.188 1.237 1.124 1.845
5.287 4.763 3.709 4.354
60
11.579 10.431 8.123 9.536
KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU 9 PINTU LEMARI TINGKAT HARGA NILAI ABSOLUTE 16 2.7 PRIORITAS 5 4.3
3
9 3 38 3.2 1
9 9 9
18 9.8 3
9 3 238 .6 2
4
1.2
1.290
4.283
9.380
4 4 4 4 4
1.5 1.2 1.2 1.5 1.5
1.212 1.363 1.276 1.276 1.411
5.090 4.416 3.674 4.440 5.644
11.148 9.671 8.046 9.724 12.361
Analisa Biaya Dari hasil perancangan dan penggabungan lemari multifungsi, maka
didapatkan rekapilitas biaya dan biaya pembuatan laporan serta tinjauan pustaka yang telah didapat adalah sebagai berikut. Tabel 4.3.1 Bahan Utama Bahan
Ukuran
Jumlah
Harga
Multipex
2m x 1m x 12 m
4 lembar
125.000 x 4 = 5000.000
Milaminto
2000 x 100 x 3m
6 lembar
@80.000 x 6 = 480.000
HVL
2000 x 1000 x 20m
2 lembar
@110.000 x 2 = 220.000
Total Biaya
1.200.000
Tabel 4.3.2 Aksesoris Dan Perlengkapan Nama Barang Jumlah
Harga
Engsel Sendok
4 pc
@5.000 x 4 = 20.000
Lem Vox
1 kaleng
100.000
Lem Rajawali
1 pc
10.000
Engsel Kupu-kupu
6 pcs
@3.000 x 6 = 18.000
Ambalan
1 dus
5.000
Keterangan
61
Maut-Mur
30 pcs
30.000
Paku
1/2 kg
10.000
Biaya Pengerjaan / Ongkos Tukang
500.000
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengelolahan data dan analisa hasil pengelolahan data dan hasil pengujian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saransaran untuk perbaikan 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dapat disimpulkan : 1. Didapatkan desain lemari multifungsi dimana didalam lemari tersebut tersebut terdapat berbgai fungsi seperti tempat penyimpanan baju, buku, tempat tidur, tempat strika dan kaca 2. Hasil rancangan lemari dengan memadukan data antropometri sehingga tercipta produk yang ergonomis dan efisien 3.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian melalui tahapan –tahapan pengelolahan data dengan mengunakan metode QFD maka didapatkan hasil akhir yang merupakan prosedur kualitas yang diharapkan konsumen, dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 5.1.1. Atribut Produk II NO ATRIBUT PRODUK 1 BENTUK LEMARI 2 WARNA LEMARI 3 BAHAN MATERIL LEMARI 4 KETINGGIAN LEMARI YANG ERGONOMI 5 KETINGGIAN TEMPAT TIDUR YANG ERGONOMI
63
6 7 8 9 10
LEBAR LEMARI YANG ERGONOMI LEBAR TEMPAT TIDUR KAPASITAS RAK BUKU PINTU LEMARI TINGKAT HARGA
5.2 Saran Jika keinginan para perancang atau pengembang alat ataupun produk dengan mengunakan metode QFD maka yang harus dilakukan adalah melanjutkan tahapan-tahapan QFD yang lebih mendalami, agar dapat tercapai hasil produk yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Agar konsumen tetap merasa puas terhadap rancangan produk lemari multifungsi sebaiknya dalam penembangan selanjutnya perlu memerhatikan kepentingan teknik yang terjadi perioritas seperti pemilihan dan pengelolahan data bahan baku pada pembuatan lemari multifungsi sehingga didapatkan hasil yang bagus dengan desain yang menarik dan kualitas yang mampu bersaing pada pasar furniture di Indonesia.
64
Abstraksi Majunya pengetahuan dan teknologi serta tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi ditambah juga gaya hidup masyarakat yang serba cepat dan praktis menjadikan kita berfikir untuk membuat produk yang bisa menjadi pilihan tepat untuk masyarakat dengan kebutuhan tersebut untuk itu kami membuat almari multifungsi. Almari ini diperuntukkan untuk tempat yang sempit dengan luas antara 4 x 4 - 7 x 7. Rancangan bangunan produk ini didesain dengan model minimalis dan serbaguna yang menjadi trend model furniture saat ini, ukuran almari disesuaikan dengan ruangan yang terbatas, tahap perancangan almari multifungsi dengan cara melakukan pembuatan sketsa gambar perancangan dengan menggunakan pendekatan QFD (Quality Functional Deployment). Almari Multifungsi merupakan modifikasi dari produk yang sudah ada, produk ini diperkirakan dapat memberikan sebuah proporsi yang tinggi bagi pertumbuhan perusahaan dan diharapkan dapat memberi kontribusi utama terhadap laba bisnis khususnya furniture secara keseluruhan produk Almari Multifungsi produk ini dipandang sebagai pemecahan masalah bagi konsumen, diharapkan produk ini akan memberikan manfaat dari pengguna dan yang terpenting adalah konsumen percaya bahwa suatu produk dapat memenuhi kebutuhannya. Diharapkan timbul kepuasan dalam diri konsumen sehingga
65
dimasa yang akan datang mereka akan melakukan pembelian berikutnya terhadap produk yang sama.
Kata Kunci : Almari Multifungsi, QFD, dan Rancang Bangun.
66
Lampiran 1 Gambar Tampak Atas dan Tampak Diagonal
67
Lampiran 2 Gambar Tampak Depan
68
Lampiran 3 Gambar Tampak Samping
69
DAFTAR PUSTAKA Nurmianto, Eko. 2004. Ekonommi (Konsep dasar dan Aplikasinya). Surabaya : Guna Wijaya Santoso, Gempur. 2004. Ekonomi manusia, dan lingkungan. Sidoarjo. Prestasi pustaka publisher Design and technology. 2010 data antropometri manusia http://www.disgnandtech.com/mypages/anthro/ akses data Maret 2011 Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Harianto, R, 2008. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/antropometri,2009 dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads www.icrc.org/eng/resources/.../p1067.html Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Cohen, L. 1995. Quality Function Deployment: How To Make QFD Work For You. Adison Wesley.
70