BAB 1 LATAR BELAKANG
1.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam setiap manusia. Kebutuhan untuk tampil cantik dan menarik merupakan kebutuhan lahiriah yang hadir sejak manusia dilahirkan dan terus meningkat dari waktu-kewaktu sesuai dengan kondisi biologis manusia yang dipengaruhi oleh faktor umur dan lingkungan sehingga dapat dikatakan bahwa keinginan untuk tampil cantik dan menarik bersifat universal. Kebutuhan untuk tampil cantik dan menarik diatas menciptakan peluang bisnis-bisnis yang memberikan solusi atas kebutuhan lahiriah manusia tersebut. Di Indonesia usaha salon merupakan usaha awal yang memberikan solusi untuk tampil cantik dan menarik, namun memiliki keterbatasan dalam hal perawatan tubuh. Pada fase berikutnya muncul usaha perawatan tubuh spa dan massage yang lebih fokus kepada perawatan tubuh. Namun berjalan dengan waktu kebutuhan manusia untuk cantik dan menarik terus meningkat hingga pada solusi atas masalah kecantikan kulit. Peningkatan kebutuhan manusia khususnya wanita merupakan salah satu faktor meningkatnya pertumbuhan usaha kecantikan di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu media online pada tanggal 21 Maret 2013, disebutkan prediksi pertumbuhan industri kecantikan indonesia secara umum sebesar 20 persen hingga tahun 2014 dimana konsumsi pasar kosmetik produk sebagai salah satu
1
produk di distribusikan oleh usaha kecantikan di indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 10 – 11 persen setiap tahunnya (http://www.premiumbeautynews.com/en/indonesia-a-cornerstone-of-l-oreal,4835
,
22 maret 2013). Pada data indeks industri besar dan sedang Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada kategori Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia menunjukan pertumbuhan rata-rata pada tahun 2011 sebesar 12 persen meskipun pada tahun 2008 mengalami penurunan dari pertumbuhan tahun 2007 yang dipengaruhi oleh harga material produk kimia akibat dari krisis ekonomi dunia. Tabel 1.1 Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut Dua Digit Kode ISIC, 2007 – 2011
Sumber : Data Badan Pusat Statistik Indonesia Besarnya kebutuhan atas pelayanan jasa kecantikan terhadap kebutuhan lahiriah manusia diatas selain oleh karena semakin kompleksnya permintaan kecantikan juga sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan laju penduduk Indonesia. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia merupakan sebuah potensi pasar bagi industri kecantikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebanyak 237 juta jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 1.49 persen.
2
Tabel 1.2 Penduduk dan Laju Pertumuhan Penduduk 2000 dan 2010 Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan (%) 2000 2010 1990 - 2000 2000 -2010 Indonesia 205.132.458 237.641.326 1.40 1.49 Sumber : Booklet Badan Pusat Statistik Nasional Bulan Agustus 2012 Negara
Data statistik kependudukan menurut jenis kelamin dan umur pada tahun 2010, wanita Indonesia pada kelompok umur 10 - 59 tahun memiliki prosentase sebesar 36 persen dari jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010. Jumlah populasi wanita dengan kelompok umur diatas merupakan potensi pasar industri kecantikan dalam negeri yang besar, dimana wanita dengan kelompok umur diatas merupakan kelompok pelajar, mahasiswi, karyawan, dan Ibu rumah tangga yang memiliki kebutuhan dan kompleksitas kecantikan yang beragam dan pada dasarnya adalah target utama dari usaha kecantikan di dalam negeri. Dalam perkembangannya pasar dari usaha kecantikan Indonesia tidak hanya berasal dari kaum hawa namun juga berasal dari kaum adam. Pasar yang berasal dari kaum adam umumnya sangat kecil yang muncul sebagai bagian dari tren khidupan dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan kulit dan wajah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan kepada beberapa pria yang telah memiliki penghasilan tetap, bekerja sebagai staff perusahaan dan berusia 25 hingga 40 tahun. Perubahan kesadaran akan kesehatan tersebut memperbesar potensi pasar industri kecantikan di Indonesia yang sebelumnya hanya dilakukan oleh kaum Hawa.
3
90-94' 80-84' 70-74' 60-64' 50-54'
Perempuan
40-44'
Laki-laki
30-34' 20-24' 10-14' 0-4 -
5.000.000
10.000.000
15.000.000
Gambar 1.1 Grafik Penduduk Menurut Jenis kelamin dan Umur Tahun 2010 Selain kompleksitas kebutuhan kecantikan serta potensi penduduk yang besar, pertumbuhan ekonomi memberikan andil dalam meningkatkan pertumbuhan usaha kecantikan di Indonesia dikarenakan biaya yang dikenakan untuk layanan skincare cukup tinggi. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang negative. Pertumbuhan negative sebesar minus 13,13 persen dengan PDP Perkapitan sebesar Rp 4,760, 842 rupiah, dikarena kondisi krisis moneter yang terjadi di dalam negri. Pertumbuhan ekonomi negative berangsur mengalami pemulihan dimulai pada tahun 1999 , pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan positive sebesar 0,79 persen . Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif terus mengalami laju pertumbuhan yang baik setiap tahunnya hingga pada tahun 2011, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,46 persen dengan PDP perkapitan sebesar Rp 30.812.926 .
4
Tabel 1.3 Produk Domestik Bruto ,Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Domestik Bruto Per Kapita, 1990 -2011
Sumber : Booklet Badan Pusat Statistik Nasional Bulan Agustus 2012 Laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat positif setiap tahunnya. Laju pertumbuhan ekonomi tersebut meningkatkan jumlah ekonomi kelas menengah di
5
Indonesia dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan bank dunia (www://hattarajasa.info) kelompok ekonomi menengah Indonesia pada tahun 2003 hanya sebesar 37,7 persen dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,78 persen. Pada tahun 2010 kelompok ekonomi menengah Indonesia mengalami peningkatan hingga 56,6 persen atau sekitar 134 juta jiwa dimana pada tahun tersebut tingkat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada 6,20 persen. Peningkatan kelompok masyarakat ekonomi menengah secara tidak langsung juga meningkatkan tingkat konsumtif masyarakat pada kebutuhan sekunder maupun tertier. Dengan meningkatnya tingkat konsumtif rata-rata masyarakat khususnya kelompok masyarakat ekonomi menengah pada kebutuhan sekunder dan tertier akan meningkatkan permintaan masyarakat terhadap industri kecantikan. Peningkatan usaha kecantikan dapat dilihat dari peningkatan konsumsi bukan makanan. Berdasarkan data BPS , pengeluaran rata-rata perkapita untuk barang bukan makanan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 28 persen dari tahun 2010 dimana pengeluaran perkapitan rata-rata jasa dan barang sebagai bagian dari kelompok barang bukan makanan berada pada posisi no 2 setelah perumahan dengan peningkatan pada tahun 2012 sebesar 36 persen dari tahun 2010 . Peningkatan atas data konsumsi rata-rata bukan makanan memberikan gambaran atas pertumbuhan usaha kecantikan sebagai bagian dari kelompok jasa dan barang. 1.2.
Lingkungan Internal Perusahaan J.L Skincare merupakan perusahan yang bergerak pada pelayanan jasa
kecantikan. Didirikan pada tahun 2010 di kecamatan Pondok Aren. J.L Skincare
6
merupakan bisnis unit dari yayasan J.L medika yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan umum. Pendirian J.L Skincare berdasarkan atas adanya permintaan dan kebutuhan masyarakat atas layanan perawatan kulit serta potensi pasar yang cukup besar di wilayah Pondok Aren akan jasa perawatan kulit. Tabel 1.4 Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (Rupiah) Tahun Kelompok Barang 2010 2011 2012 Makanan 254.520 285.413 323.478 Bukan Makanan 240.325 303.548 309.791 Perumahan 100.750 111.410 133.331 Barang dan jasa 83.050 105.814 112.980 Barang tahan lama 25.455 28.018 32.597 Pakaian dan alas kaki 16.747 40.997 11.044 Pajak dan asuransi 7.770 8.885 9.361 Keperluan acara 6.554 8.423 10.478 Sumber : Booklet Badan Pusat Statistik Nasional Bulan Agustus 2012 J.L Skincare memulai usaha kecantikan dengan menyewa sebuah ruang usaha berukuran 30 meter persegi. Ruang usaha tidak jauh dari perumahan modern Bintaro serta berada dekat dengan pemukiman dan perumahan penduduk yang berkembang pesat di jalan Ceger Raya, Kecamatan Pondok Aren , Kabupaten Tangerang Selatan. J.L Skincare merupakan sebuah usaha kecantikan yang memadukan konsep antara usaha kecantikan medis melalui jasa konsultasi dan tindakan medis serta usaha kecantikan non medis seperti rambut dan tubuh. Perpanduan Konsep usaha jasa kecantikan digunakan untuk memberikan jasa perawatan kecantikan yang lengkap pada satu tempat bagi pelanggan perawatan kecantikan.
7
Cakupan wilayah Pondok Aren, Lokasi Usaha Kecantikan Cakupan wilayah ekspansi (Ciputat) Pondok Aren Gambar 1.2 Cakupan Wilayah J.L Skincare Pondok Aren dan Ciputat Konsep usaha dengan menggabungkan dua buah konsep kecantikan ini jarang di aplikasikan oleh usaha kecantikan yang pada umumnya hanya terfokus kepada satu model kecantikan saja. Konsep dengan menggabungkan dua konsep kecantikan ini tidak dimiliki oleh usaha kecantikan lainnya yang berada di wilayah komplek perumahan modern Bintaro dan Jurangmangu – Tangerang Selatan Untuk dapat bersaing dengan usaha perawatan kecantikan lainnya selain elemen produk dan lokasi yang telah dibahas diatas, terdapat elemen harga sebagai salah satu bagian dari produk pemasaran. Usaha perawatan J.L Skincare memadukan konsep kecantikan serta lokasi yang berada diantara komplek perumahan elit dan wilayah yang sedang berkembang sebagai salah satu cara yang dilakukan untuk menjual dan mendistribuiskan produk jasa yang berbeda dari pesaing lainnya. Perbedaan yang telah dilakukan diatas tidak serta merta menjadi kan usaha kecantikan J.L Skincare menjadi pilihan utama bagi para pelanggan. Harga menjadi
8
salah satu dari beberapa elemen diatas yang menjadi sebuah pilihan bagi konsumen dala menentukan dalam memilih pusat perawatan kecantikan. J.L Skincare dalam menawarkan jasa produk kecantikan menetapkan harga yang bersaing dengan usaha kecantikan lainnya. Harga atas pelayanan dan perawatan kecantikan terbagi atas dua kelompok yang didasarkan atas dua jenis kelompok produk kecantikan yang disediakan. Kedua kelompok harga tersebut adalah kelompok perawatan kecantikan medis dan kelompok perawatan kecantikan tubuh dan rambut (non medis). Saat ini usaha kecantikan J.L Skincare cabang Pondok Aren mempekerjakan 5 orang karyawan terdiri atas: 1 karyawan stylish ( Pemotong dan penata rambut), 2 karyawan Staff assisten, 1 karyawan beautician dan 1 karyawan dokter . Jadwal operasional usaha kecantikan J.L Skincare dimulai dari jam 10.00 pagi hingga jam 8.00 Malam. Hari kerja operasional usaha perawatan kecantikan J L skincare adalah 6 hari dalam seminggu. 1.3.
Rumusan Masalah Organisasi dalam menjalankan bisnisnya berupaya untuk dapat meningkatkan
pendapatan dari usaha kecantikan yang sedang dijalaninya. Terdapat 3 dimensi yang umumnya dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan hasil usahanya. Ketiga dimensi tersebut adalah dimensi produk dengan meningkatkan skala produk dan menambah variasi produk, dimensi rantai nilai dengan melakukan integrasi vertikal maupun horisontal serta dimensi geografis dengan melakukan ekspansi untuk meningkatkan ukuran dan daya saing perusahaan (economic of strategi, Besanko). Selain ketiga dimensi diatas organisasi dalam meningkatkan persaingan
dengan
9
melalui skala ekonomi dan skala luasan. Skala ekonomi digunakan organisasi dengan tujuan meningkatkan produksi barang atau jasa dengan biaya yang serendah mungkin dengan melakukan produksi massal, sedangkan pada strategi luasan ekonomi dipilih perusahaan dengan melakukan efisiensi biaya atas penggabungan cakupan kerja atau unit. Pertumbuhan industri kecantikan yang senantiasa meningkat sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah potensi bisnis yang perlu untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil usaha tahun 2013 J.L Skincare memperoleh hasil pendapatan usaha yang baik (Tabel 4.10 Jumlah Layanan dan Pertumbuhan Skincare Cabang Pondok Aren). Hasil pendapatan tersebut diperoleh penjualan jasa dan produk yang berasal dari wilayah yang menjadi target pasar dari usaha kecantikan J.L Skincare di wilayah kelurahan Jurangmangu, Pondok Aren. Namun demikian pertumbuhan hasil usaha J.L Skincare memiliki peningkatan yang terbatas oleh karena keterbatasan cakupan wilayah yang menjadi target pasar dari usaha kecantikan J.L Skincare selain keterbatasan oleh ruang usaha yang dimiliki saat ini. Untuk dapat meningkatkan hasil yang lebih maka diperlukan perluasan pasar dari market pasar yang telah ada saat ini. Ekpansi dengan menerapkan dimensi geografis merupakan pilihan yang akan dilakukan oleh J.L Skincare untuk memperluas target pasar usaha jasa kecantikan selain meningkatkan ukuran serta daya saing organisasi. Pemilihan wilayah yang memiliki populasi penduduk dengan tingkat perekonomian yang baik serta persiapan
10
yang dilakukan dalam upaya perencanaan ekspansi ini menjadi rumusan masalah dalam penulisan perencanaan ekspansi jasa kecantikan. 1.4.
Tujuan Studi
Penulisan tugas akhir memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah: 1)
Sebagai sarana penulis dalam melakukan kajian dalam perencanaan ekspansi bisnis usaha jasa kecantikan di kecamatan Ciputat.
2)
Sebagai sarana penulis dalam mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama dibangku kuliah di dalam dunia bisnis.
3)
Membantu para pelaku usaha dalam melakukan pengembangan usaha khususnya usaha kecantikan yang sedang bertumbuh dalam beberapa tahun belakangan ini .
4)
Sebagai acuan kepada pelaku maupun pimpinan usaha kecil dan menengah yang hendak melakukan perencanaan ekspansi bisnis dengan menggunakan dimensi geografi ke wilayah lainnya guna meningkatkan hasil dari pelaksanaan usaha bisnis yang dijalananinya.
11